Anda di halaman 1dari 76

PENGOLAHAN AIR

LIMBAH DGN PROSES


BIOLOGI
pendahuluan
Banyak persoalan yg berhub dgn pengendalian
kualitas air disebabkn adanya material2 organik
yg berasal dr sumber2 alami atau air limbah
Zat organik ini biasanya distabilkan scr biologi
oleh mikroorganisme melalui proses oksidasi
Air buangan yg byk mengandung bhn organik
(biodegradable) diolah dgn memanfaatkn
mikroorganismeoksidasi biologi(biological
oxidation)
Oksidasi aerob
Oksidasi aerob dpt berlangsung jika
oksigen tersedia
Sebagian zat2 organik disintesis utk
membentuk m.o baru (pertumbuhan) dan
sisanya dikonversikan menjadi produk
akhir yg relatif stabil sel2 baru
zat org + bakteri + O2
CO2+NH3+ H2O
Oksidasi anaerob
Jikaoksigen tidak tersedia,akan
berlangsung oksidasi anaerob yg akan
memproduksi sel2 baru dan produk akhir
yg tdk stabil spt asam2
organik,alkohol,keton dan gas metan

sel2 baru sel2 baru

zat org + bakteri alkohol&asam +bakteri CH4 H2S NH3 CO2 H2O
BOD < 4000 mg/l
aerob lebih
ekonomis
BOD > 4000 mg/l
anaerob lebih
ekonomis
Typical electron acceptor in bacterial reaction commonly
encountered in the management of wastewater

ENVIRONMENT ELECTRON PROCESS


ACCEPTOR
AEROBIC 02 Aerobic metabolism
ANAEROBIC NO3 Denitrification
SO4 Sulfat reduction
CO2 methanogenesis
REAKTOR PENGOLAHAN
BIOLOGI
1.Reaktor pertumbuhan tersuspensi
(suspended growth reactor)
MO tumbuh dan berkembang dlm
keadaan tersuspensi
Contoh : lumpur aktif(activated sludge)
kolam oksidasi(oxidation pond)
tangki imhoff(imhoff tank)
tangki septik (septic tank)
REAKTOR PENGOLAHAN
BIOLOGI
2. Reaktor pertumbuhan melekat
(attached growth reactor)
Mo tumbuh dan berkembang diatas
media pendukung dgn membentuk
lapisan film utk melekatkan dirinya
Contoh : trickling filter/percolating filter
cakram biologi (rotating biological contactor)
reaktor fluidisasi
Tujuan
Degradasi (penguraian) bahan organik
Transformasi zat organik menjadi zat yang
kurang berbahaya
Nitrifikasi/denitrifikasi
Menggunakan kembali zat organik dakam
air limbah (misalnya gas metana)
Biofilter/filter biologis/percolating
filter/trickling filter/bed bacteria
Unit pengolahan biologi tertua
Berupa suatu bed yg terdiri dr susunan
batu,berpenampangbulat(circular)/persegi(recta
ngular) dgn aliran air limbah(yg telah mengalami
pengendapan) scr kontinyu atau intermittent
disebarkan diatas permukaan bed
Gradasi media: 50-100mm(batu bulat keras),dgn
mekanisme distribusi air yg berputar,dan
kedlman bed biasanya 1,8 m
air limbah didistribusikan ke seluruh bed dan
bertetesan ke bawah diseluruh permukaan
agregat
Pd permukaan ini suatu film mikroba
berkembang dan bakteria yg merup bag terbsr
film tsb,mengoksidasi air limbah ketika
melewatinya
Kecepatan oksidasi yg terbesar tjd pd bag atas
bed mediamakin kbwh mkn berkurang
Modifikasi:
1 .high rate filtration
2. alternating double filtration
3. resirkulasi
4. filter nitrifikasi
5. filter cakram
TRICKLING FILTER
TRICKLING
FILTER
Trickling Filter ???

mengolah air
pengolahan air limbah dengan
limbah secara terdiri dari bak mekanisme air
biologi yang dengan media yang jatuh
memanfaatkan
dapat permiabel untuk mengalir
teknologi
menurunkan pertumbuhan perlahan-lahan
biofilm.
kandungan mikroorganisme melalui lapisan
senyawa organik . media untuk
dan kadar BOD. kemudian
tersaring.
Media Trickling Filter
Karakteristik bahan untuk media harus kuat, keras, tahan tekanan,
tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan
per unit volume yang tinggi.

Contoh: kerikil, batu kali, antrasit, batu bara dan sebagainya.

Diameter media : 2,5-7,5 cm.

hindari penggunaan media dengan diameter terlalu kecil

Ketebalan media trickling filter minimum 1 meter dan maksimum 3-4


meter
S
K
E
M
A

T
F
Proses Pengolahan Trickling Filter

Air limbah dialirkan ke


Terbentuk zona basah dan transfer oksigen ke dalam
bak TF melalui pipa
kering secara bergantian air limbah.
berlubang yang berputar.

Saat berkontak dengan


media TF, air limbah Air limbah keluar melalui
penguraian senyawa
berkontak dengan pipa under-drain dan
polutan yang ada di dalam
mikroorganisme yang keluar melalui saluran
air limbah.
menempel pada permukaan efluen.
media

air limpasan dari bak


Efluen dialirkan ke bak
pengendapan akhir adalah
pengendapan akhir
merupakan air olahan
Resirkulasi

Mengurangi beban pengolahan dengan


mengencerkan influent

Meningkatkan DO influent

Meningkatkan efisiensi pengolahan

Mencegah terjadinya penyumbatan pada


filter
Biofilm Komunitas biologi yang
berada di dalam media :
Lapisan biofilm terbentuk
pada media batu atau plastik
yang mengandung
mikroorganisme untuk bakteri
biodegradasi air limbah. aerob
fungi

protozoa algae

Cacing, larva serangga, siput


juga sering ditemukan dalam
media trickling filter.
1 Bakteri
Bakteri aerob merupakan mikroorganisme yang dominan
ditemukan dalam trickling filter dan mendekomposisi materi
organik dalam air limbah

Bakteri yang biasa ditemukan:


Achromobacter

Flavobacterium

Pseudomonas

Alcaligenes

Nitrosomonas
2
Fungi
Fungi ditemukan ketika kondisi pH rendah dan
menstabilkan limbah. Pada kondisi tersebut fungi
tumbuh dengan cepat sehingga terjadi clogging.

Fungi yang sering ditemukan adalah:

Fusazium Mucor Penicillium Geotrichum

beberapa jenis
Sporatichum
ragi lainnya
3
Algae
Algae hanya dapat tumbuh pada bagian atas filter dimana
cahaya matahari tersedia.

Algae tidak berperan secara langsung dalam


mendegradasi limbah, tetapi pada siang hari menyediakan
oksigen melalui proses fotosintesis.

Algae yang sering ditemukan adalah:

Phormedium Chlorella Ulothrix


4
Protozoa
Peran protozoa adalah sebagai predator bagi
biofilm sehingga menurunkan kekeruhan air
limbah

Protozoa yang sering ditemukan biasanya dari kelompok


Cilliata :

Vorticella Opercularia Epistylis


Ketebalan biofilm dapat mencapai 10 mm.

material organik yang berasal dari air limbah di adsorp oleh biofilm.

Pada ketebalan 0.1 0.2 mm materi organik didegradasi oleh mikroorganisme aerob.

Selama mikroorganisme tumbuh dan ketebalan biofilm meningkat, oksigen dan


substrat dikonsumsi sebelum mencapai kedalaman maksimum sehingga terbentuk
kondisi anaerob di dekat permukaan media.

Bakteri pada biofim akan masuk ke dalam tahap respirasi endogenous dan akan
kehilangan kemampuan mereka untuk melekat pada permukaan media sehingga
terbentuk lapisan biofilm yang baru.

Fenomena terlepasnya biofilm disebut dengan sloughing.


faktor yang berpengaruh pada
efisiensi penggunaan trickling filter

ketebalan
jenis media mikroorganisme
media

karakteristik air lama waktu


pH
buangan tinggal

temperatur aerasi diameter media


Kelebihan TF
efektif dalam mengolah
Tidak butuh ruang konsentrasi organik
simple
besar tergantung dari media
yang digunakan

cocok untuk komunitas


daya tahan elemen
kecil-sedang dan sistem kinerja tinggi
proses tinggi
onsite

tidak membutuhkan
relatif hemat energi
tenaga ahli
Kekurangan TF

pengolahan tambahan
timbulan lumpur
dibutuhkan untuk perlu pemeriksaan
harus diolah dan
mendapatkan efluen teratur
dibuang
standar yang baik

dapat menimbulkan
menimbulkan masalah
masalah vektor dan
clogging
bau busuk
Contoh pemanfaatan TF

Bahan organik,
TPA Benowo Air lindi anorganik, metal
dan xenobiotik

kandungan amonia Efisiensi


= 1139,9 mg Trickling filter penyisihan amonia
amonia bebas/L = 91,79 %
Kesimpulan

Trickling filter adalah salah satu pengolahan air limbah biologis yang
dapat menurunkan kandungan senyawa organik dan dapat menurunkan
kadar BOD.

Bahan untuk media trickling filter harus kuat, keras, tahan tekanan,
tahan lama, tidak mudah berubah dan mempunyai luas permukaan per
unit volume yang tinggi.

Agar fungsi trickling filter dapat berjalan secara baik, diperlukan


persyaratan-persyaratan, meliputi : jenis media, ketebalan media,
lama waktu tinggal, pH, karakteristik air buangan, temperatur,
aerasi, dan diameter media.
LUMPUR AKTIF
Inggris 1914;Ardern&Lockett
MO dgn konsentrasi tinggi yg brp flok
tersuspensi
Oksigen disuplai dgn cara pengadukan mekanis
atau aerasi difusi dlm tangki aerasi
bakteri yg tumbuh dlm air limbah, dipisahkan
dlm tangki sedimentasi
Agar bs mempertahankan suatu konsentrasi sel
yg tinggi (2000-8000mg/l) dlm tangki
aerasi,sebagian besar lumpur diresirkulasi dr
tangki sedimentasi ke inlet tangki aerasi
Tangki aerasi : tjd reaksi penguraian zat organik
scr biokimia o/ MO dlm keadaan cukup O2
Tangki pengendap : tempat biosolid dipisahkan
dr cairan utk dikembalikan ke tangki aerasi dan
kelebihannya dibuang
Efektifitas proses tgt dr jml lumpur endapan (MO
hidup) yg dikembalikan dlm zona aerasi utk
melakukan kembali proses stabilisasi
Modifikasi:
1.tapered aeration(aerasi bertingkat)
2.stepped aeration(aerasi bertahap)
3.extended aeration(aerasi berlanjut)
4.contac-stabilitation(kontak stabilisasi)
5.oxidation ditch(saluran oksidasi)
PROSES SECARA UMUM
MIKROORGANISME DAN FUNGSINYA PADA PROSES LUMPUR
AKTIF
Genus Fungsi
Pseudomonas Pengurai karbohidrat, penghasil slim,
proses denitrifikasi
Zooglea Penghasil slim dan pembentuk flok
Bacillus Pengurai protein
Athrobacter Pengurai karbohidrat
Microthrix Pengurai fat/minyak
Nocardia Pertumbuhan filanmentus, pembentuk
busa dan scum
Acinetobacter Penyisih phosphorus
Nitrosomonas Proses nitrifikasi
Nitrobacter Proses nitrifikasi
Achromaobact Proses denitrifikasi
er
APLIKASI PROSES LUMPUR AKTIF

Pada proses pengolahan limbah secara biologis dengan


metode lumpur aktif merupakan metode pengolahan air
limbah yang paling banyak dipergunakan, termasuk di
Indonesia, hal ini mengingat metode lumpur aktif dapat
dipergunakan untuk mengolah air limbah dari berbagai jenis
industri seperti industri pangan, pulp , kertas, tekstil, bahan
kimia dan obat-obatan.
KEKURANGAN DAN
KELEBIHAN PROSES LUMPUR
AKTIF
1. Keuntungan
Sifatnya yang beragam dapat memungkinkan pemanfaatan dari skala kecil hingga
untuk skala besar
Dapat mengeliminasi bahan organic
Dicapainya oksidasi dan nitrifikasi
Proses nitrifikasi secara biologis tanpa menambahkan bahan kimia
Eliminasi fosfor biologis
Pemisahan padatan/cairan
Stabilisasi lumpur
Mampu mengurangi padatan tersuspensi sebesar 97%
Proses activated sludge merupakan proses pengolahan air limbah yang paling banyak
digunakan.
KEKURANGAN DAN
KELEBIHAN PROSES LUMPUR
2. Kekurangan
AKTIF
-Tidak menghilangkan warna dari limbah industry
-Dapat meningkatkan warna melalui oksidasi
-Tidak menghilangkan nutrient sehingga memerlukan penanganan tersier
-Daur ulang biomassa menyebabkan konsentrasi biomassa yang tinggi di dalam tanki
aerasi sehingga diperlukan teknologi penerimaan waktu tinggal.
KOLAM OKSIDASI
Kolam dgn konstruksi dangkal,proses stabilisasi
berlangsung alami dr simbiose bakteri dan algae
dlm kondisi iklim yg cocok
Dgn luas lahan yg cukup,dpt menghasilkan
pengolahan limbah yg sangat memuaskan di
daerah beriklim panas
Konstruksi murah,operasi sederhana,dan
menghasilkan pemisahan zat organik dan MO
pathogen yg baik
Hrs diperhatikan; nyamuk,ilalang,tumb air,
perlindungan tebing,bau
Indonesia (tropis);
Waktu detensi hidrolis(tanpa aerasi):
12-18 hari
Dengan aerasi : 3 - 5 hari tgt jenis air
limbah
Sistem kolam umumnya dirancang dengan
kedalaman maksimum 1,0 - 1,5 m
JENIS KOLAM OKSIDASI
1. KOLAM FAKULTATIF
2. MATURATION PONDS
3. KOLAM ANAEROBIK
4. KOLAM AERASI
Kolam Oksidasi
Kolam oksidasi merupakan salah satu
teknik pengolahan limbah secara
biologis yang memanfaatkan kerja
organisme dengan bantuan sinar
matahari.
Fungsi
Sistem kolam dapat diterapkan untuk
pengolahan limbah cair dengan konsentrasi
bahan organik, terutama di daerah yang cukup
tersedia lahan.
Karakteristik Limbah
Limbah cair yang biodegradable, nilai BOD mendekati
nilai COD.
Kolam Oksidasi
Kolam Oksidasi

Zooglea ramigera, Escherichia coli, Alcaligenes sp, Bacillus


sp, Corynebacterium sp, Nocardia sp.
Kolam Oksidasi
Kolam Oksidasi
CO2 + H2O + NO3 + PO4 + energi cahaya C106H180O45N16P + O2
Kelebihan Kolam Oksidasi
Biaya murah
Konstruksi sederhana dan mudah dirancang dan
diubah jika diperlukan perubahan tanah
Memulihkan pencemaran organik tinggi, tetapi
dengan masa penahanan yang lebih lama.
Dapat tetap berfungsi walaupun limbah yang masuk
beragam.
Beban BOD dengan volume yang rendah dapat
menghasilkan kualitas effluent sehingga 97%
Pengoperasiannya mudah.
Kekurangan Kolam Oksidasi
Membutuhkan lahan yang luas
Efisiensi penurunan zat organik sangat
terbatas
Efisiensi tidak stabil (menurun pada malam
hari) karena proses fotosintesisnya berhenti.
Kolam oksidasi ini hanya untuk mengalirkan
efluen dengan kepekatan suspended solis (SS)
dan BOD yang tinggi.
Kekurangan Kolam Oksidasi
Pengeluaran bau yang busuk mengganggu
penduduk yang tinggal di sekitar kolam ini. Hal
ini terjadi jika tidak ada cahaya matahari
(ketika hujan dan waktu malam).
Untuk membuat kolam pengoksidaan
diperlukan kawasan yang luas jika
dibandingkan dengan sistem konvensional
yang lain. Sehingga tidak sesuai jika dibuat di
kawasan yang tanahnya mahal.
Studi Kasus
Pengolahan Limbah Rumah tangga
Sebuah penelitian yang dilakukan di Kabupaten
Gowa dengan mengolah limbah rumah tangga
secara biologis dalam kolam oksidasi.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa,
pada pengujian hipotesa ternyata ada
perbedaan kualitas air limbah rumah tangga
sebelum dan sesudah melalui kolam oksidasi
Studi Kasus
Pengolahan Limbah Industri Tahu
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh
perbedaan jumlah sekat dalam pengolahan limbah cair secara
biologis pada kolam oksidasi terhadap penurunan kadar BOD air
limbah industri tahu, sebagai bahan alternatif dalam
pengendalian pencemaran lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kolam oksidasi dengan
penambahan rangkaian sekat mampu menurunkan kadar BOD
air limbah indusri tahu. Penurunan kadar BOD bervariasi setelah
melalui kolam oksidasi kontrol, kolam oksidasi dengan rangkaian
sekat berjumlah 5 buah, 10 buah dan 15 buah.
Kesimpulan
Kolam oksidasi merupakan kolam tanah
tempat air limbah diproses secara alami akibat
pertumbuhan alga dan metabolisme bakteri.
Kolam oksidasi dapat di aplikasikan untuk
mengolah limbah cair organik
Rotating Biological Contactor
pengolahan yang terdiri atas disc /cakram melingkar
yang diputar oleh poros yang diletakkan setengah
tercelup dengan kecepatan tertentu (2-3 rpm).
Cakram digerakkan oleh motor drive system yang
dibenam dalam air limbah, dibawah media. Mikroba
tumbuh melekat pada permukaan media yang
berputar tersebut membentu ksuatu lapisan yang
disebut biofilm (biasanya terdiri atas bakteri, alga,
protozoa, fungi).
Media film biologis ini berupa piringan (disk) dari
bahan polimer atau plastik yang ringan dan disusun
dari berjajar-jajar pada suatu poros sehingga
membentuk suatu modul atau paket. Pada saat
cakram tercelup kedalam air limbah, biofilm
menyerap senyawa organik yang ada dalam air
limbah dan pada saat biofilm berada di atas
permukaan air, biofilm menyerap okigen dari udara
atau oksigen terlarut dalam untuk menguraikan
senyawa organik.
Pertumbuhan biofilm tersebut makin lama makin
tebal, sampai akhirnya karena gaya gravitasi sebagian
akan mengelupas dari mediumnya dan terbawa
aliran air keluar. Selanjutnya, biofilm pada
permukaan medium akan tumbuh lagi dengan
sedirinya hingga terjadi kesetimbangan.
Proses kerja sistem RBC :
1. Bak Pemisah Pasir
2. Bak Pengendap Awal
3. Bak Pengatur Debit
4. Kontaktor (reaktor) Biologis Putar
5. Bak Pengendap Akhir
6. Bak Khlorinasi
7. Bak Pemekat Lumpur
Kelebihan :
o Mudah dalam pegoperasian & perawatan
o Tidak membutuhkan banyak lahan serta sangat
ekonomis
o Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan
proses lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah.
o Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage)
o Reaksi nitrifikasi secara biologis oleh bakteri
nitrobacter & nitrosomonas lebih mudah terjadi,
sehingga efisiensi penghilangan ammonium lebih besar.
Kekurangan :
Kerusakan pada materialnya seperti as,
coupling, & motor listrik
Sensitif terhadap perubahan temperatur
Dapat menimbulkan pertumbuhan cacing
rambut, serta kadang-kadang timbul bau yang
kurang sedap.
Contoh aplikasi : sistem pengolahan limbah
cair domestik & industri pertambangan.
SEPTICK TANK
Bak rektanguler kecil,biasanya diletakkan tepat
dbwh level tanah, air limbah ditahan slm 3 hr
Selama periode wkt tsb, solids mengendap ke
dasar tangki krn dicerna scr anaerob
Kerak busa tebal terbtk pd permukaan,
membantu mempertahankan kondisi anaerob
Tangki hrs dikuras pd interval wkt yg teratur (1-5
thn sekali)
Lokasi TS hrs jauh dr sumur, sungai, pematang,
dan galian
Effluen memerlukan pengolahan lanjut sblm
pembuangan akhir (disposal)
Dpt digunakan sbg fasilitas komunal utk
populasi sampai 300 jiwa
Pd TS 2 kompartemen,konsentrasi padatan
tersuspensi efluen jauh lebih rendah
Kompartemen I 2x uk kompartemen II
Kdlm cairan;1-2 m
Rasio panjang : lebar =(2-3) : 1
Interval pengurasan:
1/3 x (vol tangki,m3)
(akumls lumpur,m/kepala.thn) x populasi

Volume tangki :
(debit limbah,m3/kepala.hr) x (populasi) x (3hari)

Kec,akumulasi lumpur = 0,04 m3/kepala.thn


TS 1 kompartemen
Peresapan TS
1. peresapan memanjang
Prinsip ; air meresap ke arah vertikal
seluas penampang dasar
Tinggi ; tgt kdlmn muka air tanah,
muka dasr peresapan > 0,5 m diatas m a t
Tipe ini digunakn pd daerah:
- muka air tanah dangkal, kedalaman < 2,5
m dari muka tanah
- lahan tersedia ckp luas
Dimensi rancangan
Q=AXD
A = b x L
D = v x p
Q = b x L x D
L = Q/bD
Dimana:
A = luas bid peresapan (m2)
v = kec meresap (m/h ari)
p = persentase pori (%)
L = pjg resapan (m)
Q = debit air limbah (m3/hari)
b = lebar peresapan(m),efektif = 40-50 cm
D = daya resap tanah (m/hari)
2. Peresapan sumuran
prinsip;air meresap kearah vertikal dan
horizontal
Tinggi;tgt kdlmn muka air tanah,
muka dasr peresapan > 1 m diatas m a t
Tipe ini digunakn pd daerah:
- m a t dalam, kdlmn > 2,5 m dr mk tanah
- lahan tersedia tdk luas
Dimensi rancangan
Q = A X D
A = d2
Q = d2 D
d = 4 Q/ D
d = diameter sumur
CONTOH SOAL TS
Rencanakan suatu tangki septik utk suatu
keluarga yg terdiri dari 10 orang
Jawab : air kotor/tinja = 30 liter/org/hari
waktu pencernaan = 3 hari
Volume TS = 30 l/org/hari x 10 org x 3 hari
= 900 liter = 0,9 m3

Anda mungkin juga menyukai