Anda di halaman 1dari 24

Sumber air irigasi

AIR UNTUK IRIGASI

Sumber air yang dapat digunakan untuk


menyediakan kelembaban tanah yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman
dapat bersumber dari :
1. Air hujan
2. Air permukaan
3. Air tanah
1. Hujan
Presipitasi merupakan salah satu sumber air yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan irigasi. Hanya saja
keberadaan alamiahnya sangat acak dan terkadang bahkan
tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman.
Karakteristik presipitasi untuk air irigasi diantaranya
ialah :
Jumlah. Dibutuhkan air yang cukup untuk
mengantikan kelembaban yang hilang di daerah akar
Frekuensi (tingkat keseringan). Dibutuhkan frekuensi
yang cukup untuk mengisi kelembaban tanah
sebelum tanaman kekurangan air.
Intensitas. Intensitas hujan yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan tanah mengalami kenyang air (water
logging) dan menyebabkan kematian bagi tanaman.
2. Air Permukaan
Air permukaan meliputi :
1. Sungai
2. Danau
3. Waduk

Sifat-sifat umum sungai sebagai sumber air irigasi


1. Debit cukup besar dibandingkan dengan sumber
air alamiah lainnya
2. Kualitas dan suhu pada umumnya baik, karena
banyak mengandung lumpur dan suhu hampir
sama dengan suhu udara
3. Pengambilan air relatif mudah
Air waduk/danau sebagai sumber air irigasi
1. Kualitas pada umumnya bagus dengan
sedikit/tidak mengandung lumpur
2. Banyak mengandung zat-zat tertentu untuk
kebutuhan tanaman
3. Suhu air permukaan hampir sama dengan suhu
udara meskipun suhu pada lapisan bawah relatif
lebih rendah. Tapi hal ini tidak signifikan dan
suhu juga akan meningkat selama air dalam
perjalanan menuju lokasi sawah.
3. AIR TANAH
Air di bawah permukaan tanah dimana rongga-
rongga di dalam tanah pada hakekatnya terisi oleh
air.
Pergerakan air tanah oleh gaya kapiler dari
permukaan air tanah ke dalam daerah akar yang
dapat merupakan sumber air utama pertumbuhan
tanam-tanaman.
Air tanah sebagai sumber air irigasi
1. Memiliki debit relatif kecil tetapi konstan sepanjang
tahun
2. Sedikit atau tidak mengandung lumpur
3. Banyak mengandung zat-zat tertentu
Kerugian air tanah sebagai sumber air irigasi
1. Terjadi penurunan muka air tanah karena
pemompaan terus menerus
2. Pengambilan air tanah secara terus menerus dapat
menyebabkan penurunan lapisan tanah
3. Dapat mengakibatkan intrusi air laut
Kuantitas dan kualitas air irigasi
Kuantitas air irigasi
Mencari sumber air yang terdekat (sungai,
danau, waduk, air tanah)
Memperkirakan ketersediaan air dengan
metode hidrologi yg lazim ( cth. Menghitung
debit andalan dengan basic year, basic month,
flow characteristic, dll)
Mencari solusi /pemecahan masalah bila air
tersedia tidak mencukupi debit yang
dibutuhkan
Alternatif solusi
apa saja untuk atasi
air kurang????
Jawaban :
1. Menambah supplai air dari DI atau
bahkanDAS lain, dengan membuat saluran
suplesi.
2. Menjalankan sistim rotasi (giliran) dalam DI
3. Merubah pola tanam
4. Mengurangi luas tanam
Kualitas air irigasi

Kualitas air irigasi menyangkut berbagai hal secara kompleks. Beberapa


pengukuran dan analisis dilakukan untuk melihat berbagai indikator
kualitas air irigasi dan bahkan air buangan. Beberapa parameter itu
antara lain adalah :

a. Warna l. Mikroorganisma seperti E. Coli,


b. Rasa Cryptosporidium
c. Suhu m. Nutrien, seperti phosphor,
d. Kekeruhan nitrogen
e. Kehantaran listrik n. Elemen racun, seperti sodium,
f. pH boron, nitrat, chloride, besi.
g. Oksigen terlarut (DO) o. Kandungan logam berat terlarut,
h. Total suspended solid (TSS) misal timah, mercury, arsen, dll
i. Total dissolved solid (TDS) p. Karbon organik terlarut (DOC)
j. Biological oxygen demand (BOD) q. Pestisida, herbisida, fungisida
k. Chemical oxygen demand (COD) r. Elemen radioaktif.
Komposisi lain yang juga merupakan parameter
indikator untuk air irigasi adalah :
Sodium absorption ratio (SAR)
Residual sodium carbonate (RSC)
Total hardness (TH)
Total alkalinity
Kelys ratio (KR)
Salt index (SI)
Kualitas air irigasi
Parameter utama yang mempengaruhi kualitas
air irigasi untuk tanaman :
1. Salinitas
2. Permeabilitas
3. Toksisitas
4. lainnya
Salinitas
Masalah salinitas terjadi jika kandungan garam dalam air
irigasi tinggi, sehingga terakumulasi daerah perakaran
Kandungan beberapa jenis garam dapat mempengaruhi
metabolisme tanaman dan mengurangi kelulusan tanah,
mencegah drainase (pembuangan air) dan mempersulit
kegiatan aerasi (pernafasan/pengudaraan di daerah
perakaran)
Jenis garam2an tersebut biasanya dibawa dari kegiatan
pemupukan. Diantaranya ialah Ca, Mg, dan potassium.
Konsentrasi kritis/ijin tergantung banyak faktor :
> 700mg/lt berbahaya bagi beberapa jenis tanaman
> 2000mg/lt berbahaya bagi hampir seluruh tanaman
Leaching (pencucian) dilakukan untuk
mengurangi salinitasi pada bagian perakaran
ini, yaitu mengalirkan air irigasi yang lebih
segar sehingga menekan (membuang) air yang
mengandung garam tinggi.
Permeabilitas
Laju infiltrasi tanah akan berkurang akibat dari
kandungan garam tertentu atau kekurangan
garam tertentu dari air irigasi.
Faktor yang berpengaruh adalah :
a. Kandungan Na relatif terhadap Ca dan Mg
b. Kandungan bikarbonat dan karbonat
c. Kandungan garam dalam air
Toksisitas
Tidak semua air cocok untuk keperluan irigasi,
setidaknya air irigasi tidak mengandung :
1. Bahan kimia yang beracun bagi tanaman atau
orang yang memakan tanaman tersebut.
Contoh : Selenium, meski dalam konsentrasi
rendah beracun bagi ternak.
2. Bahan kimia yang bereaksi dengan tanah (yang
kurang baik). Misal Boron (B), Chlorida (Cl),
dan Natrium (Na). Meski dalam jumlah kecil
Boron dibutuhkan untuk pertumbuhan
tanaman, namun dalam konsentrasi lebih dari
4mg/lt dapat mengganggu tanaman.
3. Bakteri yang membahayakan orang atau
binatang yang memakan tanaman tersebut
Lainnya
Persyaratan kualitas lainnya :
1. Tingkat keasaman (pH) air. Kebutuhan pH
biasanya berkisar antara 6,4 s/d 8,5
2. Suhu air normal, kecuali di daerah dingin
dan diperlukan air yang bersuhu lebih tinggi
Lainnya(lanjutan)
Beberapa hal yang mengurangi pertumbuhan
tanaman dalam kaitannya dengan air irigasi :
1. kondisi tergenang (water logging),
2. proses pematangan yang lambat akibat
kandungan Nitrogen yang berlebihan
3. Bercak putih pada daun akibat bikarbonat
yg berlebih (pada irigasi pancar/curah)
Standar kualitas air di perairan umum
(tambahan)

Golongan A : untuk air minum tanpa pengolahan


terlebih dahulu
Golongan B : dipakai sebagai bahan baku air
minum melalui suatu pengolahan
Golongan C : untuk air perikanan dan
peternakan
Golongan D : air untuk pertanian dan usaha
perkotaan, industri dan PLTA
Beberapa komponen dalam sistem irigasi
diantaranya adalah :
1. Siklus hidrologi (iklim, air
atmosferik, air permukaan, air
bawah permukaan)
2. Kondisi fisik dan kimiawi lahan
Disajikan
(topografi, infrastruktur, sifat fisik dalam bagan
dan kimiawi lahan) berikut

3. Kondisi biologis tanaman


4. Aktivitas manusia (teknologi, sosial,
budaya, ekonomi)
Ditinjau dari proses penyediaan, pemberian,
pengelolaan dan pengaturan air, sistem irigasi dapat
dikelompokkan menjadi 4 : (Sudjarwadi 1990)
sistem irigasi permukaan (surface irrigation system)
sistem irigasi bawah permukaan (sub surface
irrigation system)
sistem irigasi dengan pemancaran (sprinkle irrigation
system)
sistem irigasi dengan tetesan (trickle irrigation / drip
irrigation system).
Pemilihan jenis sistem irigasi sangat dipengaruhi oleh
kondisi hidrologi, klimatologi, topografi, fisik dan kimiawi
lahan, biologis tanaman, sosial ekonomi dan budaya,
teknologi (sebagai masukan sistem irigasi) serta keluaran
atau hasil yang akan diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai