Anda di halaman 1dari 21

HALITOSIS

Program Studi Kedokteran Gigi


Universitas Lambung Mangkurat
DEFINISI
Halitosis berasal dari bahasa latin halitos (nafas) dan
oxis (keadaan abnormal atau kondisi berpenyakit).
Halitosis merupakan bau nafas yang tidak menyenangkan
atau menusuk yang terjadi hampir pada semua orang
dewasa. bau mulut
Bau yang menusuk atau tak enak dari rongga mulut
(Glikman) memalukan
KLASIFIKASI
Genuine Halitosis/ True Halitosis (halitosis sejati)
Halitosis fisiologis (ex : morning breath)
Halitosis patologis (ex: intra/extra oral malodor)
Pseudo Halitosis (halitosis semu)
Halitosis yang hanya dirasakan oleh pasien tetapi
tidak dirasakan orang sekitar
Halitophobia
Pasien yang telah berhasil mengikuti perawatan dan
telah mendapat konseling masih khawatir memiliki
halitosis meskipun sudah dilakukan pemeriksaan
secara teliti dan hasilnya negatif
PENYEBAB
Halitosis dapat disebabkan oleh faktor fisiologis dan
patologis.
Halitosis dapat berasal dari rongga mulut atau intra oral,
jaringan berbatasan (naso pharinx, oro pharinx, trachea,
paru, sinus, tonsil) dan faktor-faktor sistemik atau ekstra
oral.
85 % penyebab halitosis berasal dari rongga mulut.
Jaringan mulut yg kotor, infeksi, gigi gangren, gigi
berlubang, prothesa dan tumpatan yg tdk memenuhi
syarat.
Oramtik makanan seperti bawang putih/merah,
pipermint, wintergreen oil, indol dan skatol, cara
absorbsi usus ke liver/hati, empedu, darah, paru, nafas.
Halitosis Fisiologis
Halitosis yang terjadi secara normal dan bersifat
sementara. Pada anak bau nafas normal agak manis
dan menyenangkan
Misal halitosis yang terjadi saat bernafas pagi hari.
Baru bangun bau mulut tdk enak, karena saat tidur
lidah dan pipi tdk aktif, flora mulut mengurai sisa
makanan dan jaringan menjadi odor
Keadaan ini berhubungan dengan penurunan
aktifitas otot-otot mastikasi sehingga ransangan
glandula salivarius untuk memproduksi saliva
berkurang dan menyebabkan mulut kering dan
halitosis.
Halitosis Patologis
Halitosis akibat adanya kelainan dalam
rongga mulut, jaringan berbatasan maupun
akibat penyakit sistemik.
Oral hygiene buruk, mediasi pertumbuhan
bakteri untuk terus berkembang. Seperti
karies, tounge coating dan penyakit jaringan
periodontal.
Sinusitis, pharyngitis, tonsilitis timbulkan
bau nafas tidak enak kurang menyenangkan
karies
Periodontal
disease

Tongue
coating
Halitosis Patologis

Penyakit sistemik yang


sering dihubungkan
dengan halitosis
adalah penyakit pada
saluran pernapasan,
penyakit pada saluran
gastrointestinal,
diabetes mellitus,
penyakit hati, penyakit
gagal ginjal.
Bakteri-bakteri penyebab halitosis
MEKANISME HALITOSIS

Lanjut
MEKANISME HALITOSIS
Dalam rongga mulut terdapat bakteri (plak, bakteri poket
yang dalam dan dari lidah)
Dalam aktivitasnya, bakteri anaerob bereaksi dengan protein-
protein yang ada, protein di dalam mulut dari sisa-sisa
makanan yang mengandung protein, sel-sel darah telah mati,
bakteri-bakteri yang mati ataupun sel-sel epitel yang
terkelupas dari mukosa mulut.
Protein akan dipecah oleh bakteri menjadi asam-asam amino
yang kemudian mengalami biotransformasi menjadi VSC
(volatile sulfur compound) seperti hidrogen sulfid dan metil
mercaptan.
VSC merupakan hasil produksi dari aktivitas bakteri-bakteri
anaerob di dalam mulut yang berupa senyawa berbau yang
tidak sedap dan mudah menguap sehingga menimbulkan bau
(Lanjutan)
Sebenarnya terdapat beberapa macam VSC serta
senyawa yang berbau lainnya di dalam rongga
mulut, tetapi hanya 3 jenis VSC penting yang
merupakan penyebab utama halitosis :
MetIl mercaptan (CH3SH), dimetil mercaptan
(CH3)2S, dan hidrogen sulfide (H2S).
Ketiga macam VSC tersebut jumlahnya cukup
banyak dan mudah sekali menguap sehingga
menimbulkan bau.
DIAGNOSIS
Identifikasi bahan volatil
Metode ini dapat dilakukan dengan menghirup
langsung bau yang terpancar atau mengukur gas-
gas yang mengandung sulfur penyebab timbulnya
halitosis.
Metode ini meliputi pengukuran monitor sulfide
portable (halimeter) , pengukuran organoleptik,
pengukuran gas kromatografi, elektronik nose, tes
BANA dan tes -galaktosidase. Dulu Osmoscope.
Pengukuran Organoleptik
Pengukuran organoleptik merupakan pengukuran
sederhana dengan cara menghirup langsung bau yang
terpancar
Operator memasukkan selang (tube) dengan diameter 2,5
cm dan panjang 10 cm ke dalam mulut pasien dan pasien
diinstruksikan untuk menghembuskan nafas lalu operator
mencocokkannya dengan skor (Organoleptic scoring scale)
Pasien sebelumnya harus menghindari penggunaan
antibiotik selama 3 minggu, makanan mengandung
bawang putih, bawang merah, dan makanan berbumbu
selama 48 jam dan kosmetik yang beraroma selama 24
jam sebelum pemeriksaan
DIAGNOSIS
Identifikasi mikroba
Metode ini biasanya dilakukan di laboratorium
dengan mengidentifikasi mikroorganisme (bakteri)
yang berperan menghasilkan VSC
Metodenya antara lain Real time PCR, Hibridisasi
DNA, dan Kultur.
Bau Keju -> Tonsilitis Kronis, bau Asam ->
gangguan pencernaan, bau busuk -> gingivitis
ulceratif, bronchitis. Bau urine -> gangguan
ginjal/uremia. Bau aqseton -> diabetes, bau tikus ->
gangguan liver, bau darah -> perdarahan.
TATA LAKSANA
Penanganan halitosis tergantung pada faktor
penyebabnya
Pada pasien dengan fisiologik halitosis, oral
patologik halitosis dan pseudo halitosis dapat
dirujuk ke dokter gigi
Pada pasien dengan extra oral patologik halitosis
harus dirujuk ke dokter umum atau spesialis yang
bersangkutan
Pada pasien dengan halitophobia harus ditangani
oleh dokter umum dan psikolog/psikiatri.
Perawatan oral halitosis
Hilangkan kausa primanya. Meningkatan oral hygiene
dan prosthesis hygiene
(menyikat gigi, dental floss, denture cleansing)
Merawat gigi gigi yang karies dan penyakit
periodontal (tumpat, scalling dan root planning, ekstraksi
sisa-sisa akar)
Membersihkan (gentle scrapping) posterior dorsum pada
lidah setiap hari
Menggunakan obat kumur yang mengandung
antibakteri setiap hari (ex: chlorhexidin gluconate, zinc
chloride, sodium chloride, etc)
Tata Laksana (2)
Menghindari makanan makanan yang
mudah menimbulkan bau mulut

Anda mungkin juga menyukai