Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN

NEFROLITIASIS ( BATU GINJAL )

BY : KELOMPOK 2
S1 KEPERAWATAN 6A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2015
ANGGOTA KELOMPOK 2 :

Budi Cahyono (20121660008)

Ninin Ardilah (20121660017)

Endang Purwanti (20121660028)


STRUKTUR GINJAL

glomerulus

Pembuluh kapiler
korteks

Arteri ginjal

Medula/
Vena ginjal
Sumsum ginjal
ureter

Saluran pembawa
Hasil penyaringan
Fungsi Ginjal

Menurut Syaifuddin (2006:237) ginjal memilki beberapa fungsi, yaitu:


a) Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh.
b) Mengatur keseimbangan osmotik dan mempertahankan keseimbangan ion yang optimal
dalam plasma (keseimbangan elektrolit).
c) Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh.
d) Ekskresi sisa metabolisme (ureum, asam urat, kreatinin) zat-zat toksik, obat-obatan, hasil
metabolisme hemoglobin dan bahan kimia asing (pestisida).
e) Fungsi hormonal dan metabolisme.
Definisi

Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).

Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal. Batu tersebut dibentuk
oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin).
Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah
jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena
penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi.
(Mansjoer Arief, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI,
Jakarta, 2000)
Etiologi

g) Diet tinggi purin dan abnormalitas


a) Hiperkalsiuria metabolisme purin (hiperuremia
b) Pelepasan ADH yang menurun dan gout)
dan peningkatan konsentrasi, h) Infeksi kronis dengan urea
kelarutan, dan pH urine. mengandung bakteri ( proteus
c) Lamanya kristal terbentuk di vulgaris )
dalam urine, dipengaruhi i) Sumbatan kronis dimana urine
mobilisasi rutin. tertahan akibat benda asing
d) Gangguan reabsorpsi ginjal dan dalam saluran kemih.
gangguan aliran urine. j) Kelebihan absorpsi oksalat pada
e) Kurangnya asupan air dan diet penyakit imflamasi usus dan
yang tinggi mengandung zat reseksi atau ileostomi.
penghasil batu. k) Tinggal di daerah yang beriklim
f) Dehidrasi kronis, asupan cairan panas dan lembab.
yang buruk, dan imobilitas. l) Idiopatik.
Manifestasi klinis

1) Nyeri : pola tergantung pada lokasi sumbatan.


Batu ginjal menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pelvis ginjal
serta ureter proksimal yang menyebabkan kolik. Nyeri hilang setelah batu keluar.
2) Sumbatan : batu menutup aliran urine akan menimbulkan gejala infeksi saluran kemih :
demam dan menggigil.
3) Gejala gastrointestinal : meliputi mual, muntah, dan diare
WOC
Komplikasi

a) Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini
menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b) Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
c) Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal
dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
d) Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan.

(Guyton, 1993)
Pemeriksaan penunjang

Urinalisa
Darah lengkap
Hormon Paratyroid
Foto Rontgen
IVP
Sistoureteroskopi
USG Ginjal
Penatalaksanaan

1.) Terapi medis dan 2.) Terapi mekanik 3.) Tindakan bedah
simtomatik (Litotripsi)
Jenis pembedahan
Terapi medis berusaha Salah satu alternatif yang dilakukan antara
untuk mengeluarkan tindakan yang lain:
batu yaitu batu asam digunakan adalah a) Pielolititomi : jika batu
urat, dengan ESWL. ESWL berada di piala ginjal
menggunakan solutin G. (Extracorporeal Shock b) Nefrolithotomi/nefrekt
Terapi simtomatik Wave Lithotripsy) omi : jika batu
berusaha untuk adalah tindakan terletak didalam
menghilangkan nyeri. memecahkan batu ginjal
Dengan memberikan ginjal dari luar tubuh c) Ureterolitotomi : jika
minuman yang dengan menggunakan batu berada dalam
lebih/banyak sekitar gelombang kejut. ureter.
2000 cc/hari dan d) Sistolitotomi : jika
pemberian diuretik batu berada di
bendofluezida 5 10 kandung kemih
mg/hr.
PENCEGAHAN
Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50%
dalam 10 tahun.
Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
Diet rendah zat/komponen pembentuk batu yaitu Rendah protein, Rendah oksalat,
Rendah purin, dan Rendah kalsium.
Aktivitas harian yang cukup
Medikamentosa
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BATU GINJAL (NEFROLITIASIS)
Pengkajian

1) Identitas pasien
2) Riwayat kesehatan:
Keluhan utama:
Menurut (Arif Muttaqin, 2011:110) keluhan utama yang lazim didapatkan adalah nyeri
pada pinggang. Untuk lebih komprehensifnya, pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan
pendekatan PQRST.

Pengkajian Nyeri batu ginjal dengan pendekatan PQRST.


Riwayat kesehatan sekarang : Mengetahui bagaimana penyakit itu timbul, penyebab
dan faktor yang mempengaruhi, memperberat sehingga mulai kapan timbul sampai di
bawa ke RS.

Riwayat kesehatan dahulu : Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu
dalam ginjal. Menurut Kartika S. W. (2013:137) kaji adanya riwayat batu saluran kemih
pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit bedah usus
halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti
hipertensi, natrium, bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium
atau vitamin D.
3) POLA FUNGSI KESEHATAN :

a) Pola persepsi dan tata laksana hidup d) Pola eliminasi


b) Pola nutrisi dan metabolisme Bagaimana pola BAB dan BAK pada
Nafsu makan pada klien batu ginjal pasien batu ginjal biasanya BAK
terjadi nafsu makan menurun karena sedikit karena adanya sumbatan atau
adanya luka pada ginjal. batu ginjal dalam saluran kemih, BAK
normal.
Kaji adanya mual dan muntah, nyeri
tekan abdomen, diit tinggi purin, kalsium e) Pola tidur dan istirahat
oksalat atau fosfat, atau ketidakcukupan
pemasukan cairan, terjadi abdominal,
Klien batu ginjal biasanya tidur dan
penurunan bising usus (Kartika S. W., istirahat kurang atau terganggu karena
2013:187). adanya penyakitnya.
c) Pola aktivitas dan latihan f) Pola persepsi dan konsep diri
Klien mengalami gangguan aktivitas Bagaimana persepsi klien terdapat
karena kelemahan fisik gangguan karena tindakan operasi yang akan dilakukan
adanya luka pada ginjal. dan bagaimana dilakukan operasi.
g) Pola sensori dan kognitif
Bagaimana pengetahuan klien tarhadap penyakit yang dideritanya selama di rumah sakit.
h) Pola reproduksi sexual
i) Pola hubungan peran
j) Pola penaggulangan stress
Klien dengan nefrolitiasis tetap berusaha dan selalu melakukan hal yang positif jika stress
muncul.
k) Pola nilai dan kepercayaan
Klien tetap berusaha dan berdoa supaya penyakit yang di derita ada obat dan dapat
sembuh.
4. PEMERIKSAAN FISIK :

Pada pemeriksaan fokus nefrolitiasis didapatkan adanya perubahan TTV sekunder dari nyeri
kolik. Pasien terlihat sangat kesakitan, keringat dingin, dan lemah.
a. Inspeksi
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi urine, dan sering
miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah.
b. Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada beberapa kasus dapat teraba ginjal
pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
c. Perkusi
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut
kostovertebral dan didapatkan respon nyeri.

( Menurut Arif Muttaqin (2011:113) )


Diagnosa keperawatan

a) Nyeri kolik b.d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, peregangan dari terminal
saraf sekunder dari adanya batu pada ginjal.
b) Perubahan pola miksi b.d retensi urine, sering BAK, hematuria skunder dari iritasi
saluran kemih akibat adanya batu ginjal/ureter.
c) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek
sekunder dari nyeri kolik
d) Kecemasan b.d prognosis pembedahan, tindakan invasif diagnostik
e) Pemenuhan informasi b.d rencana pembedahan, dan tindakan diagnostik invasif
(ESWL)
INTERVENSI KEPERAWATAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai