HELTI LESTARI S
115102027
Berbeda dengan angka kematian anak yang jumlahnya lebih rendah dari angka secara nasional. Di Sumatera
Utara, angka kematian (AKB) secara nasional mencapai 34/1.000 kelahiran hidup. Tahun 2007 sebanyak
14/1.000 kelahiran hidup, selanjutnya 2008 18/1.000 kelahiran hidup, dan 2009 mencapai 19/1.000 kelahiran
hidup (Dinkes, 2010).
Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan terutama adalah perdarahan (28% ). Sebab
lain, yaitu eklamsi (24 %), infeksi (11% ), partus lama (5% ), dan abortus (5 %).Kemungkinan kematian
maternal disebabkan oleh beberapa faktor misalnya:gizi, penyakit, budaya (dalam hal ini perilaku ibu), yang
semuanya akan berpengaruh pada kehamilan (Syafrudin, 2009).
Masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor sosial budaya
dan lingkungan di dalam masyarakat di mana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor kepercayaan dan
pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat
sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu
dan anak (Mubarak, 2009).
Kebudayaan dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, karena kebudayaan berhubungan
dengan budi atau akal. Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
keilmuan, sosial, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain untuk keperluan masyarakat (Prasetyo, 2004).
Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka
diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan /adat- istiadat yang merugikan kesehatan khususnya ibu
hamil, bersalin, dan nifas. Oleh karena itu ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan sangat penting dipahami
oleh seorang bidan dalam menjalankan tugasnya. Karena bidan sebagai petugas kesehatan yang berada digaris
depan dan berhubungan langsung dengan masyarakat latar belakang agama, budaya, pendidikan dan adat istiadat
yang berbeda ( Mariam, 2010, hal.104).
Berdasarkan data dari BPS tahun 2007, penduduk Sumatera Utara berjumlah 12.834.371 jiwa. Dari segi
etnisitias, penduduk Sumatera Utara terdiri atas: Tapanuli/Toba sebanyak 2.948.264 (25,62 %), Mandailing
1.296.518 (11,27 %), Nias 731.620 (6,36 %), Melayu 674.122 (5,86 %), Karo 585.173 (5,09 %), Simalungun
234.515 (2,04 %), Pakpak 83.866 (0,73 %), Jawa sebanyak 3.843.602 orang atau 33,40 %, Minang 306.550
(2,66 %), Aceh 111.686 (0,97 %), Tionghoa 311.779 (2,71 %) (Lubis Nur, 2010). Upacara adat untuk wanita
hamil pada orang Batak Karo yaitu upacara tujuh bulanan disebut mesur- mesuri atau yang sering juga disebut
dengan maba manuk mbur. Upacara ini merupakan upacara yang dikhususkan bagi seorang wanita yang sedang
hamil sekitar tujuh bulanan. Ada dua jenis upacara yang termasuk kedalam upacara mesur mesuri. Untuk anak
pertama disebut dengan mesur mesuri, sedang unuk anak kedua dan yang seterusnya disebut dengan maba
manuk mbur atau mecah tinaruh.
Upacara adat untuk wanita hamil pada orang Batak Karo yaitu upacara tujuh bulanan disebut mesur- mesuri
atau yang sering juga disebut dengan maba manuk mbur. Upacara ini merupakan upacara yang dikhususkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil sekitar tujuh bulanan. Ada dua jenis upacara yang termasuk kedalam upacara
mesur mesuri. Untuk anak pertama disebut dengan mesur mesuri, sedang unuk anak kedua dan yang seterusnya
disebut dengan maba manuk mbur atau mecah tinaruh.
Pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk
merubah perilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berperilaku sehat
(Syafrudin, 2009, hal.104).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada 2 orang ibu hamil bersuku Karo mengatakan bahwa
mereka mempunyai pantangan makanan seperti nenas, mentimun dan durian yang menurut mereka tidak baik.
Maka pengetahuan tentang aspek budaya merupakan hal penting diketahui oleh pelayanan kesehatan untuk
memudahkan dalam melakukan pendekatan dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik
dan menganggap penting untuk melakukan penelitian mengenai Prespektif budaya Karo terhadap kehamilan.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana perspektif suku Karo terhadap kehamilan ?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif suku Karo terhadap kehamilan.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam melakukan
pelayanan kehamilan tanpa mengesampingkan faktor budaya.
2. Pendidikan kebidanan
Penelitian ini bisa menjadi sumber informasi awal bagi peneliti lainya yang tertarik untuk meneliti aspek
pelayanan kebidanan bagi suku Karo khususnya perawatan ibu hamil.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kehamilan tanpa
mengesampingkan faktor budaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana perspektif suku Karo terhadap kehamilan.
B.Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang suku Karo yang berkunjung di klinik Marinta Pancur
Batu, Medan Tahun 2012.
C. Sampel
Jumlah sampel yang direncanakan akan diambil pada penellitian ini adalah 8 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah proposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
di antara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (masalah penelitian) sehingga sampel dapat mewakili
karateristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Nursalam, 2003).
Besarnya jumlah sampel yang diteliti tidak mempunyai batasan akan tetapi dengan metode saturasi data yaitu
peneliti berhenti mengambil sampel ketika tidak di temukan lagi data baru dari subjek peneliti (Moleong,
2010). Adapun kriteria informan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ibu hamil suku Karo (usia kehamilan diatas 7 bulan bagi kehamilan pertama dan 3 bulan keatas bagi yang
sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya ).
Ibu hamil bersuku Batak Karo yang orang tuanya asli suku Karo dan orang tua ibu hamil yang bersuku Karo
campuran.