Anda di halaman 1dari 36

TANAH, AIR TANAH, DAN PESTISIDA

ALVIN MAULANA
FUJA ADWINA S.
LISTYA RAHMAYANTI

1A D3 TEKNIK KIMIA
DEFINISI

Tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan


bumi yang tersusun dalam horizon-horizon, terdiri dari
campuran bahan mineral organik, air, udara dan merupakan
media tumbuhnya tanaman.
FAKTOR PEMBENTUK TANAH
1. Iklim
Faktor iklim yang berupa curah hujan dan temperature merupakan
faktor yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah. Tingkat
curah hujan dan suhu yang tinggi di daerah tropis menyebabkan reaksi
kimia berjalan dengan cepat sehingga proses pelapukan dan pencucian
berjalan cepat.
2. Organisme
Peranan organisme dalam proses pembentukan tanah sangat besar,
akumulasi bahan organisme, siklus unsur hara, dan pembentukan
struktur tanah yang stabil sangat dipengaruhi oleh kegiatan organisme
dalam tanah.
3. Bahan induk
Jenis batuan di Indonesia, bahan induk pembentuk tanah meliputi;
batuan beku, batuan sedimen dan batuan metamorf
FAKTOR PEMBENTUK TANAH
1. Topografi
Faktor topografi yang mempengaruhi proses pembentukan tanah di
Indonesia yaitu bentuk lahan dan kemiringan lereng. Faktor topografi
berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dengan cara berikut:
Mempengaruhi jumlah air hujan yang meresap
Mempengaruhi dalamnya air tanah
Mempengaruhi tinggi rendahnya erosi
Mengarahkan gerakan air berikut bahan-bahan yang terlarut di
dalamnya
2. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah sehingga
akibat pelapukan dan pencucian tanah yang terus menerus maka tanah
semakin tua.
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKAN TANAH
1. Bahan mineral

Bahan mineral dalam tanah berasal dari pelapukan batu-batuan. Oleh


karena itu, susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan
mineral dan batu-batuan yang telah lapuk. Batuan dapat dibedakan
menjadi batuan beku atau batuan vulkanik (dari gunung berapi), batuan
endapan (sedimen) dan batuan metamorf.
Mineral tanah dibedakan menjadi mineral primer, yaitu mineral yang
berasal dari batuan yang lapuk, dan mineral sekunder yaitu mineral
bentukan baru yang terbentuk selama proses pembentukan tanah
berlangsung.
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKAN TANAH

2. Bahan Organik

Bahan organik umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya


tidak besar, hanya sekitar 3-5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat
tanah besar sekali, yaitu:
Sebagai granulator, yaitu memperbaiki struktur tanah
Sumber unsure hara N, P, S
Menambah kemampuan tanah untuk menahan air
Menambah kemampuan tanah untuk menahan unsur-unsur hara
Sumber energi bagi mikroorganisme
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKAN TANAH
3. Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan (diserap) oleh massa tanah,
tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang
kurang baik, baik kelebihan air ataupun kekurangan air dapat
mengganggu pertumbuhan tanaman. Manfaat air untuk pertumbuhan
tanaman yaitu :
Sebagai unsur hara tanaman
Tanaman memerlukan air dari tanah dan C02 dari udara untuk
membentuk gula dan karbohidrat dalam proses fotosintesis.
Sebagai pelarut unsur hara
Unsur-unsur hara yang terlarut dalam air diserap oleh akar-akar
tanaman.
Sebagai bagian dari sel sel tanaman
Air merupakan bagian dari protoplasma.
KOMPONEN-KOMPONEN PEMBENTUKAN TANAH
4. Udara

Udara dan air mengisi pori-pori tanah. Banyak pori-pori di dalam tanah
berbeda dengan susunan udara di atmosfer. Adapun susunan udara
dalam tanah yaitu :

Kandungan uap air lebih tinggi


Kandungan CO2 lebih besar daripada atmosfer
Kandungan O2 lebih kecil daripada atmosfer
WARNA TANAH
Warna tanah merupakan penunjuk untuk menentukan sifat tanah karena
warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah.

Perbedaan warna tanah pada umumnya dipengaruhi oleh kandungan


bahan organic. Makin tinggi kandungan bahan organic maka warna tanah
makin gelap. Pada lapisan tanah bagian bawah, kandungan bahan organic
pada umumnya rendah, sehingga warna tanah dipengaruhi oleh
banyaknya senyawa Fe (besi)
PROFIL TANAH
Profil tanah adalah penampang vertical dari tanah yang menunjukkan
susunan horizon. Horizon-horizon yang menyusun profil tanah berturut-turut
dari atas ke bawah adalah horizon O, A, B, C, sedangkan horizon yang
menyusun solum tanah adalah hanya horizon A dan B
PROFIL TANAH
Profil tanah adalah penampang
vertical dari tanah yang menunjukkan
susunan horizon. Horizon-horizon
yang menyusun profil tanah berturut-
turut dari atas ke bawah adalah
horizon O, A, B, C, sedangkan horizon
yang menyusun solum tanah adalah
hanya horizon A dan B
PROFIL TANAH
1. Horizon O
Ditemukan terutama pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu,
merupakan horizon organic yang terbentuk diatas lapisan tanah mineral
2. Horizon A
Ditemukan dipermukaan tanah yang terdiri dari campuran bahan
mineral. Merupakan horizon aluviasi, yaitu horizon yang mengalami
pencucian
3. Horizon B
Horizon iluviasi (penimbunan) dari bahan-bahan yang tercuci diatasnya
4. Horizon C
Bahan induk sedikit terlapuk
5. Horizon D
Batuan keras yang belum lapuk
PROFIL TANAH
6. pH Tanah
Yang dimaksud pH tanah adalah derajat keasaman tanah
7. Tekstur Tanah
Tanah terdiri dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian
tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar (kerikil
sampai batu)
Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah, berdasarkan atas
perbandingan banyak butir-butir pasir, debu dan liat.
Di lapangan, tekstur tanah dapat ditentukan dengan memijit tanah
basah diantara jari-jari, sambil dirasakan halus kasarnya, yaitu dirasakan
adanya butir-butir pasir, debu, liat dan sebagainya.
8. Klasifikasi Tanah
Usaha untuk membeda-bedakan tanah berdasarkan sifat-sifat yang
dimiliki. Sifat tanah berbeda-beda, misalnya ada yang berwarna merah,
hitam dan kelabu. Ada yang bertekstur pasir, debu dan liat.
Membedakan sifat-sifat tersebut berarti melakukan klasifikasi tanah
meskipun dengan cara yang sederhana.
DEFINISI AIR TANAH
Air tanah adalah air yang terdapat dalam lapisan tanah atau bebatuan di
bawah permukaan tanah.
Air tanah bergerak di dalam tanah mengisi ruang-ruang antar butir tanah
atau dalam retakan batuan. Aliran air tanah merupakan salah satu rangkaian
proses dalam siklus hidrologi.
Sumber utama air tanah adalah air hujan yang terinfiltrasi, dikurangi
penguapan dari permukaan tanah dan transpirasi.
SUSUNAN AIR TANAH
Keberadaan air tanah sangat tergantung pada sifat lapisan batuan yang ada
dibawahnya. Lapisan batuan yang mudah dilalui oleh air, minyak, dan gas disebut
lapisan permiabel, terdiri dari batuan lepas-lepas, seperti kerikil atau pasir.
Permeabilitas ini tergantung dari jenis tanah.
Lapisan ini juga disebut lapisan akuifer. Akuifer dapat dibedakan menjadi empat
tipe, yaitu :

1. Akuifer tidak tertekan, batas atasnya adalah muka air tanah. Kedalaman dan
bentuk muka air tanah sangat tergantung pada keadaan air di permukaan tanah,
luas daerah tangkapan air, debit air, dan banyaknya sumur.
2. Lapisan akuifer tertekan, sering disebut juga akuifer artesis, yakni suatu lapisan air
tanah yang terletak diantara dua lapisan kedap air.
3. Akuifer setempat, merupakan lapisan air yang lokasinya setempat-setempat
mengikuti lapisan kedap air yang keberadaannya juga setempat setempat.
4. Akuifer semi tertekan, merupakan akuifer yang dibatasi oleh lapisan yang agak
tembus air.
SUMBER AIR TANAH
1. Meteoric Water (Vadose Water)
Air tanah ini berasal dari air hujan, dan terdapat pada lapisan tanah yang tidak jenuh.
2. Connate Water (Air Tanah Tubir)
Air tanah ini berasal dari air yang terperangkap dalam rongga-rongga batuan
endapan, sejak pengendapan tersebut terjadi.
3. Fossil Water (Air Fosil)
Air tanah ini berasal dari hasil pengendapan fosil-fosil, baik fosil tumbuhan maupun
fosil binatang.
4. Juvenil Water (Air Magma)
Air ini berasal dari dalam bumi (magma). Air ini berasal dari magma yang berupa gas
(H2O) yang masuk ke bagian pori-pori bumi bagian dalam.
5. Pelliculkar Water (Air Pelikular)
Air yang tersimpan dalam tanah karena tarikan molekul-molekul tanah.
6. Phreatis Water (Air Freatis)
Air tanah yang berada pada lapisan kulit bumi yang poreus (sarang). Lapisan air
tersebut berada di atas lapisan yang tidak tembus air (pejal/kedap) atau di antara
dua lapisan yang tidak tembus air.
7. Artesian Water (Air Artesis)
Air artesis ini dinamakan juga air tekanan (pressure water). Air tersebut berada di
antara dua lapisan batuan yang kedap (tidak tembus) air sehingga dapat
menyebabkan air tersebut dalam keadaan tertekan.
KLASIFIKASI AIR TANAH

1. Air Tanah Dangkal (air freatis)


Air tanah dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan kedap air dan
biasanya tidak begitu dalam. Air ini banyak dimanfaatkan untuk sumur galian.

2. Air Tanah Dalam (air artesis)


Air tanah dalam adalah air tanah yang terletak di antara dua lapisan kedap air,
seperti air yang berasal dari pegunungan. Umunya air ini terletak pada lapisan
akuifer dengan jumlah air yang relatif besar.
KANDUNGAN AIR TANAH
Air tanah memiliki kandungan:

Mineral alumunium yang sangat halus, unsur silokon, oksigen,


magnesium, silica, zat besi, mangan potasium dan zat lainnya.

Manfaatnya : mengencangkan kulit jika digunakan sbg masker,


mengobati sakit perut dan detox
CEKUNGAN AIR TANAH
Adanya krisis air akibat kerusakan lingkungan, perlu suatu upaya untuk menjaga
keberadaan/ketersediaan sumber daya air tanah salah satunya dengan memiliki suatu sistem
monitoring penggunaan air tanah yang dapat divisualisasikan dalam data spasial dan atributnya.
Dalam Undang-undang Sumber Daya Air, daerah aliran air tanah disebut Cekungan Air Tanah
(CAT) yang didefinisikan sebagai suatu wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis, tempat
semua kejadian hidrogeologis seperti proses penimbunan, pengaliran dan pelepasan air tanah
berlangsung.

Menurut Danaryanto, dkk. (2004), CAT di Indonesia secara umum dibedakan menjadi dua buah
yaitu CAT bebas (unconfined aquifer) dan CAT tertekan (confined aquifer). CAT ini tersebar di
seluruh wilayah Indonesia dengan total besarnya potensi masing-masing CAT adalah :

CAT Bebas : Potensi 1.165.971 juta m/tahun


CAT Tertekan : Potensi 35.325 juta m/tahun

Elemen CAT adalah semua air yang terdapat di bawah permukaan tanah, jadi seakan-akan
merupakan kebalikan dari air permukaan.
CARA MEMPEROLEH AIR TANAH
Untuk memperoleh air tanah ini dengan melakukan penggalian atau pengeboran
tanah. Kedalaman menggali dan mengebor tanah sangat bergantung pada struktur
tanah setempat. Dengan terbentuknya awan dari titik-titik air dan proses
pengembunan dan titik air tersebut bergabung terjadilah hujan. Hujan ini
mengakibatkan tanah menjadi basah dan meresap ke dalam permukaan tanah dan
sebagian yang lain masuk ke saluran dan akhirnya masuk sungai. Lewat cara demikian
ini maka di dalam tanah terdapat cadangan air yang sangat banyak.
PENGERTIAN PESTISIDA
Pest = hama
Cida = pembunuh

Zat / substansi kimia untuk membunuh atau mengendalikan hama


Hama : serangga, fungi, bakteri, virus, gulma, dll

Pestisida sudah lama digunakan


Tahun 1200 SM : kapur dan abu kayu sebagai pembasmi hama gudang
Tahun 1000 SM : penggunaan sulfur sebagai fumigan
Tahun 900 : penggunaan Arsenic dst.
KELOMPOK PESTISIDA UTAMA
PERANAN PESTISIDA
Perlindungan tanaman
Pengawetan kayu/hasil hutan
Pengendalian vektor penyakit
Pengendalian rayap, dll
PENGGUNAAN PESTISIDA PERTANIAN

1. Penggunaan pestisida di bidang pertanian (pengelolaan tanaman) meningkat sejak

program intensifikasi pertanian dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1970-an.

2. Bahkan sebagian besar petani sudah tergantung pada pestisida.

3. Mereka beranggapan bahwa pestisida adalah penyelamat dari serangan hama.


PENGGUNAAN PESTISIDA PERTANIAN
75% aplikasi dengan disemprotkan, bercampur dengan udara, terbang bersama
angin.
60 99% akan mencapai target, tapi jika dalam bentuk serbuk hanya 10 40%
mencapai target.
Semakin kecil butiran , semakin jauh terbawa angin.
KELEBIHAN PESTISIDA
1. Pestisida dapat diaplikasikan secara mudah hampir di setiap waktu dan tempat;
2. Pengendalian dengan pestisida hasilnya dapat dilihat dalam waktu singkat;
3. Pestisida dapat diaplikasikan dalam areal yang luas dan dalam waktu yang relatif
tidak terlalu lama;
4. Pestisida mudah diperoleh dan dapat dijumpai bahkan sampai di kios-kios
pedesaan.
DAMPAK NEGATIF PESTISIDA
1. Keracunan dan kematian pada manusia, ternak dan hewan piaraan, satwa liar, ikan
dan biota air lainnya, biota tanah, tanaman, musuh alami, OPT bukan sasaran;
2. Terjadinya resistensi;
3. Pencemaran lingkungan hidup;
4. Residu pestisida yang berdampak negatif terhadap konsumen;
5. Terhambatnya perdagangan hasil pertanian.
6. Keracunan pada pemakai/pekerja : petani, penjual pestisida, pekerja gudang
pestisida
7. Keracunan ternak dan hewan piaraan : langsung atau tak langsung
8. Keracunan pada ikan
9. Keracunan satwa liar : langsung atau tidak langsung
DAMPAK NEGATIF PESTISIDA
Kerusakan tanaman
Kematian musuh alami hama
Kenaikan populasi jasad pengganggu
Resistansi jasad pengganggu
Meninggalkan residu
PENCEMARAN AIR

Residu pestisida yang tercecer dari penyemprotan di sawah-sawah

Residu masuk ke air sungai

Mengalir ke parit-parit sawah

masuk ke saluran tersier, lalu ke saluran sekunder dan terbuang ke sungai

Sungai mengalir masuk kota, menuju ke hilir dan sebagian rakyat menggunakan air di

hilir untuk mandi, cuci dan kakus.


PENCEMARAN TANAH
Di dalam segumpal tanah pertanian yang beratnya 0,5 g, terdapat kira-kira 1
trilyun bakteri, 200 juta jamur, 25 juta alga, 15 juta protozoa dan juga cacing, insekta
dan makhluk kecil lainnya.
PENCEMARAN UDARA
Pada penyemprotan pestisida dengan menggunakan helikopter,
Dalam waktu sekejap berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah
tersemprot sekaligus.
Tapi daerah-daerah yang bukan sasaran, maupun hewan-hewan dan serangga
bukan sasaran target pembunuhan ikut menjadi korban pestisida.
TEKNOLOGI PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTANIAN
Kemoremediasi, yaitu memodifikasi tingkat kemasaman tanah melalui
proses pengapuran

Fitoremediasi, yaitu memanfaatkan fungsi tumbuhan yang dapat


menyerap, mendegradasi, mentransformasi, dan menekan pergerakan
bahan pencemar

Bioremediasi, yaitu memanfaatkan mikroorganisme yang mampu


mendegradasi residu pestisida maupun logam berat
UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN PESTISIDA
Gebrakan PAN (Pesticides Action Network) yang beranggotakan 50 negara,
termasuk Indonesia adalah
TINDAKAN PENCEGAHAN PENCEMARAN
Jangan terjadi salah berantas.Misalnya herbisida jangan digunakan untuk membasmi
serangga.
Ikuti aturan pakai dan dosis yang dianjurkan
Jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida
Jangan telat memberantas hama. Dengan semakin meluasnya hama akan
membutuhkan penggunaan pestisida dalam jumlah besar
Jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya hanya digunakan
untuk suatu jenis hama tertentu
Pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai tercecer di sekitar
tanaman,
Jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih dahulu, jangan
sampai tercecer ke tempat lain.
PENGGUNAN PESTISIDA SECARA BENAR
1. Penggunaan pestisida harus dilakukan sesuai dengan peraturan yang diberlakukan
oleh pemerintah.
2. Pelaksanaan peraturan harus diawasi dan diatur oleh otoritas pestisida nasional
3. Semua tingkatan penggunaan pestisida, mulai dari pembelian, aplikasi di lapangan,
penyimpanan dan penjualan, harus di dokumentasikan
4. Petani sebagai operator harus mempunyai pengetahuan praktis dan keahlian
tentang penggunaan pestisida secara benar
5. Petani harus mengikuti instruksi dan rekomendasi dari label yang tertera
6. Pestisida harus di gunakan berdasarkan pada prinsip-prinsip pengendalian hama
terpadu (PHT), mempertimbangkan dampak pada lingkungan dan organisme yang
menguntungkan lainya.

Anda mungkin juga menyukai