Anda di halaman 1dari 41

1

LAPORAN KASUS
KDK ec ISPA

MOKHAMAD ABDULLAH/16710302

PEMBIMBING :
DR. ESTI PURWANINGRUM, SP.A
2

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang 3

Kejang demam ialah kebangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan


suhu tubuh (suhu rektal > 38C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan
pertolongan segera
Diagnosasecara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan
untuk menghindari cacat yang lebih parah
4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi 5

kejang demam
suatu kejadian pada bayi atau anak, biasanya terjadi antara umur 3
bulan - 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak terbukti
adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu.

Kejang demam kompleks


kejang fokal atau parsial yang berlangsung lebih dari 15 menit dan
berulang dalam 24 jam.
Epidemiologi 6

Kejangdemam terjadi pada 2 % - 4 % dari


populasi anak 6 bulan- 5 tahun.
80% merupakan kejang demam sederhana,
sedangkan 20% kasus adalah kejang demam
kompleks 8 % berlangsung lama (lebih dari 15
menit) 16 % berulang dalam waktu 24 jam.
Etiologi 7

GEA
ISPA

IMUNISASI
KDK
OMA DPT

IMUNISASI
ISK CAMPAK
Patofisiologi
8
Gejala Klinis 9

Kejang demam komplikata (Complex Febrile


Seizure), dengan ciri-ciri gejala klinis sebagai berikut
:
Kejang lama > 15 menit
Kejangfokal atau parsial satu sisi, atau kejang
umum didahului kejangparsial
Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Diagnosa 10

anamnesis
yang harus ditanyakan adanya kejang, kesadaran, lamakejang, suhu sebelum/ saat
kejang, frekuensi, interval, keadaan pasca kejang, penyebab

Riwayat perkembangan anak

Riwayat kejang demam


dalam keluarga, epilepsi dalam keluarga. Pertanyaan juga harus menyingkirkan
penyebab
11

Pemeriksaan fisik
yang harus dilakukan adalah kesadaran, suhu tubuh,
tanda
rangsang meningeal, refleks patologis, tanda
peningkatan tekanan intrakranial, tanda
infeksi di luar SSP
Pemeriksaan Penunjang 12

darah lengkap
urinalisis
Pungsi lumbal
EEG
CT-SCAN
13
Diagnosa banding
Meningitis
NO Kriteria Kejang Epilepsi
Ensefalitis
Banding Demam
Pencetusn Tidak Salah satu
1. Demam
ya berkaitan
gejalanya
demam dengan
demam
demam

2. Kelainan otak - + +

3. Kejang berulang + + +
Penurunan
4. + - +
kesadaran
Tatalaksana 14

Tatalaksana saat kejang


Dosisdiazepam intravena 0,2-0,5 mg/kg perlahan-lahan dengan
kecepatan 2 mg/menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis
maksimal 10 mg
Dosis diazepam rektal 0,5-0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg
untuk anak dengan BB kurang dari 12 kg dan 10 mg untuk BB
lebih dari 12 kg

Antipiretik
Dosis parasetamol yang digunakan 10-15 mg/kg/kali diberikan tiap
Komplikasi 15

pada kejang yang berlangsung lebih lama (>15


menit) biasanya disertai:
Apnoe
hipoksemia
Hipotensi artrial
kecacatan
Edukasi 16

Beberapa hal yang harus dikerjakan bila anak kejang


1. Tetap tenang dan tidak panik.
2. Longgarkan pakaian yang ketat terutama di sekitar leher.
3. Bila anak tidak sadar, posisikan anak miring. Bila terdapat
muntah, bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
4. Walaupun terdapat kemungkinan (yang sesungguhnya sangat
kecil) lidah tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam
mulut.
17

5. Ukur suhu, observasi, dan catat bentuk dan lama


kejang.
6. Tetap bersama anak selama dan sesudah kejang.
7. Berikan diazepam rektal bila kejang masih
berlangsung lebih dari 5 menit.
8. Bawa ke dokter atau rumah sakit bila kejang
berlangsung 5 menit atau lebih, suhu tubuh lebih dari
40 derajat Celsius.
Prognosis 18

Prognosis kejang demam secara umum sangat baik. Kejadian


kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah
dilaporkan.
Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal
pada pasien yang sebelumnya normal.
19

BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien 20

Nama : An. N
Tempat Tanggal Lahir : Pasuruan, 14 Maret 2016
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 1 tahun 4 bulan
Agama : Islam
Alamat : Orobalu krajan - Rembang, Pasuruan
No. RM : 3344xx
Tanggal MRS : 29 Juli 2017
Tanggal KRS : 3 Agustus 2017
Anamnesa 21

Keluhan utama
Kejang

Riwayat penyakit sekarang


Pasien datang ke IGD RSUD Bangil (29/7/17 jam 00.11 WIB) dengan
keluhan kejang. Sebelum di bawa ke IGD pasien juga mengalami
kejang +/- 15 menit. Kemudian pasien juga mengeluh batuk, pilek dan
disertai demam yang naik turun sejak +/- 1 hari yang lalu (28/7/17. BAB
dan BAK tidak ada keluhan. Riwayat kontak dengan orang yang
memiliki batuk lama disangkal. Nafsu makan dan minum pasien masih
baik.
Riwayat penyakit dahulu
Pasien sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini 22

Riwayat pengobatan
Pasien tidak mempunyai riwayat pengobatan

Riwayat alergi
Pasien tidak mempunyai riwayat alergi

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada keluarga yang sakit dengan keluhan seperti ini

Riwayat Persalinan
Pasien lahir kurang bulan (8 bulan), persalinan secara SC di RSUD Bangil. Lahir
Riwayat Imunisasi

Setelah lahir : HB 0 23
Usia 1 bulan : BCG
Usia 2 bulan : Polio 1
Usia 4 bulan : DPT/HB1, Polio 2
Usia 6 bulan : DPT/HB2, Polio 3
Usia 8 bulan : DPT/HB3
Usia 9 bulan : Campak

Riwayat Tumbuh Kembang

Berat badan lahir : 1800gr


Panjang badan lahir : - (ibu tidak ingat)
Ibu pasien mengatakan pertumbuhan dan perkembangan pasien tidak
terlambat, sesuai dengan Kartu Menuju Sehat, sama seperti anak-24
anak seusianya :
Mengangkat kepala usia 2 bulan
Tengkurap usia 4 bulan
Merangkak usia 6 bulan
Duduk sendiri usia 8 bulan

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah anak pertama. Ayah pasien adalah karyawan di pabrik dan ibu pasien adalah ibu rumah
tangga.
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital 25
Keadaan umum : Lemah
Kesadaran : Composmentis
GCS : 4/5/6
Nadi : 70 x/menit
Respiratory Rate : 30x/menit
Temperatur : 36,4C
SpO2 : 98 %
Status Antropometri
Berat Badan : 9 kg
Panjang Badan : 75 cm
Lingkar Kepala : 45cm
Lingkar Lengan : 16 cm
PB/U : -2 LAZ 0 SD (Normal)
26

Gambar 3.1. Z score WHO PB/U


BB/PB : -1 WLZ 0 SD (Normal)
27

Gambar 3.3. Z Score WHO BB/PB


BB/PB : -1 WLZ 0 SD (Normal)
28

Gambar 3.3. Z Score WHO BB/PB


Pemeriksaan fisik 29

Status Generalis
Kepala Leher
Kepala : Normocephal, ubun-ubun besar dan sudah menutup,
cephal hematom (-), rambut hitam, tidak mudah dicabut, kulit
kepala tidak ada kelainan.
Mata : Pupil Isokor 3 / 3 mm, reflek Cahaya +/+,
Hidung : Nafas cuping hidung (-/-), bentuk normal, secret (-/-).
Telinga : Normotia, discharge (-/-)
Mulut : Sianosis (-), trismus (-), stomatitis (-), bercak-bercak putih
pada lidah dan mukosa (-), bibir kering (-).
Leher : Pembesaran KGB (-), Pembesaran thyroid (-), tumor (-)
Paru-Paru
Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris
Palpasi : Bentuk dan pergerakan dada simetris 30
Perkusi : Pemeriksaan tidak dilakukan
Auskultasi: vesikuler/vesikuler, rhonki +/+, wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : Pulsasi iktus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus kordis tidak teraba
Perkusi : Pemeriksaan tidak dilakukan
Auskultasi: S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, tidak ada jejas, meteorismus (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), turgor kulit normal
Perkusi : Pemeriksaan tidak dilakukan
Genetalia : Dalam Batas Normal
Anus : Dalam Batas Normal
Ekstremiras : Superior : Akral Hangat, CRT <2 detik
Inferior : Akral hangat, CRT <2 detik
Status
Status neurologis 31
Rangsang meningeal
Kaku kuduk ( )
Brudzinski 1 ()
Brudzinski 2 ()
Laseque ( )
Kernig sign ( )

Reflek Patologis
Babinski (+)
Chaddok ()
Oppenheim ()
Gonda (-)
Scaffner (-)
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (29/7/2017)
Tabel 3.1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium pasien tanggal 29/7/17
32
Hematologi Hasil Satuan Nilai Rujukan
LED 34/69 mm/jam 0/15
Darah Lengkap
Leukosit (WBC) 16,71 3,70-10,1
Neutrofil 7,5
Limfosit 7,8
Monosit 0,7
Eosinofil 0,6
Basofil 0,2
Neutrofil % 44,7 % 39,3-73,7
Limfosit % 46,5 % 18,0-48,3
Monosit % 4,3 % 4,40-12,7
Eosinofil % 3,4 % 0,600-7,30
Basofil % 1,3 % 0,00-1,70
Eritrosit (RBC) 5,180 106 /L 4,6-6,2
Hemoglobin (HGB) 11,10 g/dL 33
13,5-18,0

Hematokrit (HCT) 36,00 % 40-54

MCV 69,50 m3 81,1-96,0

MCH 21,50 pg 27,0-31,2

MCHC 31,50 g/dL 31,8-35,4

RDW 13,90 % 11,5-14,5

PLT 312 103 /L 155-366

MPV 6,76 fL 6,90-10,6

Kimia Klinik

Gula Darah

Glukosa Darah Sewaktu 169 mg/dL < 200


Pemeriksaan penunjang 34

darah lengkap
urinalisis
Pungsi lumbal
EEG
CT-SCAN
Foto Thorax 35

Gambar 3.4. Foto thorax pasien

Interpretasi :
Leher : Trakea berada di tengah
Tulang : Tulang simetris dan tidak ada fraktur
Jaringan Lunak : Tidak ada benda asing
Paru : Tidak Terdapat infiltrate pada lapangan paru
Jantung : Tidak ada pembesaran

Daftar Permasalahan
Kejang lebih dari 15 menit
Batuk dan pilek
Demam
Diagnosa Kerja 36

KDK ec ISPA
Planning Terapi 37

Infus D5 NS 840 cc/hari


Injeksi Paracetamol 3 x 80 mg IV
Diazepam supp I 5 mg ( bila kejang)
No 30 juli 2017 31 juli 2017 1 agustus 2017 2 agustus 2017 3 agustus 2017
S kejang (-) panas kejang (-) panas kejang (-) panas (- kejang (-) kejang (-) panas (-)
(+) batuk (+) (-) batuk (+) pilek ) batuk (+) pilek batuk (-) 38
pilek (-)
pilek (+) (+) (+) panas (-)
batuk (-) pilek
(-)
O Compos Mentis Compos Mentis Compos Mentis Vital Sign : Nadi Compos Mentis
Vital Sign : Nadi Vital Sign : Nadi Vital Sign : Nadi 89 Vital Sign : Nadi 87
82 x/menit, RR 80 x/menit, RR 26 x/menit, RR 89 x/menit, RR x/menit, RR
25 x/menit, Suhu x/menit, Suhu 25x/menit, Suhu 25x/menit, Suhu 25x/menit, Suhu 36
38o C 36,5oC 36,5o C o C Thorax : Cor S1
Thorax : Cor S1 Thorax : Cor S1 Thorax : Cor S2 Tunggal Murmur
o
36,5 C
S2 Tunggal S2 Tunggal S1 S2 Tunggal Thorax : Cor S1 (-) Gallop (-)
Murmur (-) Murmur (-) Murmur (-) Gallop Pulmo
Gallop (-) Gallop (-) (-) S2 Tunggal Vesikuler / Vesikuler,
Pulmo Vesikuler Pulmo Vesikuler / Pulmo Murmur (-) Rhonki : -/-,
/ Vesikuler, Vesikuler, Rhonki : Vesikuler / Wheezing : -/-
Rhonki : -/-, -/-, Wheezing : -/- Vesikuler, Rhonki : Gallop (-)
Wheezing : -/- -/-, Wheezing : -/- Pulmo Vesikuler
/ Vesikuler,
Rhonki : -/-,
39

BAB V
KESIMPULAN
40
Kejang demam ialah kebangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan
suhu tubuh (suhu rektaldi atas 38C) yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium. Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang
paling sering dijumpai pada anak, terutama pada golongan umur 6
bulan sampai 4 tahun.
Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-
ciri gejala klinis Kejang lama > 15 menit, Kejang fokal atau parsial
satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial, Berulang atau
lebih dari 1 kali dalam 24 jam.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
41
dapat disimpulkan bahwa pasien ini merupakan pasien dengan KDK
ec ISPA.
Dasar tatalaksana pada pasien ini adalah pengobatan dengan
antikonvulsi yang sesuai pada saat kejang, pengobatan dengan
antibiotik yang sesuai untuk infeksinya ,antipiretik untuk gejala
demamnya serta tindakan suportif seperti pemberian cairan intravena.

Anda mungkin juga menyukai