Anda di halaman 1dari 15

Chapter 15

Business Applications
Pendahuluan

sejak tahun 1970-an manajemen risiko berkembang sebagai


disiplin bisnis, berkat kombinasi faktor-liberalisasi ekonomi,
meningkatnya kekuatan pemegang saham, tekanan peraturan,
dan peningkatan kekuatan komputasi.
Aplikasi Bisnis
Ada tiga aplikasi bisnis utama manajemen risiko yaitu :

Tahap I. Pengurangan kerugian ( Minimizing the downside)


Tahap II. Manajemen ketidakpastian ( Managing Uncertainty)
Tahap III. Optimasi kinerja (Performance Optimization)
I. Pengurangan kerugian ( Minimizing the downside)
Berfokus pada perlindungan terhadap risiko kerugian.
Praktek manajemen risiko terutama pada penetapan kebijakan pengendalian,
investasi dan likuiditas kredit, prosedur audit, dan pertanggungan asuransi.
Tujuan aplikasi busnis ini adalah :

dirancang untuk mengurangi probabilitas default dan memaksimalkan


pemulihan jika terjadi kegagalan, melalui persetujuan kredit, dan
pemulihan hutang;
dirancang untuk meminimalkan potensi kerugian portofolio dan krisis
likuiditas.
Kontrol risiko operasional difokuskan untuk mengurangi kerugian dan
tingkat kesalahan pada kegiatan operasional, dengan prosedur audit
dan kepatuhan untuk memastikan bahwa pencatatan, dan operasi
akurat dan teratur. Asuransi adalah sarana utama untuk melakukan
transfer risiko.
II. Manajemen ketidakpastian ( Managing Uncertainty)
Berfokus pada pengelolaan volatilitas seputar hasil bisnis dan keuangan

Credit scoring dan migration membantu manajer risiko kredit untuk


mengembangkan estimasi probabilitas default yang lebih tepat atau
meninjau transaksi kredit.
Model simulasi yang canggih memproyeksikan perubahan potensial
dalam pendapatan dan nilai pasar, sementara ukuran standar industri
ditetapkan - terutama teknik modal berisiko dan ekonomi.
Pengakuan akan pentingnya manajemen risiko operasional meningkat
tajam menunjukkan perlunya tata kelola perusahaan yang efektif.

Pengembanganlainnya adalah integrasi berbagai aplikasi manajemen risiko dalam mengelola


volatilitas, produk transfer risiko (termasuk derivatif keuangan dan asuransi ) dan Transfer
risiko alternatif (ART) dimanifestasikan sebagai cara untuk mentransfer risiko yang
sebelumnya tidak dapat diasuransikan.
III. Optimasi kinerja (Performance Optimization)
Pada tahap ketiga, manajemen risiko ditandai dengan pendekatan
yang lebih terintegrasi terhadap semua jenis risiko. memberikan jalan
untuk melengkapi integrasi fungsi manajemen risiko silo dalam organisasi
dan rasionalisasi strategi pengendalian dan transfer risiko yang sesuai.
Pada tahap inilah manajemen risiko menjadi senjata ofensif bagi
manajemen:
Perusahaan telah mengembangkan model harga untuk produk kredit yang
sepenuhnya memasukkan risiko default yang mendasarinya dari counterparty
dan dengan harga yang sesuai. Dikombinasikan dengan manajemen
portofolio
Dalam manajemen risiko pasar, perusahaan membuat keputusan alokasi aset
di semua aset, kewajiban, dan item di luar neraca yang dimiliki oleh
keseluruhan bisnis, tidak hanya dalam portofolio investasi mereka.
Teknik penetapan biaya berbasis aktivitas menambah pemahaman ini dengan
mengukur biaya driver untuk berbagai aktivitas bisnis dan operasional.
III. Optimasi kinerja (Performance Optimization)
Contoh adalah penggunaan risk-adjusted return on capital
(RAROC) sebagai metrik kinerja yang digunakan oleh
manajemen bisnis tidak hanya untuk mengukur
profitabilitas bisnis, namun juga untuk mendukung
keputusan strategis utama seperti akuisisi dan strategi
unit bisnis.
EVOLUSI PENGELOLAAN RISIKO LEBIH LANJUT
Perubahan lingkungan bisnis mempengaruhi praktik manajemen risiko yang efektif
Beberapa yang mempengaruhi industri adalah:
Globalisasi - saling ketergantungan antara ekonomi dan pasar dan internasionalisasi
operasi bisnis melalui jaringan;
Teknologi - risiko operasional baru yang terkait dengan bisnis berbasis teknologi;
Mengubah struktur pasar-dampak deregulasi, privatisasi dan persaingan baru; dan
Restrukturisasi-efek merger dan akuisisi, aliansi strategis, outsourcing, dan rekayasa
ulang.

bahwa kondisi bisnis saat ini berada pada perubahan lingkungan yang cepat, dan risiko yang
timbul dari perubahan ini memerlukan respons terpadu dan menyeluruh perusahaan.
KASUS
PT Asuransi XYZ
Profil Perusahaan
Berdiri pada tahun 1985
ASEI bergerak di bidang asuransi dan jaminan untuk mendukung
pengembangan ekspor non-migas Indonesia

Profil Contoh Risiko Perusahaan


ASEI sangat rentan terhadap risiko, terutama risiko komersial dan risiko
politik seperti contohnya adalah produk Export Credit Insurance (ECI) yaitu
kemungkinan kerugian akibat tidak diterimanya pelunasan pembayaran
dari importir / bank penerbit L/C.
SKEMA ECI
Minimizing the downside

Perusahaan melakukan kebijakan terhadap pengurangan kerugian akibat resiko


antara lain :
Bid/ Tender Bond, >> Merupakan jaminan yang digunakan untuk mengikuti
tender sebagai salah satu persyaratan dokumen penawaran
Performance Bond >> Merupakan jaminan atas kesanggupan Principal untuk
melaksanakan / menyelesaikan perkerjaan sesuai dengan kontrak kerja yang
telah ditetapkan.
Advance Payment Bond >> Merupakan jaminan yang digunakan pada saat
Principal mengambil Uang Muka yang disediakan Obligee untuk memulai
pekerjaannya
Maintenance Bond >> Merupakan jaminan dari Surety terhadap pemeliharaan
atas hasil pekerjaan yang diselesaikan oleh Principal sampai batas waktu yang
telah ditetapkan dalam kontrak.
Jaminan Turunan Lainnya Terkait Dengan Kontrak Induk
Contoh Advance Payment Bond
Contoh Jaminan Pelaksanaan
Managing Uncertainty

Perusahaan telah menetapkan standar yang diakui oleh dunia International


antara lain adalah ISO 9001 : 2000:
Untuk memperkuat pelaksanaan GCG di ASEI dan menguatkan fondasi
penerapan Manajemen Resiko di perusahaan, Manajemen menerapkan
standarisasi internasional dengan ISO 9000:2000
Pelayanan menggunakan standard operation procedure yang berstandar
internasional sekaligus untuk kepentingan pengendalian organisasi serta
manajemen risiko.

Komitmen Manajemen ASEI dalam mengawal perencanaan Manajemen


Resiko dibuktikan dengan penerapan prinsip good corporate governance
pada struktur organisasi ASEI.
Performance Optimization

Dengan diberlakukannya kebijakan baru tersebut, perusahaan telah bekerja sama


dengan berbagai jaringan international antara lain : Credit Information Agencies,
Lembaga Reasuransi, Export Credit Agencies, Kerjasama Sesama BUMN, dll.
Penerapan Manajemen resiko di ASEI yang mengarah pada prinsip pengelolaan
secara komprehensif sudah dilaksanakan dari tingkat top level management hingga
ke pelaksana di lapangan.
Perusahaan secara berkesinambungan melakukan pemantauan proses akseptasi
bisnis asuransi dan penjaminan dengan membentuk Unit Kerja Kepatuhan (CRM
Compliance and Risk Monitoring).
Asuransi Asei juga telah menyusun Manual Manajemen Risiko yangbertujuan untuk
membangun infrastruktur, sistem dan metode pengelolaan manajemen risiko di
lingkungan perusahaan agar pengelolaan risiko dapat berlangsung secara
terstruktur, sistematis, transparan dan terkendali.

Anda mungkin juga menyukai