Anda di halaman 1dari 73

Assalaamualaikum WW..

PERLINDUNGAN
TENAGA KERJA
dan
UPAYA KESEHATAN KERJA (UKK)
di PUSKESMAS
Ketenagakerjaan adalah segala hal
yang berhubungan dengan tenaga kerja
pada waktu sebelum, selama, dan
sesudah masa kerja.

Tenaga kerja adalah setiap orang yang


mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik
untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat.
Karyawan/Pekerja adalah setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain.
Pemberi kerja adalah orang perseorangan,
pengusaha, badan hukum, atau badanbadan
lainnya yang mempekerjakan tenaga kerja
dengan membayar upah atau dan dalam
bentuk lain.
Pengusaha adalah :
a. orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri;
b. orang perseorangan, persekutuan, atau
badan hukum yang secara berdiri sendiri
menjalankan perusahaan bukan miliknya;
Perusahaan adalah :
a. setiap bentuk usaha yang berbadan
hukum atau tidak, milik orang
perseorangan, milik persekutuan, atau
milik badan hukum, baik milik swasta
maupun milik negara yang mempekerjakan
pekerja/buruh dengan membayar upah
atau imbalan dalam bentuk lain;
b. usaha-usaha sosial dan usaha-usaha lain
yang mempunyai pengurus dan
mempekerjakan orang lain dengan
membayar upah atau imbalan dalam
bentuk lain.
Perencanaan tenaga kerja adalah proses
penyusunan rencana ketenagakerjaan secara
sistematis yang dijadikan dasar dan acuan
dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan
pelaksanaan program pembangunan
ketenagakerjaan yang berkesinambungan.
Hubungan kerja adalah hubungan antara
pengusaha dengan pekerja/buruh
berdasarkan perjanjian kerja, yang
mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan
perintah.
Perlindungan Hubungan kerja
Hubungan industrial adalah suatu sistem
hubungan yang terbentuk antara para
pelaku dalam proses produksi barang
dan/atau jasa yang terdiri dari unsur
pengusaha, pekerja/buruh, dan pemerintah
yang didasarkan pada nilai nilai Pancasila
dan Undang -Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Keterkaitan Peran Dalam Hubungan
Industrial
Pemerintah:
a. Menetapkan kebijakan
b. Memberikan pelayanan
c. Melaksanakan pengawasan
d. Melakukan penindakan/ sanksi thp
pelanggaran
Pengusaha atau organisasi :
a. Menciptakan kemitraan
b. Mengembangkan usaha
c. Memperluas lapangan kerja
d. Memberikan kesejahteraan
e. Mengembangkan prinsip keterbukaan,
demokratis dan keadilan
Karyawan atau pekerja dan serikat
pekerja :
a. Menjalankan pekerjaan sesuai kewajibannya
b. Menjaga ketertiban demi kelangsungan
produksi
c. Menyalurkan aspirasi secara demokratis
d. Mengembangkan ketrampilan
e. Ikut berperan aktif dalam rangka
memperjuangkan kesejahteraan anggota
dan keluarganya
Hubungan Industrial melalui sarana:
a. Serikat pekerja
b. Organisasi pengusaha
c. Lembaga kerjasama bipartit
d. Lembaga kerjasama tripartit
e. Peraturan perusahaan
f. Perjanjian kerjasama
g. Peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan
h. Lembaga penyelesaian perselisilihan
hubungan industrial
Peraturan Perusahaan merupakan tanggung
jawab pengusaha yg disusun dengan
memperhatikan saran dan pertimbangan dari
wakil atau karyawan/pekerja, yang memuat :
a. Hak dan kewajiban pengusaha
b. Hak dan kewajiban karyawan/pekerja
c. Syarat kerja
d. Tata tertib perusahaan
e. Jangka waktu berlakunya peraturan
perusahaan
Perjanjian Kerja Bersama adalah
perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara karyawan/ pekerja /
serikat pekerja yang tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang
ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau
beberapa pengusaha atau perkumpulan
pengusaha yang memuat syarat -syarat
kerja, hak dan kewajiban kedua belah
pihak.
Perjanjian Kerja Bersama, diantaranya
memuat:
a. Hak dan kewajiaban pengusaha
b. Hak dan kewajiban karyawan atau
pekerja
c. Perberlakuan sangsi
d. Jangka waktu berlakunya perjanjian
e. Tanda tangan para pihak yang membuat
perjanjian tsb
Perselisihan hubungan industrial adalah
perbedaan pendapat yang mengakibatkan
pertentangan antara pengusaha atau gabungan
pengusaha dengan pekerja/buruh atau serikat
pekerja/serikat buruh karena adanya perselisihan
Jenis perselisihan

Perselisihan hak

Perselisihan kepentingan

Perselisihan pemutusan hubungan kerja

Perselisihan antar serikat pekerja dalam


satu perusahaan.
Perselisihan hak tidak dipenuhinya hak akibat adanya
perbedaan pelaksanaan atau penafsiran mengenai peraturan
per-uu-an, perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau
Perjanjian Kerja Bersama.

Perselisihan kepentingan tidak adanya kesatuan pendapat


mengenai pembuatan, dan/atau perubahan syarat-syarat kerja.

Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja tidak adanya


persesuaian pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja
yang dilakukan oleh salah satu pihak.

Perselisihan antar Serikat Pekerja tidak adanya


persesuaian paham mengenai keanggotaan, pelaksanaan hak,
dan kewajiban serikat pekerja.
Proses
Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial
Pekerja Pengusaha
Serikat Pekerja Serikat Pekerja

Bipartit

Disnaker

Konsiliasi Arbitrase

Mediasi

Pengadilan Hubungan Industrial


Konsiliasi
Perselisihan kepentingan
Perselisihan PHK
Perselisihan antar Serikat Pekerja

Arbitrase
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan antar Serikat Pekerja

Mediasi
Perselisihan Hak
Perselisihan Kepentingan
Perselisihan PHK
Perselisihan antar Serikat Pekerja
PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Pengadilan Hubungan Industrial bertugas dan


berwenang memeriksa dan memutus:

Di tingkat pertama mengenai perselisihan hak


Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan
kepentingan
Di tingkat pertama mengenai perselisihan PHK
Di tingkat pertama dan terakhir mengenai perselisihan
antara SP
PEMUTUSAN HUB KERJA (PHK)
Ada 4 macam :
PHK oleh perusahaan/pengusaha
PHK oleh karyawan/pekerja
PHK demi hukum
PHK oleh pengadilan
Pemutusan Hubungan Kerja
Pengusaha dapat melakukan PHK kepada karyawan/pekerja yang
melakukan kesalahan berat, diantaranya:
a. Melakukan pencurian, penipuan, penggelapan barang
b. Memberikan keterangan palsu
c. Mengkonsumsi minuman keras dan narkoba
d. Melakukan perbuatan asusila
e. Menyerang atau mengancam pengusaha
f. Membujuk teman sekerja untuk melanggar aturan
perusahaan
g. Ceroboh atau sengaja merusak barang milik perusahaan
atau membiarkan dalam keadaan bahaya
h. Ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau
pengusaha dalam keadaan bahaya
i. Membocorkan rahasia perusahaan
PHK oleh Karyawan
Karyawan atau pekerja dapat mengajukan PHK kepada
perusahaan /pengusaha dengan
a. Mengajukan atas permintaan sendiri dengan alasan yang
logis dan dapat diterima : pengajuan pensiun muda, alasan
sdh tidak mampu krn kesehatan untuk bekerja lagi

PHK demi hukum


a. Proses PHK demi hukum apabila ybs terlibat kanus pidana
yang sdh berkekuatan tetap

PHK oleh pengadilan


a. Proses PHK ini terjadi bila ada sengketa industrial yang
diselesaikan oleh pengadilan
Perlindungan Dalam
Pelaksanaan Pekerjaan
Setiap karyawan atau pekerja mempunyai
hak untuk memperoleh perlindungan atas:
a. Keamanan, Keselamatan dan Kesehatan
kerja ( K3)
b. Norma Kerja
c. Moral dan Hukum
d. Perlakuan sesuai harkat dan mrtabat
manusia
e. Perlakuan sesuai nilai norma dan agama
Kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah upaya
perlindungan bagi tenaga kerja agar selalu
dalam keadaan sehat dan selamat selama
bekerja di tempat kerja.
Kesehatan, keselamatan, dan keamanan kerja
bertujuan untuk menjamin kesempurnaan
atau kesehatan jasmani dan rohani tenaga
kerja serta hasil karya dan budayanya.
Keamanan Kerja
Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang
mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik
berupa materil maupun non materil
a.Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat
material diantaranya sebagai berikut.
1) Baju kerja
2) Helm
3) Kaca mata
4) Sarung tangan
5) Masker
6) Sepatu
7) dll
b. Unsur-unsur penunjang keamanan yang
bersifat non material adalah sebagai
berikut.
1) Buku petunjuk penggunaan alat
2) Rambu-rambu dan isyarat bahaya.
3) Himbauan-himbauan
4) SOP/SPO
5) Petugas keamanan
Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi
kesehatan yang bertujuan agar masyarakat
pekerja memperoleh derajat kesehatan
setinggi-tingginya, baik jasmani, rohani,
maupun sosial, dengan usaha pencegahan
dan pengobatan terhadap penyakit atau
gangguan kesehatan yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja maupun
penyakit umum.
Keselamatan Kerja dapat diartikan sebagai
keadaan terhindar dari bahaya selama
melakukan pekerjaan. Dengan kata lain
keselamatan kerja merupakan salah sau
faktor yang harus dilakukan selama bekerja.
Tidak ada seorang pun didunia ini yang
menginginkan terjadinya kecelakaan.
Keselamatan kerja sangat bergantung .pada
jenis, bentuk, dan lingkungan dimana
pekerjaan itu dilaksanakan.
Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja
adalah sebagai berikut:
a. Adanya unsur-unsur keamanan dan
kesehatan kerja yang telah dijelaskan diatas.
b. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan
dan kesehatan kerja.
c. Teliti dalam bekerja
d. Melaksanakan Prosedur kerja dengan
memperhatikan keamanan dan kesehatan
kerja.
Kecelakaan kerja dapat dibedakan menjadi
kecelakaan yang disebabkan oleh :
a. Mesin
b. Alat angkutan
c. Peralatan kerja yang lain
d. Bahan kimia
e. Lingkungan kerja
f. Penyebab yang lain
Ruang lingkup kesehatan, keselamatan, dan
keamanan kerja adalah sbb:
a. Memelihara lingkungan kerja yang sehat.
b. Mencegah, dan mengobati kecelakaan yang
disebabkan akibat pekerjaan sewaktu bekerja.
c. Mencegah dan mengobati keracunan yang
ditimbulkan dari kerja
d. Memelihara moral, mencegah, dan mengobati
keracunan yang timbul dari kerja.
e. Menyesuaikan kemampuan dengan pekerjaan
f. Merehabilitasi pekerja yang cedera atau sakit akibat
pekerjaan.
Keselamatan kerja mencakup pencegahan
kecelakaan kerja dan perlindungan terhadap
terhadap tenaga kerja dari kemungkinan terjadinya
kecelakaan sebagai akibat dari kondisi kerja yang
tidak aman dan atau tidak sehat.
Syarat-syarat kesehatan, keselamatan, dan keamanan
kerja ditetapkan sejak tahap perencanaan,
pembuatan, pengangkutan, peredaran,
perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan,
pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, barang,
produk teknis, dan aparat produksi yang
mengandung dan dapat menimbulkan bahaya
kecelakaan.
Pedoman dari ILO ( Ilo Convention No. 81)
menerangkan bahawa kesehatan kerja sangat
penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan
kerja.
Pedoman itu antara lain:
a. Melindungi pekerja dari setiap kecelakaan kerja
yang mungkin timbul dari pekerjaan dan
lingkungan kerja.
b. Membantu pekerja menyesuaikan diri dengan
pekerjaannya.
c. Memelihara atau memperbaiki keadaan fisik,
mental, maupun sosial para pekerja.
Tingkat-Tingkat Pencegahan
Gangguan Kesehatan dan Kecelakaan
Akibat Kerja

1. Peningkatan Kesehatan (Health Promotion)


Pendidikan kesehatan kepada pekerja
Peningkatan dan perbaikan gizi pekerja
Perkembangan kejiwaan pekerja yang sehat
Penyediaan perumahan pekerja yang sehat
Rekreasi bagi pekerja
Penyediaan tempat dan lingkungan kerja yang sehat
Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Perhatian terhadap faktor-faktor keturunan.
2. Perlindungan Khusus (Specific Protection)
Pemberian imunisasi
Hygiene kerja yang baik
Sanitasi lingkungan kerja yang sehat
Perlindungan diri terhadap bahaya-bahaya pekerjaan
Pengendalian bahaya akibat kerja agar dalam keadaan
aman
Perlindungan terhadap faktor karsinogen
Menghindari sebab-sebab alergi
Perserasian manusia (pekerja) dengan mesin
3. Diagnosa Dini dan Pengobatan yang
Tetap
(Early Diagnosis and Promptreatment):
Mencari tenaga kerja baik perorangan atau
kelompok terhadap gangguan-gangguan penyakit
tertentu
General check up secara teratur terhadap
pekerja dengan tujuan :
Mengobati dan mencegah proses penyakit
Mencegah penularan penyakit
Mencegah komplikasi
Penyaringan
4. Pencegahan Kecatatan (Disability Limitation)
Pengobatan yang adekuat untuk mencegah dan
menghentikan proses penyakit
Perawatan yang baik
Penyediaan fasilitas untuk membatasi kecacatan dan
mencegah kematian.

5. Pemulihan (Rehabilitation)
Latihan dan pendidikan untuk melatih kemampuan yang
ada
Pendidikan masyarakat untuk menggunakan tenaga
cacat
Penempatan tenaga cacat secara selektif
Terapi kerja di rumah sakit
Menyediakan tempat kerja yang dilindungi.
Upaya-Upaya Pencegahan
Penyakit Akibat Kerja
1. Substitusi
Yaitu mengganti bahan-bahan yang berbahaya
dengan bahan-bahan yang kurang berbahaya atau
tidak berbahaya sama sekali, misalnya karbon
tetraklorida diganti dengan triklor-etilen.
2. Ventilasi Umum
Yaitu mengalirkan udara sebanyak-banyaknya
menurut perhitungan kedalam ruang kerja, agar
bahan-bahan yang berbahaya ini lebih rendah
dari kadar yang membahayakan, yaitu kadar pada
nilai ambang batas.
3. Ventilasi Keluar Setempat
Adalah alat yang dapat mengisap udara dari
suatu tempat kerja tertentu, agar bahan-bahan
yang berbahaya dari tempat tersebut dapat
dialirkan keluar.
4. Isolasi
Adalah dengan cara mengisolasi proses
perusahaan yang membahayakan, misalnya isolasi
mesin yang hiruk pikuk, sehingga kegaduhan
yang disebabkannya menurun dan tidak menjadi
gangguan pada pekerja.
5. Pakaian / Alat Pelindung
Alat pelindung dalam pekerjaaan dapat berupa ear plug,
kacamata, masker, helm, sarung tangan, sepatu atau pakaian
khusus yang didesain untuk pekerjaan tertentu.
6. Pemeriksaan Sebelum Bekerja
Yaitu pemeriksaan kes pada calon pekerja untuk mengetahui
apakah calon pekerja tersebut sesuai dgn pekerjaan yang akan
diberikan ( fisik, mental).
7. Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan secara berkala
terhadap pekerja, apakah ada gangguan kesehatan yang timbul
akibat pekerjaan yang dilakukan. Dapat dilakukan setiap 1x 6
bulan, 1x setahun atau sesuai dengan kebutuhan.
8. Penjelasan Sebelum Bekerja
Penjelasan pekerjaan sebelum bekerja bertujuan
agar pekerja mengetahui dan mematuhi
peraturan-peratauran, sehingga dalam bekerja
lebih hati-hati dan tidak terkena penyakit-
penyakit akibat pekerjaan.
9. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan kepada pekerja sangat
penting untuk keselamatan dalam bekerja,
sehingga pekerja tetap waspada dalam
melaksanakan pekerjaannya.
PERLINDUNGAN NORMA KERJA
Perlindungan ini dimaksudkan untuk
memberikan kepastian kewajiban pekerja
yang terkait dengan norma kerja, meliputi:
Waktu kerja
Waktu istirahat
Waktu cuti
Waktu kerja malam bagi wanita
Waktu kerja lembur
PERLINDUNGAN MORAL dan
HUKUM
Semua orang adalah warga negara yg sama status dan
kedudukannya serta kewajibannya, oleh krn itu hrs
diperlakukan secara sama sesuai hak yg berlaku
Prinsip dasar tsb memiliki konsekwensi legal dan moral yg
mendasar.
1. Semua orang hrs secara sama dilindungi oleh hukum,
terlepas dari latabelakang etnis,agama,sosial ekonomi dll.
2. Semua orang hrs diperlakukan secara sama sbg
manusia dan warga negara
3. Tidak ada perlakuan istimewa atas hak thd seseorang
4. Pemerintah tdk boleh mengeluarkan produk hukum untuk
kepentingan pihak tertentu
5. Semua warga tanpa terkecuali harus tunduk dan taat
kpd hukum
PERLAKUAN SESUAI HARKAT DAN
MARTABAT MANUSIA
Dasar moral yang digunakan adalah
manusia mempunyai harkat dan martabat
yg sama, oleh krn itu harus diperlakukan
secara sama, perlakuan berbeda berarti
merendahkan harkat martabat manusia.
PERLAKUAN SESUAI NILAI NORMA
DAN AGAMA
Perlindungan ini bertujuan agar pelaksanaan
pekerjaan tetap sesuai dengan norma dan
agama, meliputi :
Perlindungan kesusilaan
Tersedianya tempat ibadah yg layak
Adanya kesempatan untuk melaksanakan
ibadah dengan aman dan nyaman
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL

Sistem perlindungan sosial yang ada


saat ini juga Sistem Asuransi Kesehatan
(yang diselenggarakan oleh BPJS), untuk
memberikan pelayanan kesehatan sesuai
ketentuan yang berlaku.
BPJS Kesehatan
BPJS Ketenagakerjaan
BPJS KESEHATAN
Ruang lingkup pelayanan yang diberikan antara lain, konsultasi
medis dan penyuluhan kesehatan, pemeriksaan dan
pengobatan oleh dokter umum dan atau paramedis,
pemeriksaan dan pengobatan gigi, dan lainnya.

BPJS KETENAGAKERJAAN
program-program yang terkait dengan risiko, seperti jaminan
kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan
kesehatan, dan jaminan hari tua.
meliputi: biaya pengangkutan, biaya pemeriksaan, pengobatan,
perawatan, biaya rehabilitasi, serta santunan uang bagi pekerja
yang tidak mampu bekerja, dan cacat.
BPJS KETENAGAKERJAAN

adalah salah satu bentuk perlindungan sosial


suatu perlindungan bagi tenaga kerja /
karyawan dalam bentuk santunan berupa
uang sebagai pengganti berkurang atau
hilangnya penghasilan dan berupa pelayanan
sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang
dialami oleh tenaga kerja berupa :

kecelakaan
meninggal
hari tua
JAMINAN KECELAKAAN KERJA
(JKK)

Ruang lingkup kecelakaan kerja :


Selama bekerja di tempat kerja,
Perjalanan dari rumah menuju tempat kerja dan kembali
lagi ke rumah melalui jalan yang wajar
Semua kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
pekerjaan atau tugas dari kantor seperti : rekreasi
bersama dari kantor, menghadiri rapat diluar kantor, dll

RUANG LINGKUP

KANTOR
RUMAH TINGGAL

51
TEMPAT LAIN
MANFAAT JAMINAN
KECELAKAAN KERJA

CACAT TETAP TOTAL

1.SANTUNAN SEKALIGUS
70% X 80 BLN UPAH
BEKERJA 2.SANTUNAN BERKALA
KEMBALI Rp. 200.000,-/BLN
SELAMA 24 BLN
SEMENTARA
TIDAK MAMPU CACAT
CACAT TETAP SEBAGIAN
BEKERJA
1.BIAYA PENGOBATAN SANTUNAN SEKALIGUS
Rp. 20.000.000 % TABEL CACAT X 80
2.SANTUNAN STMB BLN UPAH
- 4 BLN PERTAMA 100 % UPAH
- 4 BLN KEDUA 75% UPAH
KECELAKAAN CACAT FUNGSI
PENGANGKUTAN - SETERUSNYA 50% UPAH
KERJA
% KURANG FUNGSI X %
DARAT Rp 750.000 TABEL CACAT X 80 BLN UPAH
LAUT Rp 1.000.000 MENINGGAL
UDARA Rp 2.000.000 DUNIA BIAYA
REHABILITASI
1. SANTUNAN SEKALIGUS
60% X 80 BLN UPAH -REHABILITASI MEDIK
2. SANTUNAN BERKALA Max. Rp. 2.000.000
Rp. 200.000,- /BLN SELAMA 24 BLN
-PROTHESE ANGGOTA
3. BIAYA PEMAKAMAN Rp. 2.000.000
BADAN TIRUAN
-ORTHOSE ALAT BANTU
(KURK,KURSI RODA)

52
Perlindungan Khusus Karyawan/Pekerja
Perempuan :

Protective Kebijakan yg diarahkan pd


perlindungan fungsi reproduksi

Corrective Kebijakan yg diarahkan pd


peningkatan kedudukan pekerja perempuan
(pemberdayaan pekerja perempuan)

Non Diskriminatif Kebijakan yg


diarahkan pd kesetaraan hak & kewajiban
ditempat kerja.

53
Protective,meliputi:
1. Perlindungan Pada Masa Haid

Pekerja perempuan tdk diwajibkan bekerja pd hari


pertama & kedua pd waktu haid, dg ketentuan :
- Merasakan sakit
- Memberi tahu Pengusaha
- Pelaksanaan diatur dlm PK, PP, PKB

2. Perlindungan Sebelum &


Sesudah Melahirkan
Pekerja perempuan berhak istirahat 1,5 bln sebelum
saatnya melahirkan & 1,5 bln sesudah melahirkan
(berdasarkan perkiraan dokter/bidan)

54
3. Perlindungan sesudah gugur kandung

Pekerja perempuan diberi waktu istirahat 1,5 bln


sesudah gugur kandung (berdasarkan surat
ket.dokter kandungan atau Bidan)

4. Kesempatan untuk menyusui bayi


Pekerja perempuan yg anaknya masih menyusu, harus
diberi kesempatan yg patut utk menyusui anaknya jika hal
tsb hrs dilakukan selama waktu kerja.
Lamanya waktu yg diberikan dg memperhatikan
tersedianya tempat yg sesuai dg kondisi dan kemampuan
perusahaan yg diatur dlm PP atau PKB.

55
Protektif...........

5. Larangan Kerja Malam bagi PP yg Hamil


Pekerja perempuan hamil dilarang bekerja antara pukul 23.00 s/d
7.00 WIB jika menurut keterangan dokter hal itu berbahaya bagi
dirinya dan kandungannya.

6. Larangan mempekerjakan perempuan pada malam hari


usia dibawah 18 tahun.
Pekerja perempuan usia dibawah 18 tahun (anak perempuan)
dilarang bekerja pada malam hari.

56
Corective,meliputi:

1. Larangan PHK bagi pekerja perempuan karena hamil,


melahirkan dan menyusui.
2. Perlindungan pada saat bekerja dimalam hari:
Pengusaha yang mempekerjakan pekerja perempuan
pada malam hari berkewajiban utk:
a. Memberikan makan dan minum yang bergizi (1400
kalori)
b. Menjaga kesusilaan dan keamanaan
c. Menyediakan angkutan antar jemput
d. Usia pekerja 18 th keatas

57
Corective
3. Adanya peluang bagi PP hamil utk bekerja pada malam hari,
sepanjang ada surat keterangan dokter yg menyatakan hal
tsb tidak berbahaya bagi pekerja dan kandungannya.

Non Diskriminatif
1. Adanya kesempatan yang sama utk memperoleh
pekerjaan dan adanya perlakuan yang sama tanpa
diskriminasi dari pengusaha
2. Adanya pengupahan yang sama bagi pekerja laki-laki dan
perempuan utk pekerjaan yg sama nilainya
3. Adanya kesempatan yg sama dalam pekerjaan dan jabatan
tanpa membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama,
politik dan asal usul dalam masyarakat
58
Non Diskriminatif

4. Penghapusan segala bentuk diskriminasi terhadap wanita dilapangan


pekerjaan meliputi:

a. Hak utk bekerja (sbg hak azasi)


b. Hak atas kesempatan kerja yg sama termasuk kriteria
seleksi dalam penerimaan pegawai
c. Hak utk memilih profesi dan pekerjaan, hak promosi,
jaminan pekerjaan serta memperoleh pelatihan kejuruan
d. Hak utk menerima upah yg sama dgn pekerja laki-laki atas
pekerjaan yang sama nilainya
e. Hak atas jaminan sosial,khususnya dalam hal
pensiun, pengangguran, sakit, cacat, lanjut usia dan cuti yg
dibayar
f. Hak atas perlindungan K3 termasuk fungsi reproduksi
59
Upaya Kesehatan Kerja ( UKK )
Puskesmas
Definisi
Upaya kesehatan kerja adalah upaya
kegiatan pokok puskesmas yang ditujukan
terutama pada masyarakat pekerja
informal di wilayah kerja puskesmas dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan
penyakit serta kecelakaan yang berkaitan
dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
Tujuan umum
Meningkatkan kemampuan tenaga kerja untuk menolong
dirinya sendiri shg terjadi peningkatan status kesehatan
yang akhirnya meningkatkan produktivitas kerja

Tujuan khusus
meningkatkan kemampuan masyarakat pekerja dalam
upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit yang
berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan kerja.
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja
informal dan keluarganya yang belum terjangkau.
meningkatkan keselamatan kerja dengan mencegah
penggunaan bahan-bahan yang membahayakan
lingkungan kerja dan masyarakat serta menerapkan
prinsip ergonomik.
Sasaran
tenaga kerja yang mempunyai dampak
besar dalam menunjang pertumbuhan
ekonomi.
tenaga kerja yang memperoleh yankes
yang memadai.
diutamakan pada sektor informal yang
merupakan separuh dari angkatan kerja.
Strategi
dikembangkan secara terpadu dan menyeluruh
dalam pola yankes puskesmas bagi pekerja dan
keluarganya.
dilakukan melalui pelayanan paripurna, yang
menekan pada pelayanan kesehatan kerja,
keselamatan kerja, kesehatan keselamatan kerja.
dilakukan melalui peran serta aktif masyarakat
pekerja melalui pendekatan PKMD.
Penyelenggaraan UKK di Puskesmas
Penyuluhan kesehatan
Pelayanan kesehatan
Yankes tenaga kerja yang berkunjung ke puskesmas
Kartu berobat diberi kode tersendiri
Pemeriksaan kes diarahkan kepada penyakit yang ada
hubungannya dengan pekerjaan
Penderita penyakit akibat kerja dilakukan tindak lanjut
untuk diberikan penyuluhan kesehatan dan cara
pencegahan penyakit
Bila tidak dapat diatasi di rujuk ke rumah sakit
Laporan (pelaporan dan pencatatan) terpadu
Pembinaan dan latihan kader dengan tujuan ;
Dikenalnya masalah kes umum dan masalah
kesehatan kerja oleh tenaga kerja
Terpeliharanya kelancaran pelaksanaan
kegiatan upaya kes kerja oleh tenaga kader
Meningkatnya hasil kegiatan upaya kes kerja
melalui peran serta masyarakat
Upaya Kesehatan Kerja di Puskesmas
1. Identifikasi masalah
a. Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan awal
Pemeriksaan berkala
Perhatian khusus pada organ tubuh yang mungkin
terkena penyakit akibat kerja
b. Pemeriksaan kasus
Adalah pemeriksaan terhadap penderita yang datang
berobat ke puskesma s atau yang dirujuk oleh kader
kesehatan.
c. Peninjauan tempat kerja
Untuk menentukan bahaya akibat kerja dan masalah
yang dihadapi di tempat kerja( fisik, kimia, biologis,
fisiologi).
2. Kegiatan pencegahan (preventive)
a. Penyuluhan kesehatan/latihan
Bahaya penyakit akibat kerja
Latihan tata kerja yang benar
Cara menghindar bahaya akibat kerja (bahaya bahan
kimia dan zat-zat lainnya).
b. Kegiatan ergonomik
Kegiatan yang bertujuan untuk mencapai
kesesuaian antara alat kerja dengan pekerjaan
agar tidak terjadi stress fisik akibat kerja.
c. Kegiatan monitoring
Kegiatan monitoring bahaya akibat kerja yang
dilakukan oleh anggota kelompok kerja yang dilatih
untuk mendeteksi pencemaran zat kimia, pestisida, dll.
d. Perbaikan mesin / alat kerja
Ditujukan pada industri kecil dan pada
pemaparan/pencemaran karena bahan-bahan produksi.
e. Pemakaian alat pelindung
Yang disesuaikan dengan jenis pekerjaan dan bahaya
yang dihadapi serta dilakukan untuk mencegah
penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
3. Kegiatan pengobatan
a. Pendekatan system orga tubuh (pengobatan
yang ditujukan pada organ tubuh yang terkena)
misalnya alat pendengaran, paru-paru, kulit dan
sebagainya.
b. Pendekatan jenis pernapasan (exposure)
Dengan cara menetapkan jenis pernapasan yang
dialami pekerja serta kemungkinan akibat
patologinya
Pengobatan secara spesifik ditujukan untuk
mengatasi bahaya akibat kerja.
4. kegiatan pemulihan
Bertujuan untuk memulihkan fungsi alat tubuh yang
cidera akibat penyakit dan kecelakaan kerja
Mengidentifikasi kasus yang membutuhkan pemulihan
dan merujuknya ke RS atau pusat rehabilitasi.
5. kegiatan rujukan
Rujukan medik( kasus yang tidak ditanggulangi oleh
puskesmas untuk pengobatan lebih lanjut).
Rujukan kesehatan ditujukan terhadap pencemaran
lingkungan( ke Balai Teknis Kesehatan Lingkungan
(BTKL), Pusat Laboratorium Kesehatan Departemen
Kesehatan, Balai Hiperkes Depnaker.
PERAN INSTITUSI DALAM
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
DINAS KESEHATAN KAB / KOTA
Menggalang dukungan daerah, lintas sektor, profesi , dunia
usaha dan serikat pekerja .
Koordinasi dan jejaring kerja lintas program (advokasi dan
sosialisasi).
Bimbingan teknis dan fasilitasi.
Pelatihan teknis dan ketrampilan ( petugas & kader )
Orientasi program yan kesja secara kontinu
Menerapkan syarat kesehatan pada bebagai lingkungan kerja
Rujukan medis dan kesehatan
Surveilans kesehatan kerja & pemetaan bahaya potensial
DINAS TENAGA KERJA
Pembinaan norma kesja ( diluar teknis medis ) sebagai norma K3
sesuai aturan yang berlaku
Pengawasan ( termasuk penegakan hukum ) terhadap plaksanaan
kewajiban pengusaha dalam yan kesja
Pendataan PAK dgn koordinasi Dinkes.
Penyelesaian kasus KAK & PAK sesuai aturan

PUSKESMAS :
Melaksanakan sebagian tugas teknis opersional program kesehatan
berdasarkan kewenangan yang diberikan Dinkes kab/ kota UKP & UKM

UNIT PELAYANAN KESEHATAN PERUSAHAAN :


berperan dalam pelaksanaan pelayanan medik dan kesja secara paripurna di
perusahaan

PRAKTEK DOKTER, RUMAH SAKit , PENGUSAHA,


SERIKAT PEKERJA DAN POS UKK
Akhirnya selesai juga dech kuliahnya
Makasih yaaa..

Wassalaamualaikum WW

Anda mungkin juga menyukai