Anda di halaman 1dari 51

SISTEM

GERAK
SUBTITLE
Disusun Oleh

Nama : Fia Dwi Novitasari


Kelas : XI MIPA 3
Nomer Absen : 14 (Empat Belas)
1.Rangka Tubuh

Tulang-tulang tubuh membangun rangka(skeleton).Rangka pada


tubuh hewan veterbrata dan manusia ditutupi oleh otot dan
kulit,sehingga disebut endoskeleton(rangka dalam).Rangka
manusia merupakan alat gerak pasif yang akan digerakkan oleh
otot.Rangka manuisia tersusun dari 206 tulang dengan berbagai
macam bentuk dan ukuran . Pada saat lahir , manusia memiliki
tulang lebih banyak atau ekitar 270 tulang karena beberapa
tulang masih belum mengalami penyatuan dan
peneyambungan.Tulang tulang tersebut tersusun dari jaringan
tulang keras maupun tulang rawan.Rangka tubuh digolongkan jadi
dua yaitu rangka aksial(rangka sumbu tubuh) dan rangka
apendikuler(rangka pelengkap alat anggota gerak tubuh)
Fungsi rangka tubuh:

Memberi bentuk atau postur tubuh


Melindungi organ-organ yang lunak
Penyangga berat badan
Tempat melekatnya otot-otot rangka(otot lurik)
Mendukung terjadinya gerakan
Hematopoiesis
Teempat penyimpanan mineral
Tempat penyimpanan energi
Fungsi imunologis
RANGKA AKSIAL
1.Tulang Tengkorak
Tengkorak manusia sebagian besar tersusun atas tulang-tulang yang
berbentuk pipih (Gambar 1.). Tulang-tulang tersebut bersambungan
sedemikian rupa sehingga membentuk rongga. Di antara tulang-tulang
tengkorak terdapat hubungan antar tulang (sendi) yang merupakan sendi
mati atau disebut sutura.
Tengkorak manusia tersusun atas 23 buah tulang yang merupakan
gabungan tulang-tulang tempurung kepala (os. cranium) dan tulang
muka/tulang wajah. (os. splanchocranium). Tulang tempurung kepala yang
berbentuk pipih dan membentuk rongga berfungsi untuk melindungi
otak. Tulang tempurung kepala terdiri dari 1 tulang dahi (os. frontale), 1
tulang kepala belakang (os. occipitale), 2 tulang ubun-ubun (os. parietale), 2
tulang baji (os. sphenoidale), tulang 2 tapis (os. ethmoidale) dan 2 tulang
pelipis (os. temporale). Di bagian bawah tempurung kepala terdapat rongga
khusus yang disebut foramen magnum. Foramen magnum berfungsi
sebagai tempat masuk dan keluarnya pembuluh saraf dan pembuluh darah
yang kemudian menuju ke sumsum tulang belakang.
Tulang muka terdapat pada bagian depan kepala. Tulang-tulang muka
membentuk rongga mata untuk melindungi mata, membentuk rongga
hidung dan memberi bentuk wajah. Tulang muka terdiri dari 2 tulang
rahang atas (os. maxilla), 2 tulang rahang bawah (os. mandibula), 2 tulang
pipi (os. zygomaticum), 2 tulang air mata (os. lacrimale), 2 tulang hidung
(os. nasale), 2 tulang langit-langit (os. pallatum) dan 1 tulang lidah (os.
hyoideum)
Tulang Telinga Dalam dan
Hioid

NAMA NAMA LAIN JUMLAH


TULANG
TELINGA Tulang telinga dalam berukuran kecil
DALAM DAN danberfungsi untuk menerima dan
HIOID
mentransmisikan impuls suara. Tulang
telinga dalam berjumah 3 pasang yaitu 1
MALEUS TULANG 2 pasang tulang maleus dan 1 pasang
MARTIL tulang stapes.Tulang hioid yaitu tulang
INKUS TULANG 2 berbentuk U yang terletak diantara laring
LANDASAN dan mandibular yang berfungsi untuk
STAPES TULANG 2 tempat melekatnya otot mulut dan lidah
SANGGURDI sehingga dapat membantu proses
HIOID HIOID(TULA 1 menelan.
NG u)
Tulang Belakang

Tulang belakang berada di bagian tengah tubuh yang berfungsi untuk


menopang seluruh tubuh, melindungi organ dalam tubuh serta merupakan
tempat pelekatan tulang rusuk. Tulang belakang tersusun dari 33 ruas
tulang tidak beraturan (Gambar 2.). Setiap segmen atau ruas tulang
belakang dapat bergerak sedikit. Seluruh gerakan tiap segmen dapat
digabung sehingga memungkinkan seseorang untuk membungkukkan
tubuh. Tulang belakang terdiri dari:
a. Tujuh (7) ruas tulang leher (os. cervical)
Ruas pertama dari tulang leher (tulang atlas) berhubungan dengan
tempurung kepala karena adanya persendian yaitu sendi putar,
sedangkan ruas kedua berupa tulang pemutar atau poros. Bentuk dari
tulang atlas memungkinkan kepala untuk melakukan gerakan ke atas
dan ke bawah serta gerakan menggeleng.
b. Dua belas (12) ruas tulang punggung (os. thoraxalis)
Pada bagian kiri dan kanan ruas-ruas tulang punggung
merupakan tempat melekatnya tulang rusuk.
c. Lima (5) ruas tulang pinggang (os. lumbar)
Ukuran tulang pinggang lebih besar dibandingkan tulang
punggung. Ruas-ruas tulang pinggang menahan sebagian
besar berat tubuh dan banyak dilekati otot-otot.
d. Tulang kelangkang (os. sacrum)
Tulang kelangkang merupakan fusi dari 5 segmen tulang
belakang, membentuk segitiga tidak beraturan yang terletak
di bawah ruas-ruas tulang pinggang.
e. Tulang ekor (os. cocigeus)
Tulang ekor merupakan fusi dari 4 segmen terakhir tulang
belakang.
Tulang Dada

Tulang dada berbentuk pipih seperti pisau belati .


Pada tulang dada terdiri dari 3 bagian, yaitu:

a. Bagian hulu (os. manubrium sterni)

Os. manubrium sterni bersambungan dengan tulang


selangka (klavikula) dan tulang rusuk pertama.

b. Bagian badan (os. corpus sterni)

Os. corpus sterni merupakan tempat melekatnya 9


pasang tulang rusuk berikutnya (6 pasang tulang
rusuk sejati dan 3 pasang tulang rusuk palsu).

c. Bagian bawah/taju pedang (os. xiphoid


processus)

Os. xiphoid processus merupakan bagian paling


bawah dari tulang dada. Tulang ini terbentuk dari
tulang rawan.
Tulang Rusuk

Tulang rusuk berbentuk tipis, pipih dan melengkung. Bersama-


sama dengan tulang dada, tulang rusuk membentuk rongga
dada untuk melindungi jantung, hati dan paru-paru. Tulang rusuk
pada manusia berjumlah 12 pasang yang dapat digolongkan
menjadi 3 kelompok (Gambar 3.), yaitu:
a. Tulang rusuk sejati (os costae vera)
Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang. Ujung depan tulang
rusuk sejati melekat pada tulang dada, sedangkan ujung
belakang melekat pada segmen tulang punggung.
b. Tulang rusuk palsu (os costae sporia)
Tulang rusuk palsu berjumlah 3 pasang. Ujung depan tulang
rusuk palsu melekat pada tulang rusuk di atasnya, sedangkan
ujung belakang melekat pada segmen tulang punggung.
c. Tulang rusuk melayang (os costae fluctuantes)
Tulang rusuk melayang berjumlah 2 pasang. Ujung depan tulang
rusuk melayang tidak melekat pada tulang manapun, sedangkan
ujung belakang melekat pada segmen tulang punggung.
Rangka Apendikuler

Berjumlah 126 buah, meliputi gelang bahu (pectoral) , anggota


gerak atas ( ekstremitas superior ) , gelang panggul ( pelvis ) dan
anggota gerak bawah ( ekstremitas inferior )
Tulang aggota gerak atas
Humerus / tulang lengan atas. Termasuk kelompok tulang
panjang /pipa, ujung atasnya besar, halus, dan dikelilingi oleh
tulang belikat. pada bagian bawah memiliki dua lekukan
merupakan tempat melekatnya tulang radius dan ulna
Radius dan ulna / pengumpil dan hasta. Tulang ulna berukuran
lebih besar dibandingkan radius, dan melekat dengan kuat di
humerus. Tulang radius memiliki kontribusi yang besar untuk
gerakan lengan bawah dibandingkan ulna.
Carpal / pergelangan tangan. tersusun atas 8 buah tulang yang
saling dihubungkan oleh ligamen
Metacarpal / telapak tangan. Tersusun atas lima buah tangan.
Pada bagian atas berhubungan dengan tulang pergelangan
tangan, sedangkan bagian bawah berhubungan dengan tulang-
tulang jari (palanges)
Phalanges (tulang jari-jari). tersusun atas 14 buah tulang. Setiap
jari tersusun atas tiga buah tulang, kecuali ibu jari yang hanya
tersusun atas 2 buah tulang
Tulang Aggota Gerak Bawah

Femur / tulang paha. Termasuk kelompok tulang panjang, terletak mulai dari
gelang panggul sampai ke lutut.

Tibia dan fibula / tulang kering dan tulang betis. Bagian pangkal berhubungan
dengan lutut bagian ujung berhubungan dengan pergelangan kaki. Ukuran tulang
kering lebih besar dinandingkan tulang betis karena berfungsi untuk menahan
beban atau berat tubuh. Tulang betis merupakan tempat melekatnya beberapa
otot

Patela / tempurung lutut. terletak antara femur dengan tibia, bentuk segitiga.
patela berfungsi melindungi sendi lutut, dan memberikan kekuatan pada tendon
yang membentuk lutut

Tarsal / Tulang pergelangan kaki. Termasuk tulang pendek, dan tersusun atas 8
tulang dengan salah satunya adalah tulang tumit.

Metatarsal / Tulang telapak kaki. Tersusun atas 5 buah tulang yang tersesun
mendatar.

Palanges / tulang jari-jari tangan. Tersusunetiap jari tersusun atas 3 tulang


kecuali tulang ibu jari atas 14 tualng.
Tulang Gelang bahu dan belikat

Tulang gelang bahu disebut juga tulang pectoral bahu


tersusun atas 4 buah tulang yaitu 2 tulang belikat (skapula)
dan 2 tulang selangka ( klavikula).
Tulang selangka ,berbentuk seperti huruf "S"
berhubungan dengan tulang lengan atas (humerus) untuk
membentuk persendian peluru yang menghasilkan
gerakan lebih bebas,
ujung yang satu berhubungan dengan tulang dada bagian
manubrium strenum bersama rusuk pertama sedangkan
ujung lainnya berhubungan dengan tulang belikat.

Tulang belikat (skapula),berukuran besar


bentuk segitiga dan pipih seperti centong nasi
terletak pada bagian belakang dari tulang rusuk.
Fungsi utama dari gelang bahu adalah tempat melekatnya
sejumlah otot yang memungkinkan terjadinya gerakan
pada sendi
Gelang Panggul

Tulang gelang panggul terdiri atas dua buah tulang pinggul.


Pada anak anak tulang pinggul ini terpisah terdiri atas tiga buah tulang yaitu
Os. Illium (bagian atas) : Tulang usus

Os. Ischium (bagian bawah) : tulang duduk

Os. Pubis (di bagian tengah) ; tulang kemaluan (Lihat gambar)

Dibagian belakang dari gelang panggul terdapat


tulang sakrum yang merupakan bagian dari ruas-ruas tulang belakang.

Pada bagian depan terdapat simfisis pubis merupakan jaringan ikat yang
menghubungkan kedua tulang pubis.

Fungsi gelang panggung terutama untuk


1 .mendukung berat badan bersama-sama dengan ruas tulang belakang.

2. melindungi dan mendukung organ-organ bawah, seperti kandung kemih, organ


reproduksi,

3. sebagai tempat tumbuh kembangnya janin.


TULANG
a. STRUKTUR TULANG

Tulang mempunyai matriks yang mana matriks tersebut adalah struktur


yang keras pada tulang, matriks tersebut memiliki banyak pembuluh
darah, dikarenakan struktur yang keras ini susah untuk ditembus oleh
nutrien dan metabolit. Matriks tulang terdiri dari serat protein yang kuat,
terutama kolagen. Matriks ini di hasilkan oleh osteoblas. Osteoblas adalah
sel yang terdapat didakam tulang yang juga berfungsi membuat sel-sel
tulang baru dan menyerap mineral dari darah. Matriks mempunyai
komponen organik dan inorganik. Komponen organik memungkinkan
tulang untuk menahan tegangan, sedangkan komponen inorganik atau
komponen mineral menahan tegangan.
Sel lain yang terdapat pada tulang adalah sel osteoklas, sel ini mempunyai
fungsi yang berlawanan dari osteoblas, yaitu fungsi nya menghancurkan
tulang dengan cara melarutkan kembali mineral di dalam darah. Sel yang
juga terdapat pada tulang adalah osteosit, sel ini menjaga keseimbangan
mineral di dalam darah, mereka yang mengarahkan penyerapan mineral
dari darah dan mengarahkan pengembalian mineral ke dalam darah, agar
tulang dan tubuh sama-sama mendapatkan mineral yang cukup. Analogi
nya osteosit yang memerintahkan, kemudian osteoblas dan osteoklas
bekerja.
Komponen organik utama matriks tulang adalah serat kolagen tipe I,
yang mengandung protein, salah satunya adalah
glikoprotein osteokalsin dan osteopontin, yang berikatan erat dengan
kalsium selama terjadinya mineralisasi tulang. Protein matriks lainnya
adalah sialoprotein, yang mengikat osteoblas pada matriks
ekstraselular.
Komponen inorganik matriks terdiri dari kalsium dan fosfat dalam
bentuk kristal hidroksiapatit. Ikatan serat kolagen dengan kristal
hidroksiapatit akan menyebabkan tulang menjadi keras, tahan lama,
dan kuat. Komponen mineral ini akan dipertahankan didalam darah
dengan bantuan hormon paratiroid (dari kelenjar disebelah tiroid) dan
kalsitonin (dari kelenjar tiroid).
Sumsum tulang adalah jaringan ikat lunak yang terdapat di dalam
tulang spongiosa, fungsinya untuk menghasilkan sel-sel darah. Juga
terdapat periosteum pada tulang, periosteum ini adalah bagian kuat,
yang terdiri dari membran fibrosa yang menutupi dan melindungi
permukaan luar tulang.
Bentuk Tulang

a. Tulang pipih
Tulang pipih berbentuk pipih, contohnya adalah tulang
rusuk, tulang belikat, dan tulang tengkorak. Tulang
pipih memiliki dua lapisan tulang kompakta yang
disebut lamina eksterna dan interna osiskrani yang
dipisahkan oleh satu lapisan tulang spongiosa yang
disebut diploe.
B.Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk kubus atau pendek tidak
beraturan, contohnya ruas-ruas tulang belakang,
pangkal lengan, dan pangkal kaki. Tulang ini memiliki
inti tulang spongiosa yang dikelilingi tulang kompak
c. Tulang pipa
Tulang pipa terdiri atas epifisis (bagian ujung tulang yang
membesar seperti bongkol) dan diafisis (bagian tengah tulang di
antara dua epifisis). Di antara diafisis dan epifisis terdapat tulang
rawan berbentuk lempengan atau cakram epifisis. Jika cakra
epifisis masih aktif, maka tulang pipa masih dapat memanjang.
Cakra epifisis tidak aktif lagi sekitar umur 20 tahun.

d. Tulang tak berbentuk


Tulang tak berbentuk memiliki bentuk yang tidak teratur. Tulang
ini tidak memiliki bentuk, seperti pipa, pendek, atau pipih. Contoh
tulang tak berbentuk, yaitu wajah dan tulang belakang.
Proses Pembentukan Tulang.

Manusia memiliki rangka tubuh ketika dalam tahap perkembangan embrio.


Rangka tubuh dalam masa embrio masih berupa tulang rawan (kartilago).
Kartilago dibentuk oleh sel-sel mesenkim. Di dalam kartilago tersebut akan
diisi oleh osteoblas. Osteoblas merupakan sel-sel pembentuk tulang keras.
Osteoblas akan mengisi jaringan sekelilingnya dan membentuk osteosit (sel-sel
tulang).
Sel-sel tulang dibentuk secara konsentris (dari arah dalam ke luar). Setiap sel-
sel tulang akan mengelilingi pembuluh darah dan serabut saraf,
membentuk sistem Havers. Selain itu, di sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk
senyawa protein pembentuk matriks tulang. Matriks tulang akan mengeras
karena adanya garam kapur (CaCO3) dan garam fosfat (Ca3(PO4)2).
Di dalam tulang terdapat sel-sel osteoklas. Sel-sel ini berfungsi menyerap
kembali sel tulang yang sudah rusak dan dihancurkan. Adanya aktivitas sel
osteoklas, tulang akan berongga. Rongga ini kelak akan berisi sumsum tulang.
Osteoklas membentuk rongga sedangkan osteoblas terus membentuk osteosit
baru ke arah permukaan luar. Dengan demikian, tulang akan bertambah besar
dan berongga.
Proses pembentukan tulang keras disebut osifikasi. Proses ini
dibedakan menjadi dua, yaitu osifikasi
intramembranosa dan osifikasi intrakartilagenosa. Osifikasi
intramembranosa disebut juga penulangan langsung (osifikasi
primer). Proses ini terjadi pada tulang pipih, misalnya tulang
tengkorak. Penulangan ini terjadi secara langsung dan tidak akan
terulang lagi untuk selamanya. Contoh osifikasi intrakartilagenosa
adalah pembentukan tulang pipa. Osifikasi ini menyebabkan
tulang bertambah panjang. Perhatikan Gambar dibawah.
a) Osifikasi intra membrane
Proses pembentukan tulang dari jaringan mesenkim menjadi jaringan
tulang, contohnya pada proses pembentukan tulang pipih. Mesenkim
merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian berkembang
menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal langsung dari
sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intrammebrane.
b) Osifikasi endokondral
Proses pembentukan tulang yang terjadi dimana sel-sel mesenkim
berdiferensiasi lebih dulu menjadi kartilago (jaringan rawan) lalu
berubah menjadi jaringan tulang, misal proses pembentukan tulang
panjang, ruas tulang belakang, dan pelvis. Proses osifikasi ini
bertanggungjawab pada pembentukan sebagian besar tulang manusia.
Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan muncul di
bagian tengah dari tulang rawan yang disbeut center osifikasi. Osteoblas
selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini tertanam
dengan kuat pada mtariks tulang.
Sel-sel osteoblas juga menempati jaringan pengikat yang ada di
sekeliling rongga. Sel-sel tulang ini mengelilingi saluran haversi yang
berisi pembuluh darah kapiler arteri, vena, dan serabut saraf
membentuk satu sistem yang disebut sistem havers. Pembuluh darah
sistem havers mengangkut zat fosfor dan kalsium menuju matriks
sehingga matriks tulang menjadi keras. Kekerasan tulang diperoleh dari
kekompakan sel-sel penyusun tulang.
Apabila matriks tulang berongga, maka akan membentuk tulang spons,
contohnya tulang pipih. Sedangkan, jika matriks tulang menjadi padat
dan rapat, maka akan terbentuk tulang keras atau tulang kompak,
contohnya tulang pipa.
Tulang pipa berbentuk tabung dengan kedua ujung membulat. Sebagian
besar terdiri atas tulang kompakta dan sedikit tulang spongiosa serta
sumsum tulang pada bagian dalamnya. Rongga sumsum tulang dan
rongga tulang spongiosa mengandung sumsum tulang kuning (terdiri
atas sel lemak) dan sumsum tulang merah (tempat pembentukan sel
darah merah).
Proses osifikasi pada tulang pipa terjadi dalam beberapa tahap,
yaitu:
Penulangan diawali dari tulang rawan yang banyak mengandung
osteoblas. Bagian yang paling banyak mengandung osteoblas
adalah epifisis dan diafisis.
Terjadi perkembangan pusat osifikasi primer yang disertai dengan
perluasan bone collar.
Pada bagian sentral tulang terjadi perombakan sel-sel tulang
(reabsorpsi tulang) sehingga pembuluh darah mulai masuk dan
terbentuk rongga sumsum tulang.
Pembentukan pusat osifikasi sekunder muncul pada setiap
epifisis. Osifikasi sekunder ini menyebabkan pemanjangan tulang.
Faktor Pertumbuhan Tulang

Faktor herediter ( genetic )


Faktor nutrisi
Faktor endokrin
Faktor system saraf
Persendian
a.Struktur Persendian

Ligamen , merupakan ikat fibrosa yang berfungsi untuk mencegah


gerakan sendi berlebihan dan mengembalikan tulang pada posisi
awal setelah gerakan
Kapsul sendi merupakan struktur tipis tapi kuat didalam sendi
yang berfungsi untuk menahan ligament . Terdiri atas dua lapisan
yaitu synovial dan fibrosa
Cairan synovial merupakan cairan pelumas
Tulang rawan hialin, berfungsi untuk bantalan sendi agar tidak
nyeri saat bergerak
Bursa merupakan kantong tertutup yang dilapisi membrane
synovial terletak di rongga sendi
Tipe persendian berdasar struktur

Persendian fibrosa yaitu persendian yang tidak memiliki rongga


sendi dan diperkokoh oleh ikat fibrosa
Persendian kartilago yaitu persendian yang tidak memiliki ronga
sendi dan diperkokoh oleh jaringan kartilago
Persendian synovial yaitu persendian yang memiliki rongga sendi
dan diperkokoh oleh jaringan ikat ligament dan kapsul sendi
Tipe persendian berdasar gerakanya

Sendi sinartrosis(sendi mati) yaitu sendi yang tidak dapat


digerakkan karena tidak memiliki celah sendi dan dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa dan kartilago
Sendi amfiartrosis yaitu sendi dengan pergerakan terbatas akibat
tekanan
Sendi diartrosis yaitu sendi yang dapat bergerak bebas.
Sendi Diartrosis

Sendi engsel ( satu arah ) missal pada siku ,


lutut , ruas jari
Sendi peluru(segala arah) misal pada
pergelangan tangan , ibu jari
Sendi putar ( pola rotasi) missal pada tulang
atlas dengan tengkorak
Sendi luncur ( gerakan menggeser) missal pada
pergelangan tangan dan kaki serta belikat
Sendi koliloid ( kiri kanan depan belakang )
missal pada tulang pengumpil dengan
pergelangan tangan.
OTOT RANGKA

Adalah otot yang melekat pada


tulang dan dapat bergerak secara
aktif untuk menggerakkan tulang
sehingga disebut alat gerak aktif.
Fungsi otot :
1. Pergerakan
2. Menopang postur tubuh
3. Produksi panas
Sifat otot rangka
a. Kontraktilitas
b. Eksitabilitas
c. Ekstensibilitas
d. Elastisitas
Struktur otot rangka

Otot rangka atau otot lurik adalah bagian penting dalam sistem gerak manusia.
Otot ini akan berkontraksi dan berelaksasi sehingga mampu menggerakkan
tulang dalam pergerakan tubuh. Tulang sebagai alat gerak pasif tidak mampu
bergerak tanpa adanya otot sebagai alat gerak aktif. Dalam kehidupan sehari-
hari, otot rangka dikenal sebagai daging tubuh.
Sel-sel otot memiliki bentuk seperti benang panjang yang berukuran sangat
kecil. Dalam sel otot terdapat banyak serabut lebih kecil yang disebut miofibril.
Serabut miofibril ini terbungkus oleh membran sel otot yang disebut sarkolema.
Karena fungsinya sebagai alat gerak aktif, sel otot membutuhkan banyak
energi sehingga memiliki banyak mitokondria sebagai organel penghasil energi.
Tiap sel otot juga memiliki banyak nukleus sebagai pengatur aktivitas sel.
Sitoplasma pada sel otot disebut dengan istilah sarkoplasma.
Banyak sel otot akan bersatu dan tebungkus suatu membran, membentuk
berkas serabut otot. Berkas-berkas serabut otot akan bersatu sehingga
membentuk struktur otot tertentu seperti otot bisep dan trisep.
Otot rangka disebut juga otot lurik karena memiliki bagian gelap terang pada miofibrilnya.
Bagian gelap dan terang ini terjadi karena adanya susunan selang-seling antara filamen
tebal (miosin) dan filamen tipis (aktin) yang mensusun miofibril. Aktin dan misoin adalah
protein struktural yang menyusun miofibril dan berperan dalam mekanisme kontraksi dan
relaksasi otot.

Tubuh dapat bergerak karena adanya kerja otot melalui proses kontraksi dan relaksasi.
Kontraksi adalah menegangnya otot sehingga menjadi lebih pendek, sedangkan relaksasi
adalah mengendurnya otot sehingga kembali ke bentuk awalnya. Kontraksi dan relaksasi
terjadi dengan bantuan energi dalam bentuk ATP yang dihasilkan oleh mitokondria

Otot menempel pada rangka yang dihubungkan dengan suatu jaringan ikat yang disebut
tendon. Manusia memiliki sekitar 640 otot dalam tubuhnya, otot-otot ini berpasangan
pada bagian tubuh kanan dan kiri sehingga terdapat 320 pasang otot. Otot paling besar
pada tubuh adalah gluteus maximus yang menyusun otot pantat manusia, sedangkan otot
paling lebar adalah latissimus dorsi atau otot dada. Otot dapat berkembang menjadi lebih
besar dan kuat apabila sering mendapat tekanan atau latihan, dan sebaliknya akan
menjadi kecil dan lemah apabila jarang digunakan.

Hipertrofi otot adalah keadaan dimana otot berkembang menjadi sangat besar karena
mendapat latihan yang rutin setiap hari, seperti yang terjadi pada binaragawan.
Sebaliknya, atrofi otot adalah otot yang berkurang massanya sehingga mengecil dan
lemah, misalnya terjadi pada otot kaki orang yang lumpu
Mekanisme Otot

Otot dapat berkontraksi karena adanya rangsangan. Umumnya otot


berkontraksi bukan karena satu rangsangan, melainkan karena suatu
rangkaian rangsangan berurutan. Rangsangan kedua memperkuat
rangsangan pertama dan rangsangan ketiga memeprkuat rangsangan
kedua . Dengan demikian terjadilah ketegangan atau tonus yang
maksimum . Tonus yang maksimum terus menerus disebut tetanus.
Selanjutnya, ada 2 tipe otot, yaitu otot merah dan otot putih. Otot merah
kaya akan suplai darah, mengandung mitokondria dan mioglobin.
Mioglobin merupakan senyawa seperti hemoglobin yang mampu
mengikat O2 dean menyimpannya di dalam otot. Otot merah juga
mengoksidasi asam lemak untuk memeperoleh energi. Sebaliknya, otot
putih memiliki sedikit darah, mitokondria, dan mioglobin. Akan tetapi,
otot putih terspesialisasi untuk melakukan pernapasan anaerobik untuk
menghasilkan energi tanpa O2 sehingga cepat berkontraksi meskipun
cepat lelah.
HIPOTESIS SLIDING FILAMEN

Miofilamen merupakan unsur penting dalam proses kontraksi


otot.miofilamen tebal berjajar membentuk pita
a(anisotrop).sedangkan miofilamen tipis berbentuk pita
I(isotrop).pada bagian tengah pita a terdapat pita h(heller)yang
lebih terang.garis m membagi dua pusat zona h. garis
z(zwiscshencheibe:cakram antara)merupakan garis potong
myofibril yang mengandung filament tipis.sarkomer merupakan
jarak antara garis z ke garis z lainya.
Andrew F.Husley ,Rolf Niedegerke,Hugh Husley,Jean Hanson(1954)
mengemukakan teori kontraksi otot sliding sliding filament
sebagai berikut:
Selama kontraksi ,panjang miofilamen aktin dan
myosin tetap sama,tetapi saling bersilangan sehingga
memperbesar tumpang tindih antar filament
Filamen aktin kemudian menyusup untuk memanjang
kedalam pita a , mempersempit dan menghalangi pita
h
Panjang sarkomer (dari garis z ke garis z
lainya)memendek saat kontraksi.
Pemendekan sarkomer akan membuat serabut otot
memendek,begitu pula dengan otot secara
keseluruhan
Sifat Kerja Otot

A. Antagonis
Otot antagonis adalah dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Jika
otot pertama berkontraksi dan yang kedua berelaksasi, akan menyebabkan tulang
tertarik atau terangkat. Sebaliknya, jika otot pertama berelaksasi dan yang kedua
berkontraksi akan menyebabkan tulang kembali ke posisi semula. Contoh otot
antagonis adalah otot bisep dan trisep. Otot bisep adalah otot yang memiliki dua
ujung (dua tendon) yang melekat pada tulang dan terletak di lengan atas bagian
depan. Otot trisep adalah otot yang memiliki tiga jung (tiga tendon) yang melekat
pada tulang, terletak di lengan atas bagian belakang. Untuk mengangkat lengan
bawah, otot bisep berkontraksi dan otot trisep berelaksasi. Untuk menurunkan
lengan bawah, otot trisep berkontraksi dan otot bisep berelaksasi.
Antagonis juga adalah kerja otot yang kontraksinya menimbulkan efek gerak
berlawanan, contohnya adalah:
1. Ekstensor( meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot trisep dan
otot bisep.
2. Abduktor (menjauhi badan) dan adductor (mendekati badan) misalnya gerak
tangan sejajar bahu dan sikap sempurna.
3. Depresor (ke bawah) dan adduktor ( ke atas), misalnya gerak kepala merunduk
dan menengadah.
4. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak
tangan menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.
B. Sinergis
Sinergis juga adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya
pronator teres dan pronator kuadratus (Otot yang menyebabkan telapak tngan menengadah
atau menelungkup).
Otot sinergis adalah dua otot atau lebih yang bekerja bersama sama dengan tujuan yang
sama. Jadi, otot otot itu berkontraksi bersama dan berelaksasi bersama. Misalnya, otot
otot antar tulang rusuk yang bekerja bersama ketika kita menarik napas, atau otot pronator,
yaitu otot yang menyebabkan telapak tangan menengadah atau menelungkup.
Gerakan pada bagian tubuh, umumnya melibatkan kerja otot, tulang, dan sendi. Apabila otot
berkontraksi, maka otot akan menarik tulang yang dilekatinya sehingga tulang tersebut
bergerak pada sendi yang dimilikinya.
Otot yang sedang bekerja akan berkontraksi sehingga otot akan memendek, mengeras, dan
bagian tengahnya menggembung. Karena memendek, tulang yang dilekati otot tersebut
tertarik atau terangkat. Kontraksi satu macam otot hanya mampu untuk menggerakan tulang
ke satu arah tertentu. Agar tulang dapat kembali ke posisi semula, otot tersebut harus
mengadakan relaksasi. Namun relaksasi otot ini saja tidak cukup. Tulang harus ditarik ke
posisi semula. Oleh karena itu, harus ada otot lain yang berkon traksi yang merupakan
kebalikan dari kerja otot pertama. Jadi, untuk menggerakan tulang dari satu posisi ke posisi
yang lain, kemudian kembali ke posisi semula, diperlukan paling sedikit dua macam otot
dengan kerja berbeda. Berdasarkan tujuan kerjanya tadi, otot dibedakan menjadi otot
antagonis dan otot sinergis.
GANGGUAN SISTEM GERAK
1. Gangguan Tulang
Gangguan tulang meliputi:

a. Retak Tulang : Retak tulang dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:


Fraktura sederhana, apabila tulang yang retak tidak sampai melukai
otot.
Greenstick (retak tak lengkap), apabila tulang hanya retak dan sebagian
tidak sampai memisah.
Fraktura tertutup, apabila tulang yang patah menyebabkan otot terluka,
tetapi tidak keluar dari kulit.
Fraktura terbuka, apabila tulang yang patah sampai mencuat keluar
kulit.
b. Rakhitis
Rakhitis adalah penyakit tulang menjadi rapuh karena kekurangan vitamin D.
Penderita gangguan ini memiliki tulang kaki berbentuk X atau O.

c. Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kelainan yang disebabkan oleh pengumpulan yang abnormal
dari cairan spinal dan terjadi pelebaran rongga otak sehingga kepala membesar.
d. Mikrosepalus
Mikrosepalus adalah kelainan yang disebabkan oleh terhambatnya pertumbuhan
tulang tengkorak karena kekurangan zat kapur pada waktu bayi. Hal ini
menyebabkan kepala menjadi kecil.
e. Osteoporosis
Osteoporosis adalah gangguan tulang karena reabsorpasi bahan tulang terhambat.
Hal ini disebabkan oleh kekurangan hormon kelamin pria atau wanita.
2. Gangguan Persendian
Gangguan atau penyakit pada sistem gerak manusia yang kedua adalah
gangguan persendian dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu:

a. Dislokasi
Dislokasi adalah pergeseran kedudukan sendi karena sobek atau tertariknya
ligamen.

b. Keseleo
Keseleo adalah gangguan persendian karena tertariknya ligamen sendi oleh
gerakan tiba-tiba atau yang tidak biasa dilakukan.
c. Ankilosis
Ankilosis adalah keadaan sendi tidak dapat digerakkan.
3. Gangguan Otot

Sedangkan gangguan atau penyakit pada sistem gerak manusia yang ketiga adalah gangguan otot.
Beberapa gangguan pada otot, antara lain:

Kejang Otot : Kejang otot adalah gangguan otot karena melakukan aktivitas terus-menerus, sampai
akhirnya otot tidak mampu lagi berkontraksi karena kehabisan energi.

Atropi : Atropi adalah gangguan otot karena otot mengecil sehingga kemampuan untuk berkontraksi
hilang.

Hipertropi : Hipertropi adalah keadaan otot menjadi lebih besar dan kuat karena sering dilatih. Hal ini
terjadi pada tubuh atlet, misalnya binaragawan, atlet angkat besi, dan atlet sepakbola.

Tetanus : Tetanus adalah kejang otot yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani.

Kaku Leher atau Stiff : Kaku leher terjadi karena otot leher mengalami peradangan akibat gerakan atau
hambatan yang salah sehingga leher terasa kaku.

Hernia Abdominalis : Hernia abdominalis adalah sobeknya otot dinding perut yang lemah sehingga usus
melorot masuk ke rongga perut.
Teknologi Sistem Gerak

Penggantian Sendi
Dapat dilakukan dengan cara metode pembedahan untuk mengganti sendi yang rusak
dengan logam. Bonggol sendi diganti dengan logam campuran (misal campuran titanium)
dan cawan sendi dengan mangkuk plietilena (misal plastik) yang kerapatannya tinggi.
Kemudian,kedua sisi direkatkan dengan senyawa metal metakrital berpori yang
memungkinkan fisiologi tulang tetap normal.
Transplantasi Sumsum
Yaitu sumsum merah ditransplantasikan dari satu orang ke orang yang lain. Dalam hal ini
diperlukan teknik khusus untuk memindahkan sumsum dari donor yang sehat dan
menyuntikkannya ke resipien tanpa merusaknya,karena sumsum sangat lunak.
Penyembuhan Patah Tulang
Patah tulang adalah suatu kelainan yang terjadi akibat dari cidera yang menyebabkan
rapuhnya atau patahnya tulang dari seseorang. Hal ini bisa terjadi karena kecelakaan,
terjatuh ataupun terkena benda-benda tajam yang dapat menyebabkan patahnya tulang-
tulang manusia.
Dilakukan dengan cara :
a. Pemasangan gips : bahan kapur yang diletakkan disekitar tulang yang patah.
b. Pembidaian : benda keras yang ditempatkan didaerah sekeliling tulang yang patah.
c. Pembedahan internal : pembedahan untuk menempatkan batang logam atau piringan
pada tulang yang patah.
Tangan Bionik
Alat bantu bagi penderita tuna daksa (cacat anggota tubuh) khususnya
tangan, kini semakin canggih dan fungsional. Tangan buatan yang
dibuat sebuah perusahaan Skotlandia dapat dipakai pengguna untuk
mengetik dan memegang kartu kredit.
Kaki Bionik
Kaki bionic ini dilengkapi dengan motor elektrik yang menggerakkan
persendian lutut dan pergelangan kaki. Teknologi ini memberikan
kemudahan kepada penggunaannya untuk berjalan, khususnya ketika
menyusuri tangga dan jalanan yang landai.
Otot Artificial
Ilmuwan dari California telah menciptakan sebuah penemuan baru
berupa otot artificial yang dapat menyembuhkan dirinya sendiri dan
membangkitkan listrik. Riset ini menggunakan sebagian ilmu yang
sudah digunakan di Jepang untuk membangkitkan listrik dari
gelombang air laut atau samudera.
Penyembuhan Kanker Tulang
Kanker tulang disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel yang membentuk
tulang.Penyembuhan kanker tulang dapat dilakukan dengan cara pembedahan dan
amputasi. Cara lain seperti :
a. Kemoterapi : biasanya menggunakan obat-obatan yang sangat kuat untuk mencoba
membunuh sel kanker. Sayangnya, beberapa sel-sel normal juga mati dalam prosesnya. Obat
dirancang untuk membunuh atau tumbuh dengan cepat membagi sel.
b. Radioterapi : Radioterapi berarti pengobatan kanker dengan menggunakan sinar radioaktif.
Sinar X, elektron, dan sinar y (gamma), terbanyak digunakan dalam pengobatan kanker
disamping partikel lain.
c. Pembedahan
d. Amputasi
e. Menggunakan metode teknik baru limb salvage, dimana teknik terapi baru ini telah
dikembangkan di hampir semua pusat penyembuhan kanker di seluruh dunia. Tujuan operasi
adalah untuk menghilangkan tumor lokal pada tulang yang terkena.
Implant
Implant adalah suatu material yang terbuat dari benda rigid (sekarang ini dipakai titanium)
yang dipasang di tulang belakang dengan melekatkan sekrupnya di pedikel tulang vertebra.
Implant dan instrumentasi untuk skoliosis sesungguhnya memberikan kontribusi terbesar
dalam pembiayaan operasi penderita skoliosis.

Anda mungkin juga menyukai