Anda di halaman 1dari 14

Ranti Amely Seventina, S.

Ked
70-2009-014

Pembimbing
POLIOMEILITIS
Dr..M.Nazir Sp.A. K
Definisi

Poliomyelitis adalah penyakit menular akut yang


disebabkan oleh virus flaccid paralysis acute (AFP). Infeksi
virus polio terjadi di saluran pencernaan yang menyebar
ke kelenjar limfe regional dan sebagian kecil menyebar ke
sistem saraf denga predileksi pada sel anterior sumsum
tulang belakang dan inti motorik batang otak akibat
kerusakan bagian susunan saraf pusat tersebut akan
terjadi kelumpuhan dan atrofi otot.
Etiologi
Poliomielitis disebabkan oleh infeksi virus
dari genus enterovirus yang dikenl
sebagai poliovirus (PV). Virus yang
tergolong virus RNA ini biasanya berada
di traktus digestivus.
Ada 3 tipe yang telah diidentifikasi yakni
- tipe 1 (PV1, Bruhilde),
- tipe 2 (PV2, Lansing) dan
- tipe 3 (PV3, Leon).
Kerusakan saraf merupakan ciri khas
poliomyelitis, virus berkembang biak pertama
kali didalam dinding faring atau saluran
cerna bagian bawah, virus tahan terhadap
asam lambung, maka bisa mencapai saluran
cerna bawah tanpa melalui inaktivasi. Dari
faring setelah bermultiplikasi, menyebar ke
jaringan limfe dan pembuluh darah. Virus
dapat dideteksi pada nasofaring setelah 24
jam sampai 3-4 minggu.
Infeksi virus polio pada manusia sangat bervariasi, dari
gejala yang ringan sampai terjadi paralysis. Infeksi virus polio
dapat diklasifikasikan menjadi minor illnesses (gejala ringan)
dan major illnesses (gejala berat, baik paralitik, maupun
non-paralitik). Gejala lumpuh layuh (paralisis) yang dapat
ditemukan pada anak, gejalanya bervariasi antara lain

Berjalan pincang atau tidak dapat berjalan


Tidak dapat meloncat menggunakan satu kaki
Tidak dapat berjongkok lalu berdiri lagi
Tidak dapat berjalan pada ujung jari atau tumit
Tidak dapat mengangkat kakinya saat ditempat
tidur
Terasa lemas, tidak ada tahanan
Kaki mengecil (atrofi otot)
Diagnosis

Diagnosis polio dibuat berdasarkan:


Pemeriksaan virologik dengan cara membiakkan
virus polio baik yang liar maupun vaksin. Virus
poliomyelitis dapat diisolasi dan dibiakkan secara
biakan jaringan dari apus tengorokan, darah, likuor
serebrospinalis dan feses.
Pengamatan gejala dan perjalanan klinik
Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan hantaran saraf dan


elektromiografi dapat merujuk secara lebih
tepat kerusakan saraf secara anatomi.
Cara ini akan dapat mempermudah
memisahkan polio dengan kelainan lain
akibat demielinisasi pada saraf tepi, sehingga
bisa membedakan polio dengan kerusakan
motor neuron lainnya misalnya Sindrom
Guillain-Barre. Pemeriksaan lain seperti MRI
dapat menunjukkan kerusakkan di daerah
kolumna anterior.
Berikut pengobatan non spesifik untuk setiap
manifest klinis dari polio

Silentinfection : istirahat
Poliomielitis abortif : istirahat 7 hari, bila
tidak terdapat gejala apa-apa, aktifitas
dapat dimulai lagi. Sesudah 2 bulan
dilakukan pemeriksaan lebih teliti terhadap
kemungkinan kelainan musculoskeletal.
Poliomielitis paralitik/non-paralitik : istirahat
mutlak sedikitnya 2 minggu; perlu
pengawasan yang teliti karena setiap saat
dapat terjadi paralysis pernafasan.
fase akut
Antibiotik untuk mencegah infeksi pada otot yang
flaccid
Analgetik untuk mengurangi nyeri kepala,
myalgia, dan spasme
Antipiretik untuk menurunkan suhu.
Foot board, papan penahan pada telapak kaki,
agar kaki terletak pada sudut yang tetap
terhadap tungkai
Bila terjadi paralysis pernafasan seharusnya
dirawat di unti perawatan khusus karena
penderita memerlukan bantuan pernafasan
mekanis.
Pada poliomyelitis tipe bulber kadang-kadang
refleks menelan terganggu dengan bahaya
pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak
diletakkan lebih rendah dan dimiringkan ke salah
satu sisi.
Pada poliomyelitis tipe bulber kadang-kadang
refleks menelan terganggu dengan bahaya
pneumonia aspirasi. Dalam hal ini kepala anak
diletakkan lebih rendah dan dimiringkan ke salah
satu sisi.

fase post-akut
kontraktur, atrofi dan atoni otot dikurangi dengan
fisioterapi. Tindakkan ini dilakukan setelah 2
minggu. Penatalaksanaan fisioterapi yang
dilakukan :
Heating dengan menggunakan IRR ( infra red
radiation )
Exercise (active/passive) terutama pada
ekskremitas yang mengalami kelemahan atau
kelumpuhan
Breathing exercise jika diperlukan
Bila perlu pemakaian braces, bidai, hingga
operasi ortopedik.
Terapi pada poliomyelitis hingga kini
belum ada. Yang bisa dilakukan adalah
penanganan suportif . Antara lain
antibiotic, analgetik, antipiretik, bidai atau
braces, bantuan nafas mekanis (bila
perlu). Nantinya mungkin memerlukan
tindakan tindakan fisioterapi ataupun
bedah ortopedi, dan pencegahan
dengan imunisasi polio.
Poliomeilitis
Prognosis
Prognosis pada pasien penderita
poliomyelitis dari segi angka hidup cukup
baik. Tetapi seringkali poliomyelitis
mengakibatkan disabilitas atau
keterbatasan. Angka kematian cukup
tinggi pada tipe bulbar, terutama jika
menyerang pusat pernafasan.
Kesimpulan

Poliomyelitis adalah penyakit yang sangat


menular yang disebabkan oleh virus.
Penyakit ini menyerang pusat saraf dan
bisa menyebabkan paralisis total. Bisa
menyerang berbagai usia tapi lebih
sering anak-anak. Virus masuk ke tubuh
lewat saluran pencernaan dan
bermultiplikasi di usus. Lalu menyebar
melalui limfogen atau hematogen
menuju sistem saraf pusat.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai