TB Tatalaksana FKLTR Webinar
TB Tatalaksana FKLTR Webinar
FASILITAS KESEHATAN
RUJUKAN TINGKAT LANJUT
TIM TUBERKULOSIS
RSUP Dr Hasan Sadikin
Penularan Tuberkulosis
Infeksi bila seseorang menghirup percik renik yang mengandung M.TB dan
akhirnya sampai di alveoli.
Gejala timbul beberapa saat setelah infeksi, umumnya setelah respons imun
terbentuk 2-10 minggu setelah infeksi.
Sejumlah kuman tetap dorman bertahun tahun yang disebut dengan infeksi
laten.
Penularan Tuberkulosis
Pemeriksaan klinis dan pemeriksaan bakteriologis dengan mikroskop atau Tes Cepat
Molekuler (TCM)
(++) MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif MTB Pos, Rif
(--) MTB Neg
(+ - ) Sensitive Intermediate Resistance
Terapi
Foto TB Terkonfirmasi Ulangi pemeriksaan Foto Toraks
antibiotika TB RR
Toraks Bakteriologis TCM (mengikuti alur
non OAT
yang sama
dengan alur
pada hasil
pemeriksaan
Tidak Pengobatan TB lini 1 Mulai pengobatan TB RO; lakukan
Gambaran mikroskopis BTA
mendukung TB; pemeriksaan biakan dan uji kepekaan OAT
mendukung TB negatif (- - ) )
bukan TB; cari lini 1 dan lini 2
kemungkinan
penyebab
penyakit lain
TB RR;
TB Pre TB Pre
TB
XDR XDR
MDR
TB terkonfirmasi klinis
penyebab
penyakit lain ALUR DIAGNOSIS PERMENKES 67/2016
Pemeriksaan tambahan pada semua pasien TB yang terkonfirmasi baik secara bakteriologis maupun klinis adalah
Pengobatan TB lini 1 pemeriksaan HIV dan gula darah. Pemeriksaan lain dilakukan sesuai indikasi (misalnya fungsi hati, fungsi ginjal, dll)
TATALAKSANA TB
Golongan OAT
1. OAT Lini Pertama
2. OAT lini kedua
Dosis OAT
1. Dosis rekomendasi OAT Lini pertama untuk dewasa
2. Perhitungan dosis OAT Resistan Obat
PENGGOLONGAN OAT
OAT lini pertama
Dosis yang direkomendasikan (mg/kg)
Jenis OAT Sifat
Harian 3 x seminggu
Isoniasid (H) Bakterisid 5 10
(4-6) (8-12)
Rifampisin (R) Bakterisid 10 10
(8-12) (8-12)
Pirazinamid (Z) Bakterisid 25 35
(20-30) (30-40)
Streptomisin (S) Bakterisid 15
(12-18)
Etambutol (E) Bakteriostatik 15 30
(15-20) (20-35)
OAT lini kedua (WHO 2016)
Grup Golongan Jenis Obat
A Florokuinolon Levofloksasin (Lfx)
Moksifloksasin (Mfx)
Gatifloksasin (Gfx)*
10
Rifampisin (R) 600 10 (8-12) 600
(8-12)
25
Pirazinamid (Z) 35 (30-40)
(20-30)
15
Etambutol (E) 30 (25-35)
(15-20)
15 15
Streptomisin (S)*
(12-18) (12-18)
Dosis OAT
Dosis OAT Resistan Obat (Lini 2)
Berat Badan (BB)> 30 kg
OAT Dosis Harian
30-35 kg 36-45 kg 46-55 kg 56-70 kg >70 kg
Delamanid
Prinsip Pengobatan TB di Fasyankes
(lanjutan)
Tahapan Pengobatan
Tahap Lanjutan
Tahap Awal
3 kali seminggu selama
Berat Badan tiap hari selama 56 hari
16 minggu
RHZE (150/75/400/275)
RH (150/150)
Pengobatan TB dewasa
1. Pengobatan TB Sensitif obat
- Memakai OAT lini pertama:
Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
diberikan pada pasien:
1. kambuh,
2. gagal pada pengobatan Kategori I sebelumnya,
3. dengan pengobatan setelah putus berobat (loss to
follow-up)
Tatalaksana Pengobatan TB (Lanjutan)
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S / (HRZE) /5(HR)3E3
3 tab 4KDT
3 tab 2KDT
38-54 kg + 750 mg Streptomisin 3 tab 4KDT
+ 3 tab Etambutol
inj.
4 tab 4KDT
4 tab 2KDT
55-70 kg + 1000 mg Streptomisin 4 tab 4KDT
+ 4 tab Etambutol
inj.
5 tab 4KDT
5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
71 kg + 1000mg Streptomisin
+ 5 tab Etambutol
inj.
Tatalaksana Pengobatan TB (Lanjutan)
Untuk memantau kemajuan pengobatan dapat dilihat tabel
KATEGORI BULAN PENGOBATAN
PENGOBATAN 1 2 3 4 5 6 7 8
Pasien baru (====) (====) (-------) (-------) (-------) (-------)
2(HRZE)/4(HR) X (X) X X
apabila hasilnya apabila apabila
BTA positif, hasilnya hasilnya
dinyatakan tidak BTA BTA
konversi*. positif, positif,
dinyatakan dinyatakan
gagal * gagal*.
Pengobatan TB dewasa
2. Pengobatan TB Resistan obat
Prinsip pengobatan TB RO:
1. TB RO berdasarkan pemeriksaan TCM TB atau biakan konvensional dapat
mengakses pengobatan TB RO yang baku dan bermutu.
2. Persiapan awal melalui beberapa pemeriksaan penunjang.
3. Menggunakan paduan standar OAT lini kedua dan lini pertama.
4. Penetapan mulai pengobatan diputuskan oleh TAK yang sudah dilatih.
5. Inisiasi pengobatan dimulai di Rumah Sakit maupun Puskesmas yang telah
terlatih.
Tatalaksana Pengobatan TB (lanjutan)
Pengobatan TB dewasa
Pengobatan TB Resistan obat
Prinsip pengobatan TB RO:
6. Pada pasien TB MDR dengan penyulit yang tidak dapat ditangani di
Puskesmas, rujukan ke RS harus dilakukan
7. Prinsip rawat jalan, hanya pasien dengan kondisi dan atau komplikasi khusus
yang memerlukan rawat inap di RS
8. Pengawasan menelan obat dilakukan oleh petugas kesehatan di fasyankes
9. Pasien yang memulai pengobatan TB MDR di RS Rujukan dapat melanjutkan
pengobatannya di Puskesmas/fasyankes terdekat dengan tempat tinggal
pasien dengan persiapan sebelumnya.
Tatalaksana Pengobatan TB (lanjutan)
Dasar- dasar pengobatan TB RO di Indonesia:
1. Paduan OAT TB RO terdiri dari paduan OAT standar dan paduan OAT individual.
2. Rekomendasi WHO 2016, harus terdiri dari sekurangnya 5 (lima) jenis OAT pada tahap awal, yaitu:
4 (empat) OAT inti lini kedua yang terbukti masih efektif atau belum pernah digunakan, yaitu:
salah satu OAT dari grup A (golongan flurokuinolon)
salah satu OAT dari grup B ( golongan OAT suntik lini kedua)
2 OAT dari grup C (golongan OAT oral lini kedua)
1 (satu) OAT lini pertama yaitu Pirazinamid (grup D1), masuk sebagai bagian dari 5 obat yang harus diberikan
tetapi tidak dihitung sebagai obat inti.
Tidak dihitung sebagai bagian dari 5 (lima) OAT TB RO yang dipersyaratkan di atas adalah OAT dari grup D1 yang
bisa ditambahkan untuk memperkuat efikasi paduan. Pasien TB RR dan TB MDR akan mendapatkan Isoniazid
dosis tinggi dan atau Etambutol.
OAT dari grup D2 dan D3 digunakan untuk paduan OAT individual sebagai pengganti OAT inti dari grup A,B,C agar
syarat 4 (empat) OAT inti dapat dipenuhi.
3. Paduan OAT standar diperuntukkan bagi pasien TB RR dan TB MDR di Fasyankes Rujukan TB RO dan
Fasyankes TB RO. Berdasarkan durasi pengobatan, Paduan OAT standar dibedakan menjadi:
Paduan OAT standar jangka pendek (9-11 bulan)
Paduan OAT standar konvensional (20-26 bulan)
Tatalaksana Pengobatan TB (lanjutan)
Dasar- dasar pengobatan TB RO di Indonesia:
Paduan OAT individual diperuntukkan bagi pasien TB pre XDR dan TB XDR.
Paduan individual merupakan kombinasi OAT lini pertama, lini kedua dan OAT
jenis baru. Tatalaksana TB RO memakai paduan individual dilaksanakan di
Fasyankes Rujukan TB RO. Durasi pengobatan menggunakan OAT individual
untuk pasien TB pre-XDR dan TB XDR minimal 24 bulan.
PaduanOAT standar dapat disesuaikan bila terjadi perubahan hasil uji kepekaan
M.Tb menjadi paduan individual yang ditetapkan oleh dokter terlatih di
Fasyankes Rujukan TB RO.
Paduan individual juga diberikan untuk pasien yang memerlukan OAT jenis baru
karena efek samping berat terhadap OAT lini kedua golongan fluorokuinolon
(grup A) atau OAT suntik lini kedua (grup B) sehingga dikhawatirkan mengurangi
efikasi paduan OAT yang diberikan.
Penetapan paduan dan dosis OAT TB
RO di Indonesia
Paduan OAT standar
Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/ TB MDR diobati
menggunakan paduan OAT standar konvensional:
Lama pengobatan adalah 18 bulan setelah konversi biakan
Pasien sudah pernah diobati TB RR/ MDR atau pasien TB XDR, diobati dengan paduan OAT
individual:
Lama pengobatan adalah 22 bulan setelah konversi biakan.
b. Durasi pengobatan
Lama tahap
Lama tahap Lama
Tipe pasien Bulan konversi lanjutan
awal (a) pengobatan (b)
(b-a)
12 bulan
Bulan 0-2 8 bulan 20 bulan
Semua OATdihentikan
Ikterus tanpa penyebab lain H, R,Z
sampai ikterus menghilang.
di Rumah Sakit
di Puskesmas
PENURUNAN ANGKA KESAKITAN TB
Elemen Penilaian
1. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menyusun rencana pelayanan DOTS TB
2. Pimpinan RS berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan proses / mekanisme
dalam program pelayanan DOTS TB termasuk pelaporannya
3. Adanya kebijakan rumah sakit dan dukungan penuh manajemen dalam pelayanan
DOTS TB sesuai dengan standar
4. Terbentuk dan berfungsinya Tim DOTS TB Rumah Sakit
5. Terlaksananya pelatihan untuk meningkatkan kemampuan teknis Tim DOTS TB
sesuai standar
6. Terlaksananya fungsi rujukan TB DOTS pada rumah sakit sesuai dengan kebijakan
yang berlaku
Struktur Organisasi Tim TB RSHS
DIREKTUR UTAMA
dr. H. Bayu Wahyudi, MPHM, Sp.OG
DIREKTUR MEDIK
dr. Rudi Kurniadi Kadarsyah, Sp.An, MM, M.Kes
KETUA
Arto Yuwono Soeroto, dr., SpPD-KP, FCCP
DEWAN KONSULTAN
Medis RR Farmasi KIE Medis RR Farmasi KIE TAK (Tim Ahli Klinik) Tim Multidisipliner
Iceu Dimas Kulsum, dr., SpPD Rini Rahmawati, AMK Dina Rina Yovita, dr., SpPD Sigit, AMK Lia Nirmala, dr. Arto Y. Soeroto, dr.,SpPD-KP, FCCP Tri Wahyu, dr., SpBTKV
Sasmayani Eko Winanti, dr., SpP H. Darsito, AMK Ilham Iceu D. Kulsum, dr., SpPD Dian HU, Skep, Ners. Ega Dr. Emmy HP, dr., SpPD-KP, KIC Dolvy Girawan, dr., SpPD-KGEH
Diah Asri W, dr., SpA Lies Ratnasari, SST Sasmayani E. Winanti, dr., SpP Lies Ratnasari, SST Edi Sampurno, dr., SpP, MM Rudi Supriyadi, dr., SpPD-KGH
Basti Andriyoko, dr., SpPK Novita, dr. Nunung Nuraeni Yana Ahmad S, dr., SpPD-KP Nani Nathalia, dr., SpPD-KEMD
Leny Santani, dr., SpRad Intan Meilana, dr. Prayudi S, dr., SpPD-KP, M.Kes, FCCP Indra Wijaya, dr., SpPD
PPDS Mery Lestari, dr. Iceu D. Kulsum, dr., SpPD Leny Santari, dr., SpRad
PPDS Sasmayani E. Winanti, dr., SpP Dominica, dr., SpM
Dedy Suyanto, dr. Lucky, dr., SpKJ
Lina Lasminingrum, dr., SpTHT
Eppy Darmadi Ahmad, dr., SpOG(K)
Ahmad Rizal, dr., SpS
Basti Andriyoko, dr., SpPK
Yunita Damopolii, dr., SpKK, M.Kes
TAK Ii Sariningsih, AMK Dedi Rahmadi, AMK Yulia Setiawati, dra., Apt.
PPDS Iis Nurhayati, AMK Ilham
Dedi Rahmadi, AMK
Lies Ratnasari SST
Klinik DOTS
Instalasi Rawat Jalan
R. Isolasi IGD
RUANG RAWAT TB DAN TB MDR
KLINIK TB MDR II
(Klinik TB-MDR Fase Awal)
(obat oral + suntik min. 6 bulan)
KLINIK TB-MDR I
(FASE LANJUTAN)
Obat oral min. 18 bulan
setelah konversi
Pencegahan TB Bagi Populasi Rentan
Dosis
Berat Badan (BB) > 30 kg
Jenis OAT
Harian 30-35 kg 36-45 kg 46-55 kg 56-70 kg >70 kg
STABILISASI PENYAKIT
5 10 % (LATEN) TB AKUT
REAKTIFASI
(POST PRIMER)
Pokok bahasan 2: Tatalaksana Pengobatan
TB (Lanjutan)
TahapLanjutan
5 bulan 2 1 - 1 2 - 60
(dosis 3x semggu)
Pokok bahasan 2: Tatalaksana Pengobatan
TB (lanjutan)
Jumlah
Tahap Lama hari/kali
Pengobatan Pengobatan Tablet Kaplet Tablet Tablet menelan
Isoniasid Rifampisin Pirazinamid Etambutol obat
@ 300 mgr @ 450 mgr @ 500 mgr @ 250 mgr
Awal 2 Bulan 1 1 3 3 56
Lanjutan 4 Bulan 2 1 - - 48
Pokok bahasan 1 : Prinsip Pengobatan TB di
Fasyankes (lanjutan)
Tujuan pengobatan TB
Pendidikan:
S1 FK Universitas Padjadjaran
Sp1 FK Universitas Padjadjaran
Konsultan Pulmonologi KIPD
S3 FK Universitas Padjadjaran
Pekerjaan:
Kepala Divisi Respirologi & Penyakit Kritis IPD FKUP/RS Hasan Sadikin
Ketua Tim TB RSUP Dr. Hasan Sadikin
Organisasi:
Ketua PB Perhimpunan Respirologi Indonesia (PERPARI)
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam (PAPDI) Jabar (2009-2016)
Fellow American College of Chest Physcian (ACCP)
Fellow Indonesian Society of Internal Medicine
European Respiratory Society (ERS)