Anda di halaman 1dari 22

UU No.

6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan


Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir UU No. 16 Tahun 2009

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


KERANGKA KUP
1. DEFINISI
2. KEWAJIBAN WP
3. HAK-HAK WP
4. SANKSI PERPAJAKAN

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


DEFINISI (Pasal 1)
1. Pajak 10. Pajak yang terutang
2. Wajib Pajak 11. Surat Pemberitahuan
3. Badan 12. Surat Pemberitahuan
4. Pengusaha Masa
5. Pengusaha Kena Pajak 13. Surat Pemberitahuan
6. Nomor Pokok Wajib Tahunan
Pajak 14. Surat Setoran Pajak
7. Masa Pajak 15. Surat ketetapan pajak
8. Tahun Pajak 16. Dll s-d 41.
9. Bagian Tahun Pajak

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


DEFINISI
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan
untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat.

Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi


pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


DEFINISI
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan
kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak
melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan
komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik negara atau
badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa
pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik,
atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk badan lainnya
termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap.

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa


pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan
barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha
perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar
daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa
dari luar daerah pabean.
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
DEFINISI
Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu
saat, dalam Masa Pajak, dalam Tahun Pajak, atau dalam Bagian
Tahun Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak
digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan
kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.
Surat Pemberitahuan Masa adalah Surat Pemberitahuan untuk
suatu Masa Pajak.
Surat Pemberitahuan Tahunan adalah Surat Pemberitahuan
untuk suatu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.
Surat Setoran Pajak adalah bukti pembayaran atau penyetoran
pajak yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau
telah dilakukan dengan cara lain ke kas negara melalui tempat
pembayaran yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan.
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
DEFINISI
Surat ketetapan pajak adalah surat ketetapan yang meliputi Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan, Surat Ketetapan Pajak Nihil, atau Surat Ketetapan Pajak
Lebih Bayar.
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat ketetapan pajak
yang menentukan besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak,
jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi, dan jumlah pajak yang masih harus dibayar.
Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar adalah surat ketetapan pajak yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
pajak lebih besar daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak
terutang.
Surat Tagihan Pajak adalah surat untuk melakukan tagihan pajak
dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


KEWAJIBAN WP
1. NPWP / NPPKP (Pasal 2)
2. Mengisi dan Menyampaikan SPT dengan benar,lengkap
dan jelas (Pasal 3 dan 4)
3. Membayar atau menyetorkan pajak yang terutang dengan
SSP (Pasal 10)
4. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan (Pasal 28)
5. Jika diperiksa wajib: (Pasal 29 ayat 3)
a. memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen
yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib
Pajak, atau objek yang terutang pajak;
b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang
dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;
dan/atau
c. memberikan keterangan lain yang diperlukan.
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) / NOMOR
PENGUKUHAN PENGUSAHA KENA PAJAK (NPPKP)
(Pasal 2)
Telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
Wanita kawin yang tidak pisah harta dapat mendaftarkan diri
untuk memperoleh NPWP sebagai sarana untuk memenuhi
hak dan kewajiban perpajakan atas namanya sendiri.
Pengusaha yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang
Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya
Wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat
kedudukan Wajib Pajak
Kewajiban perpajakan bagi WP yang diterbitkan
NPWP/NPPKP secara jabatan dimulai sejak saat Wajib Pajak
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
paling lama 5 (lima) tahun sebelum diterbitkannya Nomor
Pokok Wajib Pajak dan/atau dikukuhkannya sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
Wajib Pajak
SUBYEK
PAJAK
MEMILI
KI

OBYEK MENJADI
PAJAK
+
WAJIB
PAJAK

BER-NPWP
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
FUNGSI
NPWP / NPPKP
Penjelasan Pasal 2 ayat (1) dan (2) UU KUP

SEBAGAI SARANA

tanda pengenal diri atau identitas WP;


dalam melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakan;
ketertiban pembayaran pajak & pengawasan
administrasi perpajakan.
(juga untuk mendapatkan pelayanan dari Instansi
tertentu)
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
KUP 5
Penghapusan NPWP
a. Diajukan permohonan penghapusan Nomor Pokok Wajib
Pajak oleh Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya apabila Wajib
Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan;
b. Wajib Pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau
penggabungan usaha;
c. Wajib Pajak bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan
usahanya di Indonesia; atau
d.Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk
menghapuskan Nomor Pokok Wajib Pajak dari Wajib Pajak
yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan perpajakan.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


SURAT PEMBERITAHUAN (SPT)

SPT merupakan surat yang oleh Wajib Pajak digunakan


untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran
pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau
harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

SPT terbagi dua, yaitu SPT Masa dan SPT Tahunan

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


BATAS WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN
(PASAL 3 AYAT 3 UU KUP)

a. Surat Pemberitahuan Masa, paling lama 20 (dua


puluh) hari setelah akhir Masa Pajak;

b. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan


Wajib Pajak orang pribadi, paling lama 3 (tiga) bulan
setelah akhir Tahun Pajak; atau

c. untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak


Penghasilan Wajib Pajak badan, paling lama 4
(empat) bulan setelah akhir Tahun Pajak.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


SANKSI TERLAMBAT MENYAMPAIKAN SPT

Sanksi administrasi :
Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk SPT Masa
PPN
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk SPT Masa
lainnya
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk SPT Tahunan
PPh Wajib Pajak Badan
Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) SPT Tahunan PPh
Wajib Pajak Orang Pribadi.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


SANKSI TIDAK DILAKUKAN TERHADAP :
a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;
b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan kegiatan
usaha atau pekerjaan bebas;
c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga negara
asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia;
d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di
Indonesia;
e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi
tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan; atau
h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan.
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
PEMBAYARAN/PENYETORAN
PAJAK
Dengan SSP
Batas Waktu pembayaran/penyetoran pajak :
Masa Pajak bagi masing-masing jenis pajak, paling lama 15 (lima
belas) hari setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa
Pajak.
Kekurangan pembayaran pajak yang terutang berdasarkan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan harus dibayar lunas
sebelum Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan disampaikan.
SANKSI : Pembayaran atau penyetoran pajak yang
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo pembayaran atau
penyetoran pajak, dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar 2% (dua persen) per bulan yang dihitung dari
tanggal jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal
pembayaran, dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu)
bulan.
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si
HAK-HAK WP
1. Menerima NPWP/NPPKP
2. Menerima bukti penerimaan penyampaian SPT (Tanggal
Bukti dan Tanggal Pengiriman Surat)
3. Melakukan Pembetulan SPT (Psl 8(1))
4. Menerima Bukti Pembayaran Pajak (Psl 10 (1A))
5. Memohon untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak (Psl 10 (2))
6. Memohon pengembalian kelebihan pembayaran pajak
(Pasal 11)
7. Mengajukan Keberatan ke Direktur Jenderal Pajak (Pasal
25)
8. Mengajukan banding ke Badan Peradilan Pajak (Pasal 27)

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


KEBERATAN
1. Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan hanya kepada Direktur Jenderal
Pajak atas suatu:
a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;
b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;
c. Surat Ketetapan Pajak Nihil;
d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau
e. pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
2. Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan
mengemukakan jumlah pajak yang terutang, jumlah pajak yang dipotong atau
dipungut, atau jumlah rugi menurut penghitungan Wajib Pajak dengan disertai
alasan yang menjadi dasar penghitungan.
3. Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal
dikirim surat ketetapan pajak atau sejak tanggal pemotongan atau pemungutan
pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kecuali apabila Wajib Pajak dapat
menunjukkan bahwa jangka waktu tersebut tidak dapat dipenuhi karena
keadaan di luar kekuasaannya.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


BANDING
1. Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan banding hanya
kepada badan peradilan pajak atas Surat Keputusan Keberatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).
2. Putusan Pengadilan Pajak merupakan putusan pengadilan
khusus di lingkungan peradilan tata usaha negara.
3. Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan alasan yang jelas
paling lama 3 (tiga) bulan sejak Surat Keputusan Keberatan
diterima dan dilampiri dengan salinan Surat Keputusan
Keberatan tersebut.
4. Apabila diminta oleh Wajib Pajak untuk keperluan pengajuan
permohonan banding, Direktur Jenderal Pajak wajib
memberikan keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi
dasar Surat Keputusan Keberatan yang diterbitkan.

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


Sanksi Pajak

Sanksi ADMINISTRASI:
1. Denda
2. Bunga
3. Kenaikan

Sanksi Pidana Penjara

Kus Tri Andyarini, SE, M.Si


Latihan
1. PT ABC menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21
September tanggal 15 November 2013dan menyetorkan
pajaknya tanggal 14 November 2013,sebesar Rp.
50.000.000.
2. Tn. Budi menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2013,
tanggal 15 April 2014 dan menyetorkan pajaknya tgl 14
April 2014, sebesar Rp. 3.500.000.
3. PT Nusantara menyampaikan SPT Masa PPN Juli tanggal
10 September 2013 dan menyetorkan PPN Juli tanggal 3
September 2013, sebesar Rp. 25.000.000.
4. PT Bimantara menyampaikan SPT Masa PPN April
tanggal 10 Juni 2013 dan menyetorkan PPN tanggal 3 Juni
2013, sebesar Rp. 40.000.000
Kus Tri Andyarini, SE, M.Si

Anda mungkin juga menyukai