Anda di halaman 1dari 17

PENDAHULUAN DAN KONSEP DASAR

KESETIMBANGAN KIMIA, LARUTAN DAN KONSENTRASI

KELOMPOK 2
FITRIANI B. (H311 16 011)
SRI WAHYUNI ISMAIL (H311 16 013)
NOVIANTI (H311 16 015)
SRI JULIANA (H311 16 017)
WANDI ASHAT H.T (H311 16 019)
KESETIMBANGAN KIMIA
PENGERTIAN KESETIMBANGAN KIMIA
Suatu sistem dikatakan setimbang jika dua
proses yang berlawanan terjadi dengan laju yang
sama dengan kata lain tidak terjadi perubahan
sistem

Salah satu indikator saat terjadi kesetimbangan


kimia adalah tidak terjadi perubahan
konsentrasi semua komponen yaitu reaktan dan
produk
TAHAP KESETIMBANGAN
Pencampuran awal
ketika A dan B mulai bereaksi, produk C belum
terbentuk. Reaksi berlangsung sebagai :
A+B C
Hal ini hanya terjadi pada tahap awal sekali dalam
reaksi
Daerah kinetik

Segera setelah C terbentuk, reaksi kebalikan


mungkin bisa terjadi. Secara keseluruhan
konsentrasi total C mulai bertambah. Ketika
hampir mencapai kesetimbangan, laju reaksi
pembentukan produk makin lambat
A+BC
TAHAP KESETIMBANGAN

Daerah kesetimbangan
Suatu titik akhirnya tercapai dimana reaksi
pembentukan produk dan reaksi kebalikannya
terjadi dengan laju reaksi yang sama. Pada saaat
ini tidak ada perubahan dalam konsentrasi setiap
spesi
A+BC
KESETIMBANGAN KIMIA DI PENGARUHI
OLEH:

1. Konsentrasi
Jika konsentrasi salah satu salah satu
pereaksi diperbesar, maka kesetimbangan
akan bergeser ke kanan, jika konsentrasi
salah satu produk diperbesar, maka
kesetimbangan akan bereser kekiri

Jika konsentrasi semua komponen diperkecil,


misalnya dengan pengenceran maka
kesetimbangan akan bergerak ke arah reaksi
yang jumlah molekulnya terbanyak
(konsentrasi bertambah besar).
KESETIMBANGAN KIMIA DI PENGARUHI
OLEH:

2. Tekanan atau Volume


Apa bila tekanan dalam sistem diperbesar atau
volume diperkecil, maka kesetimbangan bergeser
kearah zat-zat yang mempunyai koefisien kecil

Apabila tekanan dalam sistem kesetimbangan


diperkecil atau volume diperbesar maka
kesetimbangan bereser kearah zat-zat yang
mempunyai koefisien besar
KESETIMBANGAN KIMIA DI PENGARUHI
OLEH:

3. Suhu
Apabila suatu sistem keseimbangan diperbesar
maka kesetimbangan akan bergeser kearah zat
zat yang menyerap kalor (reaksi endoterm)
Apabila suhu sistem kesetimbangan diperkecil
maka kesetimbangan akan bergeser ke zat-zat
yang melepaskan kalor(reaksi eksoterm)
KESETIMBANGAN KIMIA DI PENGARUHI
OLEH:

4. Katalis
Katalis dapat memperbesar laju reaksi maju dan
reaksi balik sama kuat, tetapi tidak
mempengaruhi susunan kesetimbangan
Katalis dapat mempercepat terjadinya
kesetimbangan
LARUTAN
DEFINISI LARUTAN
Larutan didefinisikan sebagai suatu campuran
homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat

Larutan terdiri dari zat pelarut(solvent) dan zat


terlarut(solute)

Larutan tidak hanya berbentuk cair, tetapi dapat


berbentuk padat serta gas
SIFAT LARUTAN

Hanya berbentuk satu fasa


Tidak ada batas antar komponennya

sifatnya homogen (tidak bisa dibedakan antara


partikel solven dan solut )
Umumnya komponen paling banyak dianggap sebagai
pelarut
Jika berbentuk cair, maka air dianggap sebagai zat
pelarut
JENIS LARUTAN: ELEKTROLIT DAN NON
ELEKTROLIT
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat
menghantarkan listrik
Larutan non elektrolit dalah larutan yang tidak
dapat menghantarkan arus listrik
Daya hantar listrik larutan elektrolit bergantung
pada jenis dan konsentrasinya.
Larutan yang mempunyai daya hantar relatif baik
walaupun konsentrasinya relatif kecil elektrolit
kuat. Pada konsentrasi yg sama, larutan elektrolit
kuat menghantarkan listrik lebih baik daripada
elektrolit lemah
KONSENTRASI
KONSENTRASI LARUTAN
A. Konsep mol
Mol : Satuan jumlah suatu zat dalam perhitungan kimia
(1mol= 6,022 x 1023 partikel)

Contoh:
Masssa atom oksigen adalah 15,9994 jadi 1 mol oksigen mempunyai
massa 15,9994 g

B. Massa Molar
Massa 1 mol zat dalam satuan gram

mol = massa (g) mol = massa (g)


Ar Mr
SATUAN KIMIA
Konsentrasi molar (Molaritas) dengan simbol M
menyatakan:
M = mol zat terlarut
Liter larutan
Normalitas (N)

N = mol x valensi zat


Molalitas (m)

M = mol zat
1000g pelarut
Fraksi mol (X)

X = mol zat terlarut


Mol terlarut + mol zat pelarut
PENGENCERAN
Dengan mengalikan molaritas larutan dengan
volume, kita mendapatkan jumlah mol zat terlarut.
Oleh karena jumlah mol zat terlarut teta sama
selama pengenceran, hasil perkalian molaritas
dengan senyawa yang di gunakan (M1V1) harus
sama dengan hasil akhir senyawa tersebut setelah
penenceran (M2V2)

M1V1 = M2V2

Anda mungkin juga menyukai