Anda di halaman 1dari 41

Judul: Smoking Cessation and Risk of

Cataract
Penyusun: Birgitta Ejdervik Lindbald,
Niclas Hakansson, Alicja Wolk
Penerbit: JAMA Ophthalmology
Tanggal terbit: 2 Januari 2014

2
Merokok dapat menyebabkan
beberapa penyakit okular yang berat,
seperti degenerasi makula, Graves
ophtalmopathy, dan inflamasi okular.
Hal ini diduukung dengan adanya teori
yang menyebutkan bahwa
terbentuknya radikal bebas dan
kurangnya antioxidan di sirkulasi dapat
menyebabkan patogenesis okuler
akibat stres oksidatif
3
Merokok merupakan faktor resiko dari
katarak, penyebab utama dari gangguan
penglihatan, >50% kebutaan di dunia
disebabkan oleh rokok.
Operasi adalah satu-satunya cara paling
efektif untuk penatalaksanaan katarak,
namun pasien dengan katarak
diprediksikan meningkat karena penuaan
semakin meningkat dan akses di seluruh
dunia berbeda satu dengan yang lainnya
4
Oleh karena itu, pencegahan katarak
dapat memberikan efek terhadap
kesehatan masyarakat dan ekonomi,
dengan rokok menjadi faktor penyebab
utama yang dapat dimodifikasi

5
Tujuan: Untuk mengetahui hubungan
antara kebiasaan merokok dan waktu
berhenti merokok terhadap insidensi
ekstraksi katarak terkait usia

6
Desain Cohort Study
Penelitian

Sampel Pria di Swedia


Penelitian berusia 45-79 tahun

Tempat dan Swedia, 1998- 31


Waktu Penelitian Desember 2009
7
Kuesioner : Kuesioner yang dibagikan
melalui email kepada semua pria berusia
45-79 tahun yang tinggal di Swedia Pusat
(Orebro dan Vastmanland). Kuesioner berisi
tentang diet dan faktor gaya hidup.
Studi ini mewakili populasi Swedia untuk
usia menengah dan usia tua (45-59, 60-69,
70-79), kebiasaan merokok, prevalensi
diabetes melitus, BMI, dan tingkat
pendidikan lebih dari 12 tahun.
8
Antara 1 Januari 1998-31 Desember
2009, 5713 kasus ekstraksi katarak
diidentifikasi dengan studi populasi dan
menngunakan nomor identifikasi
personal, termasuk klinik pemerintah
maupun swasta.
Katarak kongenital atau katarak
sekunder akibat trauma atau inflamasi
intraokular dan operasi intraokular
sebelumnya dikeluarkan dari penelitian.
9
Berusia 45-
79 tahun

Belum
pernah KRITERIA Kuesioner
dioperasi INKLUSI diisi lengkap
katarak

Pernah
merokok,
sedang
merokok,
tidak
merokok 10
Mengembalikan
kuesioner
dalam keadaan
kosong

Memiliki
Kekurangan/hila KRITERIA diagnosa
ngnya data kanker (selain
status merokok ESKLUSI nonmelanoma
skin cancer)

Telah dilakukan
operasi katarak
sebelum penelitian

11
Klasifikasi:
Perokok aktif
Mantan perokok
non perokok
Jumlah rokok yang dihisap per hari
dibagi berdasar periode: 15-20 tahun,
per 10 tahun setelahnya, dan sekarang

12
Dosis kumulatif dihitung dari :
Pack dalam tahun X rata-rata rokok
yang dihisap per hari
20
= pack/ hari

13
Informasi kemungkinan faktor resiko katarak
didapatkan melalui kuesioner meliputi:
Diagnosis DM
Pengobatan kortikosteroid
Konsumsi Alkohol
Suplemen vitamin
Tinggi dan berat badan, termasuk BMI
Tingkat pendidikan (<10, 10-12, >12 tahun)

14
Perkiraan resiko terkena katarak berdasarkan:
rata-rata jumlah rokok perhari di periode
merokok,
dosis kumulatif rokok,
usia saat merokok, dan
durasi merokok (tahun)
Resiko juga berlaku pada sample yang sudah
berhenti merokok<10 tahun, 10-20 tahun, atau
>20 tahun sebelum dilakukan follow up pada
tahun 1998
15
Pada model multivariat penilaian
terhadap potensi faktor resiko: usia, DM,
Hipertensi, pengobatan kortikosteroid,
konsumsi alkohol, suplemen vitamin, BMI,
dan tingkat pendidikan

16
17
18
Sampel difollow up sampai tanggal
dilakukannya ekstraksi katarak,
kematian, atau sampai akhir follow up
(31 Desember 2009).

19
20
Terdapat 5713 kasus katarak terkait usia.
Intensitas merokok dan dosis kumulatif dari merokok
berkaitan dengan peningkatan resiko dilakukannya
ekstraksi katarak
Perokok aktif >15 rokok perhari memiliki
peningkatan resiko 42% untuk dilakukan ekstraksi
katarak dibanding dengan non perokok
Setelah .20 tahun sejak berhenti merokok, pria
dengan rata-rata merokok 15 batang sehari
memiliki peningkatan resiko 21% dilakukan ekstraksi
katarak dibanding dengan non perokok
Pria dengan rokok <15 batang perhari, dapat
diobservasi efek dari berhenti merokoknya, naumn
resiko dari ekstraksi katarak tidak berkurang seperti
non perokok
21
Pada studi ini, didapatkan 24.9% perokok
aktif, 38.8% mantan perokok, dan 36.3%
non perokok.
Rata-rata jumlah rokok yang dihisap
sehari adalah 13.9 pada perokok aktif
dan 13.6 pada mantan perokok.

22
Berdasar umur, orang dengan riwayat dan
perokok aktif memiliki resiko 21% lebih tinggi
untuk dilakukan ekstraksi katarak
Hasil ini tetap besar tanpa perubahan
pada data multivariat
Dibandingkan dengan non perokok (never
smokers), perokok aktif memiliki 19% resiko
lebih besar dan mantan perokok 18% lebih
besar untuk dilakukan ekstraksi katarak
pada multivariat
23
Intensitas merokok (yang dihitung rata-
rata jumlah rokok per hari) dan terpapar
rokok secara kumulatif memiliki resiko
lebih besar dilakukan ekstraksi katarak.

24
Tidak ada perbedaan signifikan antara
usia memulai merokok dan ekstraksi
katarak setelah penyesuaian intensitas
merokok
Konsumsi alkohol didapatkan lebih tinggi
dan tingkat pendidikan lebih rendah
pada grup perokok.

25
Setelah berhenti merokok, resiko terjadinya
katarak berkurang seiring waktu.
Pada perokok >15 batang per hari, resiko
ekstraksi katarak berkurang sejak
berhentinya merokok.
Pada perokok 15 batang per hari,resiko
terjadinya katarak >2 dekade sejak
berhentinya merokok menurun secara
signifikan, namun tidak dapat mencapai
level seperti non perokok
26
Terdapat hubungan positif antara
merokok dan terjadinya katarak,
dengan dosis signifikan pada intensitas
dan efek kumulatif dari merokok
dibandingkan non perokok.
Berhenti merokok dapat menurunkan
resiko secara statistik dengan
bertambahnya waktu dari berhenti
merokok.
27
Merokok meningkatkan stres oksidatif pada
lensa dengan adanya radikal bebas dan
mengurangi konsentrasi antioksidan pada
plasma darah, salah satunya asam
askorbat. Jumlah dari enzim proteolitik dan
kemampuan mereka dalam
menghilangkan protein lensa yang rusak
tidak sebanding.
Lamanya paparan stres oksidatif
menyebabkan akumulasi protein lensa
yang rusakperkembangan katarak
28
Rokok juga mengandung ion-ion metal
beracun, dan cadmium dapat
terakumulasi di lensa katarak perokok.
Cadmium dapat memperngaruhi enzim
anti-oxidative lensa seperti superoxide
dismutase dan glutathione peroxidase
melemahkan pertahanan terhadap
kerusakan oksidatif dan mempercepat
perkembangan katarak.
29
Walaupun perokok memiliki beberapa
keuntungan dari berhenti merokok, lensa
dapat membaik, walaupun dalam 2
dekade setelah berhenti merokok.
Resiko ini tidak dapat mencapai level
non perokok

30
Tidak dijelaskan kategori katarak yang
masuk dalam kriteria penelitian
Tidak dijelaskan apakah ada yang loss
to follow up, berapa jumlah dari yang
loss to follow up
Bisa terjadi adanya bias pada mantan
perokok yang pada saat mengisi
kuesioner sudah berhenti namun dapat
mulai lagi
Sinar UV tidak dikendalikan
31
Berhenti merokok dapat menurunkan
resiko terjadinya katarak, tetapi resiko
pada mantan perokok tetap ada
hingga beberapa dekade.
Karena merokok berkaitan dengan
penyakit mata, sehingga sangat penting
untuk mencegah merokok dan
melakukan promosi berhenti merokok

32
Judul sudah memenuhi kriteria <20 kata
dalam satu kalimat (15 kata), tidak
terlalu panjang dan tidak terlalu pendek,
tidak ada kalimat yang disingkat, dan
mewakili isi penelitian

34
Abstrak <300 kata
Sudah menggambarkan isi
jurnal
Tidak mencantumkan kata
kunci

35
Studi Kohort berdasar populasi
Large study size
Dilakukan follow up yang panjang

36
Tidak dijelaskan tipe katarak yang menjadi
fokus penelitian
Tidak dijelaskan apakah ada sampel yang
loss to follow up, berapa jumlah yang loss to
follow up
Tidak dijelaskan metode follow up yang
digunakan
Bisa terjadi adanya bias pada mantan
perokok yang pada saat mengisi kuesioner
sudah berhenti namun dapat mulai lagi
Sinar UV tidak dikendalikan

37
No. Criteria Yes No NA
1. Was the research question or objectiive in this paper clearly stated? v

2. Was the study population clearly specified and defined? v


3. Was the participation rate eligible persons at least 50%? v
4. Were all the subjects selected or recruited from the same or similar v
populations (including the same time period)? Were inclusion and
exclusion criteria for being in the study specified and applied uniformly to
all participants?
5 Was a sample size justification, power description, or variance and effect v
estimates provided?

6 For the analyses in this paper, were the exposure(s) of interest measured v
prior to the outcome(s) being measured?

7 Was the timeframe sufficient so that one could reasonably expect to see v
an association between exposure and outcome if it existed?

38
no Criteria Yes No NA

8 Were the exposure measures (independent v


variables) clearly defined, valid, reliable, and
implemented consistently across all study
participants?

9 Was the exposure(s) assessed more than once v


over time?

10 Were the outcome measures (dependent v


variables) clearly defined, valid, reliable, and
implemented consistently across all study
participants?

11 Were the outcome assessors blinded to the v


exposure status of participants?

12 Was loss to follow-up after baseline 20% or less? v

13 Were key potential confounding variables v


measured and adjusted statistically for their
impact on the relationship between exposure(s)
and outcome(s)?
39
Swedish Men usia 45-79

kuesioner

non perokok

Hubungan antara kebiasaan merokok dan waktu


berhenti merokok terhadap insidensi ekstraksi
katarak terkait usia

40
41

Anda mungkin juga menyukai