Ked
70-2009-014
Pembimbing
POLIOMEILITIS
Dr..M.Nazir Sp.A. K
Definisi
Silentinfection : istirahat
Poliomielitis abortif : istirahat 7 hari, bila
tidak terdapat gejala apa-apa, aktifitas
dapat dimulai lagi. Sesudah 2 bulan
dilakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap
kemungkinan kelainan musculoskeletal.
Poliomielitis paralitik/non-paralitik : istirahat
mutlak sedikitnya 2 minggu; perlu
pengawasan yang teliti karena setiap saat
dapat terjadi paralysis pernafasan.
fase akut
Antibiotik untuk mencegah infeksi pada otot yang
flaccid
Analgetik untuk mengurangi nyeri kepala,
myalgia, dan spasme
Antipiretik untuk menurunkan suhu.
Foot board, papan penahan pada telapak kaki,
agar kaki terletak pada sudut yang tetap
terhadap tungkai
Bila terjadi paralysis pernafasan seharusnya
dirawat di unti perawatan khusus karena
penderita memerlukan bantuan pernafasan
mekanis.
Pada poliomyelitis tipe bulber kadang-kadang
refleks menelan terganggu dengan bahaya
pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak
diletakkan lebih rendah dan dimiringkan ke salah
satu sisi.
Pada poliomyelitis tipe bulber kadang-kadang
refleks menelan terganggu dengan bahaya
pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak
diletakkan lebih rendah dan dimiringkan ke salah
satu sisi.
fase post-akut
kontraktur, atrofi dan atoni otot dikurangi dengan
fisioterapi. Tindakkan ini dilakukan setelah 2
minggu. Penatalaksanaan fisioterapi yang
dilakukan :
Heating dengan menggunakan IRR ( infra red
radiation )
Exercise (active/passive) terutama pada
ekskremitas yang mengalami kelemahan atau
kelumpuhan
Breathing exercise jika diperlukan
Bila perlu pemakaian braces, bidai, hingga
operasi ortopedik.
Terapi pada poliomyelitis hingga kini
belum ada. Yang bisa dilakukan adalah
penanganan suportif . Antara lain
antibiotic, analgetik, antipiretik, bidai atau
braces, bantuan nafas mekanis (bila
perlu). Nantinya mungkin memerlukan
tindakan tindakan fisioterapi ataupun
bedah ortopedi, dan pencegahan
dengan imunisasi polio.
Poliomeilitis
Prognosis
Prognosis pada pasien penderita
poliomyelitis dari segi angka hidup cukup
baik. Tetapi seringkali poliomyelitis
mengakibatkan disabilitas atau
keterbatasan. Angka kematian cukup
tinggi pada tipe bulbar, terutama jika
menyerang pusat pernafasan.
Kesimpulan