Laporan Kasus
TRAUMA VASKULER
Oleh:
HILAL PRYANDA
KHAIRIL UMAM
ZATI HASYYATI Ali
SUCI FITRI YANTI
WENY NORALITA
Pembimbing:
dr. Yopie Afriandi Habibie, Sp. BTKV
I. PENDAHULUAN
Pemeriksaan Imaging
1. Ultrasonografi Duplex
2. Arteriografi
3. CT Angiografi
Diagnosa
Arteriografi Observasi
Serial arteriografi
Diagnosis
Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan non operatif
Pendekatan ini dapat dilakukan pada
arteri yang memiliki kolateral dan terutama
pada orang muda. Bila pendekatan non
operatif yang digunakan, disarankan untuk
melakukan pencitraan vaskular untuk
memantau penyembuhan atau stabilisasi
b. Penatalaksanaan endovascular
Embolisasi transkateter dengan coil
atau balon dapat digunakan untuk terapi
beberapa cedera arteri seperti fistula
arteriovenosa aliran rendah, khususnya pada
lokasi anatomis yang jauh.
c. Penatalaksanaan Operasi
Cara rekonstruksi arteri tergantung dari luas
dan mekanisme trauma. Reparasi cedera
pembuluh darah dapat dilakukan dengan
lateral suture patch angioplasty, end-to-end
anastomosis, interposition graft, dan bypass
graft. Extra-anatomic bypass graft berguna
pada pasien dengan cedera jaringan lunak
ekstensif atau sepsis .
Graft diperlukan untuk mencegah terjadinya
penyempitan atau tegangan pada anastomosis
pembuluh darah apabila kehilangan arteri
lebih dari 1.5 cm.
Pada trauma vaskular yang disertai adanya
fraktur tulang, dianjurkan batasan waktu
12 jam setelah trauma. Bila lebih dari 12
jam dilakukan perbaikan arteri terlebih
dahulu.
Komplikasi
A. TROMBOSIS
Pada trombosis dengan sumbatan total
arteri selama lebih dari 6 jam akan
menyebabkan kematian otot dan saraf yang
akan diganti oleh jaringan ikat, sehingga
terjadi kontraktur, misalnya Volkmann
ischemic contracture
Komplikasi
a. trombosis
B. Stenosis
Penyebab terjadinya stenose
1. Kesalahan teknik operasi
2. hiperplasia lapisan intima
d. Fistula arteri vena
fistula arteri vena traumatic disebabkan oleh
cedera luka tembus yang mengenai arteri dan vena
yang berdekatan sehingga darah dapat langsung
mengalir dari arteri ke vena
d. Aneurisma Palsu
Aneurisma traumatik dapat terbentuk di daerah yang secara
anatomik mengandung banyak jaringan ikat kuat dan bersekat, yang
dapat mengadakan tamponade terhadap hematoma. Kemudian dengan
tumbuhnya lapisan endotel baru yang berasal dari pinggir luka lesi
vaskular, maka terbentuklah rongga aneurisma palsu
e. Sindrom Kompartemen
Sindrom kompartemen ditandai oleh 5 P yaitu pain,
pulseless, paresthesia, pallor, dan paralysis.
TERIMA KASIH