Anda di halaman 1dari 20

KLASIFIKASI DEMAM

Pola demam:
1.)Demam kontinyu: ditandai dengan peningkatan suhu
tubuh yang menetap dengan fluktuasi maksimal 0.4 derajat
C selama periode 24 jam
2.)Demam remiten : ditandai dengan penurunan suhu tiap
hari tetapi tidak mencapai normal dengan fluktuasi
melebihi 0.5 derajat celcius per 24 jam
3.)Demam intermiten : suhu kembali normal setiap
hari,umumnya pagi hari,dan puncaknya pada siang hari
4.)Demam septik atau hektik : terjadi saat demam remiten
atau intermiten menunjukkan perbedaan antara puncak
dan titik terendah suhu yang sangat besar
5.)Demam quotidian : ditandai dengan paraksisme demam
yang terjadi setiap hari
6.)Demam quotidian ganda : memiliki dua puncak dalam 12
jam (siklus 12 jam)
7.)Undulant fever: peningkatan suhu secara perlahan dan
menetap tinggi selama beberapa hari,kemudian secara
perlahan turun menjadi normal
8.)Demam lama : meggambarkan satu penyakit dengan lama
demam melebihi yang diharapkan untuk
penyakitnya,seperti>10 hari untuk infeksi saluran nafas atas
9.)Demam bifasik : satu penyakit dengan 2 episode demam
yang berbeda
10.)Demam periodik : ditandai dengan episode demam
berulang dengan interval reguler atau irregular.tiap episode
diikuti satu sampai beberapa hari ,beberapa minggu,atau
beberapa bulan suhu normal
Klasifikasi demam:

1. Demam dengan localizing signs: disebabkan infeksi


saluran nafas atas dengan lama demam umumnya <1
minggu
2. Demam tanpa localizing signs : disebabkan infeksi virus
dan infeksi saluran kemih ,dengan lama demam
umumnya <1 minggu
3. Fever of unknown origin: disebabkan infeksi dan
juvenile idiopathic orthritis,dengan lama demam
umumnya >1 minggu
PATOFISIOLOGI
DEMAM
BBDM 3
PROSES

1. Pirogen eksogen merangsang makrofag, monosit, dsb untuk melepas pirogen endogen
2. Pirogen endogen berikatan dengan reseptor di hypothalamus, merangsang aktivasi
fosfolipase A2 yang melepas asam arakidonat dari membrane fosfolipid
3. Asam arakidonat diubah menjadi PGE2 oleh enzim siklooksigenase-2 (COX-2)
4. Rangsang PGE-2 secara langsung ataupun melalui pelepasan AMP siklik, akan menset
thermostat tubuh pada suhu tubuh yang lebih tinggi
5. Terjadi reaksi terpadu sistem saraf autonom, sistem endokrin, dan perubahan perilaku
dalam terjadinya demam
PATOLOGI KLINIK
DEMAM
1. HEMATOLOGI (DARAH LENGKAP)

Hb
Menurun : penyakit infeksi menahun, Kanker Darah, Malaria, kadar Hb
Meningkat : Demam Berdarah, karena darah menjadi lebih pekat akibat cairan darah
(plasma darah) merembes kekuar dari pembuluh darah.
Kadar Hb, pada Pria Dewasa sekitar 13-16 g/dl, wanita dewasa sekitar 12-14 g/dl, pada
wanita hamil dan anak-anak sedikit lebih rendah dibandingkan orang dewasa.
Leukosit
meningkat : infeksi oleh bakteri seperti infeksi tenggorokan, infeksi saluran nafas, infeksi saluran
kencing, leukimia.
Normal : infeksi oleh bakteri penyebab Tifus (salmonella), jumlah leukosit tetap normal bahkan bisa
turun. Begitu pula infeksi oleh virus, seperti Flu, Hepatitis Virus, Demam Berdarah, jumlah leukosit
tetap normal.
Trombosit
menurun : terjadi perdarahan, Seperti pada demam berdarah Trombosit menurun setelah hari
kedua.
Pada orang sehat, jumlah trombosit sekitar 180.000 380.000 sel/ ul.
LED (Laju Endap Darah)
cepat : infeksi, adanya kerusakan jaringan tubuh, keadaan anemia (kurang darah).
Pada keadaan normal, kecepatan pengendapan sel-sel darah (LED) sekitar 0-20 mm/ jam. Nilai ini
meningkat bila terjadi infeksi.
Diff (Hitung Jenis Leukosit)
menghitung prosentase masing-masing jenis sel darah putih dalam darah. Bila seseorang mengalami
infeksi, komposisi jenis sel tersebut dapat berubah. Pada infeksi bakteri, prosentase Neutrofil akan
meningkat, sedangkan pada Infeksi Tifus dan Infeksi Virus, prosentase Limfosit yang meningkat. Pada
penyakit Alergi, atau cacingan, prosentase Eosinofil yang meningkat.
2. PEMERIKSAAN URIN LENGKAP

Bila pada pemeriksaan tersebut ditemukan peningkatan jumlah leukosit (Sel Darah Putih),
bakteri, maka hal ini merupakan petunjuk adanya penyakit infeksi pada saluran kencing atau
ginjal. Pada kencing normal, jumlah leukosit hanya <8/ LPB dan tidak ada bakteri.
3. WIDAL

pemeriksaan untuk mengetahui adanya antibodi terhadap kuman penyebab Tifus


(Salmonella). Bila seseorang terinfeksi kuman Tifus, maka tubuhnya akan membentuk zat
antibodi terhadap kuman tersebut. Kenaikan dianggap nyata bila titer antibodi O di atas
1/160 dan antibodi H di atas 1/320.
4. RONTGEN PARU

Pemeriksaan Rontgen Paru perlu dilakukan pada demam tinggi yang disertai sesak nafas dan
batuk, hal ini penting untuk mengetahui adanya infeksi atau radang paru yang disebut
Bronchopneumonia, juga pada demam lama yang tidak jelas penyebabnya, pemeriksaan
Rontgen Paru berguna untuk mengetahui adanya infeksi paru yang disebut Tuberculosis
(TBC).
5. TUBEX TF

Pemeriksaan ini untuk membantu mengetahui adanya infeksi tifus, berdasarkan pemeriksaan
terhadap antibodi tifus Ig M yang biasanya timbul bila terkena infeksi tifus. Hasil dinyatakan
positif bila hasil skore pemeriksaan > 4, dinyatakan negatif bila skore < 2, dan pemeriksaan
perlu diulang jika skore 3.
FARMAKOLOGI
PARSETAMOL

Merupakan asetaminofen
Menghilangkan/mengurangi nyeri
Menurunkan suhu tubuh
Parasetamol menghambat COX-2 yang terdapat di otak, sehingga memperingan demam
dan nyeri
Parasetamol tidak memblock sisi aktif COX, namun hanya mereduksi COX
ANTIMIKROBA

Antimikroba : obat pembasmi mikroba yang merugikan manusia


Antibiotik : zat yang dihasilkan mikroba (terutama fungi) untuk menghambat atau
membasi mikroba lain
MEKANISME ANTIMIKROBA

Menghambat metabolisme sel mikroba


Menghambat sintesis diding sel mikroba
Mengganggu keutuhan membran sel mikroba
Menghambat sintesis protein sel mikroba
Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba
PENCEGAHAN

Mencuci tangan rutin


Menjaga lingkungan sekitar tetap bersih
Melakukan imunisasi
Melakukan olahraga teratur
Tidak menggunakan obat ilegal

Anda mungkin juga menyukai