Anda di halaman 1dari 16

Hasil Dan Pembahasan

Hasil Penelitian Hasil Analisis

Pembahasan
Hasil Dan Pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium kimia bagian
hewan coba Universitas Muhammadiyah Malang tentang pengaruh
pemberian ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola linn.)
untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus
norvegicus).
Hasil Penelitian
4.1.1 Kadar glukosa Darah tikus setelah pemberian ekstrak buah
belimbing manis (Averrhoa carambola linn.)
Pengaruh pemberian ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa
carambola linn.)untuk menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
putih (Rattus norvegicus), diperoleh data sebelum perlakuan (Pre test)
dan setelah perlakuan (Post test) yang disajikan pada table 4.1.
Tabel 4.1
Kadar Glukosa Total (mg/dl)

Kelompok BeratBadan (gr) Keterangan

Sebelum Sesudah

Perlakuan Perlakuan

Kontrol (+) 237 mg/dl 327mg/dl Hidup

Kontrol (-) 72mg/dl 103mg/dl Hidup

Tikus Perlakuan 150 69 mg/dl 58 mg/dl Hidup


ekstrak blimbing 1 (2,
35 ml)

Tikus Perlakuan 120 68 mg/dl - Mati


ekstrak blimbing 2
(1,92 ml)

Tikus perlakuan 3 120 70 mg/dl - Mati


Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa pada
masing-masing perlakuan dosis ekstrak belimbing manis yaitu
(Kontrol negatif, control positif, ekstrak belimbing manis 1, ekstrak
belimbing manis 2) di peroleh hasil perbedaan jumlah kadar glukosa
darah terendah dengan nilai kadar glukosa darah yaitu 58 mg/dl pada
kelompok perlakuan ekstrak belimbing manis 1 (2,35 ml),
sebaliknya kadar glukosa darah tertinggi dengan nilai kadar glukosa
darah yaitu 327 mg/dl yaitu pada kelompok control positif dengan
perlakuan induksi aloksan dengan nilai kadar glukosa darah di atas
normal.
Hasil Analisis
4.2 Hasil Analisis
Data yang diperoleh dari hasil penelitian pemberian ekstrak
blimbing manis (Averrhoa carambola linn.) dalam menurunkan kadar
glukosa darah pada tikus, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan
uji normalitas dan homogenitas, berdasarkan nilai skweness dan
kurtosis uji tersebut dinyatakan bahwa semua data berdistribusi
normal. Setelah data diketahui berdistribusi normal maka data akan di
uji dengan menggunakan uji one way Anova, dan Post Hoc.
Hasil Analisis
Hasil Analisis
4.2.1 Hasil Uji One Way Anova
4.2.1. Tabel ringkasan hasil uji One Way Anova ekstrak belimbing
manis (Averrhoa carambola linn.) terhadap penurunan kadar glukosa
darah pada tikus.
Hasil Analisis
Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa ekstrak blimbing manis
berpengaruh terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus. Hal
ini karena nilai probabilitas signifikan > 0,05 sehingga hipotesis
diterima.
Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Ekstrak Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola
Linn.) Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih
(Rattus Norvegicus)
4.3.2 Konsentrasi optimal ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa
carambola Linn.) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada
tikus putih (Rattus norvegicus)
Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Ekstrak Buah Belimbing Manis (Averrhoa carambola
Linn.) Untuk Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Tikus Putih (Rattus
Norvegicus)
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh ekstrak buah
belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.) untuk menurunkan
kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus Norvegicus)
menggunakan Uji Normalitas, Uji One Way Anova kemudian
dilanjutkan dengan Uji Post Hoc.
Penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, yaitu kontrol negatif
(normal) dan kontrol positif (aloksan), ekstrak buah belimbing manis
1: 2,35 ml, dan ekstrak buah belimbing manis 2: 1,92 ml.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan perlakuan kontrol negatif (normal), menunjukkan
nilai kadar glukosa darah, yaitu 72 mg/dl, diberikannya aloksan secara berkala
selama 14 hari menyebabkan kadar glukosanya naik menjadi 103 mg/dl.
Begitu pula dengan kontrol positif (aloksan) yang awalnya memiliki kadar glukosa
darah 237 mg/dl, setelah diberi perlakuan mengalami peningkatan kadar glukosa
darah menjadi 327 mg/dl.
Sedangkan untuk perlakuan perlakuan ekstrak buah belimbing manis 1, tikus yang
mulanya setelah disuntikkan aloksan secara berkala menunjukkan nilai kadar
glukosa darah 69 mg/dl, setelah diberi perlakuan dengan menyonde ekstrak buah
belimbing manis terjadi penurunan kadar glukosa darah menjadi 58 mg/dl.
Untuk perlakuan ekstrak buah belimbing manis 2, tikus yang mulanya setelah
disuntikkan aloksan secara berkala menunjukkan nilai kadar glukosa darah 68
mg/dl, setelah diberi perlakuan dengan menyonde ekstrak buah belimbing manis
keesokan harinya tikus tersebut mati dikarenakan faktor stress.
Pembahasan
Untuk perlakuan ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola Linn.) dalam
proses penelitian mengalami beberapa kendala. Tikus yang kami gunakan berkali-
kali mati dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor stress karena
pemberian aloksan. Tidak nyamannya tempat yang disediakan menyebabkan
tikus tersebut tidak bisa bertahan hidup.
Faktor lain kemungkinan karena kandang yang ditempati minim oksigen sehingga
tikus tersebut kekurangan oksigen untuk bertahan hidup. Menurut Yuriska (2009),
penyakit metabolik yang disebabkan oleh aloksan adalah diabetes mellitus yang
merupakan suatu kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin.
Diabetes mellitus mengakibatkan berbagai komplikasi akut maupun kronik yang
dapat mengenai berbagai jaringan dan organ tubuh. Tujuh puluh lima persen
penderita diabetes mellitus akhirnya meninggal karena penyakit vascular.
Pembahasan
4.3.2 Konsentrasi optimal ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa
carambola Linn.) dalam menurunkan kadar glukosa darah pada tikus
putih (Rattus norvegicus)
Hasil penelitian yang telah didapatkan adalah dosis 0,09 ml untuk
tikus putih dengan berat badan 120 gram dan kadar glukosa awal 68
mg/dL belum menunjukkan hasil yang optimal karena setelah 3 hari
diberikan perlakuan, tikus putih tersebut mati. Hasil dari kadar
glukosa akhir tidak diketahui karena tikus ditemukan mati sudah
dalam keadaan hematum.
Pembahasan
Sedangkan tikus putih dengan berat badan 150 gram dan kadar glukosa awal 69 mg/dl,
setelah diberikan perlakuan ekstrak buah belimbing manis dengan konsentrasi 0.0325 ml
dapat bertahan hidup hingga hari ke-13. Hasil dari kadar glukosa setelah diberikan
ekstrak buah belimbing adalah 58 mg/dl. Meskipun terjadi penurunan kadar glukosa
pada tikus putih dengan berat badan 150, namun nilai kadar glukosa tersebut sangat
rendah atau megalami hipoglikemik.
Dalam keadaan tersebut sebenarnya tikus tidak mengalami DM. Sehingga konsentrasi
optimal ekstrak buah belimbing dalam menurunkan kadar glukosa pada tikus putih
belum dapat disimpulkan dengan baik ataupun dijadikan rujukan.
Karena pada penelitian ini, tikus putih yang digunakan hanya sedikit sehingga apabila ada
yang mati harus mengganti dengan tikus putih baru dan mengulang perlakuan dari awal.
Perlakuan terakhir yang dapat dilanjutkan adalah tikus dengan berat badan 120 gram dan
tikus putih dengan berat badan 150 gram saja. Sehingga hasil ini tidak dapat
menyimpulkan konsentrasi optimal ekstrak buah belimbing untuk menurunkan kadar
glukosa dalam darah tikus.
Kesimpulan
Pemberian ekstrak buah belimbing manis (Averrhoa carambola) dapat
menurunkan kadar glukosa darah pada tikus putih (Rattus
norvegicus).
Konsentrasi yang diperlukan untuk tikus putih dengan berat badan
120 gram yaitu dosis 0,09 ml. Sedangkan tikus putih dengan berat
badan 150 gram dan kadar glukosa awal 69 mg/dl, setelah diberikan
perlakuan ekstrak buah belimbing manis dengan konsentrasi 0.0325
ml.
Faktor yang mempengaruhi tikus mati sebelum perlakuan yaitu
dikarenakan faktor stress akibat pemberian aloksan yang dapat
menggantu system metabolisme tubuh.

Anda mungkin juga menyukai