Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Faktor predisposisi :
3
2. Petechiae :
Di kepala, leher, dada bagian atas ok :
Tekanan jalan lahir
Lilitan tali pusat
3. Echymoses :
Pada : letak muka & letak sungsang
Gejala : anemi, shock
reabsorbsi timbul hiperbilirubin
R/ : ringan sembuh + 1 mgg
luas transfusi darah & R/ hiperbilirubin
4. Luka sayat :
Pada : SC tersayatnya kulit
5
II. Trauma kepala
Tengkorak
Duramater
1. Caput succedaneum
Udem ok penekanan jalan lahir plg sering
Cairan serosanguinosa dlm jar. Subkutis
ekstraperiosteal
Nampak segera setelah lahir
Tak ada batas yg tegas melewati sutura
Menghilang beberapa jam 48 jam
Tidak perlu terapi
2. Perdarahan subaponeurotika/subgaleal
Tatalaksana: suportif
Observasi ketat untuk mendeteksi
perkembangan
Memantau hematokrit
Memantau hiperbilirubinemia
Pemeriksaan untuk koagulopati
mungkin diperlukan
3. Cephal hematoma
Akibat robekan pembuluh darah a/ tulang kepala & perios
Ok penekanan kepala o/ dinding pelvis pd persalinan sulit,
lama/persalinan oleh cunam
Perdarahan pelan2
Batas tegas, tak melewati sutura
Nampak bbrp hari setelah lahir
Palpasi : fluktuasi
Lokalisasi : 1 atau ke 2 tulang parietal
Resorbsi hematom berlangsung lama 3 bln / 1 tahun
Bisa timbul hiperbilirubinemi 10
4. Fraktur Tengkorak
14
5. Perdarahan intrakranium :
Epidural
Subdural
Subarachnoid
Interventrikel
Perdarahan Epidural
Jarang : 2,2% dari semua perdarahan intrakranial
Trauma pada arteri meningeal medium
Gejala klinik:
Tidak spesifik: fontanel yang menonjol
Spesifik: kejang lateralisasi, deviasi mata
Diagnosis:
CT kepala
Foto rontgen: fraktur tengkorak
Terapi: sebagian besar memerlukan evakuasi pembedahan
Perdarahan Subdural
Diagnosis:
CT kepala
MRI: untuk melihat batas-batas hematoma fossa posterior
Foto rontgen: fraktur tengkorak
Terapi:
Konservatif (suportif) atau evakuasi pembedahan
Perdarahan Subarachnoid
Insidens: 0,1 per 1000 kelahiran
Gejala klinis:
Bisa tanpa gejala
SSP: kejang biasanya pada hari ke-2.
Diagnosis:
CT kepala
CSF: berdarah
Terapi:
Konservatif (suportif)
Perawatan intensif
Dalam inkubator
O2 bila sianosis
Vit. K1
20
5. Kelumpuhan syaraf Fasial
Etiologi
Kompresi syaraf tepi, disebabkan oleh: forsep,
partus lama, kompresi in utero
Trauma SSP: pada fraktur tulang temporal
Manifestasi Klinis
Paralisis muncul dini
- paralisis sentral paralisis spastis yg
kontra lateral
- paralisis perifer paralisis flasid
homolateral
Unilateral/bilateral
Sisi yang terkena kelainan berada di posisi lebih turun
Menjadi lebih parah bila menangis
tatalaksana
Suportif: penutup mata protektif, lubrikasi kornea setiap
4 jam
Mulai pemberian asupan
Prognosis
85% sembuh dalam 1 minggu
90% sembuh dalam 1 tahun
Pembedahan jika tidak sembuh sendiri dalam 1 tahun
22
6. Trauma pada mata
23
III. Trauma Col. Vertebralis &
Medulla Spinalis
Jarang
Ok persalinan sungsang
Tatalaksana:
Resusitasi
Pencegahan cedera lebih lanjut
Memberikan dukungan untuk mengatasi penurunan fungsi syaraf
IV. Trauma Leher + Pergelangan
bahu
Etiologi
BMK >3500g pada 50-70%
kasus=
Presentasi abnormal atau
persalinan disfungsional Trauma bilateral pada 8-23%
Tanda-tanda gawat janin Lesi traumatis terkait dengan trauma
Etiologi
Cedera karena regangan terhadap C8-T1 (pleksus bawah)
10% kasus
Diagnosis:
Pemeriksaan klinis
Foto rontgen untuk menyisihkan kemungkinan cedera otot
Manifestasi Klinis
Refleks genggam tidak ada
Jari berada dalam posisi seperti akan mencakar (Clawing)
Terkait dengan:
Sindrom Horner (ptosis, myosis, anhidrosis): Trauma terhadap serabut
simpatis T1
3. Trauma Pleksus Brakial:
88% sembuh dlm waktu 4 bulan; 92% sembuh dlm waktu 12 bulan;
93% sembuh dalam 48 bulan
Terapi: Suportif
Pemberian asupan dlm jumlah kecil & sering ketika bayi stabil
Meminimalkan risiko aspirasi
Bayi dengan kelainan bilateral mungkin memerlukan
pemberian asupan dgn OGT dan trakeotomi
Tidak umum
Gejala-gejala klinis:
Perdarahan: fulminant (syok) atau insidious
Kulit abdomen di atasnya: perubahan warna menjadi
kebiruan
32
Tindakan diagnostik :
Foto rontgen abdomen:
Tidak bersifat diagnostik
Mungkin menunjukkan cairan peritoneal bebas
USG: mungkin memperlihatkan hati yang ruptur, limpa,
atau ginjal
Paracentesis dalam ketiadaan USG/CT segera
Terapi:
Penggantian volume
Mengoreksi koagulopati
Pembedahan untuk mengontrol perdarahan
VI. Trauma Alat Gerak
Tidak umum: 0,1 per 1000 kelahiran hidup
Faktor risiko:
Sungsang
Bedah sesar
Berat badan rendah
Klinis:
Pergerakan menurun
Pembengkakan dan nyeri pada pergerakan pasif
34
VII. Trauma Genital
Hematocal
Testis
35