Anda di halaman 1dari 15

KASUS ETIK DALAM

PELAYANAN KEBIDANAN

Yetti Dynaria Siregar


D-IV BIDAN PENDIDIK F.KEP
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1
A.Etik Dalam Pelayanan ANC
Seorang ibu primigravida datang tanpa
didampingi suami maupun keluarga ke bidan N
yang memiliki salah satu klinik bersalin swasta di
kota B yang merupakan salah satu klinik yang
telah diakui oleh pihak yang berwenang.
Ibu R (ibu hamil primigravida) tersebut
ternyata baru pertama kali memeriksakan
kehamilannya pada usia kehamilan yang sudah tua
yaitu 27 minggu.
Bidan memberikan asuhan kebidanan secara
sistematis mulai dari anamnese sampai ke
pemeriksaan fisik.
2
Pada saat anamnese diketahui bahwa ternyata
pasien memiliki riwayat hypertensi.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik ternyata
Ibu R dalam kondisi tekanan darah yang tinggi
160/130 mmHg.

Bidan memberikan obat penurun tekanan


darah tinggi dengan dosis yang rendah.

Bidan N tidak terbiasa berkomunikasi panjang


lebar dengan pasien, selain kondisi sosialisasi
bidan N memang demikian, pengunjung klinik yang
lumayan banyak juga sangat mendukung bidan N
untuk tidak mempunyai waktu yang banyak untuk
berdiskusi dengan pasien-pasiennya.

3
Secara etik bidan N telah mengabaikan
salah satu prinsip kode etik dalam
pelayanan kebidanan yaitu kewajiban bidan
terhadap klien dan masyarakat dalam
Kepmenkes RI No. 369 tahun 2007 untuk
tetap menghormati hak klien terutama hak
untuk mendapatkan informasi tentang
kondisi kehamilannya dan mempunyai hak
untuk memutuskan tindakan yang ia
dapatkan.
Namun karena kondisi masyarakat yang
kurang mengetahui hal itu memberikan
peluang kepada bidan untuk tetap berbuat
demikian. 4
B. Etik Dalam Pelayanan INC
Seorang ibu primipara dengan umur
kehamilan 27 minggu diperkirakan akan
melahirkan bayi premature.
Di rumah sakit bidan H melakukan
berbagai pemeriksaan, seperti
pemeriksaan serviks, usapan vagina dan
pemeriksaan urin. Ibu tersebut
didiagnosis mengalami infeksi saluran
kemih. Penyebab kemungkinan kelahiran
prematur pada ibu tersebut ternyata
Gonorhoe dan infeksi chlamidya.

5
Sehingga pada hasil pemeriksaan vulva
ibu tersebut terdapat secret yang
mukupurulent, tampak kotor, basah,
lembab, dan berbau, serta terdapat
hiperpigmentasi di daerah sekitar vulva
dan vagina akibat sering digaruk.
Kemudian setelah selesai mengurusi
persalinan ibu tersebut, pada saat
istirahat si bidan tersebut menceritakan
kejadian atau kasus yang dialami ibu
tersebut kepada teman sejawat lain
termasuk pada mahasiswa calon bidan yang
sedang berpraktek di rumah sakit
tersebut.
Dalam kasus tersebut secara tidak
langsung bidan ini telah melanggar salah
satu kode etik dalam Kepmenkes RI No.
369 tahun 2007 yaitu kewajiban bidan
terhadap tugasnya dimana setiap bidan
harus menjamin kerahasiaan keterangan
yang didapat dan/atau dipercayakan
kepadanya, kecuali diminta oleh pengadilan
atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien.

7
C. Etik Dalam Pelayanan PNC
Ibu J datang ke klinik bidan K mengeluh gatal
dan perih di daerah bekas jahitan perineumnya.
Setelah diperiksa ternyata kondisi jahitan tidak
menyatu dan bernanah. Bidan akhirnya melakukan
penjahitan ulang pada perineum ibu tersebut.
Keadaan penjahitan dilakukan tanpa sampiran
maupun sekat sekat pembatas ruangan sehingga
proses penjahitan yang dilakukan dapat dilihat
oleh pasien pasien yang lain.
Secara etik bidan tersebut telah melupakan
privacy pasien, padahal seorang pasien mempunyai
beberapa hak termasuk diantaranya adalah hak
untuk mendapatkan perlindungan privasi.
D. Etik Dalam Pelayanan BBL
Pada salah satu keadaan misalnya
bayi baru lahir dengan kondisi yang
gawat seperti bayi demam tinggi dan
tidak bisa makan melalui mulut, bidan
memberikan tindakan dengan
memasang NGT untuk mempermudah
pemberian nutrisi kepada bayi.

9
Pada keadaan demikian bidan tersebut
telah mengabaikan salah satu hal penting
berkaitan dengan kode etik bidan bahwa
dalam hal tertentu bidan harus melibatkan
keluarga dalam pengambilan keputusan
misalnya mereka yang dalam keadaan tidak
sadar atau berumur dibawah 21 tahun
harus mendapatkan informasi tentang
keputusan tindakan yang ia peroleh melalui
keputusan wali atau keluarganya.

10
E. Etik Dalam Pelayanan KB
Pasa satu waktu, seorang pasien dengan
usia kehamilan 32 minggu yang ditangani
oleh bidan B datang ke tempat praktek
dalam keadaan keluar tanda in partu dan
sangat sesak diantar oleh salah satu
keluarganya. Dalam riwayat kunjungan
kehamilannya ternyata si pasien memiliki
riwayat penyakit Asma, merupakan
kehamilan ketiga dan kehamilan
sebelumnya berakhir dengan section
caesarea pada usia kehamilan dibawah 30
minggu. 11
Dengan keadaan yang tidak
memungkinkan lagi dengan persalinan
normal pasien di rujuk kesalah satu rumah
sakit, tetapi tetap didampingi oleh bidan B
tersebut. Setengah proses operasi karena
kondisi kelahiran ketiga tetap dalam
keadaan gawat dokter memberikan pilihan
supaya ibu mengikuti kontap atau
sterilisali tuba, si ibu setuju, dengan
sepengetahuan bidan sterilisasi pun
dilaksanakan.

12
Dalam kasus tersebut bidan telah
mengabaikan salah satu hal dalam etik yang sangat
penting yaitu informed consent, tindakan medic
yang dilakukan bidan, hasilnya penuh dengan
ketidakpastian dan tidak dapat diperhitungkan
secara matematika sebab dipengaruhi oleh
factor-faktor lain yang berada diluar kekuasaan
bidan. Kepada pasien dan keluarganya harus
diberikan informasi lebih dahulu tentang
beberapa hal dari tindakan medic yang akan
dilakukan. Dalam memutuskan alat kontrasepsi
yang dipakai harus ada persetujuan suami dan
istri karena berkaitan erat dengan kesejahteraan
keluarga dan reproduksi kedepannya.

13
F. Etik Dalam Penelitian Kebidanan

Seorang mahasiswa yang sedang melakukan


penelitian tentang kebidanan di rumah sakit N
dengan salah satu tindakan wajib adalah
melakukan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual
Asam Asetat). Setelah mendapatkan kurang lebih
35 paien, kemudian data data hasil pemeriksaan
secara asli tanpa pengkodean ia masukkan ke
dalam berkas yang telah ia siapkan, ternyata dari
35 pasien yang ia periksa terdapat 3 orang yang
hasil pemeriksaannya positif.

14
Secara etik mahasiswa tersebut
telah mengabaikan kode etik dalam
penelitian kebidanan yaitu anonymity
(kerahasiaan nama dan identitas).
Apabila suatu saat ketiga pasien yang
positif tersebut merasa terganggu
dengan diketahuinya nama dan
keadaan yang dideritanya maka
mahasiswa tersebut tidak dapat
dilindungi secara etik.

15

Anda mungkin juga menyukai