Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan

Gangguan Endokrin
( Pancreatitis dan Ca Pankreas )

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
Sri Puastiningsih 131311133041
Nusrotud Diana 131311133025
Imroatur Rohis R 131311133134
Nabila Rida Puspitasari 131311133101
Lyntar Ghendis L. 131311133122
Zagad Budhi D. 131311133107
Selfia Wahyu W. 131311133074
ANATOMI DAN FISIOLOGI PANKREAS

Kelenjar pankreas terletak diantara


duodenum dan limpa di retropritoneum,
setara dengan level vertebra torakal ke-12
hingga lumbal ke-1. Pankreas dapat dibagi
menjadi 4 bagian, kaput, kolum, korpus,
dan kaudal. Kaput terletak di medial
duodenum, berdekatan erat dengan pars
desendens duodenum. Bagian
kaput pankreas yang ke arah medio-posterior disebut prosesus unsinatus, di posteriornya
terdapat vena porta. Dari kolum hingga hilum lienis adalah korpus dan kaudal pankreas,
antara keduanya tidak memiliki batas yang jelas (Japeries, 2008)
PANKREATITIS
DEFINISI
Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan
nyeri dimana enzim pankreas diaktifasi secara prematur
mengakibatkan autodigestif dari pankreas. (Doengoes, 2000;558)
ETIOLOGI
Alkoholisme Mekanisme dari alkoholisme dan penyakit saluran empedu sebagai
factor predisposisi pancreatitis akut masih belum jelas.
Penyakit pada saluran empedu Adanya kelainan antara lain obstruksi, dapat
menyebabkan terjadinya
Trauma Hal ini jarang terjadi, misalnya pada laserasi, miserasi dan
devaskularisasi pancreas, akan dapat menyebabkan timbulnya komplikasi
pancreatitis.
Infeksi Beberapa bakteri yang diduga menyebabkan pancreatitis ialah: proteus
vulgaris. Aerobacter, Aaerogenes, Streptococcuspyogenes, Pseudomonasae-
ruginosa. Dengan penyuntikan eschericha coli atau mengadakan irgasi ductus
pancreaticus dapat menimbulkan nekrosis pancreatitis akut. Infeksi virus
menyebabkan pancreatitis akut
PATOFISIOLOGI
Banyak faktor yang dapat menyebabkan cedera pankreas. faktor etiologi utama adalah
penyakit saluran empedu (penyebab paling umum pada wanita) dan alkoholisme (penyebab paling
umum pada pria). Di negara-negara bersatu penyebab paling umum adalah penyakit kandung
empedu (batu empedu), diikuti oleh konsumsi alkohol kronis. serangan pankreatitis akut juga
terkait dengan hypertryglceridemia.
Penyebab umum lain dari pancreasitis akut yaitu trauma (paskaoperasi abdomen),
infeksi virus (mumps, coxsackievirus B, HIV), ulkus duodenum, CYTS, abses, gangguan
metabolisme. Pankreatitis dapat terjadi setelah prosedur bedah pada pankreas, perut, duodenum,
atau saluran empedu. Pankreatitis juga dapat terjadi setelah ERPC. Dalam beberapa kasus,
penyebabnya tidak diketahui (idiophatic)
Mekanisme phatogenic paling umum yaitu autodigesti pankreas. Faktor etiologi
penyebab cedera sel pankreas atau aktivasi dari enzim pankreas lebih banyak di pankreas daripada
dalam usus, tidak jelas bagaimana aktivasi enzim pankreas terjadi. Salah satu penyebabnya adalah
refluks asam empedu ke dalam saluran pankreas melalui spincter terbuka atau buncit Oddi.
Refluks ini mungkin karena penyumbatan diciptakan oleh batu empedu. Obstruksi saluran
pankreas menghasilkan iskemia pankreas.
WOC
KLASIFIKASI
Pangkreasitis Akut
Pankreatitis akut didefinisikan sebagai peradangan akut, non-bakterial pada
organ pankreas. Pankreatitis terjadi oleh karena enzim autodigesti, dimana enzim
pankreas yang teraktivasi mencerna pankreas, sehingga menyebabkan edema,
kerusakan vaskular, perdarahan dan nekrosis organ pankreas.
(Cahyono, 2014)
Pangkreasitis Kronis
Merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh kehancuran anatomis dan
fungsional yang progresif pada pankreas (Brunner &Suddart). Pankreatitis kronis
adalah progresif, penyakit radang kronis pankreas yang ditandai dengan atrofi kelenjar,
perubahan duktal, dan fibrosis luas.
(Xin-Liang Lu)
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Brunner & Suddart (2001), tanda dan gejala yang dijumpai pada
pasien pancreatitis antara lain:
o Rasa Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pancreatitis.
o Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada
abdomen.
o Bising usus menurun atau hilang karena proses peradangan dan aktivasi enzim
pada motilitas usus
o Distensi otot abdomen bagian atas
o Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilicus.
o Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut.
o Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia.
o Syok
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium rutin
Tes untuk mengetahui fungsi pankreas
Pemeriksaan foto torax perlu untuk melihat apakah ada peninggian diafragma
atau efusi pleura.
Pemeriksaan foto abdomen polos bertujuan utuk menilai :
Apakah ada colon cuut off sign, dilatasi dan terpotongnya sebagian kolon
terutama daerah fleksura hepatika (karena unflamasi atau edema kolon
setempat)
Apakah ada sentinel loop (dilatasi setempat duodenum atau yeyenum)
Apakah ada batu empedu
Pemeriksaan USG abdomen harus dilakukan segera, umumnya akan tampak
pembengkakan seluruh bagian pankreas.
PENATALAKSANAAN
Tidak ada terapi yang diketahui dapat menghentikan siklus aktivasi enzim
pankreas dengan inflamasi dan nekrosis kelenjar. Tetapi definitif ditujukan pada
penyebab gangguan. Prioritas medis untuk penatalaksanaan pendukung dari
pankreatitis akut termasuk sebagai berikut:
Penggantian cairan dan elektrolit
Pengistirahatan pankreas
Suction nasogastric
Puasa ketat (tak ada masukan peroral)
Pencegahan komplikasi
Intervensi bedah
Terapi Nutrisi
Penatalaksanaan nyeri
KOMPLIKASI
Syok
Gangguan pernapasan
Perdarahan gastrointestinal, terutama dari kolon karena iskemik, nekrosis, atau
fistula
Gangguan metabolik
Gangguan faal hati
Gangguan faal ginjal akut
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada usia dan asupan alkohol yang masih
diiteruskan dan keseluruhannya kira-kira 25%-30% meninggal dalam 10 tahun.
Mortalitas akibat pankrreatitis akut kira-kira 15 % dan pankreas hemoragika akut
mempunyai mortalitas diatas 50 %. Faktor- faktor prediktif dan prognosis yang
buruk mencakup demam, hipotensi, takikardia dan gangguan pernapasan yang
terdapat saat apsien datang. Hipokalsemia, hipoksemia dan hiperglikemia yang
terjadi kemudian, semuanya menunjukkan indikator prognosis yang buruk.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
a) Identitas klien, data identitas klien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, suku,
bangsa, alamat, pendidikan, agama, penanggungjawab biaya.
b) Riwayat atau adanya faktor-faktor penyebab:
Alkoholisme kronis dan penyakit biller (terutama batu empedu) (paling umum menyebabkan
pankreatitis akut).
Prosedur endoskopik.
Hiperlipidema.
Hiperkalemia.
Obat tertentu.
Tlansplantasi organ.
Penyakit ulkus peptikum.
c) Pemeriksaan fisik berdasarkan pada survei umum (Apendiks F)
Temuan paling bermakna:
Nyeri apigastrik menetap dan berat yang dapat menyebar ke dada dan punggung. Nyeri di
sertai dengan mual, muntah, dan nyeri tekan abdomen. Biasanya, nyeri dikurangi dengan
membungkuk ke depan atau melakukan posisi lutut-dada.
Bising usus hipoaktif.
Demam.
Gejala-gejala syok hipovolemik.
Massa abdomen yang dapat diraba biasanya tampak kira-kira 5-10 hari setelah awitan penyakit.
Steatorea (lemak tak tercerna pada feses) disebabkan oleh penurunan sekresi lipase dan empedu
dalam duodenum
Manifestasi lain yang kurang umum:
Ikterik
Xantoma
Nodul-nodul subkutan
Perubahan warna kulit umbilical (tanda Cullens) atau tubuh (tanda Turners)
Tetani

d) Pemeriksaan diagnostik
Peningkatan amilase serum, lipase serum, dan amilase urine menciptakan diagnosa.
Amilase dan lipase dihasilkan oleh pankreas dan dibersihkan oleh ginjal. Derajat
amilase serum atau peningkatan lipase tidak menunjukkan beratnya pankreatitis.
Ultrasonografi dan atau CT dari pankreas bermanfaat dalam mendeteksi komplikasi.
d) Pemeriksaan laboratorium tambahan meliputi pemeriksaan fungsi hepar, elektrolit serum,
kalsium serum, glukosa serum, GDA, JDL, lipid serum, dan feses terhadap darah dan
lemak.
e) Kaji respon emosional pasien dan pemahaman tentang kondisi dan program
pengetahuan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri berhubungan dengan pankreatitis
2. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pankreatitis
3. Perubahan volume cairan berhubungan dengan penurunan masukan oral
sekunder
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan
masukan makanan sekunder.
INTERVENSI
Nyeri berhubungan dengan pankreatitis
NOC NIC
1. Pasien dapat melaporkan 1. Kaji skala nyeri yang dirasakan pasien dari skala 1-10.
nyeri berkurang. 2. Pertahankan tirah baring pada posisi semi flowlers
2. Ekspresi wajah klien dengan lutut agak ditekuk di tempat tidur. Pertahankan
Nampak rileks. puasa.
3. Tak ada merintih. 3. Berikan narkotik analgesik prn dan evaluasi
efektivitasnya. Hindari pemberian morfin sulfat bila
pankreatitis terjadi sekunder terhadap penyakit saluran
bilier, sebagai pengganti anjurkan meperidine HCl
(Demerol).
4. Berikan antasida seperti simetidin (tagamet) dan
ranitidine (zantac) sesuai resap dan evaluasi kefektifannya.
5. Berikan sedative atau tranqulizer sesuai resep dan evaluasi
keefektifannya.
6. Konsul ke dokter bila nyeri menetap atau memburuk.
Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan pancreatitis
NOC NIC
1. Suhu tubuh pasien dalam 1. Pantau
rentang normal 36,5-37,5 Suhu tubuh setiap 4 jam
oC Hasil pemeriksaan jumlah darah lengkap terutama sel
2. Sel Darah Putih dalam darah putih.
rentang normal antara 1. Berikan antibiotik yang diresepkan dan evaluasi
5000-10000/mm3 efektivitasnya. Selalu ikut kewaspadaan umum
(mencuci tangan, menggunakan sarung tangan bila
kontak dengan darah atau cairan tubuh).
CA PANCREAS
DEFINISI
Ca pankreas atau adenokarsinoma pankreas merupakan lesi maligna pada
kepala, badan, dan ekor pankreas (Grace, 2007). Kanker Pankreas merupakan
tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pankreas. Sekitar 95%
tumor ganas pankreas merupakan adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering
terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini
jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada
penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001)
ETIOLOGI
Penyebab sebenarnya kanker pankreas masih belum jelas. Penelitian
epidemiologik menunjukkan adanya hubungan kanker pankreas dengan beberapa factor
eksogen (lingkungan) dan faktor endogen pasien. Etologi kanker pankreas merupakan
interaksi kompleks antara faktor endogen pasien dan faktor lingkungan.
Faktor Eksogen (Lingkungan)
Faktor Endogen (Pasien)
Faktor Genetik
Faktor Predisposisi
(Indrawati, 2009)
PATOFISIOLOGI
Pada orang yang bekerja dengan kandungan petrolium, termasuk gasolin
dan unsur-unsur kimia lainnya memiliki pengaruh yang lebih besar terpapar kanker
pankreas.
Karsinoma pada organ pankreas lebih sering terjadi di bagian caput
(70%), corpus (20%), dan cauda (10%) pankreas.hampir semua karsinoma
pankreas (99%) berasal dari sel duktus dan hanya sedikit (1%) yang berasal dari sel
asinus. Beberapa dapat mengeluarkan musin, dan banyak diantaranya mempunyai
stroma jaringan ikat yang padat. Neoplasia intraepitel pankreas dan tumor
musinosa papilar intraduktus diperkirakan merupakan lesi prekursor
asdenokarsinoma ductus pancreaticus. Hasil analisis molekular, misalnya untuk
mutasi di proto-onkogen K-ras mengisyaratkan bahwa pada sedikitnya 95% kasus,
tumor berasal dari sel monoclonal (Stephen, 2011)
WOC
KLASIFIKASI
Kanker pankreas di klasifikasikan menjadi 4 yaitu:
Insulinoma
Glukagonoma
Somastatinoma
Gastrinoma

Selain itu, berdasarkan tempat terjadinya kanker, dapat dibedakan


menjadi:
Karsinoma pada kaput pankreas
Karsinoma pulau langerhans pankreas
Karsinoma ulserogenik
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Japaries (2008), manifestasi klinis kanker pankreas terutama
ditentukan lokasi tumbuhnya kanker, metastase ke organ sekitar, serta komplikasi
yang ditimbulkan. Secara umum, karsinoma kaput pancreas relatif lebih sering
menimbulkan gejala lebih awal, sedangkan karsinoma korpus kauda sangat jarang
menimbulkan gejala pada stadium awal.
Nyeri abdomen
Ikterus
Hepatomegali
Pembesaran kandung empedu
Anoreksia disertai dengan penurunan berat badan
Gejala saluran pencernaan
Mual dan muntah
Steatore
Feses yang berwarna pekat dan urine yang berwarna gelap
Gatal yang hebat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan pencitraan
Pemeriksaan telan barium saluran gastrointestinal dan pencitraan duodenum hipotonik
USG (Ultrasonografi)
CT
ERCP (kolangiopankreatografi retrogad endoskopik)
PTC (Kolangiografi transhepatik perkutan)
MRI (Pencitraan resonansi magnetik)
DSA (Angiografi subtraktif digital)
PET (Tomografi emisis positron)
FNA (Biopsi pungsi perkuitan tumor pankreas)

Japaries (2008)
PENATALAKSANAAN
Terapi kombinasi berbasis operasi merupakan prinsip terapi karsinoma pankreas
(Japaries, 2008), diantaranya
Reseksi bedah
Reseksi radikal
Operasi paliatif
Penanganan bedah paliatif kanker pankreas (Townsend, 2010) meliputi :
kolesistojejunostomi atau koledokojejunostomi.
gastrojejunostomi side-to-side
Paliasi nyeri
Kemoterapi
Radioterapi
PROGNOSIS
Prognosis bergantung pada usia dan asupan alkohol yang masih
diteruskan dan keseluruhannya kira-kira 25 -30 % meninggal dalam 10 tahun.
Prognosis karsinoma pankreas yang tak dapat direseksi cukup jelek, dan hanya
sedikit pasien yang dapat terus hidup lebih dari setahun setelah terdiagnosis.
Kelangsungan hidup lima tahun sesudah reseksi pada karsinoma pankreas semakin
bertambah baik, dan sekarang mencapai 10 20%. Hal ini naik hingga 50% pada
tumor-tumor periampullary yang direseksi.(Dokteriga, 2011)
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. Anamnesa
Identitas
Identitas pada klien yang harus diketahui diantaranya: nama, umur, agama, pendidikan,
pekerjaan, suku/bangsa, alamat, jenis kelamin, status perkawinan.
Keluhan utama
Pasien datang biasanya mengeluh nyeri hebat pada abdomen khususnya pada epigastrium dan
rasa nyeri menyebar ke bagian tengah punggung
Riwayat penyakit saat ini
Pasien akan merasa nyeri hebat pada abdomen, tubuh pasien tampak malaise ditandai pasien
akan merasakan mual dan muntah serta membran mukosa kering serta adanya penurunan
berat badan pasien.
Riwayat penyakit dahulu
Adakah riwayat penyakit yang pernah diderita pasien seperti diabetes melitus, kaji juga pasien
termasuk perokok dan mengkonsumsi minuman alkohol.
Riwayat penyakit keluarga
Adakah penyakit yang diderita oleh anggota keluarga yang mungkin ada hubungannya dengan
penyakit klien sekarang, seperti riwayat keluarga dengan penyakit diabetes melitus.
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksan per-sistem
B1 (Breathing):
Pasien merasa sesak (bila sudah komplikasi ke efusi pleura).
B2 (Blood) :
Pasien akan merasakan penurunan tekanan darah dan anemia (jika terjadi perdarahan).
B3 (Brain) :
Tidak ditemukan kelainan.
B4 (Blader) :
Pasien akan merasakan gangguan oliguri (pada dehidrasi), warna kuning jernih, BUN meningkat
(GGA).
B5 (Bowel) :
Pasien merasakan mual dan muntah, feses berbuih dan berbau busuk (steatore), penurunan
peristaltik, nyeri abdomen yang hebat, nyeri tekan pada abdomen disertai nyeri pada punggung,
nyeri khas pada midepigastrium (ulu hati), distensi abdomen.
B6 (Bone) :
Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan umbilicus.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri Akut Berhubungan dengan agen injuri biologis
2. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan
karena faktor biologis
INTERVENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri Akut Berhubungan dengan agen injuri biologis
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
NOC : NIC:

Pain control 1. Monitor nyeri secara komprehensif meliputi lokasi,


Comfort level karakteristik, dan onset, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas/beratnya nyeri, dan faktor-faktor
Indicator : presipitasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
pasien akan 3. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri
Merasa nyaman setelah nyeri berkurang seperti suhu ruangan.
Tanda vital pasien dalam rentang normal 4. Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga
Menggunakan metode pencegahan non 5. Berikan analgetik sesuai program dan instruksi
analgetik untuk mengurangi nyeri dokter
Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

NOC : NIC:

Thermoregulation 1. Pantau tanda-tanda vital pasien, pertahankan suhu


tubuh rentang normal untuk mencegah terjadinya
Indicator : komplikasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Pantau turgor kulit pasien
pasien akan 3. Berikan terapi demam : kompres bagian tubuh
Menunjukan termoregulasi dengan pasien
ditandai suhu tubuh kembali rentang 4. Pengelolahan lingkungan : berikan lingkungan yang
normal nyaman dan informasikan jenis pakaian yang sesuai
Menunjukan tidak terjadi dehidrasi suhu lingkungan.
5. Berikan pengobatan untuk mencegah atau
mengontrol adanya kejang sesuai advis dokter
seperti pemberian antipiretik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai