TB PARU
Oleh:
KHALEED KANDARA
H1A011036
KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN
Pasien Keterangan
Nama Ny. H
Umur 67 tahun
Alamat Dusun Telabah Geres, Desa Motong
Are,
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam.
Pendidikan SD
Pekerjaan Tidak Bekerja Saat muda pasien bekerja sebagai petani
Umur 6 tahun
Alamat Desa Montong Are
Agama Islam
Pendidikan Belum sekolah
Pekerjaan -
Status -
IKHTISAR KELUARGA
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
P E N ATA L A K S A N A A N
D i a g n o s t ik : s p u t um B TA ( + )
Te r a p i :
paket OAT kategori 2 selama 8 bulan
P R O G N O S I S PA S I E N
Dubia ad Bonam
KO N S E LI N G
Ko n s e l i ng ya n g d i b e r i ka n p a d a ke l u a r g a :
M e n g aw a s i ket a a t a n p a s i e n m i n um o b a t
M e n g e d uka s i m e n g e n a i T B C , c a r a a g a r t i d a k m e n u l a r ka n p a d a o r a n g l a i n , d a n
ke h a r u s a n u n t u k t a a t d a l a m p e n g o b a t a n .
E d u ka s i m e n g e n a i P H B S
T i d a k m e l ud a h d a n b a t u k s e m b a r a n g a n
M e n g g un a ka n m a s ke r a g a r t i d a k m e n u l a r
Ru t i n ko n t r o l ke p u s ke s m a s
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN,
SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
KELUARGA
KEADAAN LINGKUNGAN
Rumah pasien terletak di Desa montong Are , kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat
Lingkungan tersebut merupakan wilayah permukiman yang padat penduduk. Jarak rumah
dengan tetangga < 5 m
Lantai rumah terbuat dari semen, dinding rumah dibuat oleh tembok dan atap rumah
terbuat dari genteng.
Pencahayaan untuk beberapa ruangan sangat minimal sehingga ruangan tersebut terlihat
gelap dan udara di ruangan itu tidak bersirkulasi dengan baik.
Akses listrik, rumah Ny J telah diterangi dengan sumber daya listrik dari PLN
DENAH RUMAH KELUARGA PASIEN
8m
2m 3m 3m 3m
4m
TERAS
u
s
DOKUMENTASI RUMAH KELUARGA PASIEN
SOSIAL EKONOMI
1. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Ny. H, hubungan individu dalam
keluarga terjalin dengan harmonis.
Hal ini terlihat ketika Ny. H sakit, anak pasien selalu
mengantarkan pasien untuk memeriksakan diri ke
Puskesmas.
Ny M selalu menyiapkan makanan untuk sekeluarga
setiap hari. Saat di rumah, Ny. M mampu mengasuh
anaknya dengan baik. Dari lahir hingga saat ini, ibu
pasien senantiasa bersama anaknya setiap hari.
2. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny. H
bersosialiasi dengan baik terhadap tetangga yang ada
di lingkungannya.
Anggota keluarga lainnya juga sering berinteraksi dan
mengunjungi tetangganya untuk sekedar mengobrol
dan menjalin silaturahmi.
3. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah, Ny. H tidak menunggu waktu yang
lama dikaruniai seorang anak, hinnga dikaruniai 4
orang anak.
Ny. H mengaku tidak pernah mengalami keguguran.
Saat ini Ny. H tidak menggunakan KB. Fungsi
reproduksi keluarga ini sudah baik.
4. Fungsi Ekonomi
Ny. H saat ini tidak bekerja namun anak -anaknya yang lain semua
bekerja.
Ny M bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan perhari sebesar
15.000 rupiah, sementara Tn A bekerja sebagai buruh bengkel dengan
penghasilan perhari sebesar 50.000 rupiah. Pasien merupakan
keluarga dengan status ekonomi yang kurang.
Dari hasil yang didapatkan ter sebut yaitu 50.000 -65.000 rupiah
perhari
Fungsi ekonomi keluarga ini masih tergolong kurang.
Aspek Klinis
TB Paru
Aspek Risiko Internal
Terkait usia yaitu 67 tahun dimana tingkat kebugaran
tubuh syudah mengalami penurunan.
Kebiasaan batuk di sembarang tempat dan tidak
menggunakan penutup mulut saat batuk.
Lingkungan rumah yang tidak sehat dimana kondisi rumah
yang tidak memiliki jendela dan hanya memiliki sedikit
ventilasi sehingga kurangnya cahaya matahari yang masuk
ke ruangan selain itu kamar dirasakan pengap dan lembab.
Kondisi gizi yang kurang dan kurangnya olah raga membuat
daya tahan tubuh pasien menjadi lemah.
2. Aspek Klinis: Evaluasi: Pasien dan 1 minggu Perbaikan kondisi klinis pasien
Tuberkulosis - Pemantauan perbaikan kondisi keluarga Rutin mengkonsumsi obat
klinis pasien pasien Rutin memeriksakan diri ke
- Keteraturan dalam mengkonsumsi PKM Puskesmas Kediri dan
obat TBC mengambil obat
- Keteraturan dalam pemberian obat Dapat mencegah komplikasi
- Pemantauan keteraturan
mengkonsumsi obat
- Pemantauan adanya kemungkinan
efek samping pengobatan yang
berlebihan
Terapi:
- Non Farmakologis:
a. Menghindarkan diri dari faktor
resiko
b. Menjaga kebersihan lingkungan
- Farmakologis: OAT
- KIE:
Menjelaskan tentang TBC,bagaimana
penularannya, apa bahayanya bila
tidak diobati, serta cara
3. Aspek Resiko Edukasi: Pasien dan 1 minggu Pasien dan keluarga dapat
Internal - Menjelaskan pentingnya keluarga mengerti bahwa aktor resiko
menghindarkan faktor yang menyebabkan terjadinya
resiko TBC
- Menjelaskan bahwa perilaku
hidup bersih dan sehat
sangat penting dalam
pencegahan penyakit
4. Aspek Psikosial Edukasi: Pasien dan 1 minggu - Pasien dan keluarga pasien
- Kurangnya - Mengenai TBC, faktor resiko keluarga mengerti dan mampu
pengetahua TBC, pencegahan serta memahami mengenai TBC
n mengenai tatalaksana dan bahaya TBC - Pasien dan keluarga
TBC - Edukasi mengenai pasien dapat menerapkan
- Kurangnya pentingnya PHBS PHBS di rumah
pengetahua
n keluarga
mengenai
rumah
sehat, dan
PHBS
PMO Ny. M, anak pasien.
Pada kasus ini, PMO sudah cukup baik dalam
melakukan tugasnya, selalu mengawasi dan
mengingatkan pasien untuk meminum obat dan
kapan harus kembali ke puskesmas untuk
memeriksakan diri serta mendapat tambahan
obat.
TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI PASIEN
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kunjungan Evaluasi:
pertama
- Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kesehatan keluarga
(2 September secara umum
2017) - Keteraturan meminum OAT (Obat Anti Tuberculosis)
- Perbaikan gejala klinis dari pasien
- bagaimana PHBS keluarga pasien, serta mencari faktor resiko terjadinya TBC pada pasien
Hasil :
- Pasien mengeluh batuk-batuk
- Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan
selain pasien yaitu anak pasien yang megeluhkan mual-mual (dispepsia) dan cucu pasien (Ispa)
- Anggota keluarga belum memeriksakan diri ke Puskesmas.
- Pasien minum obat yang telah diberikan secara teratur
Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien:
Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di balik pintu kamar
Keluarga pasien masih menutup jendela kamar dengan koran
Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara dan jarang membersihkan
rumahnya
Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun
Keluarga masih BAB di sungai
Intervensi:
- Edukasi mengenai penyakit TB (penyebab, orang yang beresiko, pengobatan, prognosis dan pentingnya
pengobatan secara teratur serta pencegahan penularannya) kepada pasien serta keluarga
- Edukasi keluarga pasien yang serumah dengan pasien untuk memeriksakan diri.
- Edukasi pasien untuk tidak meludah sembarangan dan menggunakan masker agar tidak menularkan.
Kunjungan II Evaluasi:
Intervensi:
Edukasi:
- Edukasi perlunya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, makan sedikit sedikit tapi sering
untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya.
- Edukasi perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Menjelaskan tentang TB, penyebab, orang yang beresiko, serta pengobatannya termasuk pentingnya
keteraturan berobat
- Menganjurkan pasien agar menghentikan kebiasan meludah sembarangan
- Menyarankan pasien untuk rutin berobat ke Puskesmas
- Edukasi mengenai pentingnya memperhatikan keteraturan meminum obat pasien yang
pengawasannya menadi tanggung jawab semua keluarga terutama Ny. M yang berperan sebagai
Pengawas Minum Obat (PMO)
- Anjuran untuk meningkatkan gaya hidup sehat (makanan, olahraga/aktivitas fisik), serta anjuran
deteksi dini pada anggota keluarga lainnya
Kunjungan III Evaluasi:
Intervensi
- Mengedukasikan bahwa pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama sehingga
perbaikan klinisnya pun butuh waktu lama dan sangat tergantung dari perilaku hidup
sehat penderita dan gizi yang dimakan
- Menjelaskan agar kontrol teratur
- Selalu menjaga hidup bersih dan sehat
KESIMPULAN
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan
pasien:
1. Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi
yang diberikan pembina.
2. Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien
dan anggota keluarga lainnya.