Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK 4

Putu Yeni Yunitasari (P07120214004)

Ni Made Desi Sugiani (P07120214017)

Ni Kadek Dian Inlam Sari (P07120214018)

Ni Nyoman Tria Sunita (P07120214020)

Ayu Indah Agustini (P07120214027)

Putu Janayanthi Putri (P07120214028)

I Gusti Ayu Ari Dewi (P07120214037)

Ni Putu Soniya Darmayanti (P07120214040)


BAROTRAUMA
KONSEP DASAR BAROTRAUMA

Pengertian Barotrauma

Barotrauma adalah kerusakan jaringan dan


sekuelenya yang terjadi akibat perbedaan antara
tekanan udara (tekan barometrik) di dalam rongga
udara fisiologis dalam tubuh dengan tekanan di
sekitarnya. Barotrauma merupakan segala sesuatu
yang diakibatkan oleh tekanan kuat yang tiba-tiba
dalam ruangan yang berisi udara pada tulang
temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan tuba
eustachius untuk menyamakan tekanan dari bagian
telinga tengah dengan adekuat dan terjadi paling
sering selama turun dari ketinggian atau naik dari
bawah air saat menyelam.
Klasifikasi

Ada 3 tipe barotrauma telinga, tergantung pada bagian telinga mana: luar,
tengah, dan dalam. Barotrauma Telinga yang paling umum terjadi adalah
barotrauma telinga tengah.

Barotrauma telinga luar terjadi ketika ada benda yang


memerangkap udara ditelinga luar, yang menyebabkan baik
peningkatan tekanan yang berlebihan atau kekosongan di dalam
rongga udara yang terperangkap.

Barotrauma telinga tengah terjadi ketika seorang penyelam


tidak dapat menyeimbangkan tekanan udara di telinga tengah
dengan tekanan air di sekitarnya.

Barotrauma telinga dalam terjadi karena ketidakmampuan


untuk menyeimbangkan tekanan di dalam telinga. Apabila
kondisinya parah, mungkin akan ada perdarahan di belakang
gendang telinga.
Etiologi

Barotrauma dapat terjadi bilamana ruang-ruang berisi gas dalam


tubuh menjadi ruang tertutup dengan menjadi buntunya jaras-jaras
ventilasi yang normal. Kelainan ini terjadi pada keadaan-keadaan
saat menyelam dan saat penerbangan
Tanda dan Gejala
Gejala descent barotrauma

Gejala ascent barotraumas

Berdasarkan manifestasi klinisnya, kerusakan membran timpani akibat


barotrauma dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Grade 0 : bergejala tanpa tanda-tanda kelainan.


Grade 1 : injeksi membrane timpani.
Grade 2 : injeksi, perdarahan ringan pada membrane timpani.
Grade 3 : perdarahan berat membrane timpani.
Grade 4: perdarahan pada telinga tengah (membrane timpani menonjol dan agak
kebiruan.
Grade 5 : perdarahan pada meatus eksternus ditambah rupture membrane timpani.
Gambar 2. Derajat barotrauma telinga tengah dinilai dengan otoskopi
Patofisiologi

Gambar 5. Perjalanan Penyakit Barotrauma


Pemeriksaan Diagnostik
Analisa Gas Darah

Darah Lengkap

Kadar Serum Creatin Phosphokinase

PTA

Timpanometri

OAE
Penatalaksanaan Medis
Untuk mengurangi rasa nyeri telinga atau rasa tidak enak pada telinga, pertama yang perlu
dilakukan adalah berusaha membuka tuba eustachius dan mengurangi tekanan dengan
mengunyah permen karet atau menguap, atau menghirup udara, kemudian menghembuskan
secara perlahan lahan sambil menutup lubang hidung dengan tangan dan menutup mulut.

Selama pasien tidak menderita infeksi traktus respiratorius atas, membran nasalis dapat
mengkerut dengan semprotan nosinefrin dan dapat diusahakan menginflasi tuba eustachius
dengan preparat politzer, khususnya dilakukan pada anak- anak berusia 3-4 tahun.

Untuk barotrauma telinga dalam, penanganannya dengan perawatan dirumah sakit dan istirahat
dengan elevasi kepala 30-40 derajat

Suatu insisi dibuat didalam gendang telinga untuk menyamakan tekanan dan untuk mengeluarkan
cairan (miringotomi dan bila perlu memasang pipa ventilasi). Walaupun demikian pembedahan
biasanya jarang dilakukan.
Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh barotrauma telinga antara lain


: ruptur atau perforasi gendang telinga, infeksi telinga akut, kehilangan
pendengaran yang menetap, tinnitus yang menetap, dan vertigo.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian Keperawatan

Identitas, data
demografi yaitu RKS RKD RKK
tempat tinggal,
keadaan wilayah,
Nyeri telinga, rasa Adanya benda asing Adanya riwayat
umur, jenis kelamin penuh pada telinga, yang masuk pada keluarga yang
kehilangan telinga, trauma menderita penyakit
pendengaran, tulang, hantaman yang sama pada
serumen keras, nyeri keras pada telinga, klien.
berat, bahkan reaksi alergi.
Riwayat kesehatan penurunan
pendengaran, adanya
cairan yang keluar
dari kanalis auditorius
eksternus, nyeri tekan
pada aural, demam,
selulitis, tinnitus,
persisten bau busuk.
Pemeriksaan Fisik

Inspeksi

Adanya otorea, dengan otoskopi : eritema, edema, lesi, adanya


benda asing, cairan abnormal yang keluar dan terjadi
peradangan pada membrane timpani dan edema bahkan
hematoma pada sekitar telinga.

Palpasi

Adanya nyeri tekan pada aural dan sekitar telinga


Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut

Gangguan persepsi sensori pendengaran

Risiko Infeksi

Hipertermia
Rencana
Keperawatan

Implementasi

Evaluasi
OM SANTHI, SANTHI, SANTHI OM

Anda mungkin juga menyukai