Anda di halaman 1dari 10

PRESPEKTIF BUDAYA KARO TERHADAP KEHAMILAN

DI KLINIK MARINTA PANCUR BATU


TAHUN 2012

HELTI LESTARI S
115102027

KARYA TULIS ILMIAH


PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2012
BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masyarakat di Indonesia merupakan masyarakat yang majemuk, beribu-ribu suku bangsa ada di dalamnya
dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda keanekaragam budaya ini merupakan kekayaan bangsa
yang tiada ternilai tingginya. Kekayaan tersebut harus dilestarikan dan dikembangkan itu dapat dipahami terus
dari generasi ke generasi (Syafrudin, 2009, hal.103).
Pada saat ini AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Menurut
data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI di Indonesia adalah 228 per 100.000 kelahiran
hidup, AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) yang
masih tinggi di Asia Tenggara. AKI di Indonesia menurut hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
pada tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup, sedangkan angka kematian bayi (AKB) tercatat 35 per
1.000 kelahiran hidup (PERSI, 2009 1).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara sejak empat tahun terakhir melebihi angka AKI secara nasional
yakni 228/100.000 kelahiran hidup. Buktinya, di 2007 misalnya, angka kematian ini mencapai 231/100.000
kelahiran hidup. Tahun 2008, AKI ini meningkat menjadi 258/100.000 kelahiran hidup. Selanjutnya di 2009
menjadi 260/100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2010 per Agustus data tersebut mencapai 249/100.000
kelahiran hidup (Dinkes, 2010 ).

Berbeda dengan angka kematian anak yang jumlahnya lebih rendah dari angka secara nasional. Di Sumatera
Utara, angka kematian (AKB) secara nasional mencapai 34/1.000 kelahiran hidup. Tahun 2007 sebanyak
14/1.000 kelahiran hidup, selanjutnya 2008 18/1.000 kelahiran hidup, dan 2009 mencapai 19/1.000 kelahiran
hidup (Dinkes, 2010).
Penyebab langsung kematian ibu terkait kehamilan dan persalinan terutama adalah perdarahan (28% ). Sebab
lain, yaitu eklamsi (24 %), infeksi (11% ), partus lama (5% ), dan abortus (5 %).Kemungkinan kematian
maternal disebabkan oleh beberapa faktor misalnya:gizi, penyakit, budaya (dalam hal ini perilaku ibu), yang
semuanya akan berpengaruh pada kehamilan (Syafrudin, 2009).
Masalah kematian maupun kesakitan pada ibu dan anak sesungguhnya tidak terlepas dari faktor sosial budaya
dan lingkungan di dalam masyarakat di mana mereka berada. Disadari atau tidak, faktor kepercayaan dan
pengetahuan budaya seperti berbagai pantangan, hubungan sebab akibat, antara makanan dan kondisi sehat
sakit, kebiasaan, dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu
dan anak (Mubarak, 2009).
Kebudayaan dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, karena kebudayaan berhubungan
dengan budi atau akal. Kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan,
keilmuan, sosial, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain untuk keperluan masyarakat (Prasetyo, 2004).
Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status kesehatan tersebut maka
diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan /adat- istiadat yang merugikan kesehatan khususnya ibu
hamil, bersalin, dan nifas. Oleh karena itu ilmu pengetahuan sosial kemasyarakatan sangat penting dipahami
oleh seorang bidan dalam menjalankan tugasnya. Karena bidan sebagai petugas kesehatan yang berada digaris
depan dan berhubungan langsung dengan masyarakat latar belakang agama, budaya, pendidikan dan adat istiadat
yang berbeda ( Mariam, 2010, hal.104).
Berdasarkan data dari BPS tahun 2007, penduduk Sumatera Utara berjumlah 12.834.371 jiwa. Dari segi
etnisitias, penduduk Sumatera Utara terdiri atas: Tapanuli/Toba sebanyak 2.948.264 (25,62 %), Mandailing
1.296.518 (11,27 %), Nias 731.620 (6,36 %), Melayu 674.122 (5,86 %), Karo 585.173 (5,09 %), Simalungun
234.515 (2,04 %), Pakpak 83.866 (0,73 %), Jawa sebanyak 3.843.602 orang atau 33,40 %, Minang 306.550
(2,66 %), Aceh 111.686 (0,97 %), Tionghoa 311.779 (2,71 %) (Lubis Nur, 2010). Upacara adat untuk wanita
hamil pada orang Batak Karo yaitu upacara tujuh bulanan disebut mesur- mesuri atau yang sering juga disebut
dengan maba manuk mbur. Upacara ini merupakan upacara yang dikhususkan bagi seorang wanita yang sedang
hamil sekitar tujuh bulanan. Ada dua jenis upacara yang termasuk kedalam upacara mesur mesuri. Untuk anak
pertama disebut dengan mesur mesuri, sedang unuk anak kedua dan yang seterusnya disebut dengan maba
manuk mbur atau mecah tinaruh.
Upacara adat untuk wanita hamil pada orang Batak Karo yaitu upacara tujuh bulanan disebut mesur- mesuri
atau yang sering juga disebut dengan maba manuk mbur. Upacara ini merupakan upacara yang dikhususkan bagi
seorang wanita yang sedang hamil sekitar tujuh bulanan. Ada dua jenis upacara yang termasuk kedalam upacara
mesur mesuri. Untuk anak pertama disebut dengan mesur mesuri, sedang unuk anak kedua dan yang seterusnya
disebut dengan maba manuk mbur atau mecah tinaruh.
Pengetahuan sosial dan budaya yang dimiliki oleh seorang bidan akan berkaitan dengan cara pendekatan untuk
merubah perilaku dan keyakinan masyarakat yang tidak sehat, menjadi masyarakat yang berperilaku sehat
(Syafrudin, 2009, hal.104).
Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti pada 2 orang ibu hamil bersuku Karo mengatakan bahwa
mereka mempunyai pantangan makanan seperti nenas, mentimun dan durian yang menurut mereka tidak baik.
Maka pengetahuan tentang aspek budaya merupakan hal penting diketahui oleh pelayanan kesehatan untuk
memudahkan dalam melakukan pendekatan dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, peneliti sangat tertarik
dan menganggap penting untuk melakukan penelitian mengenai Prespektif budaya Karo terhadap kehamilan.
B. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian ini adalah Bagaimana perspektif suku Karo terhadap kehamilan ?.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perspektif suku Karo terhadap kehamilan.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan kebidanan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan dan strategi bagi bidan dalam melakukan
pelayanan kehamilan tanpa mengesampingkan faktor budaya.
2. Pendidikan kebidanan
Penelitian ini bisa menjadi sumber informasi awal bagi peneliti lainya yang tertarik untuk meneliti aspek
pelayanan kebidanan bagi suku Karo khususnya perawatan ibu hamil.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang kehamilan tanpa
mengesampingkan faktor budaya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif fenomenologi.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali bagaimana perspektif suku Karo terhadap kehamilan.
B.Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang suku Karo yang berkunjung di klinik Marinta Pancur
Batu, Medan Tahun 2012.
C. Sampel
Jumlah sampel yang direncanakan akan diambil pada penellitian ini adalah 8 orang. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah proposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel
di antara populasi sesuai yang dikehendaki peneliti (masalah penelitian) sehingga sampel dapat mewakili
karateristik populasi yang telah ditetapkan sebelumnya (Nursalam, 2003).
Besarnya jumlah sampel yang diteliti tidak mempunyai batasan akan tetapi dengan metode saturasi data yaitu
peneliti berhenti mengambil sampel ketika tidak di temukan lagi data baru dari subjek peneliti (Moleong,
2010). Adapun kriteria informan penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ibu hamil suku Karo (usia kehamilan diatas 7 bulan bagi kehamilan pertama dan 3 bulan keatas bagi yang
sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya ).
Ibu hamil bersuku Batak Karo yang orang tuanya asli suku Karo dan orang tua ibu hamil yang bersuku Karo
campuran.

Dapat berbahasa Indonesia.


Bersedia menjadi informan dalam penelitian ini.
D. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Marinta Pancur Batu alasannya karena mayoritas penduduknya adalah suku
Karo yang merupakan sampel peneliti dalam melakukan penelitian.
E. Waktu Penelitian
Waktu pengumpulan data dilakukan mulai dari Februari 2012 sampai Maret 2012.
Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu mengajukan surat permohonan kepada ketua
Program Studi D-IV bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan
kepada pimpinan Klinik Marinta agar dapat memperoleh persetujuan penelitian. Menempatkan
orang-orang yang diteliti bukan sebagai objek melainkan orang yang derajatnya sama dengan
peneliti. Menghargai, menghormati dan patuh semua peraturan yang ada di Klinik Marinta.
Memegang segala rahasia yang berkaitan dengan informasi yang diberikan. Informasi tentang
informan tidak dipublikasikan bila informan tidak menghendaki, termasuk nama informan tidak
akan dicantumkan dalam laporan penelitian. Peneliti dalam merekrut informan terlebih dahulu,
memberikan informed consent, yaitu memberi tahu secara jujur maksud dan tujuan terkait dengan
tujuan penelitian pada informan dengan sejelas-jelasnya. Selama dan sesudah penelitian privacy
tetap dijaga, semua informan diperlakukan sama, nama informan diganti dengan nomor, peneliti
akan menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan dan hanya digunakan untuk kegiatan
penelitian serta tidak akan dipublikasikan tanpa izin informan. Selama pengambilan data peneliti
memberi kenyamanan pada informan dengan mengambil tempat wawancara sesuai dengan
keinginan informan. Sehingga informan dapat leluasa tanpa ada pengaruh lingkungan untuk
mengungkapkan informasi yang diketahuinya.
Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua jenis instrument yaitu :
Kuesioner data demografi berisi tentang data umum partisipan pada lembar pengumpulan data
(kuesioner) yakni : Usia, agama, tingkat pendidikan, pekerjaan, usia kandungan, kehamilan yang
keberapa, suku.
Panduan wawancara mendalam (depth interview) berupa pertanyaan seputar perawatan ibu hamil
suku Batak Karo, kebiasaan yang dilakukan dan pantangan suku Batak Karo selama hamil serta
tujuanya.
Prosedur Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat izin dari ketua Program D-IV Bidan Pendidik
Fakultas Keperawatan USU dan pemilik Klinik Marinta Kemudian peneliti melakukan pendekatan
dan memperkenalkan diri kepada informan dan menjelaskan hal-hal yang terkait serta tujuan dari
penelitian ini. Wawancara dilakukan dalam waktuyang telah disepakati oleh peneliti dan informan.
Setelah itu informan terlebih dahulu diminta mengisi kuesioner data demografi, lalu memulai
wawancara dan atas kesediaan informan peneliti merekam wawancara dengan menggunakan tape
recorder lebih kurang 20 menit pada setiap pertemuan. Setelah itu hasil wawancara ditulis dalam
bentuk transkip dan dibaca ulang. Peneliti menganalisa data yang telah dilakukan dan
mengelompokkan data lalu menguraikannya kedalam bentuk narasi. Peneliti membahas hasil
penelitian sesuai dengan analisa data yang telah dilakukan. Jika ada hal yang kurang jelas maka
peneliti akan melakukan wawancara ulang terhadap informan sampai data yang dibutuhkan
terpenuhi. Pengumpulan data telah selesai jika saturasi data tercapai.
Analisis Data
Proses analisis data pada penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung setelah mengumpulkan
data dari masing masing informan. Setelah melakukan wawancara dengan informan segera
melakukan transkipsi hasil rekaman untuk selanjutnya dianalisa
Adapun tahap proses analisis data menggunakan metode miles dan huberman
(1984) adalah sebagai berikut :
Membuat analisis data dari yang sudah ada dan sedang berlangsung, kemudian membaca hasil
analisis dan memilih pertanyaan-pertanyaan penting yang diungkapkan oleh partisipan.
Mengelompokkan pertanyaan-pertanyaan penting yang sejenis sehingga diperoleh beberapa
pertanyaan kelompok (reduksi data).
Membaca kembali pertanyaan-pertanyaan sejenis di setiap kelompok sehingga ditemukan tema
dari kelompok pertanyaan tersebut.
Setelah diperoleh beberapa tema dari tiap tiap kelompok, kemudian disajikan dalam bentuk
narasi (verifikasi data).
Tingkat Keabsahan Data
Tingkat kepercayaan hasil penelitian yang dilakukan berpegangang kepada beberapa perinsip dan
kriteria yaitu:
Credibility untuk memperoleh nilai kebenaran data informasi yang telah terkumpul dengan cara
memperpanjang masa pengamatan (prolonged engagement) menambah keakraban antara peneliti
dan informan sehingga informan lebih terbuka lagi dan informasi tidak ada yang disembunyikan
dan dengan mengadakan member chek terhadap data yang diperoleh peneliti dari informan.
2.Confirmability, peneliti akan membicarakan hasil penelitian dengan pembimbing agar data yang
diperoleh dari hasil penelitian dapat lebih objektif.

Anda mungkin juga menyukai