Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN/SMF ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2017

Laporan Kasus

TRAUMA VASKULER
Oleh:
HILAL PRYANDA
KHAIRIL UMAM
ZATI HASYYATI Ali
SUCI FITRI YANTI
WENY NORALITA
Pembimbing:
dr. Yopie Afriandi Habibie, Sp. BTKV
I. PENDAHULUAN

Tujuan dari penanganan trauma vaskuler yaitu untuk live


saving dan diikuti oleh limb salvage dan pemulihan fungsi.

Pada trauma vaskuler permasalahan yang terjadi adalah


perdarahan dan iskemik, bisa juga kedua hal ini
berlangsung bersamaan
Di Amerika Serikat, sebanyak 2.6 juta orang dirawat
di rumah sakit setiap tahunnya karena trauma
akibat kecelakaan

umur 25-44 tahun merupakan insident terbanyak


karena laki-laki muda adalah kelompok dengan
risiko tertinggi karena mereka sering melakukan
aktivitas yang juga berisiko tinggi
II.TINJAUAN PUSTAKA
epidemiologi
Trauma vaskular perifer mencakup 80%.
Kasus-kasus trauma vaskular tersebut
terutama disebabkan oleh luka tembak
kecepatan tinggi (70-80%), luka tusuk (10-
15%), dan luka tumpul (5-10%).
MEKANISME TRAUMA
Mekanisme trauma terbagi 2 yakni trauma
tajam dan tumpul
. Trauma tumpul pada jaringan yang
disebabkan oleh kompresi lokal atau
deselerasi dengan kecepatan tinggi.
trauma tajam diakibatkan oleh kehancuran
dan separasi jaringan.
Trauma vaskular
Tipe Trauma Gejala Klinis

Laserasi parsial Pulsasi menurun, hematoma,


perdarahan
Transeksi Hilangnya pulsasi distal, iskemia

Kontusio Awal : pemeriksaan dapat normal


Dapat progresif menjadi thrombosis

Kompresi eksternal Pulsasi menurun, pulsasi dapat


menjadi normal ketika fraktur
diluruskan
Modalitas Pemeriksaan

Indeks Arterial Pressure


Pemeriksaan indeks arterial pressure abnormal jika
kecil dari 0,9. Cara pengukurannya dengan membandingkan
tekanan sistolik ditempat yang cedera dibandingkan dengan
tempat yang normal dengan menggunakan Doppler,
keakuratannya mencapai 95%.

Pemeriksaan Imaging
1. Ultrasonografi Duplex
2. Arteriografi
3. CT Angiografi
Diagnosa

Hard Sign Soft Sign


Hilangnya pulsasi distal Berkurangnya pulsasi distal
Perdarahan pulsatil yang aktif Riwayat perdarahan sedang
Tanda-tanda iskemia Trauma pada daerah dekat PD utama
Thrill arteri dengan palpalsi Defisit neurologis
manual Hematoma sekitar lesi yang tidak
Bruit pada daerah cedera dan meluas
sekitarnya
Hematoma yang meluas
Algoritma Diagnosa Gangguan
Arteri
Trauma Tusuk / Tumpul pd Ekstremitas
Perdarahan aktif, Hematoma yang meluas Iskemi berat
Ya Tidak

Arteriogram Intraoperatif Klasifikasi Resiko


Perbaikan vaskular
Tinggi Rendah
ABI 1 ABI 1
Pulsasi Pulsasi normal

Arteriografi Observasi

Normal Cedera Arteri Minimal Cedera Arteri Berat

Observasi Observasi Operasi / embolisasi

Serial arteriografi
Diagnosis
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non operatif
Pendekatan ini dapat dilakukan pada
arteri yang memiliki kolateral dan terutama
pada orang muda. Bila pendekatan non
operatif yang digunakan, disarankan untuk
melakukan pencitraan vaskular untuk
memantau penyembuhan atau stabilisasi
b. Penatalaksanaan endovascular
Embolisasi transkateter dengan coil
atau balon dapat digunakan untuk terapi
beberapa cedera arteri seperti fistula
arteriovenosa aliran rendah, khususnya pada
lokasi anatomis yang jauh.
c. Penatalaksanaan Operasi
Cara rekonstruksi arteri tergantung dari luas
dan mekanisme trauma. Reparasi cedera
pembuluh darah dapat dilakukan dengan
lateral suture patch angioplasty, end-to-end
anastomosis, interposition graft, dan bypass
graft. Extra-anatomic bypass graft berguna
pada pasien dengan cedera jaringan lunak
ekstensif atau sepsis .
Graft diperlukan untuk mencegah terjadinya
penyempitan atau tegangan pada anastomosis
pembuluh darah apabila kehilangan arteri
lebih dari 1.5 cm.
Pada trauma vaskular yang disertai adanya
fraktur tulang, dianjurkan batasan waktu
12 jam setelah trauma. Bila lebih dari 12
jam dilakukan perbaikan arteri terlebih
dahulu.
Komplikasi
A. TROMBOSIS
Pada trombosis dengan sumbatan total
arteri selama lebih dari 6 jam akan
menyebabkan kematian otot dan saraf yang
akan diganti oleh jaringan ikat, sehingga
terjadi kontraktur, misalnya Volkmann
ischemic contracture
Komplikasi
a. trombosis
B. Stenosis
Penyebab terjadinya stenose
1. Kesalahan teknik operasi
2. hiperplasia lapisan intima
d. Fistula arteri vena
fistula arteri vena traumatic disebabkan oleh
cedera luka tembus yang mengenai arteri dan vena
yang berdekatan sehingga darah dapat langsung
mengalir dari arteri ke vena
d. Aneurisma Palsu
Aneurisma traumatik dapat terbentuk di daerah yang secara
anatomik mengandung banyak jaringan ikat kuat dan bersekat, yang
dapat mengadakan tamponade terhadap hematoma. Kemudian dengan
tumbuhnya lapisan endotel baru yang berasal dari pinggir luka lesi
vaskular, maka terbentuklah rongga aneurisma palsu
e. Sindrom Kompartemen
Sindrom kompartemen ditandai oleh 5 P yaitu pain,
pulseless, paresthesia, pallor, dan paralysis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai