Anda di halaman 1dari 18

Dyan Maulid

Ayu Rachmawati
Erik Puji
Ratna Rohmadhonna
Ika Asri
Aruna Irani
Winnedy Firmansyah
Rully Kristina
Rizal al fisyar
Cedera medula spinalis
merupakan kondisi yang
kompleks, terutama
mengenai kelompok usia
muda. Cedera medula
spinalis pada umumnya
diklasifikasikan sebagai
cedera komplet dan cedera
Trauma langsung yang mengenai tulang belakang
dan melampaui batas kemampuantulang belakang
dalam melindungi syaraf - syaraf yang berada
didalamnya. Traumatersebut meliputi kecelakaan
lalu lintas, kecelakaan olahraga, kecelakaan
industri,kecelakaan lain seperti jatuh dari pohon,
bangunan/ ketinggian, luka tusuk, luka tembak, dan
kejatuhan benda keras.
Manifestasi klinis yang berhubungan dengan
cedera penyerta dapat meliputi hipovenetilasi
atau gagal pernapasan, terutama pada cedera
setinggi servikal. Hipoventilasi karena
persarafan otot pernapasan tidak adekuat
merupakan masalah umum setalah CMS.
Penting untuk mengkaji apakah otot
interkostal berfungsi atau apakah pasien
hanya melakukan pernapasan diafragma saja.
Lesikomplet versus inkompet
Cedera servikal
Cedera Torakal
Cedera lumbal
Cedera Sakral
Transeksi Medulla Inkomplet
Sindrome Medulla Sentral
Sindrome Brown-Sequard
Sindrome Medulla Anterior
Pengkajian awal
Survei utama yang dilakukan pada saat kejadian
kecelakaan meliputi pengkajian cepat terhadap
jalan napas, pernapasan, dan sirkult apa pasien
sadar yang kemudian disebut sebagai ABC
(airway, breating, circulation).
Pengkajian cedera penyerta
Cedera dada sering kali menyertai CMS torakal
pemeriksaan neurologis lengkap harus dilakukan
dengan perhatian khusus diberikan pada status
pernapasan (ventilasi). Dada, kepala, dan
abdomen harus dikaji.
Pengkajian Cedera Komplet Versus In-
komplet
Lesi in-komplet jika pasien dapat merasakan
palpasi jari tangan pemeriksa atau dapat
mengkontraksi otot perianal sekeliling jari
secara volunter. Sensasi jarang tak ada bila
ada kontraksi otot perianal volunter.
Tes diagnostik pada pasien dengan CMS
meliputi pengkajian radiografi dari fraktur
spinal dan kemungkinan kompresi medulla.
Juga dapat disertai pemeriksaan CT-scan,dan
MRI
Stabilitas Hemodinamik
Dekompresi dan Imobilisasi Medula
Penatalaksanaan Pernafasan
PolaNutrisi
Mobilisasi Dini
Tindakan terhadap Ileus Paralitik
Penatalaksanaan Perkemihan
Obat-obatan
Imobilisasispinal
Kontrol suhu
Pencegahan Trombosis Vena Dalam
Dan kontrol sistem perkemihan
Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera
fisik.
Kerusakan mobilitas fisik berhubungan
dengan kerusakan muskuloskeletal dan
neuromuskuler.
Kerusakan eliminasi urine berhubungan
dengan kerusakan sensori motorik.
Inkontinensia usus berhubungan dengan
kerusakan saraf motorik bawah.
Resiko kerusakan integritas kulit, faktor
resiko perubahan sensasi.
Diagnosa 1 Nyeri akut b.d agen cedera fisik
Tujuan
Klien mengetahui penyebab nyeri
Klien mengetahui waktu timbulnya nyeri
Klien mengenal gejala timbulnya nyeri
Intervensi
Mengelola analgetik
Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
Tujuan: Mengelola analgetik
Nyeri akut b.d agen
Setelah dilakukan tindakan
cedera : fisik Distraksi
keperawatan selama 3 x 24 jam
Batasan karakteristik: pasien dapat melakukan kontrol
Terapi Oksigen
nyeri , dengan criteria :
a. Bersihkan jalan nafas
a. Klien mengetahui dari secret
penyebab nyeri b. Pertahankan jalan

b. Klien mengetahui nafas tetap efektif

waktu timbulnya nyeri


c. Klien mengenal gejala
timbulnya nyeri
d. Klien menggunakan
analgetik jika
diperlukan
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi

Kerusakan mobilitas fisik b.d Tujuan: a. Makan-minum


Bantu pasien makan
kerusakan muskuloskelettal Setelah dilakukan tindakan
dan minum
keperawatan selama 3 x 24
dan neuromuskuler (menyuapi,
jam perawatan diri klien
Batasan karakteristik : mendekatkan alat-
(ADL) terpenuhi dengan alat dan
kriteria hasil : makanan/minuman)

a. Makan dan minum Pertahankan


kesehatan dan
adekuat dengan
kebersihan mulut
bantuan/mandiri
pasien
b. Berpakaian dg
a. Berpakaian
dibantu/mandiri Bantu pasien
c. Kebersihan diri mamakai pakaiannya

terpenuhi dg Libatkan keluarga


dan ajarkan cara
bantuan/mandiri
memakaikan pakaian
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
Lakukan manajemen
Kerusakan eliminasi urin Tujuan:
eliminasi urin
b.d dengan kerusakan Setelah dilakukan tindakan a. Monitor
keperawatan selama 3 x 24 eliminas
sensori motorik
jam kebutuhan eliminasi i urine
(frekuen
urine pasien terpenuhi
si,
dengan criteria hasil : konsiste

a. Pengosongan nsi, bau,


volume,
kandung
warna)
kemih b. Monitor

komplit tanda
dan
b. Mampu
gejala
menahan/me retensi

ngontrol urine
Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi
Inkontinensia usus b.d dengan Setelah dilakukan Manajemen Usus
a. Catat
tindakan keperawatan
kerusakan saraf motorik bawah tanggal
selama 3 x 24 jam
terakhir
saluran gantrointestinal
pasien
pasien mampu b.a.b
membentuk massa b. Monitor

feses dan b.a.b


pasien
mengevakuasi secara
(frekuen
efektif , dengan criteria
si,
hasil :
konsiste
a. Mampu nsi,
mengontrol volume,

b.a.b. warna)

b. Tidak terjadi
Bowel Training
diare

Anda mungkin juga menyukai