Anda di halaman 1dari 92

HAK PASIEN DAN KELUARGA

HAK PASIEN DALAM


PATIENTS CENTERED CARE
CLINICAL
TRIAL

Informed Hak
consent PASIEN pasien

Donasi organ/
Transplantasi
organ
HAK PASIEN: UURS PASAL 30

HAM

PELAYANAN INFORMASI

MENENTUKAN
NASIBNYA HUKUM
SENDIRI
HPK : INFORMASI
1. Informasi mengenai tata tertib dan peraturan RS
2. Informasi tentang Hak dan kewajiban pasien
3. Informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan
serta perkiraan biaya pengobatan
4. Second opinion: meminta konsultasi tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit;
HPK: HAM
1. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi
2. Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu pasien
lainnya
3. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai
dengan agama dan kepercayaan yang dianutnya
4. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya
5. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Rumah Sakit
HPK: HUKUM
1. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan
yang didapatkan
2. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
3. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
4. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
Rumah Sakit terhadap dirinya;
HAK PASIEN DALAM PELAYANAN

1. Memperoleh layanan kesehatan yang


bermutu sesuai dengan standar profesi dan
standar prosedur operasional
2. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik
dan materi
3. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai
dengan keinginannya dan peraturan yang
berlaku di Rumah Sakit
MENENTUKAN NASIBNYA SENDIRI

1. Memberikan persetujuan atau menolak atas


tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang
dideritanya
2. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
Sutoto KARS 9
Standar HPK.1
RS bertangg-jwb utk memberikan proses yg mendukung hak pasien
dan keluarganya selama dalam yan.

Regulasi RS :
Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan keluarga yang
mendukung dan melindungi hak pasien dan keluarga
Dokumen
Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan dengan
pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat
menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)
Implementasi
1. Pemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai
peraturan perundang-undangan
2. Pemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan keluarga
CONTOH KALIMAT
PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

Saya memahami informasi yang ada didalam diri Saya, termasuk


Diagnosis, hasil laboratorium dan hasil tes diagnostik yang akan di
gunakan untuk perawatan medis, akan dijamin kerahasiaannya
oleh RS
Saya memberi wewenang kepada RS untuk memberikan
informasi tentang rahasia kedokteran saya bila diperlukan untuk
memproses klaim asuransi termasuk namun tidak terbatas pada
BPJS, asuransi kesehatan lainnya , jamkesda, perusahaan dan atau
lembaga pemerintah lainnya
Saya tidak memberikan/memberikan (coret salah satu) wewenang
kepada RS untuk memberikan tentang data dan informasi
kesehatan saya kepada keluarga terdekat saya, yaitu:
1.
2
3..

11
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap permintaan
pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau sejenisnya
berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.

Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian

PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan
pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai
permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)

13
Contoh : PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN

1. Pelayanan rohani dan bimbingan kerohanian harus


sesuai dengan agama/kepercayaan pasien
2. Rumah sakit berespon dan memfasilitasi kebutuhan
kerohanian pasien
3. Bimbingan kerohanian pasien harus dilakukan sesuai
dengan agama/kepercayaan pasien
4. Sebelum memberikan bimbingan keagamaan harus
melakukan identifikasi agama/kepercayaan pasien
5. Seluruh staf yang memberikan pelayanan pasien harus
memahami dan menjalankan kebijakan ini

14
Standar HPK.1.2.
Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasien

Elemen Penilaian HPK.1.2.


1. Staf mengidentifikasi harapan dan kebutuhan
privasi selama pelayanan dan pengobatan.
2. Keinginan pasien untuk privasi dihormati
pada setiap wawancara klinis, pemeriksaan,
prosedur/pengobatan dan transportasi.
1. Prosedur dan formulir keinginan privasi pasien
2. Pelaksaan yang memperhatikan privasi pasien
dlm anamnesis, pemeriksaan fisik, pemberian
terapi dan transportasi
16
CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)

KEINGINAN PRIVASI

Saya mengijinkan/ tidak mengijinkan (coret


salah satu) Rumah Sakit memberi akses bagi:
Keluarga dan handai taulan serta orang orang
yang akan menengok/menemui saya. (sebutkan
nama/profesi bila ada permintaan khusus):
Saya menginginkan/tidak menginginkan privasi
khusus (coret salah satu). Sebutkan bila ada
permintaan privasi khusus :

17
Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang milik
pasien dari pencurian atau kehilangan

Elemen Penilaian HPK.1.3.


1. Rumah sakit telah menentukan tingkat tanggung
jawabnya terhadap barang milik pasien.
2. Pasien memperoleh informasi tentang tanggung
jawab rumah sakit dalam melindungi barang milik
pribadi.
3. Barang milik pasien dilindungi apabila rumah sakit
mengambil alih tanggung jawab atau apabila pasien
tidak dapat melaksanakan tanggung jawabnya

18
Standar HPK.1.3.
Rumah sakit mengambil langkah untuk melindungi barang
milik pasien dari pencurian atau kehilangan

Regulasi RS tentang tanggung jawab terhadap barang


milik pasien.
SPO dan formulir penyimpanan
Proses Penyampaian informasi tentang tanggung
jawab RS terhadap barang milik pasien
Proses perlindungan barang milik pasien pada saat
pasien tidak mampu bertanggung jawab atas barang
miliknya

19
CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL CONSENT..

BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI

Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung jawab


atas semua kehilangan barang-barangmilik saya dan saya secara
pribadi bertanggung jawab atas barang-barang berharga yang saya
miliki termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku cek,
kartu kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya
membutuhkan maka saya dapat menitipkan barang barang
tersebut kepada rumah sakit
Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada
RS jika saya memiliki gigi palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics
atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk diamankan

20
KARS
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik

Elemen Penilaian HPK.1.4


1. Rumah sakit mempunyai proses untuk
melindungi pasien dari kekerasan fisik
2. Bayi, anak-anak, manula dan lainnya yang
kurangi / tidak mampu melindungi dirinya
sendiri menjadi perhatian dalam proses ini.
3. lndividu yang tidak memiliki identitas
diperiksa
4. Lokasi terpencil atau terisolasi di monitor
22
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik

Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik

Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan

Proses
Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang
tidak mampu melindungi dirinya sendiri
Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi

23
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.

Elemen Penilaian HPK.1.5


1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat
juga PP.3.1 s/d PP.3.9).
2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di
identifikasi rumah sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8).
3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses
perlindungan.

24
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.

Regulasi RS :
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik

Dokumen implementasi :
1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses
Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko

Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya

Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan perlindungan

25
KARS
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia

Elemen Penilaian HPK.1.6


1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan
tentang pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai
pasien dalam undang-undang dan peraturan
2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi
yang tidak tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan
pasien.

27
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia

Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi
pasien
Proses
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses
untuk membuka rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang
bukan merupakan rahasia kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien

28
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
BAB III KEWAJIBAN MENYIMPAN RAHASIA KEDOKTERAN Pasal 4

(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia.

STAF DIATAS YG DALAM PENDIDIKAN BELUM MENGANGKAT SUMPAH/JANJI


SIMPAN RAHASIA PASIEN HARUS DI SUMPAH
29
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam
proses pelayanan.

Elemen Penilaian HPK.2


1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan
mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses
pelayanan (lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5;
PPK.2, EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)
2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk
tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second opinion
dan kompromi dalam pelayanan mereka baik didalam maupun
diluar rumah sakit
3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan
prosedur serta peran mereka dalam mendukung partisipasi
pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.

30
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi dalam
proses pelayanan.

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS

Bukti Proses :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi
dan edukasi yang efektif

31
HPK DALAM PELAYANAN
Pasien dan keluarga berpartisipasi dalam proses pelayanan melalui:
pembuatan keputusan tentang pelayanan
bertanya tentang pelayanan
Menerima/menolak prosedur diagnostik dan pengobatan.
Rumah sakit mendukung dan meningkatkan keterlibatan pasien dan
keluarganya dalam semua aspek pelayanan dengan:
mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan dan prosedur
yang terkait.
Kebijakan dan prosedur mengenai hak pasien untuk mencari second
opinion / pendapat kedua tanpa takut untuk berkompromi dalam hal
pelayanan, baik di dalam maupun dil luar rumah sakit.
Semua staf dilatih untuk pelaksanaan kebijakan dan prosedur dalam
peran mereka mendukung hak pasien dan keluarganya untuk
berpartisipasi dalam proses pelayanan.

KARS
HAK PASIEN DALAM PELAYANAN
DAN PENJELASAN APA YANG HARUS DIBERIKAN
OLEH DPJP
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis dan
diagnosis pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
kapan akan dijelaskan tentang rencana pelayanan
dan pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
bagaimana proses untuk mendapatkan persetujuan
4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui
haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan
pelayanannya
33
PENTINGNYA SECOND OPINION
Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan
dokter sering terjadi di belahan dunia manapun,
termasuk di Indonesia
Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati
penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini
mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan
merugikan bagi penderita
Second opinion dianjurkan bila menyangkut
ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak
finansial yang besar
34
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa
yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan dan
bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan pelayanan, bila
mereka memintanya
Elemen Penilaian HPK.2.1
1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka
akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu
(lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat
juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).
3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan diminta
dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat juga PPK.2, EP 4).
4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk berpartisipasi
dalam keputusan pelayanannya, bila mereka menghendakinya (Lihat
juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5; APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP
7).
37
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi
dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan
kedokteran

Dokumen:
Formulir pemberian edukasi
Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran

38
Standar HPK.2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan
dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan
siapa yang akan memberitahukan
Elemen Penilaian HPK.2.1.1
1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana
mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
memberitahu mereka tentang hasil dari pelayanan
dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 1)
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana
mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
memberitahu mereka tentang hasil yang tidak
diantisipasi dari pelayanan dan pengobatan (lihat
juga PP.2.4, EP 2).
39
Standar HPK.2.1.1
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
Materi penjelasan
Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan yang tidak terduga

40
Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak
dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan

Elemen Penilaian HPK.2.2.


1. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang hak
mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan (lihat juga
APK.3.5, EP 2).
2. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
konsekuensi dari keputusan mereka (lihat juga APK.3.5, EP 2).
3. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang tanggung
jawab mereka berkaitan dengan keputusan tersebut.
4. Rumah sakit memberitahukan pasien dan keluarganya tentang
tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.

Sutoto KARS 41
CONTOH FORMULIR PULANG ATAS PERMINTAAN
PASIEN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama pasien/keluarga:
Tanggal lahir:
Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan
perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang
atas permintaan sendiri.
Saya telah mendapat penjelasan tentang:
1. Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
2. Tentang konsekuensi dari keputusan saya
3. Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut.
4. Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga
akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiri
Tanda tangan pasien Tanda tangan saksi

Sutoto KARS 42
KARS
Standar HPK.2.3
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak
pelayanan resusitasi atau menolak atau memberhentikan
pengobatan bantuan hidup dasar

Regulasi RS :
Panduan penolakan resusitasi (DNR)
SPO penolakan resusitasi
Formulir penolakan resusitasi

Sutoto KARS 44
CONTOH
SURAT PERNYATAN JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI
(DO NOT RESUCITATE)

Yang bertanda tangan dibawah ini saya:


Nama :.
Taggal lahir:
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan dan menyetujui perintah
do not resuscitate (jangan di resusitasi).
Saya menyatakan bahwa Jika jantung saya berhenti berdetak atau jika saya berhenti
bernapas , tidak ada prosedur medis untuk mengembalikan bernapas atau berfungsi
kembali jantung akan dilakukan oleh staf Rumah sakit, termasuk namun tidak terbatas
pada staf layanan medis darurat
Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan
kesehatan lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan
langkah-langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya.
Saya memberikan izin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit, Saya
memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat.

Yang menyatakan Saksi Saksi

(.) (.) (..)

45
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit,
agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan
henti nafas (tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau
pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.
Nama pasien : ..
Tanggal lahir : .
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis
lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:
Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT
RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non
invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anti nyeri.
TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah
pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:
Pasien
Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan
perintah DNR berdasarkan pada :
Instruksi pasien sebelumnya atau
Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan
hasil yang tidak efektif

TANDA TANGAN DOKTER: .


Nama Lengkap:NIP/NIK: No Telepon:Tgl :..
46
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang tepat

1. Rumah sakit menghormati dan mendukung hak pasien dengan cara


asesmen manajemen nyeri yang sesuai (lihat juga PP.7.1, EP 1).
2. Staf rumah sakit memahami pengaruh pribadi, budaya dan sosial
pada hak pasien untuk melaporkan rasa nyeri, serta pemeriksaan dan
pengelolaan nyeri secara akurat.
Regulasi RS :
1. Panduan manajemen nyeri
2. SPO asesmen nyeri
3. SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri
PP 7.1. Perawatan pasien dalam keadaan menjelang ajal mengoptimalkan kenyamanan
dan martabatnya Intervensi dilakukan untuk mengatasi rasa nyeri dan gejala primer atau
sekunder
47
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
P:
Q:..
R:
S:
T:

Scala Nyeri

Keterangan:
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri
? Rudapaksa, benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam,
tumpul, sakit, berdenyut, ditusuk jarum, dll?
R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar
kemana ?
S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang?
Apakah rasa sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?

50
ASSESMEN NYERI

Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale


Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas
nyeri yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang
dirasakan dan dilambangkan dengan angka antara 0 10.
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-
hari)
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)
51
3
Wong Baker FACES Pain Scale
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri
0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
23 = sedikit nyeri
45 = cukup nyeri
67 = lumayan nyeri
89 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
52
Standar HPK.2.5. END OF LIFE

Rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapat pelayanan


yang menghargai dan penuh kasih sayang pada akhir
kehidupannya
Elemen Penilaian HPK.2.5.
1. Rumah sakit mengetahui bahwa pasien yang menghadapi kematian
mempunyai kebutuhan yang unik.
2. Staf rumah sakit menghargai hak pasien yang sedang menghadapai
kematian, memiliki kebutuhan yang unik dan dinyatakan dalam proses
asuhan.

Regulasi RS :
1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal
2. SPO pelayanan pasien tahap terminal
Bukti dokmentasi
1. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
59
POKOK POKOK PANDUAN PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL

Pasien yang sedang menghadapi kematian mempunyai kebutuhan yang unik,


Berhak mendapat pelayanan yang penuh hormat dan kasih-sayang.
Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua
aspek pelayanan pada tahap akhir kehidupan.
Semua staf harus menyadari kebutuhan unik pasien pada akhir
kehidupannya. Kebutuhan ini meliputi pengobatan terhadap gejala primer
dan sekunder, manajemen nyeri (lihat juga AP.1.7, dan PP. 6);
Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau
sekunder dan mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat
diupayakan (lih PP 7.1)
Staf harus berespon terhadap aspek psikologis, sosial, emosional, agama
dan budaya pasien dan keluarganya (lihat juga HPK.1.1; HPK.1.1.1 dan
HPK.1.2)
Staf diminta melibatkan keluarga dalam pengambilan keputusan
pelayanan.

KARS
POKOK-POKOK PADA PANDUAN PASIEN TAHAP TERMINAL
Perhatian terhadap kenyamanan dan martabat pasien mengarahkan semua aspek
asuhan selama stadium akhir hidup. Asuhan akhir kehidupan yang diberikan rumah
sakit termasuk :
pemberian pengobatan yang sesuai dengan gejala dan keinginan pasien dan
keluarga
menyampaikan isu yang sensitif seperti autopsi dan donasi organ
menghormati nilai yang dianut pasien, agama dan preferensi budaya
mengikutsertakan pasien dan keluarganya dalam semua aspek pelayanan
memberi respon pada masalah-masalah psikologis, emosional, spiritual dan
budaya dari pasien dan keluarganya ((lihat maksud tujuan : HPK 2.5)
Rumah sakit memastikan pemberian asuhan yang tepat bagi mereka yang kesakitan
atau dalam proses kematian dengan cara:
melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala primer atau
sekunder
mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat diupayakan
melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan spiritual dari
pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan kesedihan
melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya pasien dan keluarga
mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap asuhan
(lihat maksud tujuan : PPI 7.1)
RUMAH SAKIT MEMASTIKAN PEMBERIAN ASUHAN YANG TEPAT BAGI
MEREKA YANG KESAKITAN ATAU DALAM PROSES KEMATIAN DENGAN
CARA (PP7.1)

1. melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri dan gejala


primer atau sekunder
2. mencegah gejala-gejala dan komplikasi sejauh yang dapat
diupayakan
3. melakukan intervensi dalam masalah psikososial, emosional dan
spiritual dari pasien dan keluarga, menghadapi kematian dan
kesedihan
4. melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan budaya
pasien dan keluarga
5. mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam keputusan terhadap
asuhan

Maksud dan Tujuan PP.7.1.


62
Pengelolaan Akhir Kehidupan

1. Pengelolaan akhir kehidupan meliputi penghentian


bantuan hidup (withdrawing life support) dan
penundaan bantuan hidup (withholding life support).
2. Keputusan withdrawing/withholding dilakukan pada
pasien yang dirawat di ruang rawat intensif (ICU dan
HCU). Keputusan penghentian atau penundaan
bantuan hidup adalah keputusan medis dan etis.
3. Keputusan untuk penghentian atau penundaan
bantuan hidup dilakukan oleh 3 (tiga) dokter yaitu
dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang
memiliki kompetensi dan 2 (dua) orang dokter lain
yang ditunjuk oleh komite medis rumah sakit.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 519/Menkes/Per/Iii/2011
Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Anestesiologi Dan
Terapi Intensif Di Rumah Sakit
63
Standar HPK.3 . KOMPLAIN

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keuarganya


mengenai proses menerima dan bertindak terhadap keluhan, konflik dan
perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien dan hak pasien untuk
berpartisipasi dalam proses ini

Elemen Penilaian HPK.3


1. Pasien diberitahu tentang proses menyampaikan keluhan, konflik atau
perbedaan pendapat.

2. Keluhan, konflik dan perbedaan pendapat diselidiki rumah sakit


3. Keluhan, konflik, dan perbedaan pendapat yang timbul dalam proses
pelayanan ditelaah rumah sakit

4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.

64
Standar HPK.3

Regulasi RS :
Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat pasien dan keluarga

Dokumen implementasi :
Bukti penjelasan dan catatan komplain
Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain

Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi
pelayanan 65
POKOK-POKOK PANDUAN KOMPLAIN
Penjelasan kepada pasien dan keluarganya mengenai proses untuk menerima dan
bertindak terhadap keluhan, konflik dan perbedaan pendapat tentang pelayanan pasien
serta hak pasien untuk berpartisipasi dalam proses ini.
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang pelayanan yang mereka
terima
Keluhan harus ditelaah dan bila mungkin diselesaikan.
Keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan, konflik, atau
dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat keputusan lainnya.
Tetapkan cara-cara mencari solusi bila timbul dilema atas keluhan: Dilema ini dapat
timbul dari masalah akses, pengobatan atau pemulangan pasien. Dilema tersebut bisa
sulit sekali diselesaikan jika menyangkut, misalnya masalah penolakan pelayanan
resusitasi atau membatalkan atau mundur dari pengobatan bantuan hidup dasar.
Identifikasi dalam kebijakan dan prosedur, siapa yang perlu dilibatkan dalam proses dan
bagaimana pasien dan keluarganya berpartisipasi.
Susun Prosedur penyampaiaan konflik yang mendukung konsistensi pelayanan.
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien

Elemen Penilaian HPK.4


1. Staf memahami peran mereka dalam mengidentifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien maupun keluarganya serta bagaimana nilai dan kepercayaan
tersebut dihormati di dalam proses asuhan.
2. Staff memahami peran mereka dalam melindungi hak pasien dan keluarga.

Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien
dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga dan
penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga

67
Standar HPK.5. PENJELASAN HPK

Setiap pasien dijelaskan mengenai hak mereka dengan cara dan


bahasa yang dapat mereka pahami.
Elemen Penilaian HPK.5
1. Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien diberikan kepada
setiap pasien .
2. Pernyataan tentang hak dan tanggung jawab pasien juga ditempel atau bisa
diperoleh dari staf rumah sakit pada setiap saat.
3. Rumah sakit mempunyai prosedur untuk menjelaskan kepada pasien tentang hak
dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara tertulis tidak efektif dan tidak esuai.

Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi hak dan tanggung jawab
pasien
Leaflet hak dan tanggung jawab pasien

Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
68
POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENJELASAN HPK

Hak dan kewajiban pasien sesuai UU yang berlaku (UURS


dan UU praktik kedokteran)
Informasi secara tertulis tentang hak dan tanggung jawab
pasien diberikan kepada setiap pasien .
Pernyataan tentang HPK juga ditempel atau bisa diperoleh
dari staf rumah sakit pada setiap saat.
Tersedia prosedur untuk menjelaskan kepada pasien
tentang hak dan tanggung jawabnya bila komunikasi secara
tertulis tidak efektif dan tidak sesuai.
Dapat tersedia dalam berbagai cara komunikasi: lisan,
materi tertulis, video, demonstrasi/peragaan dan lain-lain.
Staf mengidentifikasi bahasa yang dipilih pasien

69
STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT

Pernyataan persetujuan (lnformed Consent) dari pasien didapat melalui suatu


proses yang ditetapkan rumah sakit dan dilaksanakan oleh staf yang terlatih,
dalam bahasa yang dipahami pasien

Elemen Penilaian HPK.6

1. Rurnah sakit telah menjabarkan dengan jelas proses informed consent


dalam kebijakan dan prosedur.

2. Staf yang ditunjuk dilatih untuk melaksanakan kebijakan dan prosedur


tersebut.

3. Pasien memberikan informed consent sesuai dengan kebijakan dan


prosedur.

70
Standar HPK.6

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis

Dokumen
informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan

Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran

71
Persetujuan (Consent)

1. General consent (persetujuan Umum)


2. Informed consent

72
73
74
PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK
290/2008)pasal 1 nomer 7

Landasan hukum anak :


Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak >
= 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak.
Berdasarkan KUHP umur >= 21 th atau telah menikah
dianggap sebagai orang dewasa 75
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya

76
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien
dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.
(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau
disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari
Majelis Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia.
(3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.
(4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. audit medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan
datang; dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau
masyarakat.
(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi
atau pihak yang berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan
77
peraturan perundang-undangan.
Standar HPK.6.1.
PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN PEMBERI PELAYANAN

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian informasi
termasuk rencana pengobatan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)

Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS harus
memiliki data diri DPJP: lamakerja, pendidikan,
fellowship, kursus dll)

78
CONTOH DALAM GENERAL CONSENT

Saya mengerti dan memahami bahwa:


Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang
pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang yang
memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk
persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap
prosedur/terapi
Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit
yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah
diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan
pengobatan pasien mereka.
Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan dokter
yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya selama saya
dalam perawatan di rumah sakit.

79
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN

Rumah sakit menetapkan suatu proses, dalam konteks undang-


undang dan budaya yang ada, tentang orang lain yang dapat
memberikan persetujuan

80
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN

Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya

81
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM

Persetujuan umum untuk pengobatan, bila didapat pada waktu


pasien masuk sebagai pasien rawat inap atau didaftar pertama
kali sebagai pasien rawat jalan, harus jelas dalam cakupan dan
batas- batasnya.

Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan
penjelasannya

Dokumen:
Formulir persetujuan umum

82
CONTOH GENERAL CONSENT

Sutoto KARS 83
KARS
Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT TERTULIS

1. Sebelum operasi atau prosedur invasif


2. Sebelum anestesia termasuk sedasi yang
moderat dan dalam
3. Sebelum penggunaan darah atau produk darah
4. Sebelum pelaksanaan tindakan dan
pengobatan yang berisiko tinggi.

Mencatat ldentitas petugas yang memberikan


penjelasanan di dalam rekam medis pasien dan
tanda tangannya
Bila informed consent lisan juga harus dicatat

85
Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis
pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed
consent yang khusus.

DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut

86
DAFTAR TINDAKAN YG MEMERLUKAN INFORMED CONSENT

Semua tindakan pembedahan dan tindakan invaisif


Semua tindakan anestesi & sedasi sedang dan dalam
Semua Pemberian darah dan produk/komponen darah
Semua pengobatan berisiko tinggi

Pemberian Darah dan Produk Darah

Whole blood Trombosit


Wash erytrocite Trombopheresis
Human albumin :
Pack red cell
Plasbumin
Fresh frozen plasma Octalbin
Liquid plasma Albuminar
CONTOH TINDAKAN ANESTESI DAN SEDASI YG PERLU INFORMED
CONSENT
Tindakan anestesi
Anestesi Umum Tindakan sedasi
Sedasi sedang
Anestesi Regional Mengunakan midazolam 0,1 mg/kbgg
Anastesi Infiltrasi Mengunakan ketamin 0,5 mg/kgbb
Mengunakan propofol 0,5 mg/kgbb
Anastesi Blok Sedasi dalam
Anastesi Spinal Mengunakan ketamin 3-8 mg/kgbb
intramuskuler
Blok Epidural Mengunakan ketamin 1 mg/kgbb intravena
Mengunakan midazolam oral 10 mg/kgbb
Blok Pleksus Brakialis Mengunakan flunitrazepam 0,1 mg/kgbb
Anestesia Paravertebral Mengunakan fentanil 0,5 1 ug/kgbb
Mengunakan alfentanil 3-5 ug/kgbb
Blok Transakral (Kaudal) Mengunakan remifentanil 0,1 mg/kg/min
Anastesi Regional Intravena
HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL TRIAL DAN
DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI ORGAN

25 HPK.7 7
26 HPK.7.1 4
27 HPK.8 4
28 HPK.9 5
29 HPK.10 2
30 HPK.11 6

89
Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL

Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya tentang


bagaimana cara mendapatkan akses ke penelitian klinik, pemeriksaan/investigasi
atau clinical trial yang melibatkan manusia sebagai subjek.

Elemen Penilaian HPK.7


1. Pasien dan keluarganya yang tepat diidentifikasi dan diberi informasi tentang bagaimana
cara mendapatkan akses ke penelitian, pemeriksaan atau clinical trial yang relevan dengan
kebutuhan pengobatan mereka.
2. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang manfaat yang
diharapkan.
3. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang potensi ketidak
nyamanan dan risiko
4. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberi penjelasan tentang altematif lainnya yang
dapat menolong mereka.
5. Pasien yang diminta untuk berpartisipasi diberikan penjelasan tentang prosedur yang harus
diikuti.
6. Pasien diyakinkan bahwa penolakan berpartisipasi dan pengunduran diri dari partisipasi
tidak mempengaruhi akses terhadap pelayanan rumah sakit.
Sutoto KARS 90
7. Kebijakan dan prosedur mengarahkan informasi dan proses pengambilan keputusan
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk mendapatkan hasil
penelitian

Dokumen:
Formulir pemberian informasi dan formulir
persetujuan mengikuti penelitian
91
Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM
PENELITIAN KLINIS
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarganya
tentang bagaimana pasien yang berpartisipasi dalam penelitian klinis,
pemeriksaan klinis atau percobaan klinis mendapatkan perlindungan.

Elemen Penilaian HPK.7.1


1. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk menelaah protokol penelitian.
2. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk menimbang manfaat dan
risiko bagi peserta.
3. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan.
4. Pasien dan keluarganya diberikan penjelasan tentang
prosedur rumah sakit untuk mengundurkan diri dari
keikutsertaan.
92
Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINIS
Informed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam
penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan klinis.

Elemen Penilaian HPK.8


1. lnformed consent diperoleh saat pasien memutuskan ikut serta
dalam penelitian klinis, pemeriksaan atau clinical trial.
2. Keputusan persetujuan didokumentasikan, diberi tanggal dan
berdasarkan atas penjelasan yang diidentifikasi dalam HPK 6.4,
Elemen Penilaian 5 dan 6.
3. ldentitas petugas yang memberikan penjelasan untuk mendapatkan
persetujuan dicatat dalam rekam medis pasien
4. Persetujuan didokumentasikan dalam rekam medis pasien disertai
tandatangan atau catatan persetujuan lisan.

93
Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN
Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk
melakukan pengawasan atas semua penelitian di rumah sakit tersebut
yang melibatkan manusia sebagai subjeknya

Elemen Penilaian HPK.9


1. Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk
mengawasi seluruh kegiatan penelitian di rumah sakit.
2. Rumah sakit mengembangkan suatu pernyataan jelas mengenai
maksud untuk pengawasan kegiatan.
3. Kegiatan pengawasan mencakup penelaahan prosedur
4. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur untuk menimbang risiko
relatif dan manfaat bagi subjek.
5. Kegiatan pengawasan mencakup prosedur menjaga kerahasiaan dan
keamanan informasi penelitian.

94
INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN
1. tujuan penelitian atau penapisan
2. manfaat penelitian dan penapisan
3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
4. keuntungan penelitian dan penapisan
5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai, termasuk
risiko yang mungkin terjadi
6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat sewaktu-
waktu mengundurkan diri.
8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika
Penelitian.

Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 200695


Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006

96
97
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
98
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Standar HPK.10. DONASI ORGAN
Rumah sakit memberikan penjelasan kepada pasien dan
keluarganya tentang bagaimana memilih untuk menyumbangkan
organ dan jaringan tubuh lainnya.

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi
organ

Dokumen
informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh
dan jaringan tubuh lainnya

99
Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGAN
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap
pengambilan dan transplatasi organ dan jaringan

Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi
serta isu dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan
transplan
Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
100
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai