BY : KELOMPOK 2
S1 KEPERAWATAN 6A
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA
2015
ANGGOTA KELOMPOK 2 :
glomerulus
Pembuluh kapiler
korteks
Arteri ginjal
Medula/
Vena ginjal
Sumsum ginjal
ureter
Saluran pembawa
Hasil penyaringan
Fungsi Ginjal
Batu ginjal adalah batu yang terbentuk di tubuli ginjal kemudian berada di kaliks,
infundibulum, pelvis ginjal dan bahkan bisa mengisi pelvis serta seluruh kaliks ginjal dan
merupakan batu slauran kemih yang paling sering terjadi (Purnomo, 2000, hal. 68-69).
Nefrolitiasis adalah adanya batu atau kalkulus dalam pelvis renal. Batu tersebut dibentuk
oleh kristalisasi larutan urin (kalsium oksolat asam urat, kalium fosfat, struvit dan sistin).
Ukuran batu tersebut bervareasi dari yang granular (pasir dan krikil) sampai sebesar buah
jeruk. Batu sebesar krikil biasanya dikeluarkan secara spontan, pria lebih sering terkena
penyakit ini dari pada wanita dan kekambuhan merupakan hal yang mungkin terjadi.
(Mansjoer Arief, Kapita Selekta Kedokteran Edisi Kedua, Medikal Aesculapius, FKUI,
Jakarta, 2000)
Etiologi
a) Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh darah yang disebut
kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena suplai oksigen terhambat. Hal ini
menyebabkan iskemis ginjal dan jika dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b) Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk perkembangbiakan
microorganisme. Sehingga akan menyebabkan infeksi pada peritoneal.
c) Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan menumpuk diginjal
dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena penumpukan urin
d) Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga terjadi kematian
jaringan.
(Guyton, 1993)
Pemeriksaan penunjang
Urinalisa
Darah lengkap
Hormon Paratyroid
Foto Rontgen
IVP
Sistoureteroskopi
USG Ginjal
Penatalaksanaan
1.) Terapi medis dan 2.) Terapi mekanik 3.) Tindakan bedah
simtomatik (Litotripsi)
Jenis pembedahan
Terapi medis berusaha Salah satu alternatif yang dilakukan antara
untuk mengeluarkan tindakan yang lain:
batu yaitu batu asam digunakan adalah a) Pielolititomi : jika batu
urat, dengan ESWL. ESWL berada di piala ginjal
menggunakan solutin G. (Extracorporeal Shock b) Nefrolithotomi/nefrekt
Terapi simtomatik Wave Lithotripsy) omi : jika batu
berusaha untuk adalah tindakan terletak didalam
menghilangkan nyeri. memecahkan batu ginjal
Dengan memberikan ginjal dari luar tubuh c) Ureterolitotomi : jika
minuman yang dengan menggunakan batu berada dalam
lebih/banyak sekitar gelombang kejut. ureter.
2000 cc/hari dan d) Sistolitotomi : jika
pemberian diuretik batu berada di
bendofluezida 5 10 kandung kemih
mg/hr.
PENCEGAHAN
Angka kekambuhan batu saluran kemih rata-rata 7%/tahun atau kambuh >50%
dalam 10 tahun.
Tindakan pencegahan yang perlu dilakukan adalah:
Menghindari dehidrasi dengan minum cukup, upayakan produksi urine 2-3 liter per hari
Diet rendah zat/komponen pembentuk batu yaitu Rendah protein, Rendah oksalat,
Rendah purin, dan Rendah kalsium.
Aktivitas harian yang cukup
Medikamentosa
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA BATU GINJAL (NEFROLITIASIS)
Pengkajian
1) Identitas pasien
2) Riwayat kesehatan:
Keluhan utama:
Menurut (Arif Muttaqin, 2011:110) keluhan utama yang lazim didapatkan adalah nyeri
pada pinggang. Untuk lebih komprehensifnya, pengkajian nyeri dapat dilakukan dengan
pendekatan PQRST.
Riwayat kesehatan dahulu : Klien dengan batu ginjal didapatkan riwayat adaya batu
dalam ginjal. Menurut Kartika S. W. (2013:137) kaji adanya riwayat batu saluran kemih
pada keluarga, penyakit ginjal, hipertensi, gout, ISK kronis, riwayat penyakit bedah usus
halus, bedah abdomen sebelumnya, hiperparatiroidisme, penggunaan antibiotika, anti
hipertensi, natrium, bikarbonat, alupurinol, fosfat, tiazid, pemasukan berlebihan kalsium
atau vitamin D.
3) POLA FUNGSI KESEHATAN :
Pada pemeriksaan fokus nefrolitiasis didapatkan adanya perubahan TTV sekunder dari nyeri
kolik. Pasien terlihat sangat kesakitan, keringat dingin, dan lemah.
a. Inspeksi
Pada pola eliminasi urine terjadi perubahan akibat adanya hematuri, retensi urine, dan sering
miksi. Adanya nyeri kolik menyebabkan pasien terlihat mual dan muntah.
b. Palpasi
Palpasi ginjal dilakukan untuk mengidentifikasi masa. Pada beberapa kasus dapat teraba ginjal
pada sisi sakit akibat hidronefrosis.
c. Perkusi
Perkusi atau pemeriksaan ketok ginjal dilakukan dengan memberikan ketokan pada sudut
kostovertebral dan didapatkan respon nyeri.
a) Nyeri kolik b.d aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises, peregangan dari terminal
saraf sekunder dari adanya batu pada ginjal.
b) Perubahan pola miksi b.d retensi urine, sering BAK, hematuria skunder dari iritasi
saluran kemih akibat adanya batu ginjal/ureter.
c) Resiko ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d mual, muntah efek
sekunder dari nyeri kolik
d) Kecemasan b.d prognosis pembedahan, tindakan invasif diagnostik
e) Pemenuhan informasi b.d rencana pembedahan, dan tindakan diagnostik invasif
(ESWL)
INTERVENSI KEPERAWATAN
TERIMA KASIH