DENTOMAKSILOFASIAL IV
PHIMATRA JAYA PUTRA
PEMBIMBING : DRG. FAHMI OSCANDAR. M.S, SP.RKG
Sialolithiasis
Prevalensi kejadian :
GLYCOPROTEINS
Mn Fe
CELLULAR
DEBRIS
Cu
Laporan kasus 1
Pasien anak perempuan 8 tahun dengan keluhan utama rasa sakit dan pembengkakan
pada region submandibular kanan selama 3 hari.
Pasien tidak ada riwayat trauma fasial, karies, kebiasaan makan buruk atau sialolith.
Pemeriksaan klinis ditemukan pembengkakan ringan pada submandibular kanan
dengan warna sama seperti sekitarnya. Pada palpasi bidigital kelenjar submandibula
terasa keras.
Duktus Wharton pada bagian kiri memilki flow saliva yang normal, ketika duktus
kanan memproduksi saliva minimal kadang tidak ada sekresi saliva pada manipulasi
ringan.
Keadaan duktus Wharton kanan terlihat memerah dan membengkak tetapi, tidak
keras.
Gambaran Radiografi
Pemeriksaan intraoral
bimanual pada area tersebut
menunjukkan pemebengkakan
pada dasar mulut kiri, keras
saat disentuh dan tidak
berhubungan dengan struktur
lainnya.
Sekresi saliva terlihat normal.
Diagnosis dari kalkulus ludah
dari duktus Wharton
menunjukkan formasi tidak
teratur dari lesi radioopak
dengan ukuran 11,62 x 12,32 x
8,20 mm didalam kelenjar
submandibula.
Diskusi
Modalitas pencitraan, baik konvensional maupun modern sangat membantu dalam
menegakkan diagnosis sialolithiasis. Plain film radiograf dari major salivary glands
disarankan untuk menvisualisasikan kemungkinan gambaran radioopak dari
sialolith.
Sialoliths yang menyumbat pada kelenjar submandibular dapat terlihat dengan
panoramik, oklusal, atau lateral oblique views.
Standard oklusal film dapat diletakkan intraoral berdekatan dengan duktus parotid
untuk melihat batu dekat kelenjar.
Ultrasonography paling baik untuk membedakan antara massa dalam kelenjar atau
di luar kelenjar, juga antara kista dan lesi padat.
Sialolithiasis tidak selalu terlihat pada anak anak, tetapi harus dipertimbangkan
sebagai diferent diagnosis pada pasien yang memiliki pembengkakan dan rasa sakit
pada region submandibula.
Menetapkan diagnosis sialolithiasis membutuhkan riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik disertai dengan pemeriksaan rutin radiografi. Perawatan yang
disarankan apabila ukurannya sudah terlalu besar melalui intervensi pembedahan,
baik itu pengangkatan sialolith atau eksisi kelenjar secara menyeluruh.
Karena tingginya informasi diagnosis yang di dapat dibandingkan dosis radiasi yang
terpapar, CBCT modalitas imaging yang baik untuk diagnosis sialolith. Informasi
seperti ukuran dan lokasi pada submandibular sialolithiasis sangat berguna.
Tetapi CT juga tidak bisa mengetahui informasi tentang anatomi duktus dan
hubungan sialolith dan jaringan sekitar, karena itu :
Metode Sialography merupakan metode yang direkomendasikan untuk evaluasi
secara intrinsik dan adanya abnormalitas pada duktus karena menyediakan
visualisasi terjelas untuk melihat percabangan duktus.
Ukuran sialolith menunjukkan variasi yang beragam dari 0.2 sampai 2.5cm.
Pada kasus ini ukuran sialolith 17 X 9 mm dimana bisa dikategorikan sebagai giant
sialoliths .
Simpulan
Sialolithiasis merupakan penyebab utama pada pembengkakan unilateral
kelenjar parotid dan kelenjar submandibula.
Pada kasus ini, berdasarkan, riwayat, klinis dan pemeriksaan radiografi,
diagnosis final nya adalah giant sialolithiasis.
Differential diagnosis : ranula dan kista dermoid dapat dipertimbangkan.
Tetapi warna pada klinis terlihat bluish dan konsistensi biasa lunak berbeda
dengan kasus ini. Juga Kista Dermoid yang merupakan pembengkakan
developmental dengan warna mukosa biasanya putih kekuningan.
Penggunaan laser 810 nm aman untuk pembedahan pengangkatan sialolith
dan alternative yang valid dari pembedahan tradisonal dengan tingkat
keberhasilan 92%.
Terimakasih