ABORTUS IMINENS
ABORTUS
ABORTUS INSIPIENS
Abortus provocatus artificialis
ABORTUS INKOMPLETUS
Abortus provocatus criminalis
ABORTUS KOMPLETUS
MISSED ABORTION
ABORTUS HABITUALIS
ABORTUS INFEKSIOSUS
BLIGHTED OVUM
ABORTUS IMINENS
kandungan.
PENYEBAB
Perkembangan Zigot Abnormal
Pengaruh Eksternal
Kelainan Plasenta
Penyakit Ibu
Pengaruh Endokrin
Trauma
PATOFISIOLOGI
Perdarahan pada
Desidua Basalis
Pada abortus iminens nekrosis yang
terjadi tidak cukup dalam untuk
Nekrosis jaringan menimbulkan pelepasan hasil
konsepsi dari dinding uterus.
Uterus kontraksi
melepaskan Hasil Konsepsi lepas
konsepsi yang di
anggap sebagai Uterus kontraksi
benda asing Hasil Konsepsi
mengeluarkan
keluar
benda asing
TANDA DAN GEJALA
Anamnesa -> perdarahan sedikit, nyeri perut tidak ada atau ringan
Pemeriksaan -> darah (sedikit), Ostium tertutup, besar uterus sesuai umur
kehamilan
USG -> konsepsi utuh dalam rahim, janin dalam keadaan baik
Tes Kehamilan (HCG) -> hasil positif pada urin dan pengenceran 1/10
PENATALAKSANAAN
TIRAH BARING
ABSTINENSIA
TERAPI PROGESTERON
TERAPI HCG
PENCEGAHAN
KONSUMSI VITAMIN
ANC
PROGNOSIS
KASUS:
Nama : Ny S
Umur : 20 Tahun
Status Pernikahan : Menikah
Agama : Hindu
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : -
Alamat : Br. Bunduk lantang
Nama Suami : Tuan GR
Tanggal Mrs :5 Maret2017 (19.30 wita)
Tanggal Periksa : 5 maret 2017
ANAMNESA
Keluhan Utama
Keluar darah dari jalan lahir
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang sendiri dengan keluhan keluar darah pervaginam sejak pukul 14.00 wita
pasien juga mengatakan selain darah ada juga seperti cairan kental
berwarna putih Nyeri perut (-) keluar gumpalan jaringan (-), riwayat trauma
(-).
Riwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi pertama kali pada usia 16 tahun, pasien mengatakan
siklus menstruasi teratur. Lamanya menstruasi 3 hari dengan volume 60cc. keluhan
pada saat menstruasi yaitu nyeri perut dan pinggang.
Hari pertama haid terakhir pada januari 2017 dengan taksiran persalinan oktober
2017
Riwayat perkawinan
Pasien menikah 1 kali dengan suami sekarang, lama menikah 3 tahun, usia saat
menikah 17 tahun.
Riwayat Obstetri
1. Tahun ( 2014 ), prematur,perempuan dengan berat janin 1500gr.
2. Hamil ini
Riwayat Kontrasepsi
Pasien memiliki riwayat kencing manis sedangkan riwayat asma, tekanan darah
tinggi dan penggunaan obat-obatan tidak ada
Riwayat Sosial
Urin
Leucosit (-)
Protein (-)
Blood (-)
bakteri (+)
DIAGNOSIS & PENATALAKSANAAN
1. DIAGNOSIS
G2P0101 umur kehamilan 5-6 minggu T/H + Abortus iminem
2. PENATALAKSANAAN
Pdx : USG, DL, BT/CT
Tx :
IVFD RL 20 Tpm
Histolan 2x 1 Tab
Mx : Observasi keluhan, Tanda Vital, His, Pengeluaran pervaginam
KIE :
Menjelaskan kepada pasien kondisi saat ini
Istirahat yang cukup dan jangan terlalu lelah, bed rest
Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi bila kondisi saat ini tidak teratasi.
PEMBAHASAN:
Pada pasien ini diagnosis abortus iminens ditegakkan karena dari anamnesa didapatkan keluhan
perdarahan berupa bercak darah dari jalan lahir. Sebelumnya tidak ada riwayat trauma. tidak ada keluar
jaringan seperti daging, telat haid dengan hasil tes kencing (+) . Dari data yang diperoleh keluhan yang
dialami pasien menjurus kearah abortus iminens.
Diagnosis abortus iminens ditentukan karena pada wanita hamil terjadi pendarahan melalui ostium uteri
eksternum, disertai mules sedikit atau tidak sama sekali, uterus membesar sebesar usia kehamilan, servik
belum membuka, dan tes kehamilan positif, yang biasanya terjadi paruh pertama dari kehamilan.
Pada pasien ini melalui pemeriksaan fisik yang dilakukan didapatkan adanya pendarahan
melalui ostium uteri eksternum, uterus membesar sebesar usia kehamilan 5-6 minggu dan
dari pemeriksaan didapatkan servik belum membuka. Dari pemeriksaan penunjang,
didapatkan tes kehamilan positif yang menandakan ibu dalam keadaan hamil. Dengan data
yang diperoleh gejala klinis yang didapat pada pasien mengarah terhadap terjadinya aborus
iminens. Pemeriksaan penunjang yang lain yang diusulkan adalah USG.
Faktor resiko yang mungkin diduga sebagai penyebab abortus pada kasus ini adalah karena faktor
pasien mempunyai faktor riwayat endokrin seperti diabetes. Dimana faktor resiko diabetes akan
meningkatkan resiko abortus dan malformasi janin. Defisiensi progesteron karena kurangnya sekresi
hormon tersebut dari korpus luteum atau plasenta mempunyai hubungan dengan kenaikan insiden
abortus. Karena progesteron berfungsi mempertahankan desidua, defisiensi hormon tersebut secara
teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil konsepsi dan dengan demikian turut berperan dalam
peristiwa kematiannya.
TERIMA KASIH