Anda di halaman 1dari 32

Alkohol merupakan istilah yang

umum untuk senyawa organik yang


mempunyai gugus fungsi hidroksil (-OH)
yang terikat pada atom karbon jenuh
(atom C yang kekurangan satu atom
Hidrogen dan atom C hanya membentuk
satu ikatan rangkap)
CONTOH

1. CH3-CH2-CH3 + OH- CH3-CH2-CH2OH + H+


propanol
propana

2. CH3-CH2-CH3 + OH- CH3-CH-CH3 + H+


OH
propana 2-propanol
Alkohol memiliki rumus umum yaitu
CnH2n+1OH atau CnH2n+2O , sedangkan
rumus struktur alkohol adalah R-OH, di
mana R didalam rumus tersebut dapat
berupa alkil, alkil tersubtitusi ataupun
berupa hidrokarbon siklik.
@. KLASIFIKASI ALKOHOL

1. Alkohol Primer
CH3-CH2-CH3 + OH- CH3-CH2-CH2OH + H+
propana propanol

2. Alkohol Sekunder
CH3-CH2-CH3 + OH- CH3-CH-CH3 + H+
OH
propana 2-propanol

3. Alkohol Primer CH2


CH3-CH2-CH2-CH3 + OH- CH3-C-CH2-CH3 + H+
BUTANA OH
2-metil 2-butanol
@. SIFAT FISIKA
Alkohol memiliki sifat yang mudah terbakar.
Alkohol dengan jumlah atom karbon sebanyak satu
sampai empat berupa gas atau cair dan dapat larut
dalam air. Alkohol dengan jumlah atom lima sampai
sembilan berupa cairan kental seperti minyak, sedangkan
yang memiliki atom sepuluh atau lebih berupa zat padat.
Bila makin berat suatu molekul alkohol, maka makin
tinggi pula titik didih dan viskositasnya.
Titik didih alkohol lebih tinggi daripada titik didih alkana.
Hal ini disebabkan oleh gugus fungsi OH yang sangat
polar, sehingga gaya tarik-menarik antarmolekul alkohol
mejadi sangat kuat.
@ SIFAT KIMIA UMUM

a. Ikatan Hidrogen, Antarmolekul hidrogen


terdapat ikatan hidrogen.
b. Kepolaran, Alkohol bersifat polar karena
memiliki gugus OH. Kepolaran alkohol
akan makin kecil jika suhunya makin
tinggi.
c. Reaksi Dengan Logam, Alkohol kering
dapat bereaksi dengan logam K dan Na.
d. Oksidasi, Alkohol primer dan sekunder
dapat dioksidasi dengan menggunakan
oksidator, tetapi alkohol tersier tidak.
@ SIFAT KIMIA BERDASARKAN REAKSI
1) Dehidrasi alkohol
Dehidrasi (pelepasan air) merupakan reaksi
yang melibatkan terlepasnya H dan OH. Reaksi
dehidrasi alkohol dapat membentuk alkena atau eter
dan air.
H2SO4 pekat
2CH3CH2OH CH3CH2OCH2CH3 + H2O
CONTOH 1 :
140 C

etanol etoksi etana

CONTOH 2 :
2) Oksidasi alkohol

3) Reaksi alkohol dengan logam Na atau K


2R + 2Na(s) 2RONa(s) + H2(g)
OH(s)
alkohol natrium
alkoholat
4) Esterifikasi
5) Reaksi dengan hidrogen halida
Alkohol direaksikan dengan hidrogen halida menghasilkan
haloalkana dan air.
RUMUS UMUM :
ROH + HX RX +
CONTOH : H2O

CH3CH2 + HCl CH3CH2Cl + H2O


OH
metanol etil klorida
@. TATA NAMA IUPAC
1) Pemberian nama alkohol dilakukan dengan mengganti akhiran a pada nama
alkana dengan ol.

2) Tentukan rantai utama (rantai dengan jumlah atom karbon paling panjang.

3) Tentukan substituen (cabang) yang terikat rantai utama.


4) Penomoran substituen (cabang) dimulai dari ujung yang terdapat gugus
hidroksi (-OH) dengan nomor atom C paling rendah.

5) Jika terdapat 2/lebih substituen (cabang) berbeda, dalam penulisan harus


disusun berdasarkan urutan abjad huruf pertama nama substituen (cabang).

6) Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu diperhatikan dalam penentuan urutan
abjad sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan tanda hubung (antara
lain : iso-, dan neo-) diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
@. TATA NAMA TRIVIAL
Tata nama trivial atau nama umum hanya berlaku untuk
alkohol-alkohol suku rendah atau alkohol-alkohol
dengan rumus molekul sederhana. Tata nama trivial
untuk alkohol yaitu dengan menyebut nama gugus alkil
yang mengikat gugus OH kemudian diikuti dengan kata
alkohol.
@ REAKSI PEMBENTUKAN
1. Mereaksikan Alkil Halida (Haloalkana) dengan Basa
Reaksi antara alkil halida dengan basa akan menghasilkan alkohol dan garam.

RUMUS REAKSI : RX + KOH ROH + KX


Cara ini digunakan secara khusus untuk membuat amil alkohol dalam skala besar, yaitu
dengan mereaksikan kloropentana dan KOH.
EX : CH3-CH2-CH2Cl + KOH CH3-CH2-CH2OH + KCl
kloropropana propanol

2. Mereduksi Aldehida dan Keton


a. Reaksi aldehida oleh hidrogen menghasilkan alkohol primer.

RUMUS REAKSI : RCHO + H2 ROH


b. Sedangkan reaksi keton oleh hidrogen menghasilkan alkohol sekunder.
RUMUS REAKSI : ROR + H2 ROH
c. Alkohol tersier tidak dapat dihasilkan melalui reaksi reduksi.
3. Hidrolisis Alkil Hidrogensulfat
Pembuatan alkohol dengan cara hidrolisis alkil hidrogen sulfat banyak
digunakan untuk membuat etanol perdagangan. Senyawa etil hidrogensulfat yang
diperlukan dibuat dari reaksi adisi H2SO4 pada etena.
EX : CH3-CH2-SO3H + H2O CH3CH2OH + H2SO4
4. Hidrasi Alkena
Alkena jika dikenai reaksi hidrasi dengan adanya asam encer akan
menghasilkan alkohol. Sebagai contoh, hidrasi etilena akan menghasilkan etil
alkohol (etanol). Reaksinya adalah:
EX: CH2=CH2 + H2O CH3CH2OH
5. Hidrolisis Ester
Rumus ester suatu asam organik adalah RCOOR'. Bila ester tersebut
dihidrolisis dapat menghasilkan alkohol dan asam karboksilat menurut persamaan
reaksi:
RUMUS REAKSI : RCOOR' + H2O RCOOH +
R'OH

EX:
@. REAKSI-REAKSI ALKOHOL
1. Oksidasi
Alkohol dengan oksidator kuat seperti NA2Cr2O7 + H2SO4 dapat mengalami
reaksi oksidasi. Akohol primer jika teroksidasi menghasilkan aldehida apabila jumlah
oksidator masih berlebih akan terjadi oksidasi berlanjut memebntuk asam karboksilat,
alkohol sekunder menghasilkan keton sedangkan alkohol tersier menghasilkan
campuran asam karboksilat dan keton.
EX :
2. Penggantian Gugus OH

Gugus OH pada alkohol dapat digantikan oleh atom-atom halogen


apabila direaksikan dengan fosfor halida dan asam halida.

3. Penggantian Atom H pada Gugus OH oleh Gugus Asam,


Logam Aktif dan Gugus Alkil

Reaksi diatas merupakan reaksi antara alkohol primer dan asam


karboksilat. H2O yang diperoleh dari reaksi diatas dibentuk dari H dari alkohol dan
OH dari asam asetat. Apabila digunakan alkohol tersier H diperoleh dari asam
asetat dan OH dari alkohol.
Apabila alkohol direaksikan dengan asam-asam anorganik
produk yang diperoleh berupa ester anorganik. Produk yang
diperoleh dari reaksi antara etanol dengan asam sulfat berupa etil
hidrogen sulfat dan air, sedangkan produk yang diperoleh dari
reaksi antara etanol dengan asam nitrit berupa etil nitrit dan air.

Atom H pada gugus OH dapat digantikan oleh logam aktif


seperti Na. Reaksi antara alkohol dan Na menghasilkan garam
natrium alkoksida dan pembebasan gas hidrogen. Garam yang
diperoleh dari reaksi ini apabila dihidrolisis akan diperoleh
kembali alkohol asalnya. Laju pergantian atom H oleh logam aktif
yaitu alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier.
Etanol didapatkan pada minuman keras, dalam jumlah kecil
menyebabkan pembuluh darah, dan tekanan darah menurun.
Dalam jumlah besar menyebabkan keracunan, merusak hati dan
menyebabkan kematian
Etanol digunakan sebagai pelarut yang baik
Gasohol adalah campuran etanol dengan gasoline dipakai untuk
bahan bakar
Spirtus adalah campuran methanol + etanol + zat warna metilen
blue
Etanol 70% dipakai untuk desinfektan
Methanol dikenal sebagai alkohol kayu, merupakan racun dapat
mengakibatkan kebutaan, kehilangan control dan mengakibatkan
kematian
Methanol juga sebagai pelarut dan sebagai bahan dasar
pembuatan formaldehid
Etanol juga banyak sebagai bahan pembuat plastik, bahan
peledak, kosmestik
Alkosi alkana
DEFINISI ETER

Eter adalah nama senyawa kimia yang


memiliki gugus eter (atom oksigen
yang diikat 2 substituen (alkil/aril)) R
OR . Senyawa eter biasanya dipakai
sebagai pelarut dan obat bius. Molekul
eter tidak dapat membentuk ikatan
hidrogen sehingga titik didihnya
rendah. Eter sedikit polar (lebih polar
dari alkena). Eter dapat dikatakan
sebagai basa lewis dan dapat
membentuk polieter.
RUMUS UMUM
Eter tersusun dari unsur C,H,O dengan rumus
umum sebagai berikut:
R
OR
Dimana R dan R adalah gugus alkil ataupun aril
boleh sama ataupun tidak. Bila R sama dengan R
maka eter tersebut termasuk eter eter sederhana
atau eter simetrik. Bila R Rdinamakan eter
campuran atau eter asimetrik. Sudut yang
dibentuk oleh gugus eter (-O-) sebesar 109,50
danpanjang ikatan C-O- 0,142 nm. Ikatan oksigen
dalama eter, alcohol dan air sangatlah mirip. Pad
teori ikatan valensi, hibridisasi oksigen adalah sp3.
Eter adalah cairan tidak berwarna yang mudah
menguap dengan bau yang khas.
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan
hidrogen dengan sesamanya, sehingga
mengakibatkan senyawa eter memiliki titik didih
yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol.
Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C
eter adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak
dapat meniadakan satu sama lainnya. Eter lebih
polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol,
ester, ataupun amida.

Eter mudah terbakar dengan nyala bening yang


jernih karena uap eter membentuk campuran yang
eksplosif dengan udara.
Eter dapat melarutkan lemak, minyak, resin,
alkaloid, brom, dan iod.
Sifat kimia Eter
Eter pada umumnya memiliki reaktifitas kimia
yang rendah tetapi lebih reaktif dari alkane
a. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium
bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan
aldehida.

b. Reaksi dengan asam sulfat


Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat
menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana
sulfonat.
Sifat Kimia Eter
c. Reaksi dengan asam iodide
Eter dapat bereaksi dengan asam iodida
menghasilkan campuran alkohol dengan alkil
halida.
Contoh :

d. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter akan
menghasilkan alkohol.

e. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi oleh
halogen. Substitusi terjadi pada atom H.
Nama sistematik eter adalah alkoksi
alkana.
a. Alkil terkecil dianggap sebagai alkoksi,
dan yang terbesar dianggap alkana.
Contoh :

b. Tentukannomor terikatnya gugus


alkoksi. Contoh :
PENAMAAN IUPAC ETER
c. Gugus alkoksi merupakan salah satu substituen ,
sehingga penulisan namanya harus berdasarkan
urutan abjad huruf pertama nomor substituen.
Contoh:

d. Awalan di-, tri-, sek-, ters-, tidak perlu


diperhatikan dalam penentuan urutan abjad
sedangkan awalan yang tidak dipisahkan dengan
tanda hubung (antara lain : iso-, dan neo-)
diperhatikan dalam penentuan urutan abjad.
Contoh:
Penamaan Trivial Eter
1. Tentukan gugus-gugus alkil (substituen)
yang mengikat gugus eter (-O-).
2. Tambahkan akhiran eter setelah nama-
nama subtituen.
3. Penulisan substituen alkil tidak harus
menurut urutan abjad.
Contoh:
Reaksi Pembuatan Eter
a. Mereaksikan alkil halida dengan alkoksida
(Sintesis eter Williamson)
Eter dapat dibuat dengan mereaksikan antara
alkil halida dengan natrium alkoksida. Hasil
samping diperoleh garam natrium halida.
R-ONa + R'-X R-O-R' + NaX
b. Mereaksikan alkil halida dengan perak(I) oksida
Alkil halida bereaksi dengan perak(I) oksida
menghasilkan eter. Hasil samping diperoleh
garam perak halida.
c. Dehidrasi alkohol primer
Eter dapat dibuat dengan dehidrasi alkohol
primer dengan asam sulfat dan katalis alumina.
2 R-OH R-O-R + H2O
Reaksi-reaksi senyawa eter
1. Oksidasi
Oksidasi suatu eter dengan campuran kalium
bikromat dan asam sulfat akan menghasilkan
aldehida.Contoh :

2. Reaksi dengan asam sulfat


Eter dapat bereaksi dengan asam sulfat
menghasilkan suatu alcohol dan asam alkana
sulfonat.
C2H5-O-C2H5 + H2SO4 C2H5OH + C2H5HSO4
3. Reaksi dengan asam iodide
Eter dapat bereaksi dengan asam iodida
menghasilkan campuran alkohol dengan alkil halida.
4. Hidrolisis
Hidrolisis dengan asam sulfat suatu eter
akan menghasilkan alkohol.

5. Halogenasi
Eter dapat mengalami reaksi substitusi
oleh halogen. Substitusi terjadi pada
atom H.
Informasi Terkini Senyawa Eter

1) Dietil eter (etoksi etana) biasanya


digunakan sebagai pelarut senyawa-senyawa
organik.
Selain itu dietil eter banyak digunakan sebagai
zat arestesi (obat bius) di rumah sakit.
2) MTBE (Metil Tertier Butil Eter),Senyawa eter
ini digunakan untuk menaikan angka oktan
besin menggantikan kedudukan TEL / TML,
sehingga diperoleh bensin yang ramah
lingkungan. Sebab tidak menghasilkan debu
timbal (Pb2+) seperti bila digunakan TEL / TML

Anda mungkin juga menyukai