Anda di halaman 1dari 14

TERAPI KOMPLEMENTER

Oleh Kelompok 3
Anggota:
Yhummei Veronia F 166070300111032
Ni Made Sintha Pratiwi 166070300111035
Ni Made Candra Y 166070300111038
Made Bayu Oka W 166070300111036
Anindya Arum Cempaka 166070300111042
Edi Santoso 166070300111044
Siti Nur Hadiyah 166070300111046
I Gusti Agung Trisna W 166070300111054
Latar Belakang
Masyarakat menggunakan World Health Organization Hampir 50% dari
terapi komplementer (WHO) telah mencatat penduduk Indonesia
sebagai suatu terapi bahwa hampir 70% telah menggunakan
pendukung tambahan atas penduduk dunia terapi komplementer.
terapi medis yang menggunakan terapi
didapatkannya dari komplementer.
penyedia pelayanan
kesehatan.

praktik keperawatan yang harus


berdasarkan fakta ilmiah
(evidence-based practice)
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Terapi Komplementer
Secara terminologi, terapi komplementer dikenal
sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks kedalam
pelayanan kesehatan (Crips & Taylor, dalam
Widyatuti 2008).
sebuah kelompok dari macam - macam perawatan
kesehatan dan sistem pengobatan, praktik dan
produk yang secara umum tidak menjadi bagian dari
pengobatan konvensional (Kamalludin dalam
Dwiastuti & Yilisetyaningrum, 2016).
Acuan teori-teori yang mendasari praktik keperawatan:
Rogers yang memandang manusia sebagai sistem
terbuka, kompleks, mempunyai berbagai dimensi
dan energi. Teori keperawatan yang dapat dijadikan
dasar bagi perawat dalam mengembangkan terapi
komplementer misalnya teori transkultural yang
dalam praktiknya mengaitkan ilmu anatomi, fisiologi,
patofisiologi, dan lain-lain.
Florence Nightingale yang telah menekankan
pentingnya mengembangkan lingkungan untuk
penyembuhan dan pentingnya terapi seperti musik
dalam proses penyembuhan.
Terapi komplementer dapat meningkatkan
kesempatan perawat dalam menunjukkan caring
pada klien (Snyder & Lindquis, 2002).Terapi
komplementer dapat berupa promosi kesehatan,
pencegahan penyakit ataupun rehabilitasi.
Bentuk promosi kesehatan misalnya memperbaiki
gaya hidup dengan menggunakan terapi nutrisi
(Widyatuti, 2008)
Macam Terapi Komplementer

Terapi invasif, seperti cupping (bekam basah) dan


akupuntur yang menggunakan jarum dalam
pengobatannya
Terapi non invasif, seperti terapi energi (terapi suara),
terapi biologis, hidroterapi colon, akupresur, terapi
sentuhan modalitas, pijat bayi, refleksi dan lain-lain.
Perbedaan Terapi Komplementer dan Terapi Alternatif

Terapi Komplementer Terapi Alternatif

1. Merupakan pengembangan terapi tradisional yang 1. Merupakan terapi / pengobatan tradisional


diintegrasikan dengan terapi modern 2. Belum tentu dilakukan uji klinis
2. Hasil terapi yang telah terintegrasi telah lulus uji klinis 3. Penerapannya tidak mengacu pada teori-teori
(disamakan dengan obat modern) keperawatan maupun prinsip keperawatan
3. Sesuai dengan prinsip keperawatan yang memandang
manusia sebagai makhluk holistik (terapi holistik)
4. Dalam penerapannya mengacu kembali pada teori-teori
keperawatan
5. Beberapa hasil terapi sudah dapat dibuktikan secara ilmiah
Peran Perawat Terkait Terapi Komplementer

pendidik kesehatan,
konselor,
pemberi pelayanan langsung,
advokad,
koordinator dan
peneliti.
ANALISA HASIL PENELITIAN
Hypnotherapy
keperawatan komplementer dengan hypnotherapy sangat efektif untuk
menurunkan stres tingkat sedang pada stres pasca trauma. (Rakhmawati, Putra,
& Perdana, 2015)
Akupresur dan Akupuntur
Penelitian yang dilakukan oleh (Lalu, 2012) menunjukkan bahwa terapi Tapas
acupressure dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien pre operasi.
Terapi Herbal (Aroma therapy)
Penelitian yang dilakukan oleh (Mareti, 2015) menyebutkan bahwa aroma
therapy terbukti efektif dalam menurunkan kondisi insomnia pada lansia.
Yoga
Yoga yang diberikan rata-rata 8 minggu sampai 34 minggu pada pasien dapat
menjadi rekomendasi evidence based practice terapi komplementer pada
pasien dengan skizofrenia, depresi, anak-anak dengan Attention Deficit
Hyperactivity Disorder (ADHD), pasien dengan masalah tidur, masalah makan
dan kognitif.
Diet dan Nutrisi
beberapa makanan seperti jeruk, sweet potato, dark chocolate, aprikot,
almond, salmon dan sayuran hijau seperti bayam dan brokoli dapat
menurunkan stres dan membuat kortisol kembali ke level normal.
Therapeutic Touch and Massage
massage therapy dapat meningkatkan kualitas tidur yang buruk akibat stres.
Kesimpulan

Terapi komplementer merupakan sebuah pengobatan holistik dimana


bentuk terapi ini berkembang diawali dari alternatif terapi, yang
mempengaruhi individu secara menyeluruh yakni sebuah keharmonisan
individu untuk mengintegrasikan badan, pikiran dan jiwa dalam kesatuan
fungsi
Terapi komplementer memiliki lima kategori yakni mind body therapy,
alternatif sistem palayanan, terapi biologis, terapi manipulatif dan terapi
energi dimana klasifikasi kategori kelima ini dijadikan satu kategori berupa
kombinasi antara biofiled dan bioelektromagnetik
Saran

Sebagai salah satu profesional keperawatan maka perawat diharapkan


dapat turut serta berpartisipasi dalam mengaplikasikan terapi
komplementer sebagai salah satu intervensi dalam upaya pelaksanaan
asuhan keperawatan.
peningkatan pengetahuan terkait terapi komplementer serta melakukan
berbagai penelitian yang dikembangkan dari hasil evidence based
practice
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai