Fitra Hayati
Pembimbing :
Dr. Lia Meuthia Zaini, Sp. M
3
Tinjauan Pustaka
4
Anatomi Bola Mata
5
Anatomi Saraf Optik
1. regio
intraokular
2. regio
intraorbita
3. regio
intrakanalikular
4. regio
intrakranial
Visual Pathaway
DEFINISI DAN KLASIFIKASI
Traumatic optic neuropathy (TON) adalah cedera akut
pada saraf optik akibat trauma sehingga menyebabkan
hilangnya kemampuan penglihatan bersamaan dengan
defisit lapangan pandang, persepsi warna, dan disertai
kerusakan saraf optik
8
Klasifikasi
1
Etiologi
Pada sebuah penelitian didapatkan :
1. Kecelakaan berkendara (71,4 %)
2. Perkelahian tindak keerasan dan benturan
dikepala (17,9 %)
3. Terjatuh (10, 7 %)
4. Lain-lain:
Luka tusuk
Luka tembak
Pembedahan sinus
Cedera deselerasi yang
disertai dengan gaya
yang besar => trauma
pada wajah atau kepala
10
Patogenesis
PRIMER
Kerusakan
langsung saraf
optik=> kontusio
11
Patogenesis
SEKUNDER
Proses inflamasi:
1
PENEGAKAN DIAGNOSA
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
13
Manifestasi Klinis
Anamnesis :
Penegakan diagnosis dari trauma
optik neuropati didasarkan atas
adanya riwayat trauma
Penurunan visus yang mendadak
atau pun perlahan
Defisit lapang pandang
telaah riwayat kelainan mata
Pemeriksaan fisik :
sebelumnya
1. Visus
Riwayat penggunaan obat-obatan
2. Pemeriksaan segmen anterior
3. Persepsi warna
4. Lapang pandang
5. Pemeriksaan segen posterior
14
Pemeriksaan fisik
Visus ( dapat bervariasi, bahkan
bisa 1/~ atau 0
pemeriksaan segmen anterior
Persepsi warna
15
Pemeriksaan fisik
pemeriksaan pupil
Lapang pandang
16
Pemeriksaan Penunjang
Perimetri
Ultrasonografi
17
Pemeriksaan Penunjang
Tonometri Sciotz
CT Scan/ MRI
18
Tatalaksana
Medikamentosa Operatif
19
Tatalaksana
1
Prognosis
21
Identitas Pasien
Nama : Tn. BP
Usia : 24 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : TNI
Alamat : Punie Aceh Besar
Agama : Islam
No. CM : 1-00-43-09
Tanggal Pemerikasaan : 06 September 2017
22
ANAMNESIS
Keluhan Utama
mata kanan pasien tidak bisa melihat sejak 2 minggu SMR
23
Anamnesis
Riwayat Penyakit dahulu
1. riwayat mata kabur sebelumnya disangkal
2. hiperensi dan DM disangkal
Riwayat pengobatan
riwayat penggunaan obat-obatan juga disangkal
24
PEMERIKSAAN FISIK
Temperatur : Afebris
25
Pemeriksaan Oftalmologi
Status Ophtalmologis
Visus :
VOD 0 VOS 5/5
TIO : 17,3 TIO : -
mmHg mmHg
Uji Hirscberg :
OD = Orthophoria OS = Orthophoria
Uji Pursuit : OD normal, OS normal
26
Pemeriksaan fisik
OD Bagian Mata OS
CT Scan Orbita dengan kontras: bola mata kanan dan kiri normal, corpus vitreus dan
lensa kanan- kiri normal, otot bola mata dan n. Optikus kanan-kiri normal, rima
orbita, os. Zigomatikus dan sinus paranasalis kanan-kiri normal.
Pada pemberian kontras tak nampak kontras enhancement abnormal
Kesimpulan : CT Scan orbita normal
1
Foto Klinis Pasien
1
Diagnosis Kerja
30
TATALAKSANA
Terapi Farmakologi :
Drip metyl prednisolon 4x250mg
Injeksi ranitidine 2x1
31
Prognosis
Quo ad vitam
Dubia ad bonam
Quo ad functionam
Dubia ad malam
Quo ad sanactionam
Dubia ad malam
32
ANALISA KASUS
Kasus Diagnosa Traumatic Ocular
Neuropathy pada pasien ini di
tegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan oftalmikus,
Pasien laki-laki 24 tahun kepustakaan yang menyebutkan
datang dengan keluah bahwa baik cedera langsung
mata kanan tidak bisa maupun tidak langsung dapat
melihat sejak 2 minggu menyebabkan kerusakan mekanis
SMRS, setelah mata ataupun iskemia pada saraf optik.
kanan pasien terkena Defisit penglihatan bervariasi dari
bola penglihatan normal dengan defek
lapangan pandang hingga
kehilangan total terhadap persepsi
cahaya.
Teori
33
ANALISA KASUS
Kasus Secara teoritis pada pasien dengan TON
dapat terjadi kerusakan pada jaras
1. Pada pemeriksaan visus afferent NII pada mata yang terkena yang
ditandai dengan RAPD (+) dan pupil
didapatkan : VOD :0 dan middilatasi. Relative afferent pupil defect
VOS: 5/5 disebabkan akibat setiap mata akan
menunjukkan respon konstriksi bila
2. Pada pemeriksaan disinari dan akan terlihat pengaruhnya
objektif OD ditemukan pada kedua mata, sehingga apabila terjadi
pupil isokor dengan refleks kerusakan pada jaras afferent NII salah
satu mata, akan mengakibatkan
cahaya langsung positif terganggunya pula jaras afferent pada
.pada pemeriksaan mata yang sehat.
funduskopi OD ditemukan Cedera saraf optik pada kasus ini dapat
refleks fundus (+) uniform, diklasifikasikan sebagai cedera tidak
papil bulat dengan batas langsung. Hal ini terbukti dari tidak
ditemukan kelainan signifikan pada
tegas CDR 0,3-0,4 dan funduskopi OD
retina dalam batas normal
Teori
34
ANALISA KASUS
Kasus
Teori
35
TERIMA KASIH
1