Efek samping : Ruam kulit, demam, mual, muntah, flu like syndrome, nefritis interstisial,
nekrosis tubular akut, trombositopenia, hepatitis
Obat dapat menembus sawar uri
Merupakan obat yang sangat efektif untuk TB dan sering digunakan bersama
isoniazid
Di Indonesia terdapa dalam bentuk kapsul 150 dan 300 mg, tablet 450 dan 600
mg, suspense 100 mg/5mL. Bbrp sudah dikombinasi dg isoniazid. Diberikan sehari
sekali 1 jam ac/ 2 jam pc. Dosis dewasa dg BB<50 kg adalah 450 mg/hari dan utk
>50 kg adalah 600 mg/hari. Untuk anak dosisnya 10-20 mg/kgBB/hari dengan
dosis maksimum 600 mg/hari
ETAMBUTOL
Obat ini tetap menekan pertumbuhan bakteri TB yang resisten thd isoniazid
dan streptomisin.
Kerjanya menghambat sintesis metabolit sel sehingga metabolism sel
terhambat dan sel mati.
Farmakokinetik : Pd pemberian peroral, 75-80% diserap dari saluran cerna,
kadar puncak dalam plasma 2-4 jam setelah pemberian, waktu paruh
eliminasinya 3-4 jam, kadar dalam eritrosit 1-2 kali kadar dalam plasma,
dalam 24 jam 50% etambutol diekskresikan dalam bentuk asal melalui urin,
etambutol tidak menembus sawar darah otak
ETAMBUTOL
Antibiotik yang dihasilkan oleh Streptococcus orchidaceus dan sekarang dapat dibuat
secara sintetik
Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis dinding sel. Bila
sudah resisten thd streptomisin, PAS, INH, pirazinamid, dan viomisin mungkin masih
bisa dg sikloserin
Farmakokinetik : Setelah pemberian oral absorbsinya baik, kadar puncak dalam
darah 4-8 jam, distribusi dan difusi ke seluruh cairan dan jaringan baik, dapat
menembus sawar darah otak, ekskresi maksimal tercapai dalam 2-6 jam setelah
pemberian dan 50% diekskresi melalui urin dlm btk utuh selama 12 jam pertama
Efek samping : Somnolen, sakit kepala, tremor, disartria, vertigo, ggn. Tingkah laku,
paresis, serangan psikosis akut, dan konvulsi. Biasanya terjadi dalam 2 mgg pertama
SIKLOSERIN
Tersedia dalam bentuk kapsul 250 mg, diberikan 2x sehari. Dosis besar (250-
500 mg/6 jam) dapat digunakan aman bila diberikan bersama piridoksin
atau depresan SSP
ETIONAMID
Suatu antibiotic derivate rifamisin seperti juga rifampisin dan rifapentin, aktivitasnya
mirip rifampisin dan juga terjadi resistensi silang dg rifampisin.
Rifabutin suatu substrat dan inductor dari enzim-enzim sitokrom p450, tetapi lebih
lemah dari rimfapisin sehingga diindikasikan utk tuberculosis pada pasien HIV
dengan ARV gol. Protease Inhibitor atau NNRTI (efafirenz)
Dosis terapi 300 mg/hari, bila dg Protease Inhibitor diturunkan sampai 150
mg/hari, bila dg efafirenz jd 450 mg/hari
Rifabutin efektif utk pencegahan & pengobatan infeksi disseminated atypical
mycobacteria pd pasien AIDS dg CD4<50/L
Obat ini efektif utk pencegahan sbg obat tunggal dg regimen terapi 6 bln, atau dg
pirazinamid dg regimen terapi 2 bln
RIFAPENTIN