Anda di halaman 1dari 43

Perancangan Alat Proses

Heat Exchanger (HE)


Heat Exchanger

Alat penukar panas atau Heat Exchanger (HE) adalah


alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari
sistem ke sistem lain tanpa perpindahan massa dan bisa
berfungsi sebagai pemanas maupun sebagai pendingin.
Biasanya, medium pemanas yang dipakai adalah uap
panas (super heated steam) dan air biasa sebagai air
pendingin(cooling water).
Heat Exchanger

Pertukaran panas terjadi karena adanya kontak, baik


antara fluida terdapat dinding yang memisahkannya
maupun keduanya bercampur langsung (direct
contact). Penukar panas sangat luas dipakai dalam
industri seperti kilang minyak, pabrik kimia maupun
petrokimia, industri gas alam, refrigerasi, pembangkit
listrik.
Rotary Evaporator Tabung
Evaporator Horizontal
Tujuan Perpindahan Panas

a .Memanaskan :
- Menaikkan suhu
- Merubah fase ( Menguapkan, melarutkan, melelehkan)
-Mempertahan suhu proses (memberi panas proses yang membutuhkan-
endhoterm)
b.Mendinginkan :
- Menurunkan suhu
- Merubah fase ( Mengembunkan, membekukan,dsb)
-Mempertahan suhu proses (mengambil panas proses yang menghasilkan
panas eksotherm)
FAKTOR FAKTOR YANG
MENENTUKAN DALAM PEMILIHAN
HEAT EXCHANGER (HE)
1. Mekanisme
Perpindahan Panas
A. Panas Secara Konduksi
Merupakan perpindahan panas antara molekul-
molekul yang saling berdekatan antar yang satu
dengan yang lainnya dan tidak diikuti oleh
perpindahan molekul-molekul tersebut secara fisik.
Molekul-molekul benda yang panas bergetar lebih
cepat dibandingkan molekul-molekul benda yang
berada dalam keadaan dingin. Getaran-getaran
yang cepat ini, tenaganya dilimpahkan kepada
molekul di sekelilingnya sehingga menyebabkan
getaran yang lebih cepat maka akan memberikan
panas.
Contohnya : Aliran panas melalui dinding/ pipa logam
Aliran Panas Melalui Dinding/Pipa
Logam

K
T2

Aliran
T1 T1
Panas

Aliran T2
Panas

L
1. Mekanisme
Perpindahan Panas

B. Panas Secara Konveksi


Perpindahan panas dari suatu zat ke zat yang lain disertai
dengan gerakan partikel atau zat tersebut secara fisik.
Perpindahan panas dari fluida panas kebagian yang dingin
dengan pengadukan.
Contohnya : Memasak air, Perpindahan panas pada HE
Konveksi Alami Memasak Air
Konveksi Paksa Pada HE
1. Mekanisme
Perpindahan Panas

C. Panas Secara Radiasi


Perpindahan panas tanpa melalui media (tanpa melalui
molekul). Suatu energi dapat dihantarkan dari suatu tempat
ke tempat lainnya (dari benda panas ke benda yang dingin)
dengan pancaran gelombang elektromagnetik dimana
tenaga elektromagnetik ini akan berubah menjadi panas jika
terserap oleh benda yang lain.
Contohnya : Pancaran panas matahari
Radiasi Pancaran Panas
Matahari
perpindahan panas dari benda temperatur tinggi
dengan pancaran dan kedua benda terpisah
dalam ruang

F1, T1

F2, T2
KONTAK TAK LANGSUNG

Fluidized Bed Heat Exchanger

Pada heat exchanger jenis ini menggunakan komponen solid


yang berfungsi untuk menyimpan panas yang berasal dari aliran
fluida panas yang melewatinya.
2. Heat Exchanger Type Direct-Transfer
Heat exchanger jenis sering juga disebut sebagai heat exchanger
recuperator. Prinsip kerjanya yaitu, fluida cair akan dialirkan secara
terus-menerus dan akan mengalami pertukaran panas dari fluida lain
yang memiliki suhu berbeda. Kedua fluida yang mengalir dipisahkan
oleh dinding pembatas. Hal yang membedakan heat exchanger jenis
ini dengan HE tipe kontak tak langsung lainnya yaitu aliran dari
fluidanya yang terus mengalir secara terus-menerus tanpa henti,
begitupun dengan proses perpindahan panasnya.
KONTAK LANGSUNG
Gas-Liquid Excharger
Heat Exchanger tipe ini menggunakan dua fluida kerja yang
berbeda, yaitu fluida cair dan gas. Salah satu aplikasi yang sering
digunakan pada tipe ini yaitu cooling tower. Cooling tower
Immiscible Fluid Exchanger
Heat Excharger jenis ini mencampurkan dua jenis fluida yang
berbeda sehingga akan terjadi proses perpindahan panas.HE
jenis ini biasanya digunakan pada sebuah pembangkit listrik
tenaga surya.
3. Kemampuan Menerima
Panas

Koefisien overall perpindahan panas (U)


Menyatakan mudah atau tidaknya panas berpindah dari
fluida panas ke fluida dingin dan juga menyatakan aliran
panas menyeluruh sebagai gabungan proses konduksi dan
konveksi.
3. Kemampuan Menerima
Panas

Luas bidang yang tegak lurus terhadap arah perpindahan


panas.
Karena luas perpindahan panas tidak konstan, sehingga
dalam praktek dipilih luas perpindahan panas berdasarkan
luas dinding bagian luar.
3. Kemampuan Menerima
Panas

Selisih temperature rata rata logaritmik (TLMTD)


LMTD : perbedaan temperatur ytang dipukul rata rata setiap
bagian HE. Karena perbedaan temperature di setiap bagian
HE tidak sama.
Jenis-jenis alat penukar kalor
dikelompokan berdasarkan
fungsinya:

C. Cooler, alat penukar kalor ini digunakan untuk mendinginkan


cairan atau gas dengan mempergunakan air sebagai
media pendingin. Disini tidak terjadi perubahan fasa,
dengan perkembangan teknologi dewasa ini maka
pendingin coler mempergunakan media pendingin berupa
udara dengan bantuan fan (kipas).
Jenis-jenis alat penukar kalor
dikelompokan berdasarkan
fungsinya:

D. Evaporator, alat penukar kalor ini digunakan untuk


penguapan cairan menjadi uap. Dimana pada alat ini
menjadi proses evaporasi (penguapan) suatu zat dari fasa
cair menjadi uap. Yang dimanfaatkan alat ini adalah panas
latent dan zat yang digunakan adalah air atau refrigerant
cair.
1. Larutan dimasukkan ke
dalam evaporator dan
melawati sumber panas.
2. Panas akan merubah air
pada larutan menjadi uap
air.
Jenis-jenis alat penukar kalor
dikelompokan berdasarkan
fungsinya:
E. Reboiler, alat penukar kalor ini berfungsi mendidihkan
kembali (reboil) serta menguapkan sebagian cairan
yang diproses. Adapun media pemanas yang sering
digunakan adalah uap atau zat panas yang sedang
diproses itu sendiri.
Udara kering

cairan
Jenis-jenis alat penukar kalor
dikelompokan berdasarkan
fungsinya:

F. Heat Exchanger, alat penukar kalor ini bertujuan untuk


memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain. Maka
akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu:
Memanaskan fluida
Mendinginkan fluida yang panas
Keuntungan Shell and Tube Heat Exchanger

Memiliki permukaan perpindahan panas persatuan volume yang


lebih besar.

Mempunyai susunan mekanik yang baik dengan bentuk yang


cukup baik untuk operasi bertekanan.

Tersedia dalam berbagai bahan konstruksi.

Prosedur pengoperasian lebih mudah.

Metode perancangan yang lebih baik telah tersedia.

Pembersihan dapat dilakukan dengan mudah.


Penambahan PIN pada Tube
Aliran Turbulen
Pemasangan Baffle
Penentuan Fluida Dalam Shell &
Tube

Fluida bertekanan tinggi dialirkan di dalam tube karena tube


standard cukup kuat menahan tekanan yang tinggi.
Fluida berpotensi fouling dialirkan di dalam tube agar
pembersihan lebih mudah dilakukan.
Fluida korosif dialirkan di dalam tube karena pengaliran di
dalam shell membutuhkan bahan konstruksi yang mahal yang
lebih banyak.
Fluida bertemperatur tinggi dan diinginkan untuk
memanfaatkan panasnya dialirkan di dalam tube karena
dengan ini kehilangan panas dapat dihindarkan.
Penentuan Fluida Dalam Shell &
Tube

Fluida dengan viskositas yang lebih rendah dialirkan di


dalam tube karena pengaliran fluida dengan viskositas
tinggi di dalam penampang alir yang kecil membutuhkan
energy yang lebih besar. Fluida dengan viskositas tinggi
ditempatkan di shell karena dpaat digunakan buffle untuk
menahan laju perpindahan.
Fluida dengan laju alir rendah dialirkan di dalam tube.
Diameter tube yang kecil menyebabkan kecepatan linear
fluida (velocity) masih cukup tinggi, sehingga
menghambat fouling dan mempercepat perpindahan
panas.
Fluida yang mempunyai volume besar dilewatkan melalui
tube, karena adanya cukup ruangan.
Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai