Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN DOKTER KELUARGA

TB PARU

Oleh:
KHALEED KANDARA
H1A011036
KASUS PASIEN DALAM KELUARGA BINAAN

Pasien Keterangan
Nama Ny. H
Umur 67 tahun
Alamat Dusun Telabah Geres, Desa Motong
Are,
Jenis kelamin Perempuan
Agama Islam.
Pendidikan SD
Pekerjaan Tidak Bekerja Saat muda pasien bekerja sebagai petani

Status perkawinan Menikah.


Kedatangan yang ke Pertama Pasien pertama kali datang ke Poli Umum
Puskesmas Kediri pada bulan ini untuk keluhan
batuk yang dirasakan saat ini.

Telah diobati sebelumnya Ya Pasien sebelumnya pernah didiagnosa TB 5 tahun


yang lalu dan pernah menjalani pengobatan TB
selama 6 bulan.

Alergi obat Disangkal.


Sistem pembayaran Jamkesmas.
DATA ANGGOTA KELUARGA

Data anggota keluarga:


Anggota Keluarga Keterangan

Nama Ny. M Anak ke 3 Ny H


Umur 33 tahun
Alamat Desa Montong Are
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Buruh tani
Status Bercerai
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. A Adik Ny M
Umur 25 tahun
Alamat Desa Montong Are
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Pekerja bengkel
Status
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. A Anak Ny. M

Umur 6 tahun
Alamat Desa Montong Are
Agama Islam
Pendidikan Belum sekolah
Pekerjaan -
Status -
IKHTISAR KELUARGA
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA

Data kesehatan awal, diambil saat kunjungan pertama ke rumah


keluarga binaan (2 September 2017):
Anggota Usia BB TB Keluhan Status Gizi TD Ket.
Keluarga

Ny. H 67 th 40 kg 150cm Batuk berdahak BMI: 17,7 110/8


bercampur darah, Underweight 0
Sesak (tidak
berbunyi), makin
kurus

Ny M 33 th 60 kg 163cm Nyeri ulu hati, mual- BMI: 22,5 120/7


mual normal 0

Tn. A 25 th 58 kg 169cm - BMI: 20,3 110/8


Normal 0

An. A 6th 15Kg 90cm Batuk pilek tanpa BMI: 18,52 -


demam. Normal
DATA PELAYANAN PASIEN DALAM
KELUARGA BINAAN

Keluhan Utama Batuk berdahak.

Pasien datang ke Poli Lansia Puskesmas Kediri


dengan keluhan mengalami batuk berdahak yang
dialami sejak 2 bulan yang lalu.
Batuk sempat bercampur darah 2 minggu yg lalu
Pasien mengeluhkan sesak yg tidak disertai bunyi
ngik.
Riwayat Berat badan semakin lama semakin menurun dan
Penyakit badannya terasa lemas dan semakin kurus
Demam terkadang muncul terutama malam hari
Sekarang selama 1 bulan terakhir ini yang disertai dengan
berkeringat pada malam hari sehingga sulit
untuk tidur.
Nyeri dada (-).
Riwayat Riwayat
Riwayat
Penyakit Penyakit
Pengobatan:
Dahulu: Keluarga:
Pasien mengaku pernah
terdiagnosa TB 5 tahun Pasien pernah
yang lalu dan sudah menjalani pengobatan
mengonsumsi obat TB Pasien mengaku suami TB 5 tahun yang lalu
setiap hari selama pasien pernah selama 6 bulan
pasien terdiagnosa. mengeluhkan hal
serupa yaitu sering
batuk-batuk dan
pernah batuk berdarah.
Namun tidak pernah ke
Riwayat asthma (-), dokter dan minum obat Pasien pernah membeli obat
tekanan darah tinggi (-), saat itu. batuk pilek Procold yang
kencing manis (-). dijual di warung
Riwayat Riwayat Sosial:
Alergi:
Pasien mengaku bahwa ada
tetangganya yang
menderita TB juga dan
Pasien mengaku tidak memiliki menjalani pengobatan.
alergi terhadap makanan Selain itu tetangga sebelah
ataupun obat-obatan. rumahnya baru-baru ini juga
terdiagnosa TB.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaaan umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Frek. Nadi : 92 x/menit
Frek. Napas : 24 x/menit
Suhu : 37,2 C
Berat Badan : 40 kg
D I AG N OS IS K E R JA
TB Paru Relaps

P E N ATA L A K S A N A A N
D i a g n o s t ik : s p u t um B TA ( + )
Te r a p i :
paket OAT kategori 2 selama 8 bulan

P R O G N O S I S PA S I E N
Dubia ad Bonam

KO N S E LI N G
Ko n s e l i ng ya n g d i b e r i ka n p a d a ke l u a r g a :
M e n g aw a s i ket a a t a n p a s i e n m i n um o b a t
M e n g e d uka s i m e n g e n a i T B C , c a r a a g a r t i d a k m e n u l a r ka n p a d a o r a n g l a i n , d a n
ke h a r u s a n u n t u k t a a t d a l a m p e n g o b a t a n .
E d u ka s i m e n g e n a i P H B S
T i d a k m e l ud a h d a n b a t u k s e m b a r a n g a n
M e n g g un a ka n m a s ke r a g a r t i d a k m e n u l a r
Ru t i n ko n t r o l ke p u s ke s m a s
KONDISI FAKTOR RESIKO LINGKUNGAN,
SOSIAL, EKONOMI, DAN BUDAYA
KELUARGA
KEADAAN LINGKUNGAN
Rumah pasien terletak di Desa montong Are , kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat

Lingkungan tersebut merupakan wilayah permukiman yang padat penduduk. Jarak rumah
dengan tetangga < 5 m

Rumah pasien berukuran 8 x 4 m yang terdiri atas :


3 kamar tidur,
1 dapur
1 teras

Lantai rumah terbuat dari semen, dinding rumah dibuat oleh tembok dan atap rumah
terbuat dari genteng.

Masing-masing ruangan memiliki ventilasi dan tidak memiliki jendela.

Pencahayaan untuk beberapa ruangan sangat minimal sehingga ruangan tersebut terlihat
gelap dan udara di ruangan itu tidak bersirkulasi dengan baik.

Pada rumah pasien belum memiliki kamar mandi maupun jamban

Sumber air sumur di dekat rumahnya.

Akses listrik, rumah Ny J telah diterangi dengan sumber daya listrik dari PLN
DENAH RUMAH KELUARGA PASIEN

8m

2m 3m 3m 3m

DAPUR KAMAR KAMAR KAMAR

4m

TERAS
u

s
DOKUMENTASI RUMAH KELUARGA PASIEN
SOSIAL EKONOMI

Ny. M bekerja sebagai buruh tani.


Ny. H tidak bekerja. Penghasilan 15.000 Tn A bekerja sebagai pekerja
rupiah/hari. kadang Ny. M bekerja bengkel, penghasilan 50.000
Bekerja anak-anak Ny. H (Ny.
serabutan sebagai buruh kupas rupiah.
M. Dan Tn A)
bawang (penghasilan 15.000
rupiah/ hari)

total pendapatan keluarga ini Kondisi ekonomi keluarga ini


adalah sebesar 50.000- termaksud ekonomi menengah
65.000/harinya. kebawah.
PSIKOSOSIAL

Sehari- hari keluaga ini


tidak mampu untuk
hanya makan nasi, tempe-
Penghasilan kurang untuk memiliki rumah yang lebih
tahu dan sayur, sementara
memenuhi kebutuhan layak secara kesehatan dan
lauk pauk jarang mereka
sehari-hari, makan makanan yang lebih
konsumsi. (biaya 35.000
sarat gizi setiap harinya.
rupiah.)

Cucu Ny H kadang pergi


jajan sembarangan dan
Keluarga Ny H dapat
kurangnya asupan gizi Lingkungan tempat bersosialisasi dengan baik
kemungkinan beresiko tinggal padat penduduk. dengan tetangga lainnya.
gangguan tumbuh-kembang
pada anak tersebut.
BUDAYA

Kebudayaan berjabat tangan


Kebiasaan yang dilakukan di keluarga ini adalah pasien kadang saat
batuk tidak ditutup/sembarangan
Selain itu sering membuang air ludah sembarangan.
MASALAH KESEHATAN KELUARGA
BINAAN
IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN KELUARGA

No. Anggota Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab Keterangan


Keluarga Masalah Kesehatan
1. Ny H TB Riwayat kontak dengan penderita TB Masalah kesehatan
yaitu tetangganya
Pemukiman yang padat dan saling diketahui saat
Batuk berdahak
berdempetan kunjungan pertama
sejak 2 bulan Lingkungan fisik rumah yang tidak
mendukung; pencahayaan yang kerumah pasien.
Batuk bercampur
kurang, ventilasi yang kurang, kondisi
darah rumah yang lembab
Sesak napas Higiene personal.
BB menurun
Tingkat kesadaran tetangga sekitar
Badan lemah yang berpenyakit TB masih kurang
Demam malam Kebiasaan menggantung pakaian
hari yang telah terpakai dan lembab di
dalam rumah.
Berkeringat di
Kesadaran terhadap penyakit menular
malam hari, sulit
yang diderita masih kurang
tidur.
Tingkat pengetahuan yang kurang
mengenai penyakit TB
No. Anggota Masalah Kesehatan Kemungkinan Penyebab Keterangan
Keluarga Masalah Kesehatan
2. Anak III (Ny. M) Nyeri ulu hati. Pola makan yang tidak teratur. Masalah
Kebiasaan mengkonsumsi kesehatan
makanan pedas diketahui saat
kunjungan
pertama
kerumah pasien.

3 Anak IV (Tn.A) - Tidak memiliki - -


keluhan

4. Cucu batuk pilek Asupan gizi kurang baik Masalah


Kebiasaan jajan sembarangan kesehatan
Kebersihan tidak dijaga diketahui saat
Tidur di lantai semen yang kunjungan
dingin yang hanya beralaskan pertama
tikar kerumah pasien.
Asap dari dapur yang masuk ke
dalam rumah
Ny H TB Ny. M Dispepsia
Ny. H memiliki masalah kesehatan Berdasarkan detreminan
yang berkaitan dengan PHBS dan kesehatan, masalah kesehatan
kondisi lingkungan tempat tinggal yang muncul terutama disebabkan
yang tidak sehat, serta kebiasaan oleh faktor perilaku.
makan yang kurang baik selain itu
tetangga ada yang terkena TB
juga.

Cucu (AN. A ) batuk pilek


Seringkali tertular batuk pilek
disebabkan oleh gangguan pada
sistem imun dan kebiasaan yang
tidak baik. Dari 4 determinan
kesehatan, faktor perilaku, dan
lingkungan memiliki peran penting
dalam terjadinya masalah ini.
UPAYA KESEHATAN YANG
TELAH DILAKUKAN KELUARGA

Upaya kesehatan yang telah dilakukan oleh keluarga Ny. H


bila terdapat anggota keluarga yang sakit adalah mencari
pengobatan.
Selama ini Ny. H untuk masalah kesehatan sehari-hari diatasi
dengan mencari pengobatan ke Puskesmas Kediri namun
kadang pasien juga membeli obat yang dijual di warung
didekat rumahnya.
Sementara itu, Ny. M belum mengobati keluhan nyeri ulu
hatinya,
Sedangkan An. A juga belum diberikan pengobatan untuk
batuk-pilek yang dialaminya.
PENGKAJIAN PENGARUH KELUARGA
DALAM KESEHATAN PASIEN
NILAI FUNGSI DALAM KELUARGA
Lima fungsi dasar keluarga yang dikemukakan oleh Friedman
(1998) yaitu:

1. Fungsi Afektif
Dalam keluarga Ny. H, hubungan individu dalam
keluarga terjalin dengan harmonis.
Hal ini terlihat ketika Ny. H sakit, anak pasien selalu
mengantarkan pasien untuk memeriksakan diri ke
Puskesmas.
Ny M selalu menyiapkan makanan untuk sekeluarga
setiap hari. Saat di rumah, Ny. M mampu mengasuh
anaknya dengan baik. Dari lahir hingga saat ini, ibu
pasien senantiasa bersama anaknya setiap hari.
2. Fungsi Sosial
Dalam kehidupan sehari-hari, keluarga Ny. H
bersosialiasi dengan baik terhadap tetangga yang ada
di lingkungannya.
Anggota keluarga lainnya juga sering berinteraksi dan
mengunjungi tetangganya untuk sekedar mengobrol
dan menjalin silaturahmi.

3. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah, Ny. H tidak menunggu waktu yang
lama dikaruniai seorang anak, hinnga dikaruniai 4
orang anak.
Ny. H mengaku tidak pernah mengalami keguguran.
Saat ini Ny. H tidak menggunakan KB. Fungsi
reproduksi keluarga ini sudah baik.
4. Fungsi Ekonomi
Ny. H saat ini tidak bekerja namun anak -anaknya yang lain semua
bekerja.
Ny M bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan perhari sebesar
15.000 rupiah, sementara Tn A bekerja sebagai buruh bengkel dengan
penghasilan perhari sebesar 50.000 rupiah. Pasien merupakan
keluarga dengan status ekonomi yang kurang.
Dari hasil yang didapatkan ter sebut yaitu 50.000 -65.000 rupiah
perhari
Fungsi ekonomi keluarga ini masih tergolong kurang.

5. Fungsi Perawatan Kesehatan


belum mampu secara maksimal dalam melaksanakan pencegahan
penyakit.
Hal tersebut tercermin dalam beberapa perilaku yang belum
menunjukan perilaku hidup ber sih dan sehat.
Ketika keluhan penyakit muncul, keluarga ter sebut mengatasinya
dengan mencari pelayanan kesehatan ke Puskesmas namun kadang
keluarga pasien juga pernah membeli obat diwarung didekat
rumahnya.
APGAR SCORE
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2
Adaptation X Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi dengan
anggota keluarga lain, dukungan dan saran dari anggota
keluarga lain,
Partnership X Seluruh anggota keluarga menjalin komunikasi yang baik,
saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala
masalah yang dialami keluarga
Growth X Anggota keluarga jarang melakukan hal-hal baru sehingga
jarang memberi dukungan mengenai hal-hal baru

Affection X Hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota


terjalin dengan baik
Resolve X Anggota keluarga kadang-kadang puas mengenai
kebersamaan dan waktu yang dihabiskan antar anggota.
Terkadang Ny. H kesepian karena suami sudah meninggal
dunia dan anaknya yang sudah pergi merantau dan
tinggal dirumah masing-masing
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN
PASIEN
DIAGNOSTIK HOLISTIK
Aspek Personal
Alasan kedatangan: batuk berdahak selama lebih dari 2 bulan
yang lalu. Sempat mengalami batuk campur darah 2 minggu yang
lalu, pasien mengeluh sesak, lemas dan dirasa semakin kurus dan
kadang berkeringat pada malam hari.
Harapan: pasien dan keluarga ingin keluhannya menghilang dan
kembali bisa beraktivitas.
Kekhawatiran: batuk lama ini disebabkan oleh penyakit infeksi
paru seperti tetangga di sebelah rumah pasien. Pasien khawatir
dirinya akan mengalami hal serupa kembali.

Aspek Klinis
TB Paru
Aspek Risiko Internal
Terkait usia yaitu 67 tahun dimana tingkat kebugaran
tubuh syudah mengalami penurunan.
Kebiasaan batuk di sembarang tempat dan tidak
menggunakan penutup mulut saat batuk.
Lingkungan rumah yang tidak sehat dimana kondisi rumah
yang tidak memiliki jendela dan hanya memiliki sedikit
ventilasi sehingga kurangnya cahaya matahari yang masuk
ke ruangan selain itu kamar dirasakan pengap dan lembab.
Kondisi gizi yang kurang dan kurangnya olah raga membuat
daya tahan tubuh pasien menjadi lemah.

Aspek Psikososial Keluarga


Kondisi Ekonomi yang lemah dan kurangnya pengetahuan
keluarga mengenai rumah sehat dan perilaku hidup sehat.
Kurangnya pengetahuan mengenai penyakit infeksi seperti
Tuberkulosis, pengertian, penyebab, tanda dan gejala TB
serta cara penularan.
RENCANA PENATALAKSANAAN PASIEN
No. Kegiatan Rencana intervensi Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
1. Aspek Personal Evaluasi: Pasien dan 1 minggu Pasien mengerti mengenai
Keluhan, harapan, dan keluarga penyakitnya yaitu TB paru
kekhawatiran pasien pasien terkait dengan penyebab,
Intervensi: bagaimana gejalanya,
Edukasi kepada pasien mengenai penularannya, pengobatannya
TB, penyebab, bagaimana serta bahaya yang di timbulkan
gejalanya, penularannya, Pasien dan keluarga
pengobatannya serta bahaya yang memahami pentingnya
di timbulkan perilaku hidup sehat dan bersih
Memberikan informasi tentang Anggota keluarga pasien
perilaku hidup bersih dan sehat diminta untuk memeriksakan
Menyarankan anggota keluarga diri ke PKM Puskesmas Kediri
yang lain untuk memeriksakan diri
ke PKM Puskesmas Kediri

2. Aspek Klinis: Evaluasi: Pasien dan 1 minggu Perbaikan kondisi klinis pasien
Tuberkulosis - Pemantauan perbaikan kondisi keluarga Rutin mengkonsumsi obat
klinis pasien pasien Rutin memeriksakan diri ke
- Keteraturan dalam mengkonsumsi PKM Puskesmas Kediri dan
obat TBC mengambil obat
- Keteraturan dalam pemberian obat Dapat mencegah komplikasi
- Pemantauan keteraturan
mengkonsumsi obat
- Pemantauan adanya kemungkinan
efek samping pengobatan yang
berlebihan
Terapi:
- Non Farmakologis:
a. Menghindarkan diri dari faktor
resiko
b. Menjaga kebersihan lingkungan
- Farmakologis: OAT
- KIE:
Menjelaskan tentang TBC,bagaimana
penularannya, apa bahayanya bila
tidak diobati, serta cara
3. Aspek Resiko Edukasi: Pasien dan 1 minggu Pasien dan keluarga dapat
Internal - Menjelaskan pentingnya keluarga mengerti bahwa aktor resiko
menghindarkan faktor yang menyebabkan terjadinya
resiko TBC
- Menjelaskan bahwa perilaku
hidup bersih dan sehat
sangat penting dalam
pencegahan penyakit

4. Aspek Psikosial Edukasi: Pasien dan 1 minggu - Pasien dan keluarga pasien
- Kurangnya - Mengenai TBC, faktor resiko keluarga mengerti dan mampu
pengetahua TBC, pencegahan serta memahami mengenai TBC
n mengenai tatalaksana dan bahaya TBC - Pasien dan keluarga
TBC - Edukasi mengenai pasien dapat menerapkan
- Kurangnya pentingnya PHBS PHBS di rumah
pengetahua
n keluarga
mengenai
rumah
sehat, dan
PHBS
PMO Ny. M, anak pasien.
Pada kasus ini, PMO sudah cukup baik dalam
melakukan tugasnya, selalu mengawasi dan
mengingatkan pasien untuk meminum obat dan
kapan harus kembali ke puskesmas untuk
memeriksakan diri serta mendapat tambahan
obat.
TINDAK LANJUT DAN HASIL INTERVENSI PASIEN
Tanggal Intervensi Yang Dilakukan, Diagnosis Holistik & Rencana Selanjutnya
Kunjungan Evaluasi:
pertama
- Apa saja keluhan yang ada pada pasien dan anggota keluarga pasien, serta status kesehatan keluarga
(2 September secara umum
2017) - Keteraturan meminum OAT (Obat Anti Tuberculosis)
- Perbaikan gejala klinis dari pasien
- bagaimana PHBS keluarga pasien, serta mencari faktor resiko terjadinya TBC pada pasien

Hasil :
- Pasien mengeluh batuk-batuk
- Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, anggota keluarga pasien yang memiliki masalah kesehatan
selain pasien yaitu anak pasien yang megeluhkan mual-mual (dispepsia) dan cucu pasien (Ispa)
- Anggota keluarga belum memeriksakan diri ke Puskesmas.
- Pasien minum obat yang telah diberikan secara teratur
Mengenai prilaku hidup bersih dan sehat keluarga pasien:
Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai di balik pintu kamar
Keluarga pasien masih menutup jendela kamar dengan koran
Keluarga pasien jarang membuka pintu setiap pagi untuk sirkulasi udara dan jarang membersihkan
rumahnya
Keluarga masih tidak mencuci tangan pakai sabun
Keluarga masih BAB di sungai

Intervensi:

- Edukasi mengenai penyakit TB (penyebab, orang yang beresiko, pengobatan, prognosis dan pentingnya
pengobatan secara teratur serta pencegahan penularannya) kepada pasien serta keluarga
- Edukasi keluarga pasien yang serumah dengan pasien untuk memeriksakan diri.
- Edukasi pasien untuk tidak meludah sembarangan dan menggunakan masker agar tidak menularkan.
Kunjungan II Evaluasi:

(9 September - Evaluasi dari intervensi sebelumnya


2017) Hasil:
- Keluhan batuk
- Pasien sudah minum obat secara teratur.
- Pemahaman pasien sudah lebih baik mengenai penyakit TB, siapa saja yang beresiko, pengobatan,
prognosis dan pentingnya pengobatan secara teratur serta pencegahan penularannya.
- Keluarga pasien masih menggantung baju-baju yang sudah terpakai dibalik pintu kamar
- Keluarga pasien masih jarang membersihkan rumahnya
- Keluarga pasien sudah membuka pintu rumah setiap pagi hari.
- Pasien membuang dahak di kaleng yang diisi pasir. Setiap hari pasir dalam kaleng tersebut diganti
kemudian tampungan dahak ditimbun di dalam tanah.
- Ny M keluhan mulai berkurang, belum pergi berobat dengan alasan tidak ada yang mengantar dan
mengurusi rumah

Intervensi:
Edukasi:
- Edukasi perlunya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi, makan sedikit sedikit tapi sering
untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya.
- Edukasi perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
- Menjelaskan tentang TB, penyebab, orang yang beresiko, serta pengobatannya termasuk pentingnya
keteraturan berobat
- Menganjurkan pasien agar menghentikan kebiasan meludah sembarangan
- Menyarankan pasien untuk rutin berobat ke Puskesmas
- Edukasi mengenai pentingnya memperhatikan keteraturan meminum obat pasien yang
pengawasannya menadi tanggung jawab semua keluarga terutama Ny. M yang berperan sebagai
Pengawas Minum Obat (PMO)
- Anjuran untuk meningkatkan gaya hidup sehat (makanan, olahraga/aktivitas fisik), serta anjuran
deteksi dini pada anggota keluarga lainnya
Kunjungan III Evaluasi:

(16 September Evaluasi:


2017)
Kondisi klinis pasien
Melakukan evaluasi apakah terdapat perbaikan gejala klinis dari pasien, keteraturan
meminum obat yang diberikan,
bagaimanaPHBS keluarga pasien, serta faktor resiko terjadinya TBC pada pasien
Hasil:
Keluhan batuk pasien berkurang, nafsu makan mulai meningkat
Pasien mengkonsumsi obat dengan teratur
Ny M sudah tidak mengeluhkan nyeri ulu hati
Pasien cucu pasien sudah tidak mengalami batuk pilek
Hasil pemeriksaan sputum keluarga pasien: BTA (-) pada 3 kali pemeriksaan
Keluarga pasien telah meletakan pakaian dan menata dengan rapi, dilipat, dan
diletakan di dalam keranjang pakaian
Rumah sudah di bersihkan dan lebih tertata rapi di bandingkan saat kunjungan
pertama dan kedua
Pasien sudah tidak meludah sembarangan
Menyarankan pasien untuk tetap rutin berobat ke Puskesmas
Kunjungan IV Evaluasi
(23 Kondisi klinis pasien
September Mengevaluasi hasil intervensi yang dilakukan pada kunjungan-kunjungan sebelumnya
2017)
Hasil:
Pasien sudah tidak batuk lagi, nafsu makan mulai meningkat
Pasien tetap mengkonsumsi obat dengan teratur
Anggota keluarga tetap menjalankan edukasi yang telah diberikan.

Intervensi
- Mengedukasikan bahwa pengobatan TB membutuhkan waktu yang lama sehingga
perbaikan klinisnya pun butuh waktu lama dan sangat tergantung dari perilaku hidup
sehat penderita dan gizi yang dimakan
- Menjelaskan agar kontrol teratur
- Selalu menjaga hidup bersih dan sehat
KESIMPULAN
Faktor pendukung terselesaikannya masalah kesehatan
pasien:
1. Pasien dan keluarga terbuka terhadap edukasi dan motivasi
yang diberikan pembina.
2. Dukungan dan perhatian keluarga terhadap kesehatan pasien
dan anggota keluarga lainnya.

Faktor penghambat terselesaikannya masalah pasien:


a) Kondisi sosio-ekonomi yang kurang mendukung
b) Kondisi lingkungan pemukiman pasien yang merupakan
pemukiman padat penduduk.
c) Kondisi fisik rumah dan lingkungan yang tidak
mendukung (kurangnya ventilasi udara dalam rumah dan
tidak memiliki jamban
Rencana penatalaksanaan pasien selanjutnya:
Mengajak keluarga pasien untuk terus meningkatkan
perilaku hidup bersih dan sehat.
Petugas kesehatan ikut menjadi PMO pasien dan rutin
dalam pengawasan keberhasilan terapi melalui
pemeriksaan sputum BTA.
Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada, terutama
pelayanan kesehatan dari segi promotif dan preventif
seperti :
Terus mengikuti posyandu/posbindu
Mengikuti penyuluhan untuk mendapatkan informasi
kesehatan.
Mengunjungi puskesmas untuk kontrol dan berobat apabila
sakit.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai