Anda di halaman 1dari 14

Analisis Farmasi

Iodi, iodo, iodatometri

Dosen : Lia Puspitasari, M.Si., Apt


Nama Kelompok
Liza Cahyani 15330008
Yuli Astriningsih 15330030
Riswan Arianto 15330033
Duwi Rahmawati 15330103
Dewi Rizki Astuti 15330118
Aryati Mutmainnah 15330121
Pengertian

Titrasi iodimetri, iodometri, dan iodatometri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan
dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode ini
karena perbandingan stoikiometri yang sederhana pelaksanaannya, praktis, tidak
banyak masalah, dan mudah .

Iodimetri adalah titrasi terhadap zat-zat reduktor dilakukan dengan titrasi


langsung. Dilakukan percobaan ini untuk menentukan kadar zat-zat
oksidator secara langsung, seperti yang terdapat dalam kadar serbuk
vitamin C.

Titrasi tidak langsung iodometri dilakukan terhadap zat-zat oksidator


berupa garam-garam besi (iii) dan tembaga sulfat dimana zat-zat
oksidator ini direduksi dahulu dengan iodin dalam jumlah yang setara
dan ditentukan kembali dengan larutan natrium tiosulfat baku.

Titrasi iodatometri merupakan titrasi yang dilakukan secara langsung


dengan menggunakan larutan KIO3.
Metode analisis dengan reaksi reduksi-oksidasi
(redoks) adalah analisis yang terdiri dari perubahan
valensi dari bahan-bahan yang bereaksi. Reaktan
yang mengalami kehilangan elektron dalam reaksi
redoks adalah bahan pereduksi dan dapat di
identifikasi dari persamaan untuk reaksi dimana
atom reaktan di konversikan ke tingkat yang lebih
tinggi :

Fe2 Fe3
Iodimetri metode langsung : bahan
pereduksinya langsung dioksidasi
dengan larutan baku Iodium.
Contohnya pada penetapan kadar
Asam Askorbat
Iodimetri
terdiri dari
Iodimetri metode residual (titrasi balik) :
2, yaitu : bahan pereduksi dioksidasi dengan
larutan baku iodium dalam jumlah
berlebih, dan kelebihan iod akan dititrasi
dengan larutan baku natrium tiosulfat.
Contohnya pada penetapan kadar
Natrium Bisulfit.
Larutan baku dan baku
primer/sekunder
Larutan baku iodium yang dilakukan dengan Arsen trioksida
sebagai baku primer atau dibakukan dengan larutan baku
natrium tiosulfat sebagai baku sekunder.
Larutan baku natrium tiosulfat yang dibakukan dengan
Kalium bikromat sebagai baku primer atau dibakukan dengan
larutan baku iodium sebagai baku sekunder.
Larutan baku Kalium bikromat yang dibakukan dengan
larutan baku natrium tiosulfat sebagai baku sekunder.
(dipakai untuk penetapan kadar secara iodometri yang
melibatkan substitusi bromine dengan iod, misalnya
penetapan kadar tiroid)
Larutan baku kalium iodat yang dibakukan dengan larutan
baku natrium tiosulfat.
Proses-proses Iodimetri
(Titrasi langsung)

Standarisasi Larutan Iod


Dengan Arsen (III) Oksida
Pembahasan :
Arsen (III) oksida pro analisis, yang telah dikeringkan pada 105-110oc
selama dua jam, merupakan standar primer yang teramat baik. Reaksi
antara zat ini dan iod adalah reaksi reversibel :
H3ASO3 + I2 + H2O H3ASO4 + 2H+ + 2I-
dan hanya berlangsung kuantitatif dari kiri ke kanan, jika hidrogen
iodida itu disingkirkan dari larutan maka ia akan cepat terbentuk. ini
dapat dilakukan dengan penambahan natrium hidrogenkarbonat
Standarisasi Larutan Natrium
Tiosulfat

Dengan Larutan Iod Standar

Jika suatu larutan iod standar tersedia ini dapat digunakan


untuk menstandarkan larutan tiosulfat. Ukurkan satu porsi
25 cm3 larutan iod standar dan masukkan ke dalam sebuah
labu erlenmeyer 250 cm3, tambahkan kira-kira 150 cm3 air
suling dan titrasi dengan larutan tiosulfat, dengan
menambahkan 2 cm3 larutan kanji ketika cairan berwarna
kuning pucat.
Proses-proses iodometri
(Titrasi tidak langsung)
Analisis Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida bereaksi dengan iodida dalam larutan asam menurut
persamaan :
H2O2 + 2H+ + 2I- = I2 + 2H2O
kecepatan reaksi ini relatif lebih rendah, tetapi bertambah dengan bertambahnya
konsentrasi asam. penambahan 3 tetes suatu larutan ammonium molibdat 20%
yang netral menjadikan reaksi hampir berlangsung sekejab, tetapi karena ini juga
mempercepat oksidasi asam iodida oleh atmosfer, titrasi paling baik dilakukan
dalam atmosfer yang lamban (n2 atau co2).
metode iodometri mempunyai keuntungan dibanding metode permanganat.
karena lebih sedikit dipengaruhi oleh zat-zat penstabil yang kadang-kadang
ditambahkan kepada larutan hidrogen peroksida komersial. zat-zat pengawet ini
adalah asam borat, asam salisilat, dan gliserol, dan membuat hasil-hasil yang
diperoleh dengan prosedur permanganat kurang tepat.
Proses iodatometri

Iodat ialah oksidator yang lebih kuat daripada iodium. Reaksi


oksidasinya berlangsung dalam suasana asam dan iod yang terbentuk
ditunjukkan dengan indikator. Reaksi antara KIO3 dan agen pereduksi
seperti ion iodida atau arsen (III) oksida di larutan asam berhenti saat
iodat direduksi menjadi iodin : Dengan reduktan yang lebih kuat, seperti
titanium (III) klorida, iodat direduksi menjadi iodida
Bahan

Baku pembanding klorin


Alat Kalium iodida
Larutan natrium tiosulfat
Buret 0,01 N
Statim Asam asetat
Klem Aquadest
Beaker glass Amylum (indikator)
Erlenmeyer 250 ml Larutan kalium iodat 0,01
Pipet tetes N
Asam sulfat 2N
Larutan kalium iodide 10%
VIDEO PERCOBAAN TITRASI IODOMETRI

Anda mungkin juga menyukai