2. ENI WILIYANTI 3. NOVIANA 4. SRI SUHARTI 5. SOLHAN
DOSEN PEMBIMBING : SARI OCTARINA PIKO SKM,. M.Kes
Definisi VSD adalah kelainan jantung bawaan berupa tidak sempurnanya penutupan dinding pemisah antar ventrikel. Kelainan ini paling sering ditemukan pada anak-anak dan bayi dan dapat terjadi secara congenital dan traumatic (I wadyan Sudarta, 2013: 32).
VSD merupakan gangguan atau lubang pada septum
atau sekat diantara rongga ventrikel akibat kegagalan fusi atau penyambungan sekat interventrikel (kasron, 2012: 137). . Anatomi MANIFESTASI KLINIS Tanda gejala umum : 1. Murmur 2. Dipsnea (sesak napas) 3. Anoreksia 4. Takipnea (napas cepat) 5. Ujung-ujung jari hiperemik dan diameter dada bertambah 6. Pada anak yang kurus terlihat impuls jantung yang hiperdinamik 7. Pada palpasi dan auskultasi tekanan arteri pulmonalis yang tinggi dan penutupan katup pulmonal teraba jelas pada sela iga ketiga kiri dekat sternum, dan mungkin teraba getaran bising pada dinding dada. Patofisiologi Adanya lubang pada septum interventrikuler memungkinkan terjadinya aliran dari ventrikel kiri ke ventrikel kanan, sehingga aliran darah ke paru bertambah. Presentasi klinis tergantungnya besarnya aliran pirau melewati lubang VSD serta besarnya tahanan pembuluh darah paru. Bila aliran pirau kecil umumnya tidak menimbulkan keluhan (rianto, 2003; masud 1992). Etiologi . 1. Faktor Prenatal (faktor eksogen) a. Rubella atau infeksi virus lainnya pada ibu hamil. b. Gizi ibu hamil yang buruk. c. Ibu yang alkoholik d. Usia ibu >40 tahun e. Ibu menderita diabetes 2. Faktor genetic (faktor endogen) a. Anak yang lahir sebelumnya menderita PJB b. Ayah/ibu menderita PJB c. Kelainan kromosom misalnya sindrom down d. Lahir dengan kelainan bawaan yang lain Pemeriksaan Penunjang 1. EKG 2. Gambar Radiologi Thorax 3. Echokardiografi 4. Echo Transesofageal 5. . Liran radionuklir menilai besarnya pirau dari kiri ke kanan. 6. . MRI untuk menjelaskan anatominya Komplikasi Komplikasi yang biasa terjadi adalah sebagai berikut : 1. Endokarditis infektif. 2. Gagal jantung kronik 3. Syndrome eisenmenger PENATALAKSANAAN
a. Tirah baring, posisi setengah duduk.
b. Penggunaan oksigen. c. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. d. Diet makanan berkalori tinggi. ASKEP PENGKAJIAN DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI Terima kasih