Anda di halaman 1dari 32

BEHAVIORAL AND

PSYCHOLOGICAL
SYMPTOMS OF DEMENTIA
(BPSD)

dr. malawati, SpKJ


Pendahuluan
Problem perilaku dan psikologik pada
pasien dementia
BPSD : Merupakan gejala - gejala gangguan
persepsi, proses pikir, suasana perasaan
dan perilaku yang sering terjadi pada
pasien dementia
Dulu disebut sebagai Psychosis in Dementia
atau Psychosis of Alzheimers Disease (PAD)
Prevalensi
Sekitar 2/3 individu dgn demensia akan
mengalami BPSD pd suatu saat
Kejadian BPSD pada Demensia tipe
Alzheimer mencapai 80%. BPSD juga terjadi
pada Demensia Vaskular dan Demensia
lainnya (Lewy bodies,dll)
BPSD bahkan dapat terjadi pada stadium
yang sangat dini dari Demensia tipe
Alzheimer
Meskipun demikian BPSD seringkali
terlambat dikenali atau bahkan salah
didiagnosis sebagai; Depresi atau Late Onset
Schizophrenia
Menjadi beban psikososial dan beban
ekonomi yang berat bagi keluarga yang
merawatnya
Merupakan problem terbanyak
membebani rumah perawatan usia lanjut
(nursing home)
Faktor-faktor yang berperan pada
kejadian BPSD
Proses neurodegeneratif secara progresif
dari sel-sel otak khususnya di daerah sistem
limbik dan neokortek (akumulasi amiloid,
kekusutan neurofibril, dan defisit
neurotransmiter kolinergik, serotonergik,
dopaminergik) dianggap bertanggungjawab
terhadap perubahan psikologik dan perilaku
pada penderita Demensia tipe Alzheimer.
Kondisi medik tertentu seperti nyeri kronis,
dispepsia, konstipasi, disuria, sering membuat
pasien demensia gelisah dan menjadi agresif
karena ketidakmampuan mengutarakan
keluhannya.
Hendaya fungsi kognitif pada pasien
Demensia disertai defisit sensorimotor
akibat proses menua, menumbuhkan rasa
tidak aman, kekuatiran berlebih terhadap
kehidupan sehari - hari.
Kemampuan beradaptasi terhadap
berbagai perubahan kehidupan menjadi
sangat terbatas.
Hal ini memicu perasaan frustasi, depresi,
gelisah, paranoid, hingga perilaku agresi.
Manifestasi klinis BPSD
Gejala-gejala psikologis :
JENIS BENTUK

WAHAM/DELUSI Isi pikiran yang salah diyakini


kebenarannya , Tidak dpt
dikoreksi melalui bukti-bukti
yang ada
HALUSINASI Auditorik, visual
MISIDENTIFIKASI Merasa bukan dirinya ,
Merasa bahwa istri/suami
bukan lagi pasangan hidupnya,
Tidak dapat mengidentifikasi
kejadian
DEPRESI Murung, sedih, menangis, Ingin
mengakhiri hidupnya, suka
menyendiri, mudah tersinggung,
nafsu makan berkurang, mudah
lelah

APATI DAN AMOTIVASI Tak ada minat terhadap hal-hal


yang biasanya disukai, termasuk
kegiatan sehari-hari, Perawatan
diri terganggu, Interaksi sosial
menjadi sangat berkurang.

CEMAS Menanyakan hal yang sama


berulang-ulang, Meremas-remas
tangan,Tidak dapat duduk diam
Gejala-gejala perilaku
JENIS BENTUK
WANDERING Mondar-mandir, Mencari-cari/
membututi pengasuh/keluarga/
orang lain kemana pun pergi.,
Berjalan mengelilingi rumah,
Keluar rumah /kabur /keluyuran

RESTLESSNESS/GELISAH Sangat gelisah sehingga tidak bisa


diam barang sejenak
AGITASI Aktivitas verbal (bicara) maupun
motorik (fisik) yang berlebihan
dan tidak selaras. Misalnya
marah-marah, ngamuk-ngamuk,
ngomel terus, dsb.
AGRESIF Agresivitas fisik seperti :
memukul, menendang,
mendorong, mencakar, menggigit
orang atau menggerayangi
barang orang lain
Agresivitas Verbal seperti :
menjerit, berteriak, membuat
suara gaduh, marah meledak-
ledak.
DISINHIBISI SEKSUAL Kelakuan yang tidak sesuai
budaya dan norma-norma sosial
yang berlaku karena
terganggunya/hilangnya fungsi
pengendalian diri. Perilakunya
menjadi kurang sopan, kurang
terpuji, memalukan dan
sebagainya.
Penatalaksanaan
1. Terapi non farmakologis, berupa:
- Intervensi Lingkungan
- Intervensi Perilaku
- Intervensi Psikologis
2. Terapi Farmakologis
3. Terapi Lainnya:
- Aktivitas keagamaan
- Mengembangkan hobby yang ada
seperti melukis, memasak, main musik,
berkebun, fotografi
TERAPI NON FARMAKOLOGIS

Merupakan pendekatan lini pertama pada BPSD


ringan sampai sedang.

Intervensi Lingkungan:
Penyesuaian fisik (bentuk ruangan, warna, alat yang
tersedia)
Penyesuaian waktu (membuat jadwal rutin)
Penyesuaian lingkungan malam hari (mandi air
hangat, tidur teratur)
Penyesuaian indera (mata, telinga)
penyesuaian nutrisi (makan makanan dgn gizi
seimbang)
Intervensi Perilaku:
1. Wandering:
- Yakinkan dimana keberadaan pasien
- Berikan keleluasaan bergerak di dalam
dan di luar ruangan

2. Agitasi dan Agresivitas:


- Hindari situasi yang memprovokasi
- Hindari argumentasi
- Bersikap tenang
- Alihkan perhatian ke hal lain
3. Sikap dan pertanyaan yang berulang:
-Tenang, dengarkan dengan baik, jawab
dengan penuh pengertian. Bila masih
berulang, acuhkan dan usahakan alihkan
perhatian ke hal yang menarik pasien.
4. Perilaku seksual yang tidak sesuai/wajar:
-Tenang dan bimbing pasien keruang
pribadinya.
- Alihkan ke hal yang menarik
perhatiannya.
- Bila didapatkan dalam keadaan telanjang,
berilah baju / selimut untuk menutupi
badannya. Bantu mengenakan baju
kembali.
Hal lain yang bisa dilakukan :
Mengenali gejala gejala psikologik dan perilaku
yang akan menjadi target terapi
Mengenali situasi dan kondisi khusus yang dapat
mencetuskan respons perilaku tertentu
Mengevaluasi secara berkala perubahan respons
perilaku terhadap situasi tertentu
Menetapkan tujuan terapi secara realistik
Menyusun program terapi perilaku yang bersifat
fleksibel, mudah dimodifikasi, dan disesuaikan
problem aktual
Membantu keluarga/care giver untuk mengatasi
tekanan psikososial yang mereka alami dalam
merawat pasien BPSD
Perilaku agitasi dan agresif memberikan
respons baik terhadap; aroma terapi,
pemijatan dan musik relaksasi
Sikap tenang, bujukan ramah dan sentuhan
lembut penuh kesabaran merupakan cara
yang efektif dalam mengatasi pasien yang
agresif
Sikap mengancam, konfrontatif, adu argumen,
sebaiknya dihindarkan, karena akan
menimbulkan perasaan tidak aman dan
membuat pasien bertambah agresif
Sedapat mungkin menghindari physical restraint
Aktifitas fisik seperti jalan pagi atau senam
rutin bermanfaat mengurangi perilaku agresif
Perilaku wandering dapat terjadi oleh
berbagai alasan, al; kebosanan, kesendirian,
atau bahkan karena efek samping obat, mis;
akatisia
Terapi aktifitas seperti jalan jalan sore, olah
raga ringan, mengurangi kecenderungan
wandering
Memberikan ruang yang cukup untuk pasien
bergerak diseputar ruangan dengan diberikan
pengaman dan pintu yang terkunci
Memberikan tanda pengenal yang dilekatkan
pada pakaian pasien sehingga apabila tersesat
dapat dikenali
Memberikan hadiah apabila pasien
berkelakuan lebih tenang
Beberapa terapi lain yang dianggap efektif
untuk mengatasi perilaku agitasi, wandering,
dan disinhibisi adalah; aroma terapi, terapi
musik, terapi pemijatan, reminescene groups
therapy, light exposure therapy, dll.
Lovel et all, 1995 melakukan penelitian dengan
memberikan 2 hour morning exposure to 2500
white fluorescent light, ternyata bermanfaat
secara bermakna mengatasi sundowning
syndrome, khususnya evening agitation
Welden&Yesavage, 1982; melatihkan relaksasi
otot progresif ternyata bermanfaat
memperbaiki pola tidur dan mengurangi
perilaku agitasi
Intervensi keluarga dan terapi suportif kepada
caregivers merupakan bagian penting dari
pengelolaan secara komprehensif pasien BPSD
Penelitian di Amerika memperlihatkan lebih
dari 50% caregivers mengalami burn out
syndrome dalam merawat pasien BPSD
Kelompok dukungan sesama caregivers (self
help group) sangat bermanfaat memberdayakan
dan mencegah mereka jatuh dalam depresi
Fasilitas pendukung yang tersedia di
masyarakat seperti day care, nursing home,
home care, respite home, sangat membantu
keluarga dan caregivers dalam memberikan
kesempatan memiliki kehidupan pribadinya
TERAPI FARMAKOLOGIS
Merupakan terapi tambahan sesudah
pendekatan non farmakologi tidak
memberikan hasil optimal
Diterapkan pada BPSD sedang sampai berat,
dan diberikan bersama sama dengan
intervensi perilaku ataupun pendekatan
psikososial lainnya
Sebaiknya dimulai dari dosis rendah
Psikofarmaka diberikan sesuai target gejala,
yaitu; Antipsikotik, Antidepresan, Antianxietas,
dan mood stabilizer. Dosis pemberian 1/3-
1/2 dosis dewasa.
Respon terapi pada usia lanjut
memberikan hasil yang bervariasi bila
dibandingkan dengan usia muda
Perlu diperhatikan apakah pasien juga
sedang mengonsumsi obat lain, untuk
menghindari terjadinya interaksi obat
Antipsikotik tipikal
Obat yg sering digunakan utk mengobati
BPSD
Diindikasikan untuk mengatasi delusi,
halusinasi atau paranoia
Perlu diperhatikan efek samping obat yg
mungkin akan terjadi spt gejala ekstra
piramidal (EPS), sedasi dan tardif diskinesia
sering terjadi pd usia lanjut
Sekitar 1/3 dari pasien akan mengalami
gejala tardif diskinesia setelah 1 tahun
Yang sering digunakan
- Haloperidol, dimulai dari dosis yg
sangat rendah 0,25-0,5 mg/hr
- evaluasi dlm 1 minggu jika tidak
ada perbaikan, tingkatkan dosis scr
bertahap, tidak melebihi 2 mg/hr
- hindari pemakaian antikolinergik,
karena berpotensi utk menimbulkan
delirium, konstipasi dan retensi urin
Antipsikotik atipikal
Yang sering digunakan : risperidon,
olanzapine dan quetiapine
Memiliki efek samping yg minimal thd
terjadinya EPS dan tardif diskinesia (2,6%)
Risperidone : efektif untuk mengatasi
pasien demensia yg agresif dimulai dgn
dosis 0,5 mg/hr, dievaluasi selama 1
minggu jika tidak ada perbaikan
naikkan 0,5 mg/hr sampai dosis maksimal
2 mg/hr
Olanzapine : efektif untuk mengatasi
agitasi dimulai dgn dosis 5 mg/hr
dapat ditingkatkan sampai dosis maksimal
10 mg/hr (pd delirium dihindari)
Antipsikotik atipikal yg lain belum
didapatkan data.
Antidepresan
Pilihan utama : Golongan selective
serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
Venlafaxine atau bupropion efektif utk
mengatasi retardasi psikomotor atau
withdrawal
Mirtazapine efektif utk mengatasi
anoreksia peningkatan nafsu makan sbg
efek sampingnya.
Trazodone efektif mengatasi ansietas
Dimulai dari dosis rendah
Hindari pemakaian antidepresan dari
golongan trisiklik bisa terjadi delirium
Jika antidepesan yg lain tdk memberikan
hasil dan trisiklik memang diindikasikan
pilihannya adalah nortriptyline
Cholinesterase Inhibitors
CI ini akan meningkatkan kolinesterase di
otak dan diindikasikan utk pengobatan
kerusakan kognitif pada demensia tipe
Alzheimer yg ringan-sedang
Yg sering dipakai : donepezil, rivastigmine
dan galantamine
Pemberian rivastigmine pd demensia Lewy
bodies mengurangi apati, ansietas,
delusi dan halusinasi
Memantine
Efektif untuk mengatasi kerusakan kognitif
pada demensia Alzheimer sedang berat.

Benzodiazepine
Tidak dianjurkan utk pemakaian
reguler/jangka panjang
Mempunyai bbrp efek samping yg akan
memperburuk kondisi pasien spt :
kerusakan motorik dan kognitif, delirium,
withdrawal symptoms,
Masih bisa digunakan utk pemakaian
jangka pendek, spt : mengatasi gangguan
siklus tidur, ansietas, sbg premedikasi pd
perawatan gigi.

Mood stabilizer
Karbamazepin, valproate, gabapentin dan
litium.
Efektif utk mengatasi agitasi dan agresi
Buspirone
Merupakan antiansietas
Yang sering dipakai : azapirone
Mempunyai efek samping yg minimal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai