Anda di halaman 1dari 10

HUKUM PERBANKAN SYARIAH

Dosen: HABIBULLAH, Sag., M.H.

PENYELESAIAN SENGKETA SYARI,AH

Disusun Oleh:BENI SATRIA

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM LUBUK SIKAPING


YAYASAN PENDIDIKAN PASAMAN
TAHUN AKADEMIK 2017 / 2018
Pengertian Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah .
Penyelesaian sengketa atau lebih dikenal dengan nama Ash-
Shulhu berarti memutus pertengkaran atau perselihan atau
dalam pengertian syariatnya adalah suatu jenis akad (perjanjian)
untuk mengakhiri perlawanan (sengketa) antara dua orang yang
bersengketa

Prinsip Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah.


Adil dalam memutuskan perkara sengketa, tidak ada pihak yang
merasa dirugikan dalam pengambilan keputusan.
Kekeluargaan.
Win win solution, menjamin kerahasian sengketa para pihak.
Menyelesaiakan masalah secara komprehensif dalam
kebersamaan.
Tujuan Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah.
Agar setiap permasalahan-permasalahan yang ada dalam
perbankan dapat terselesaikan dengan sebagaimana mestinya.
Sehingga tidak menimbulkan bersengketaan yang berujung
pada ketidakadilan, dalam Islam juga tidak diperbolehkan
berselisih yang berkepanjangan karena dapat menimbulkan
persengketaan.

Landasan Hukum Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah.


Al,Quran al-Hujarat ayat 9
An-Nisa ayat 35
Pasal 1338 KUHP Pasal 1 angka 7 Peraturan Bank Indonesia Nomor.
7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan Penyaluran dana Bagi Bank
yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah),serta
Murabahah.
Penyelesaian Sengketa Perbankan Syariah.
1. Penyelesaian Sengketa Melalui Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa
(Alternatif Dispute Resolution).
a.Mediasi Perbankan.
Mediasi menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006
adalah proses penyelesaian sengketa yang melibatkan mediator untuk
membantu para pihak yang bersengketa guna mencapai penyelesaian
dalam bentuk kesepakatan sukarela terhadap sebagian atau seluruh
permasalahan yang disengketakan

Syarat seorang mediator:


Memiliki pengetahuan di bidang perbankan, keuangan dan
hukum.
Tidak memiliki hubungan sedarah dengan nasabah atau
Perwakilan Nasabah Bank.
Tidak mempunyai kepentingan financial atau kepentingan lain
atas penyelesaian sengketa.
Badan Arbitrase Syariah Nasional (BASYARNAS).

Kewenangan Basyarnas:
Menyelesaikan secara adil dan cepat
Memberikan pendapat yang mengikat
atas permintaan para pihak.

Putusan BASAYARNAS:
Dalam waktu selambat-lambatnya
180 hari sejak ditunjuk sebagai
Arbiter, seluruh pemeriksaan
hingga putusan harus selesai.
Salinan resmi putusan arbitrase
didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri setempat.
Keunggulan dan kekurangan BASYARNAS.
1.Keunggulan Basyarnas
Memberikan kepercayaan kepada para pihak
Para pihak menaruh kepercayaan yang besar
pada arbiter
Proses pengambilan keputusan cepat
Para pihak menyerahkan persengketaannya
secara sukarela kepada orang-orang (badan)
yang dipercaya
Didalam proses arbitrase pada hakekatnya
terkandung perdamaian dan musyawarah
BASYARNAS akan memberikan peluang bagi
berlakunya hukum Islam sebagai pedoman
penyelesaian perkara.
2. Kekurangan Basyarnas:
Kurangnya manajemen SDM yang ada sehingga
masih harus berbenah diri agar dapat
mengimbangi pesetnya perkembangan lembaga
keuangan syariah di Indonesia
Belum sepenuhnya menjadi lembaga yang
dipercaya masyarakat
Keterbatasan jaringan kantor BASYARNAS di
daerah
Kurangnya sosialisasi kepada masyarakat dalam
rangka penyebarluasan informasi dan
meningkatkan pemahaman mengenai arbitrase
syariah.
Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur Pengadilan Agama Pasca
Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006.
Dengan lahirnya perubahan Undang-undang Nomor. 7 Tahun
1989 dengan Undang-undang Nomor. 3 Tahun 2006 tentang
peradilan Agama, maka kewenangan absolut sengketa
ekonomi Islam beralih ke Pengadilan Agama.

Kekuatan Peradilan Agama yang berwenang menyelesaikan


sengketa perbankan syariah dikarenakan adanya faktor sebagai
berikut:
Adanya SDM yang sudah
memahami permasalahan
syariah.
Adanya kewenangan absolut.
Mayoritas masyarakat Indonesia
kesadaran hukum Islam.
Kelemahan dalam menggunakan
Penyelesaian Sengketa Melalui Jalur
Pengadilan Agama disebabkan oleh:

Pelaksanaan dalam penyelesaian


sengketa dalam beracara masih
menggunakan sistem dualisme
hukum karena pada satu sisi hukum
acara yang dipakai adalah hukum
acara perdata barat
Masih barunya lembaga
BASYARNAS yang mengakibatkan
kurang pengalaman dalam proses
penyelesaian sengketa yang ada.
Sekiam dan

Anda mungkin juga menyukai