Anda di halaman 1dari 24

HUBUNGAN ANTROPOMETRI SEFALOFASIAL DENGAN JENIS

KELAMIN DAN TINGGI BADAN

Oleh :
DESAK PUTU KUNTI WEDAYANTI
1302006258

Pembimbing: dr. Kunthi Yulianti, Sp.KF

Fakultas Kedokteran/ Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah


Universitas Udayana
2017
OUTLINE
PENDAHULUAN
METODE
HASIL
PEMBAHASAN
SIMPULAN
CRITICAL APPRAISAL
PENDAHULUAN

Identifikasi forensik upaya pengenalan individu


berdasarkan ciri-ciri atau sifat-sifat yang
membedakan dari individu lain
Jenazah termutilasi pengukuran bagian tertentu
tubuh dapat dilakukan dalam identifikasi jenazah
tersebut
Antropometri sefalofasial identifikasi jenis
kelamin, tinggi badan, maupun ras
METODE
Rancangan penelitian: analitik observasional dengan pendekatan
cross sectional
Waktu penelitian: Bulan Januari-Juli 2016.
Subyek penelitian: mahasiswa fakultas kedokteran yang menjalani
kepaniteraan klinik di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
Teknik pengambilan sampel: consecutive sampling
Kriteria inklusi: berusia 21-26 tahun, ras mongoloid.
Kriteria ekslusi: pernah mengalami patah tulang kepala dan wajah,
memiliki cacat fisik kelainan tulang bawaaan sejak lahir, memiliki
penyakit yang berhungan dengan kepala, riwayat patah tulang
vertebra, panggul atau anggota gerak bawah, tidak bisa berdiri
sempurna ketika pengukuran tinggi badan dan orang dan menolak
menjadi sampel penelitian.
METODE
Antropometri sefalofasial
Panjang kepala jarak lurus antara glabella dengan
opisthocranion (protuberantia occipitalis eksterna)
Lebar kepala diameter maksimum biparietal (jarak titik lateral
pada kedua os parietal).
Kepala horizontal lingkar maksimum kepala yang diukur tepat
diatas glabella de daerah diatas opisthocranion (protuberantia
occipitalis eksterna).
Diameter bigonal luas maksimum rahang bawah diantara dua
titik gonion pada angulus mandibular.
Panjang wajah jarak lurus dari pangkal hidung (nasion) ke titik
terendah pada batas bawah mandibular pada bidang mid sagittal
(gnathion).
METODE

Analaisis data mengggunakan SPSS 22 for Windows.


Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
Uji korelasi Spearman variabel jenis kelamin
Uji korelasi Pearson variabel tinggi badan
Uji regeresi linear menentukan rumus yang dapat digunakan
dalam menentukan tinggi badan.
HASIL

Total : 400 sampel


50% (); 50% ()
Sebaran data untuk antropometri sefalofasial dan tinggi badan berdasarkan jenis kelamin.
sebagian besar data tidak terdistribusi normal dengan nilai p<0,05.
hubungan yang bermakna antara semua parameter antropometri sefalofasial dengan
jenis kelamin dengan nilai p<0,05
Hubungan yang bermakna antara antropometri sefalofasial dengan tinggi badan dengan nilai
p<0.05
hasil uji regresi linear dalam menentukan rumus yang dapat digunakan dalam menetukan
tinggi badan.
PEMBAHASAN

Antropometri sefalofasial pada laki-laki lebih besar dibanding


perempuan.

Tulang laki-laki lebih panjang dan lebih massif dibandingkan dengan


tulang wanita dan perbandingannya adalah 100:90.
Wanita dewasa cenderung lebih pendek dan mempunyai tulang-tulang
yang lebih kecil serta oto-otot yang lebih kecil.
Pertumbuhan kepala dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
Genetik, hormone, fungsi otot, faktor lingkungan, dan nutrisi atau diet
PEMBAHASAN

Berdasarkan uji korelasi Spearman antara antropometri sefalofasial


dengan jenis kelamin didapatkan hubungan yang signifikan dengan
p<0,05.
Korelasi yang sangat lemah antara lingkar kepala horizontal dengan
jenis kelamin, korelasi sedang antara pajang wajah dengan jenis
kelamin dan korelasi kuat antara diameter bigonial dan jenis kelamin.

Dari hubungan tersebut dapat dilihat bahwa diameter bigonial merupakan


salah satu parameter yang baik dalam menentukan jenis kelamin. Dimana
sesuai dengan teori bahwa bentuk rahang laki-laki cenderung luas
membentuk huruf U sehingga diameter bigonial lebih besar dibandingkan
perempuan.
PEMBAHASAN

Berdasarkan uji korelasi Spearman antara antropometri sefalofasial


dengan jenis kelamin didapatkan hubungan yang signifikan dengan
p<0,05.
Korelasi yang sangat lemah antara lingkar kepala horizontal dengan
jenis kelamin, korelasi sedang antara pajang wajah dengan jenis
kelamin dan korelasi kuat antara diameter bigonial dan jenis kelamin.

Dari hubungan tersebut dapat dilihat bahwa diameter bigonial merupakan


salah satu parameter yang baik dalam menentukan jenis kelamin. Dimana
sesuai dengan teori bahwa bentuk rahang laki-laki cenderung luas
membentuk huruf U sehingga diameter bigonial lebih besar dibandingkan
perempuan.
PEMBAHASAN

Berdasarkan uji korelasi Pearson pada semua pengukuran antropometri


sefalofasial dengan tinggi badan didapatkan hubungan yang signifikan
dengan nilai p <0,05.
Korelasi sedang antara lingkar kepala dengan tinggi badan baik pada
laki-laki maupun perempuan.
korelasi kuat antara panjang kepala lingkar kepala horizontal dan
diameter bigonial dengan tinggi badan baik pada laki-laki dan
perempuan.
Panjang wajah dengan tinggi badan pada laki-laki didapatkan korelasi
kuat sedangkan pada perempuan dengan korelasi sangat kuat.
SIMPULAN

Terdapat korelasi yang signifikan antara semua pengukuran


antropometri sefalofasial dengan jenis kelamin, dimana laki-
laki memiliki antropometri sefalofsial lebih besar dibanding
perempuan.
Terdapat korelasi yang signifikan antara semua pengukuran
antropometri sefalofasila dengan tinggi badan pada kedua
jenis kelamin.
CRITICAL APPRAISAL
VALIDITY
No Penilaian Keterangan Y/T
1. Apakah Rancangan Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan antropometri Y
Penelitian yang dipilih sefalofasial dengan jenis kelamin dan tinggi badan.
sesuai dengan tujuan
Rancangan Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian analitik
penelitian ?
observasional dengan pendekatan cross sectional

2. Apakah dijelaskan cara Sampel penelitian diperoleh secara consecutive sampling dan Y
menentukan sampel ? dilakukan pada polpulasi yang sudah memenuhi kriteria inklusi
sehingga dianggap memiliki kesempatan yang sama atau
homogeny untuk dipilih. Subyek penelitian adalah mahasiswa
fakultas kedokteran yang menjalani kepaniteraan klinik di RSUP
Dr. Kariadi Semarang, sebanyak 200 laki-laki dan 200 perempuan.
Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan
Meikolegal FK Undip pada Bulan Januari-Juli 2016.
VALIDITY (2)
No Penilaian Keterangan Y/T
3. Apakah dijelaskan Kriteria inklusi: Y
mengenai kriteria inklusi Berusia 21-26 tahun, ras mongoloid
dan eksklusi? Kriteria ekslusi:
Pernah mengalami patah tulang kepala dan wajah, memiliki cacat
fisik kelainan tulang bawaaan sejak lahir, memiliki penyakit yang
berhubungan dengan kepala, riwayat patah tulang vertebra,
panggul atau anggota gerak bawah, tidak bisa berdiri sempurna
ketika pengukuran tinggi badan dan orang dan menolak menjadi
sampel penelitian
4. Apakah analisis data Data dianalaisis mengggunakan SPSS 22 for Windows. Uji Y
dilakukan cukup baik? normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov. Uji korelasi Spearman
untuk variabel jenis kelamin. Uji korelasi Pearson untuk variabel
tinggi badan. Uji regeresi linear untuk menentukan rumus yang
dapat digunakan dalam menentukan tinggi badan. Pada studi ini
hasil sesuai dengan tujuan.
IMPORTANCE

No Penilaian Keterangan Y/T


1. Apakah penelitian ini Penting, karena pada jenazah yang tidak utuh (termutilasi), Y
penting? pengukuran bagian tertentu dari tubuh dapat dilakukan dalam
identifikasi jenazah tersebut. Salah satunya yaitu dengan
antropomrtei sefalofasial sebagai parameter penting yang
dapat digunakan dalam identifikasi jenis kelamin, tinggi badan
maupun ras. Sehingga luaran dari penelitian ini dapat
merekomendasikan parameter antropometri sefalofasial
dalam menentukan jenis kelamin dan tinggi badan
APPLICABLE
No Penilaian Keterangan Y/T
1. Apakah subjek Sesuai, oleh karena karakteristik penelitian yang Y
penelitian sesuai digunakan subjek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi
dengan karakteristik yaitu memiliki ras mongoloid
penelitian yang akan
dihadapi?
2. Apakah Setting lokasi Dapat, karena lokasi penelitian di Indonesia sehingga Y
penelitian dapat profil demografi subjek penelitian tidak jauh berbeda.
diaplikasikan di situasi
kita?
3. Apakah hasil penelitian Dapat diaplikasikan, karena pengukuran antropometri Y
dapat diaplikasikan sefalofasial dengan menggunakan meteran dan kaliper
pada pasien di Institusi bisa dilakukan di RSUP Sanglah Denpasar.
kita?
4. Apakah terdapat Tidak dapat dievaluasi, penelitian terkait sefalofasial Y
kemiripan pasien di belum pernah dilakukan.
tempat praktek/institusi
dengan hasil penelitian?
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai