Anda di halaman 1dari 35

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu keterkaitan diantara
elemen-elemen pembentuknya dalam pola
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu
(System is interconnected parts or elements in
certain pattern of work). Berdasarkan
pengertian ini dapat diinterpretasikan ada dua
prinsip dasar suatu sistem, yakni:
a. Elemen, komponen atau bagian pembentuk
system;
b. Interconnection, yaitu saling keterkaitan
antar komponen dalam pola tertentu
Keberadaan sekumpulan elemen, komponen, bagian,
orang atau organisasi sekalipun, jika tidak mempunyai
saling keterkaitan dalam tata-hubungan tertentu untuk
mencapi tujuan maka belum memenuhi kriteria sebagai
anggota suatu sistem.
Pengertian Sistem Kesehatan
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan
penyedia pelayanan kesehatan (supply side) dan
orang-orang yang menggunakan pelayanan
tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta
negara dan organisasi yang melahirkan sumber
daya tersebut, dalam bentuk manusia maupun
dalam bentuk material. Dalam definisi yang
lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup
sektor-sektor lain seperti pertanian dan lainnya.
(WHO:1996).
Sistem Kesehatan Nasional
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk
dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya
bangsa Indonesia dalam satu derap langkah
guna menjamin tercapainya tujuan
pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana
dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan
memperhatikan pendekatan revitalisasi
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi:
a. Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan
merata,
b. Pemberian pelayanan kesehatan yang
berpihak kepada rakyat,
c. Kebijakan pembangunan kesehatan, dan
d. Kepemimpinan.
Tujuan Sistem Kesehatan Nasional adalah
terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh
semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta,
maupun pemerintah secara sinergis, berhasil
guna dan berdaya guna, hingga terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Landasan Sistem Kesehatan Nasional
meliputi :

a. Landasan Idiil, yaitu Pancasila.


b. Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945,
khususnya: Pasal 28 A, 28 H ayat (1) dan ayat (3),
serta Pasal 34 ayat (2) dan ayat (3), Pasal 28 B
ayat (2), Pasal 28 C ayat (1),
c. Landasan Operasional meliputi seluruh
ketentuan peraturan perundangan yang
berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan
pembangunan kesehatan.
Subsistem yang mempengaruhi pencapaian dan
kinerja Sistem Kesehatan Nasional di Indonesia
meliputi :

a. Upaya Kesehatan : bersifat peningkatan (promotif),


pencegahan (preventif), dan pemulihan (rehabilitasi) masih
kurang.
b. Pembiayaan Kesehatan : Pembiayaan kesehatan di Indonesia
masih rendah, yaitu hanya rata-rata 2,2% dari Produk
Domestik Bruto (PDB) atau rata-rata antara USD 12-18 per
kapita per tahun. Persentase ini masih jauh dari anjuran
Organisasi Kesehatan Sedunia yakni paling sedikit 5% dari
PDB per tahun.
c. SDM Kesehatan : Sebagai pelaksana upaya kesehatan,
diperlukan sumber daya manusia kesehatan yang mencukupi
dalam jumlah, jenis dan kualitasnya, serta terdistribusi
secara adil dan merata, sesuai tututan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
d. Sumber daya Obat, Perbekalan Kesehatan, dan Makanan
meliputi :berbagai kegiatan untuk menjamin: aspek
keamanan, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan yang beredar; ketersediaan,
pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat
esensial; perlindungan masyarakat dari penggunaan yang
salah dan penyalahgunaan obat; penggunaan obat yang
rasional; serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian
melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
e. Pemberdayaan Masyarakat : Sistem
Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal
apabila ditunjang oleh pemberdayaan
masyarakat.
f. Manajemen Kesehatan meliputi: kebijakan
kesehatan, administrasi kesehatan, hukum
kesehatan, dan informasi kesehatan.
Upaya Kesehatan dalam UU No 36 Tahun 2009 adalah :
1. Bab I pasal 1 ayat 11 15
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan
kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat.
2. Bab VI pasal 47
Upaya Kesehatan mencakup upaya promotf, preventif,
kuratif dan rehabilitatif dilaksanakan secara terpadu,
menyeluruh, dan berkesinambungan.
PENGERTIAN PELAYANAN KESEHATAN
Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo
Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan
kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan
preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) dengan sasaran masyarakat.
Menurut Azwar (1996)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalamn
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan perseorangan, keluarga kelompok, dan
ataupun masyarakat.
Menurut Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok
dan ataupun masyarakat.
Menurut Levey dan Loomba (1973)
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan
sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan
mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat.
Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem
pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah promotif (memelihara dan meningkatkan
kesehatan), preventif (pencegahan),kuratif
(penyembuhan), dan rehabilitasi (pemulihan)
kesehatan perorangan, keluarga, kelompok atau
masyarakat, lingkungan. Yang dimaksud sub
sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan
kesehatan yaitu input , proses, output, dampak,
umpan balik.
1. Input adalah sub elemen sub elemen yang
diperlukan sebagai masukan untuk berfungsinya
sistem.
2. Proses adalah suatu kegiatan yang berfungsi untuk
mengubah masukan sehingga mengasilkan sesuatu
(keluaran) yang direncanakan.
3. Output adalah hal-hal yang dihasilkan oleh proses.
4. Dampak adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran
setelah beberapa waktu lamanya.
5. Umpan balik adalah hasil dari proses yang sekaligus
sebagai masukan untuk sistem tersebut.
6. Lingkungan adalah dunia diluar sistem yang
mempengaruhi sistem tersebut.
Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas.

1. Input adalah : Dokter, perawat, obat-obatan,


2. Prosesnya : kegiatan pelayanan puskesmas,
3. Outputnya : Pasien sembuh/tidak sembuh,
4. Dampaknya : meningkatnya status kesehatan
masyarakat,
5. Umpan baliknya : keluhan-keluhan pasien
terhada pelayanan,
6. Lingkungannya : masyarakat dan instansi-
instansi diluar puskemas tersebut.
Tujuan Pelayanan Kesehatan :
1. Promotif (memelihara dan meningkatkan kesehatan), hal ini
diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, perbaikan sanitasi
lingkungan.
2. Preventif (pencegahan terhadap orang yang berisiko terhadap
penyakit), terdiri dari :
a. Preventif primer.
Terdiri dari program pendidikan, seperti imunisasi,penyediaan nutrisi
yang baik, dan kesegaran fisik.
b. Preventif sekunder.
Terdiri dari pengobatan penyakit pada tahap dini untuk membatasi
kecacatan dengan cara mengindari akibat yang timbul dari
perkembangan penyakit tersebut.
c. Preventif tersier.
Pembuatan diagnosa ditunjukan untuk melaksanakan tindakan
rehabilitasi, pembuatan diagnosa dan pengobatan.
3. Kuratif (penyembuhan penyakit).
4. Rehabilitasi (pemulihan), usaha pemulihan
seseorang untuk mencapai fungsi normal
atau mendekati normal setelah mengalami
sakit fisik atau mental , cedera atau
penyalahgunaan.
BENTUK DAN JENIS PELAYANAN KESEHATAN

a. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primer).


Contohnya : Puskesmas, Puskesmas keliling,
klinik.
b. Pelayanan kesehatan tingkat kedua (sekunder)
Contoh : Rumah Sakit tipe C dan Rumah Sakit
tipe D.
c. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga (tersier)
Contohnya: Rumah Sakit tipe A dan Rumah sakit
tipe B.
Upaya kesehatan terbagi menjadi 2
yaitu :
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah & menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
Jenjang : UKM Strata I, II & III.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah & menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan
perorangan.
Jenjang : UKP Strata I, II & III.
Jenjang UKM (Upaya Kesehatan
Masyarakat)
Jenjang UKM
Strata I (Dasar) Ujung tombaknya adalah Puskesmas
Mendayagunakan IPTEK yang didukung secara lintas sektoral
kesehatan dasar kepada dan didirikan sekurang-kurangnya
masyarakat. satu di setiap kecamatan

Strata II (Lanjutan) Penanggung jawab adalah Dinas


mendayagunakan IPTEK Kesehatan Kabupaten/Kota yang
kesehatan spesialistik yang didukung secara lintas sektoral.
ditujukan kepada masyarakat
Strata III (Unggulan) Penanggung jawab adalah Dinas
Mendayagunakan IPTEK Kesehatan Provinsi dan Departemen
Kesehatan subspesialistik kepada Kesehatan yang didukung secara
masyarakat. lintas sektoral.
Jenjang UKP (Upaya Kesehatan
Perorangan)
Jenjang UKP
Strata I (Dasar) Praktik bidan, praktik perawat, praktik
Mendayagunakan IPTEK kesehatan dokter,praktik dokter gigi, poliklinik, balai
dasar kepada perorangan. pengobatan, praktik dokter/klinik 24 jam, praktik
bersama dan rumah bersalin.
Termasuk Puskesmas
Strata II (Lanjutan) Praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi
mendayagunakan IPTEK kesehatan spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan
spesialistik kepada perorangan. penyakit paru-paru (BP4), balai kesehatan mata
masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa
masyarakat (BKJM), rumah sakit kelas C dan B
non pendidikan
Strata III (Unggulan) praktik dokter spesialis konsultan, praktik dokter
mendayagunakan IPTEK kesehatan gigi spesialis konsultan, klinik spesialis konsultan,
subspesialistik kepada perorangan. rumah sakit kelas B pendidikan dan kelas A
SYARAT POKOK PELAYANAN KESEHATAN

1. Tersedia dan berkesinambungan


2. Dapat diterima dan wajar
3. Mudah dicapai
4. Mudah dijangkau
5. Bermutu
STRATIFIKASI PELAYANAN KESEHATAN
1. Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
Pelayanan kesehatan yang bersifat pokok
(basic health services), bersifat pelayanan
rawat jalan (ambulatory/ out patient services).
Bentuk pelayanan ini di Indonesia adalah
Puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas
keliling, dan Balkesmas.
2. Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua
rawat inap (in patient services) yang sudah
tidak dapat ditangani oleh pelayanan kesehatan
primer dan memerlukan tersedianya tenaga-
tenaga spesialis. Bentuk pelayanan ini misalnya
Rumah Sakit tipe C dan D.
3. Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga
bersifat lebih komplek dan umumnya
diselenggarakan oleh tenaga-tenaga
superspesialis. Bentuk pelayanan ini di
Indonesia adalah Rumah Sakit tipe A dan B
(Azwar, 1996).
JENJANG PELAYANAN KESEHATAN
1. Tingkat rumah tangga
2. Tingkat masyarakat
3. Fasilitas pelayanan tingkat pertama (dilakukan oleh puskesmas
dan unit fungsional dibawahnya, praktek dokter swasta, bidan
swasta, dokter keluarga )
4. Fasilitas pelayanan tingkat kedua (balai pengobatan penyakit paru
(BP4), balai kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan
kerja masyarakat (BKKM), balai kesehatan olah raga masyarakat
(BKOM), sentra pengembangan dan penerapan pengobatan
tradisional (SP3T), rumah sakit kabupaten atau kota, rumah sakit
swasta, klinik swasta, dinas kesehatan kabupaten atau kota)
5. Fasilitas pelayanan tingkat ketiga (Upaya kesehatan tingkat ketiga
(rujukan spesialis lanjutan atau konsultan) oleh rumah sakit
provinsi atau pusat atau pendidikan, dinas kesehatan provinsi dan
departemen kesehatan)
UPAYA PELAYANAN RUJUKAN

Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri


dari :
1.Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang
terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi
tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas
(puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
2.Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi
antar unit-unit dalam jenjang pelayanan
kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas rawat
jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal
(dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).
Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri
dari :
1.Rujukan medik adalah rujukan pelayanan yang
terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien
puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner,
hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum
daerah.
2.Rujukan kesehatan adalah rujukan pelayanan yang
umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan
promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan
(preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan
masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi
puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan
kerja ke klinik sanitasi puskesmas.
Rujukan secara konseptual terdiri atas:
1.Rujukan upaya kesehatan perorangan yang pada dasarnya menyangkut
masalah medik perorangan yang antara lain meliputi:
a. Rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
operasional dan lain-lain.
b. Rujukan bahan (spesimen) untuk pemeriksaan laboratorium klinik yang
lebih lengkap.
c. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain dengan mendatangkan atau
mengirim tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk melakukan
tindakan, memberi pelayanan, ahli pengetahuan dan teknologi dalam
meningkatkan kualitas pelayanan.
2.Rujukan upaya kesehatan masyarakat pada dasarnya menyangkut masalah
kesehatan masyarakat yang meluas meliputi:
a. Rujukan sarana berupa antara lain bantuan laboratorium dan teknologi
kesehatan.
b. Rujukan tenaga dalam bentuk antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyidikan sebab dan asal usul penyakit atau kejadian luar biasa suatu
penyakit serta penanggulangannya pada bencana alam, gangguan
kamtibmas, dan lain-lain.
c. Rujukan operasional berupa antara lain bantuan obat, vaksin, pangan
pada saat terjadi bencana, pemeriksaan bahan (spesimen) bila terjadi
keracunan masal, pemeriksaan air minum penduduk, dan sebagainya.
Jalur rujukan terdiri dari dua jalur, yakni:

1.Rujukan upaya kesehatan perorangan


a. Antara masyarakat dengan puskesmas
b. Antara puskesmas pembantu atau bidan di desa
dengan puskesmas
c. Intern petugas puskesmas atau puskesmas rawat
inap
d. Antar puskesmas atau puskesmas dengan rumah
sakit atau fasilitas pelayanan lainnya.
2. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
a. Dari puskesmas ke dinas kesehatan kabupaten
atau kota
b. Dari puskesmas ke instansi lain yang lebih
kompeten baik intrasektoral maupun lintas
sektoral
c. Bila rujukan ditingkat kabupaten atau kota masih
belum mampu mananggulangi, bisa diteruskan ke
provinsi atau pusat (Trihono, 2005).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai