Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DESAIN PENELITIAN
LABORATORIUM IKM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR MATARAM
OLEH :
Dr. H. INDRADJID, MS
DESAIN PENELITIAN
A. PENGERTIAN
1. Merupakan rangkaian penelitian mulai dari identifikasi
masalah, perumusan hipotesis, operasionalisasi sampai
pada analisa data.
2. Merupakan jenis atau macam penelitian yang dipilih untuk
mencapai tujuan penelitian, jadi akan berperan sebagai
alat dan pedoman untuk mencapai tujuan penelitian.
B. KLASIFIKASI JENIS PENELITIAN
Atas dasar pembuatannya penelitian dalam bidang
kedokteran dan kesehatan dapat dibagi menjadi :
1.Berdasarkan ruang lingkup :
Penelitian klinis, lapangan atau laboratorium.
2.Berdasarkan pada waktu :
Penelitian transversal/cross-sectional : tidak punya
dimensi waktu
Penelitian longitudinal : Prospektif atau retrospektif
3.Berdasarkan pada substansi :
Penelitian dasar atau penelitian terapan.
4.Berdasarkan pada analisis hubungan antar variabel :
Penelitian deskriptif atau analitik.
Terlihat bahwa klasifikasi tersebut tumpang tindih :
Penelitian dasar mungkin bersifat deskriptif, namun dapat juga
bersifat analitik.
Penelitian klinis dapat bersifat tranversal namun dapat juga
bersifat longitudinal.
Pembagian yang sangat sering dipergunakan adalah desain
penelitian deskriptif dan penelitian analitik.
A. PENELITIAN DESKRIPTIF
Penelitian yang bertujuan melakukan deskripsi tentang
fenomena yang ditemukan, baik yang berupa faktor resiko
maupun efek atau hasil.
Hasil penelitian disajikan apa adanya, peneliti tidak mencoba
menganalisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut
dapat tersaji, sehingga pada penelitian deskriptif tidak perlu
ada hipotesis.
Contoh-contoh :
Survei morbilitas dan mortalitas di daerah A.
Laporan hasil terapi tanpa kontrol.
B. PENELITIAN ANALITIK
Pada penelitian ini, peneliti mencari hubungan antar variabel
dengan melakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan.
Oleh karena itu perlu dibuat hipotesis.
Seringkali yang dikumpulkan pada penelitian deskriptif, data
dasarnya dipakai untuk menyusun latar belakang serta hipotesis
untuk penelitian analitik.
Desain penelitian analitik observasional pada umumnya dibagi 3
(tiga) jenis :
Penelitian cross-sectional
Penelitian kasus-kontrol
Penelitian kohort
Klasifikasi lainnya didasarkan pada ada atau tidaknya intervensi
ataupun manipulasi yang dilakukan terhadap subjek penelitian.
DESAIN PENELITIAN
OBSERVASIONAL : INTERVENSIONAL :
1. Laporan Kasus Deskriptif 1. Uji klinis
2. Seri kasus 2. Intervensi :
3. Cross-sectional, Pendidikan
termasuk survei Perilaku
Analitik
4. Kasus-kontrol Kesehatan Masyarakat
5. Kohort
Pada studi intervensional peneliti melakukan manipulasi
terhadap satu atau lebih variabel subjek penelitian dan kemudian
mempelajari efek perlakuan tersebut,
sedangkan pada studi observasional peneliti hanya melakukan
pengamatan atau pengukuran terhadap pelbagai variabel subjek
penelitian menurut keadaan alamiah, tanpa melakukan manipulasi
atau intervensi.
STUDI CROSS-SECTIONAL
PENGERTIAN :
Dalam studi ini peneliti mempelajari hubungan antara variabel
bebas (faktor resiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan
melakukan pengukuran sesaat.
Tentunya tidak semua subjek penelitian harus diperiksa pada hari
atau saat yang sama, akan tetapi pengukuran variabel resiko
maupun variabel efek hanya satu kali saja, diukur menurut
keadaan atau statusnya pada waktu dilakukan observasi.
Studi cross-sectional terutama digunakan untuk mempelajari
faktor resiko penyakit yang mempunyai onset yang lama dan lama
sakit (duration) yang panjang.
Penyakit-penyakit ini misalnya osteoartritis, bronkitis kronis dan
sebagian besar penyakit kejiwaan.
Dengan studi ini akan diperoleh prevalen suatu penyakit atau efek
pada populasi pada suatu saat. Hasil pengamatan studi croos-
sectional kemudian disusun dalam tabel 2 X 2, kemudian dihitung
perbandingan antara prevalens penyakit (efek) pada subjek dari
kelompok tanpa resiko.
EFEK
A YA TIDAK JUMLAH
Faktor FAKTOR YA A B A+B
EFEK (+)
Resiko RESIKO TIDAK C D C+D
B
(+)
EFEK (-)
CATEGORICAL NUMERICAL
(QUALITATIVE) (QUANTITAIVE)
Categories are mutually Categories are mutualy Integer values : Takes any value in arange
exclusive and unordered, exclusive and ordered, Day sick per years of Values, e.g :
e.g: e.g : Number of events Weight in Kg
SEX (Male/Female Disease stage Height in Cm
Blood group (mild/moderate/ There is no limitations of
(A/B/AB/O) severe) values the variable can
Marital status Binary or dichotom take
(Married/Widowed/
(yes/no-dead/alive)
Single)
II. SAMPLING AND SAMPLING DISTRIBUTIONS
dengan interpretasi :
makin kecil standar error, makin tepat estimasi
proporsi
III. CONFIDENCE INTERVALS (Ci) = TARAF KEPERCAYAAN
Adalah suatu interval, suatu jarak bilangan dalam mana
probabilitas tentang letak mean parameter (dan lain-lain
bilangan statistik) kita ramalkan.
Ramalan tentang probabilitas ini kita dasarkan atas taraf-taraf
kepercayaan tertentu, misalnya 95% dan 99%. Itulah sebabnya
mengapa interval ini disebut INTERVAL KEPERCAYAAN
(Confidence Interval).
Ada 2 (dua) taraf kepercayaan yang sangat lazim digunakan
yaitu 95% dan 99%.
TARAF KEPERCAYAAN 95% :
Suatu deviasi sebesar 1,96 x SEm diatas dan dibawah mean
yang mencakup 95% dari frekuensi dalam distribusi normal.
Bilamana kita membuat estimasi tentang letak mean
parametrik dengan Ci 95%, kita akan menolak setiap estimasi
yang menganggap mean dari sample terletak lebih jauh dari
1,96 SEM. Peluangnya adalah 5 diantara 100 kemungkinan
akan diperoleh mean statistik lebih besar dari 1,96 SEM.
Bila dituliskan dalam rumus estimasi dengan Ci 95% adalah :
Mp = Ms + 1,96 SEM
Tetapi bila data tidak mengikuti distribusi normal atau tidak
diketahui variance populasi, maka mean mengikuti t-
distributions maka menentukan mean pada Ci 95% X (t
0,05 x SEM), X + (t 0,05 x SEM).
t 0.05 adalah percentage point (percentile) dengan (n-1) sebagai
df (degree of freedom) yang menghasilkan a two tailed
probability of 0,05.
Maka Mp = 27,01 + (2,001 x 0,7326)
= (25,54 28,48)
Contoh :
n = 49
Ms = 27,01
SD = 5,1282
SEM = SD = 5,1282 = 0,7326
n 49
Mp = Ms + (1,96 x SEM)
= 27,01 + (1,96 x 0,7326)
TARAF KEPERCAYAAN 99% :
Analog dengan diatas : Mp = Ms + 2,58 SEM
Seperti kita lihat dari sifat-sifat distribusi normal, maka 2,58
SEM mencakup 49,5% dari frekuensi dari sebelah atas dan
bawah mean parametrik atau seluruhnya berjumlah 99% dari
frekuensi dalam populasi. Ini berarti bahwa bilamana kita
menggunakan Ci 99%, peluangnya adalah 1 (satu) diantara
seratus kemungkinan akan lebih dari mean sample yang
menyimpang sejauh 2,58 SEM atau lebih dari mean
parametrik disebabkan karena kesalahan sampling.
Beberapa ahli statistik berpendapat bahwa perlu sekali
menyatakan taraf kepercayaan mana (95% atau 99%) yang
digunakan untuk mengadakan parameter, untuk menghindari
salah mengerti dari para pembaca laporan penyelidikan.
CONFIDENCE INTERVAL FOR THE PROPORTION
Mengikuti BINOMIAL DISTRIBUTION. Bila n besar, maka mean () diestimasi
dari proporsi dalam sample, p = r/n (r = jumlah yang terkena efek),
sedangkan standard error = p(1 p)
n
Confidence interval 95% untuk proporsi adalah
p(1 p) p(1 p)
p 1,96 p 1,96
n n
Apabila n = kecil atau np = n(1-p) kurang dari 5 dipakai BINOMIAL
DISTRIBUTION dengan catatan bila p dinyatakan dengan percentage maka
(1-p) diganti (100-p).
Contoh :
n 64
r 27 0,4221 0,422
SEP
0,42242,2%
27 64
p
64
95% Ci = 0,422 + (1,96 X 0,0617) (0,301 0,543)