Anda di halaman 1dari 49

INVERTEBRATA

ZOOLOGY OF THE INVERTEBRATA (ARTHUR E. S.)


INVERTEBRATE ZOOLOGY (BARNES R D)
THE INVERTEBRATE (PECHENIK)
THE TAXONOMIC OF INVERTEBRATE: BRUSKA AND BRUSKA (BRUSKA AND BRUSKA)
ZOOLOGI INVERTEBRATA (ADAM RUSYANA)
JADWAL KULIAH
No. Minggu Ke / Tanggal Materi Dosen Keteranga
1. Agustus 2017 Kontrak Perkuliahan Eddy S.
2. September 2017
Protozoa, Porifera,
3. September 2017 Eddy S.
Coelenterata & Ctenophora
4. September 2017
5. September 2017
Platyhelminthes,
6. Oktober 2017 Zohra H.
Nemathelminthes, Annelida
7. Oktober 2017
8. Oktober 2017
9. Oktober 2017 Mollusca, Lophoporates Magdalena L.
10. Oktober 2017
11. November 2017
Echinodermata, Crustacea,
12. November 2017 Evi E.
Sipuncula & Echiura
13. November 2017
14. November 2017
15. Desember 2017 Arthropoda Syahribulan
16. Desember 2017
17. Desember 2017 Ujian Final TIM
18. Desember 2017 Remedial TIM
PROTOPLASMA
Protoplasma adalah bagian hidup dari sebuah sel
yang dikelilingi oleh membran plasma. Protoplasma
terdiri dari campuran molekul kecil seperti ion, asam
amino, monosakarida dan air, dan makromolekul
seperti asam nukleat, protein, lipid dan polisakarida.
PROTOPLASMA
"Protoplasma" berasal dari Bahasa Yunani protos yang berarti
pertama, dan plasma yang berarti hal terbentuk.
Ini pertama kali digunakan pada tahun 1846 oleh Hugo von
Mohl untuk menggambarkan suatu zat yang "tangguh,
berlendir, granular, semi-fluida" dalam sel tumbuhan, untuk
membedakannya dari dinding sel, inti sel dan sel getah dalam
vakuola.
Thomas Huxley kemudian disebut sebagai "dasar fisik dari
kehidupan" dan menganggap bahwa sifat kehidupan dihasilkan
dari distribusi molekul dalam zat ini.
Komposisi, bagaimanapun, adalah misterius dan ada banyak
kontroversi atas apa macam substansi itu
PROTOPLASMA
FILUM PROTOZOA
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa
adalah berasal dari bahasa Yunani, yaitu protos artinya
pertama dan zoon artinya hewan
Bentuk Tubuh: Biasanya berkisar 10-50 m, tetapi dapat
tumbuh sampai 1 mm, dan mudah dilihat di bawah mikroskop.
Mereka bergerak di sekitar dengan cambuk seperti ekor
disebut flagela. Mereka sebelumnya jatuh di bawah keluarga
Protista.
Habitat: Protozoa hidup di air atau setidaknya di tempat yang
basah. Mereka umumnya hidup bebas dan terdapat di lautan,
lingkungan air tawar, atau daratan. Beberapa spesies bersifat
parasitik, hidup pada organisme inang.
FILUM PROTOZOA
Ciri-ciri umum :
Organisme uniseluler (bersel tunggal)
Eukariotik (memiliki membran nukleus)
Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)
Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)
Hidup bebas, saprofit atau parasit
Dapat membentuk kista untuk bertahan hidup
Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagela
Morfologi:
Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis.
Fisioologi:
Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat
hidup pada lingkungan anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau
hewan ruminansia.
FILUM PROTOZOA
METAZOA PORIFERA
Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah kelompok
organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau
metazoa, adalah salah satu dari berbagai makhluk hidup di
bumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan margasatwa (atau
satwa saja).

Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup


hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi
dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga
kelompok ini disebut juga histozoa. Semua binatang
heterotrof, artinya tidak membuat energi sendiri, tetapi harus
mengambil dari lingkungan sekitarnya
METAZOA PORIFERA
Secara umum berikut ini adalah ciri-ciri hewan:
Hewan merupakan organisme eukariota, multiseluler, heterotrofik. Berbeda dengan
nutrisi autotrofik pada tumbuhan, hewan memasukkan bahan organik yang sudah jadi,
ke dalam tubuhnya dengan cara menelan (ingestion) atau memakan organisme lain, atau
memakan bahan organik yang terurai.
Sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel yang menyokong tubuh dengan kuat, seperti
pada tumbuhan atau jamur. Komponen terbesar sel-sel hewan terdiri atas protein
struktural kolagen.
Keunikan hewan yang lain adalah adanya dua jaringan yang bertanggung jawab atas
penghantaran impuls dan pergerakan, yaitu jaringan saraf dan jaringan otot sehingga
dapat bergerak secara aktif.
Sebagian besar hewan bereproduksi secara seksual, dengan tahapan diploid yang
mendominasi siklus hidupnya.
Alat pernapasan pada hewan bermacam-macam tergantung pada temapt hidupnya, ada
yang bernapas dengan paru-paru seperti kucing, insang seperti ikan, kulit seperti cacing,
trakea seperti serangga.
Memerlukan makanan untuk tumbuh dan bertahan hidup.
KLASIFIKASI
Tulang Belakang
METAZOA - PORIFERA
Vertebrata yaitu hewan yang
Filum
Porifera (hewan berpori)
bertulang belakang.
Cnidaria termasuk Coelenterata Invertebrata atau Avertebrata yaitu
(hewan berongga) hewan tanpa tulang belakang.
Ctenophora termasuk Coelenterata
(hewan berongga) Simetri Tubuh
Platyhelminthes (cacing pipih) Simetri Bilateral
Nematoda (cacing gilik)
Annelida (cacing gelang)
Simetri Radial
Mollusca (hewan lunak) Lapisan tubuh
Arthropoda (hewan berkaki buku)
Echinodermata (hewan berkulit duri)
Diploblastik (ektoderma dan
Chordata (hewan bertulang belakang)
endoderma)
Triploblastik (ektoderma,
mesoderma, dan endoderma)
METAZOA PORIFERA
Makanan Suhu
Karnivora (hewan pemakan Poikiloterm (hewan
daging) berdarah dingin)
Herbivora (hewan pemakan Homoiterm (hewan
tumbuhan) berdarah panas)
Omnivora (hewan pemakan
daging dan tumbuhan atau
segala
Insektivora (hewan
pemakan serangga)
FILUM PORIFERA
Porifera (Latin:"berpori") atau Spons adalah organisme
multiseluler, yang mempunyai banyak pori sehingga air
dapat melewatinya. Tubuh mereka terdiri dari mesohil yang
diapit dua lapisan tipis sel.
Gambaran Umum
Spons termasuk kelompok binatang karena multiseluler,
heterotrof, tidak punya dinding sel, dan menghasilkan sel
sperma. Tapi, tidak seperti hewan lainnya mereka tidak
punya jaringan dan organ, serta tidak punya kesimetrisan
tubuh.
FILUM PORIFERA
Struktur tubuh
Tipe sel
Tubuh spons berongga dan disokong oleh mesohil, zat mirip
jeli yang tersusun dari kolagen, mesohil mengandung sel yang
disebut amebosit yang memiliki berbagai fungsi seperti
mengedarkan sari makanan dan oksigen, membuang partikel
sisa metabolisme, dan membentuk sel reproduktif.
Bentuk tubuh
Tubuh spons dibagi menjadi tiga macam: Askonoid, Sikonoid,
dan Leukonoid.
FILUM PORIFERA
Askonoid berbentuk paling sederhana, menyerupai vas atau jambangan,
spongosolnya berbentuk batang dan dilapisi koanosit, tetapi flagelanya tidak mampu
mendorong air keluar (dan aliran air yang berisi makanan dan oksigen menjadi
lambat) sehingga tubuh spons jenis ini kecil.
Kelemahan ini "diperbaiki" spons tipe Sikonoid dimana dinding tubuhnya melipat
secara horizontal, lipatan dalam membentuk saluan berflagela dilapisi koanosit, dan
lipatan luar sebagai saluran masuk atau ostium, lipatan ini memperlebar ruang
dalam spons dan secara langsung meningkatkan jumlah sel koanosit, karena sel
koanosit yang agak lebih banyak dari tipe Askonoid, aliran air menjadi lebih cepat
dan spons dapat tumbuh agak besar.
Leukonoid lebih kompleks dengan mengisi hampir seluruh rongga spons dengan
mesohil, di dalam mesohil terdapat rongga-rongga kecil berlapis sel koanosit
berflagela dan rongga ini disambung oleh saluran-saluran kecil, saluran ini juga
menyambung ostium dengan oskulum, sehingga aliran air yang masuk lewat ostium
didorong oleh koanosit dalam rongga-rongga ini kemudian langsung keluar ke
oskulum, karena banyaknya koanosit, hal ini dapat mempercepat alian air dan
memperbesar ukuran spons.
FILUM PORIFERA
dari kiri ke kanan Askonoid, Sikonoid, dan Leukonoid,
warna biru adalah aliran air
FILUM PORIFERA
Rangka
Mesohil berfungsi sebagi rangka dalam dalam spons, mesohil
dapat diperkuat dengan spongin atau spikula, spikula tersusun
dari silika atau kalsium karbonat, spikula dihasilkan sel
sklerosit.
FILUM PORIFERA
Klasifikasi
Spons dapat dibagi berdasarkan struktur rangkanya:
Calcarea : Disebut juga spons kapur, karakteristiknya adalah spikula yang
terbuat dari kalsium karbonat dalam bentuk mineral kalsit dan aragonit.
Hexactinellida : Disebut juga spons kaca, karakteristiknya adalah spikula yang
tersusun dari silika (kaca).
Demospongiae: 80% dari semua spons di dunia merupakan anggota kelas ini,
rangkanya terbuat spikula dan benang spongin.
Homoscleromorpha: Sebelumnya bagian dari Demospongiae, tetapi baru-
baru ini diakui sebagai kelas tersendiri, tidak ada perbedaan mendasar
dengan demospongia, tetapi hanya berbeda secara genetik
FILUM PORIFERA
Fungsi vital
Pergerakan
Spons muda dapat bergerak bebas (motil), tetapi spons dewasa
adalah hewan yang sesil (tidak dapat berpindah tempat), akan
tetapi beberapa spesies dapat bergerak sangat lambat dengan
kecepatan 14 mm per hari, karena walaupun spons tidak dapat
berpindah tempat, selnya dapat bergerak bebas.
Pernafasan, Pencernaan, dan Ekskresi
Spons tidak punya sistem pernafasan, pencernaan, ekskresi, dan
sistem peredaran darah, tetapi sistem tersebut digantikan oleh
sistem aliran air.
Spons bernafas dengan difusi dari air yang masuk ke tubuhnya.
FILUM PORIFERA
Reproduksi
Aseksual
Spons yang bereproduksi secara aseksual menggunakan tiga cara, yaitu: Tunas, Gemula, dan
fragmentasi.
Tunas adalah sel-sel amebosit yang melepas dari tubuh induk dan membentuk spons baru.
Gelombang air dapat mematahkan tubuh spons dan mengirimnya ke tempat lain, bagian tubuh
yang terpotong ini dapat tumbuh lagi jika memiliki sel kolensit untuk memproduksi mesohil dan
amebosit untuk menghasilkan sel lainnya ini merupakan cara fragmentasi. Gemula bisa disebut
"tunas penyelamat" dan digunakan kebanyakan spesies air tawar dan sedikit spesies air laut,
gemmula diproduksi besar-besaran ketika spons akan mati.

Seksual
Kebanyakan Porifera adalah hewan hermafrodit (punya 2 kelamin dalam satu individu).

Siklus hidup
Spons di daerah iklim sedang hidup sampai beberapa tahun Beberapa spons memulai reproduksi
seksual ketika berumur beberapa minggu, dan ada yang menunggu sampai beberapa tahun.
FILUM PORIFERA
Ekologi
Habitat: Spons dapat ditemukan diseluruh dunia. Spons tinggal baik di
permukaan keras seperti bebatuan atau permukaan lembut seperti pasir.
Predasi: Serangga dalam kelompok Neuroptera dan Sisyridae.
Peran Porifera Dalam Kehidupan:
Kebanyaan spons memiliki kalsium karbonat atau spikula dari silika:
digunakan sebagai spons mandi; pelindung kepala, penyaring air, dan alat
pembersih, sebagai obat penyakit kanker. Contohnya zat plakoridin A yang
ditemukan pada spons plakortis di Jepang, dapat berguna sebagai sitotoksin
bagi sel limfoma (kanker limpa). Selain hal itu, ternyata porifera dapat
mengembalikan kualitas air.
FILUM PORIFERA
KLASIFIKASI:
KLAS :
ORDO :
FAMILIA :
GENUS :
SPESIES :
DESKRIPSI: HABITAT:

MANFAAT:
FILUM COELENTERATA
FILUM COELENTERATA
Coelenterata adalah filum dari kingdom hewan invertebrata (tanpa
tulang belakang) yang sering disebut dengan hewan berongga.
Kata Coelenterata berasal dari dua kata bahasa yunani, yaitu
Coelom yang artinya rongga tubuh, dan enteron yang berarti
usus, oleh karena itu hewan ini juga sering disebut usus berongga.
Kebanyakan dari Coelenterata hidup di laut, namun adapula yang
hidup di air tawar.
Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis Coelenterata, yaitu yang
hidup menempel dan terikat pada tempat disebut polip, dan yang
hidup bebas, tidak terikat pada suatu tempat disebut medusa.
Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies.
Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup
terpisah.
FILUM COELENTERATA
STRUKTUR TUBUH COELENTERATA
Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial.
Hewan ini tidak memiliki kepala dan segmen tubuh.
Pada bagian atas tubuhnya terdapat tulang mulut (ostium) yang dikelilingi oleh tentakel.
Pada permukaan tentakel terdapat kapsul knidoblas yang beracun.
Tentakel memiliki fungsi untuk :
Alat penangkap mangsa
Pertahanan Tubuh
Alat gerak
Tubuh Colenterata Polip (terikat pada tempat) memiliki bagian kaki untuk menempel pada
tempatnya, sedangkan yang bersifat medusa (tidak terikat) tidak memiliki kaki.
Pada Tubuh Coelenterata terdapat dua lapisan, yaitu lapisan luar (Ektoderm) dan Lapisan
dalam (endoderm), lapisan luar disebut epidermis, dan lapisan dalam disebut Gastrodermis.
Diantara kedua lapisan ini terdapat rongga yang disebut Mesoglea.
FILUM COELENTERATA
Lapisan luar (Ektoderm) atau epidermis berfungsi untuk melindungi
tubuh dari bahaya lingkungan, sedangkan lapisan dalam berperan
dalam proses pencernaan.
Sel-sel pada lapisan dalam (endoderm) atau Gastroendermis
berbatasan sistem pencernaan berbentuk seperti kantong yang
disebut Gastrosol.
Pencernaan yang berlangsung di Gastrosol disebut Pencernaan
Ekstraseluler.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses
difusi.
Lapisan mesogeal disusun oleh bahan gelatin, dan memegang
peran penting dalam persarafan Coelenterata untuk merasakan
rangsangan dan mengendalikan gerakan.
FILUM COELENTERATA
FILUM COELENTERATA
SISTEM ORGAN COELENTERATA
Sistem Pencernaan: sistem pencernaan berawal dari tentakel yang menangkap mangsa,
kemudian akan memasukannya ke dalam gastrosol, proses pencernaan dalam gastrosol
disebut pencernaan ekstraseluler, selanjutnya makanan diserap oleh sel Gastrodermis dan
sari makanan akan didistribusikan ke seluruh tubuh dengan cara difusi.
Sistem Pernapasan (Respirasi), pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses
difusi (perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi
rendah). Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan bagian kulit luar yang bersentuhan
langsung dengan air yang mengandung oksigen, pada lapisan gastroendermis juga terdapat
struktur yang berfungsi membantu terlaksananya proses respirasi coelenterata, struktur ini
disebut sifinoglia.
Sistem Reproduksi, Coelenterata dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual terjadi melalui pertemuan ovum dan sperma, reproduksi seksual
dilakukan oleh seluruh Coelenterata dengan sifat medusa (bebas), dan beberapa coelenterata
yang bersifat polip (tidak berpindah tempat). Sedangkan Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan tunas yang menempel pada bagian kaki, dan hanya dilakukan oleh coelenterata
yang bersifat polip (tidak berpindah tempat).
Sistem Persarafan, sistem persarafan sederhana berbentuk jala yang berfungsi untuk
menanggapi rangsangan dan mengatur gerakan. Sistem saraf diatur pada bagian mesoglea.
FILUM COELENTERATA
Kelas
Hydrozoa (Hydrozoa)
Scyphozoa (Scyphozoa) ubur-ubur
Cubozoa (Cubozoa) ubur-ubur kotak
Staurozoa (Staurozoa) ubur-ubur berjalan
Anthozoa (Anthozoa) koral dan anemon
FILUM COELENTERATA
Ekologi dan Hubungan dengan Manusia
Tersebar di perairan di seluruh dunia, baik di perairan tawar maupun laut.
Tetapi, banyak dari mereka yang bergantung pada alga fotosintetik yang
membutuhkan cahaya matahari untuk membuat nutrisi dan energi, sehingga
mereka tinggal di perairan yang dangkal.
Mangsa cnidaria beragam, dari plankton sampai hewan yang lebih besar dari
mereka seperti ikan dan arthropoda.
Beberapa bersifat parasit. Beberapa bersimbiosis dengan alga fotosintetik
atau menyerap nutrisi yang larut di air. Predator dari cnidaria antara lain:
siput laut yang dapat memasang nematosista ke tubuh mereka sebagai
pertahanan diri, bintang laut dan ikan kepe-kepe yang dapat merusak koral,
serta kura-kura yang memakan ubur-ubur. Beberapa juga melakukan
hubungan simbiosis seperti anemon laut dan ikan badut.
FILUM COELENTERATA
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem terpenting di dunia. penyusun
terumbu karang berasal dari kelas Anthozoa dan Hydrozoa.
Ubur-ubur juga dapat digunakan sebagai sumber makanan, industri makanan
dari ubur-ubur dapat ditemukan di China dan Asia tenggara, ubur-ubur untuk
dimakan juga diimpor ke Jepang. Ubur-ubur yang dapat dimakan adalah dari
ordo Rhizostomae, misalnya ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris) dan
ubur-ubur api (Rhopilema esculentum). Ubur-ubur biasanya dikeringkan
sebelum dimasak.
Ubur-ubur juga berbahaya bagi manusia terutama dari kelas Cubozoa,
anggotanya seperti Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan Malo kingi terkenal
akan bisanya dan terkenal sebagai salah satu hewan laut paling berbahaya di
dunia, sengatan hewan tersebut mampu menyebabkan kematian bagi
manusia.
Schypozoa; Cubozoa; Hydrozoa; Anthozoa; Staurozoa; Myxozoa dan Polypodiozoa
Surai singa; Malo kingi; Stomolophus meleagris
FILUM CTENOPHORA
Klasifikasi ilmiah
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Eumetazoa
(tidak termasuk): Radiata
Filum : Ctenophora Eschscholtz, 1829
FILUM CTENOPHORA
Kelas
Tentaculata
Nuda (Atentaculata)
FILUM CTENOPHORA
FILUM CTENOPHORA
Ctenophora atau Ubur-Ubur sisir adalah filum hewan tak bertulang
belakang yang hidup di perairan laut di seluruh dunia.
Fitur khas mereka adalah sisir yang berjumlah delapan baris, sisir
ini adalah kumpulan silia yang mereka gunakan untuk berenang,
dan mereka adalah hewan terbesar yang berenang dengan
menggunakan silia.
Ctenophora ukurannya berkisar dari beberapa milimeter sampai 1,5
m.
ctenophora memiliki sedikit spesies, hanya sekitar 100-150 spesies
dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata dan Nuda.
Hampir semua Ctenophora adalah predator, makanannya terdiri
dari larva mikroskopis sampai krustasea kecil, bahkan ctenophora
lain, sisanya adalah parasit.
FILUM CTENOPHORA
Deskripsi
Ctenophora adalah filum dengan sedikit spesies tetapi beraneka ragam bentuk.

Lapisan tubuh
Seperti cnidaria, tubuh ctenophora terdiri dari mesoglea tebal mirip jeli yang diapit
dua epitel, lapisan sel yang terhubung satu sama lain.
Lapisan luar dari epidermis terdiri dari sel indera; sel yang mensekresikan mukus
untuk melindungi tubuh; dan sel interstisial yang dapat berubah menjadi sel lain, di
tentakelnya juga terdapat sel koloblas yang lengket untuk menangkap mangsa, juga
ada sel yang mempunyai banyak silia berukuran besar untuk berenang.
Lapisan dalam epidermis terdapat jaring saraf (neuron atau sel saraf yang saling
berhubungan tetapi tidak ada saraf pusat seperti otak), jaring saraf ini berguna
untuk mendeteksi lingkungan mereka, di lapisan ini juga terdapat sel mioepitelial
yang berfungsi sebagai otot (pada hewan yang lebih kompleks otot kebanyakan
terdiri dari sel miosit)
FILUM CTENOPHORA
Pergerakan
Lapisan luarnya biasanya terdiri dari delapan baris "sisir" untuk
berenang. Tidak seperti ubur-ubur, ctenophora biasanya
berenang ke arah mulutnya, tetapi beberapa spesies
ctenophora dapat berbalik arah untuk kabur dari pemangsa.
Sistem saraf dan indera
Ctenophora tidak punya otak atau sistem saraf pusat, tetapi
mempunyai jaring saraf yang membentuk cincin di daerah
mulut, indera terbesar dari ctenophora adalah organ aboral
(sisi lain dari oral atau mulut, dalam hal ini lubang
pengeluaran).
FILUM CTENOPHORA
Reproduksi dan Perkembangan
Kebanyakan spesies yang sudah dewasa dapat meregenerasi
jaringan yang hilang atau rusak, tetapi hanya Platyctenida yang
dapat bereproduksi dengan kloning.
Hampir semua spesies adalah hermafrodit (dua kelamin dalam satu
individu). Gonad atau organ reproduksi berada di kanal internal di
bawah baris sisir, sel telur dan sperma dilepas lewat pori-pori di
epidermis.
Ctenophora menggunakan fertilisasi eksternal, kecuali Platyctenida
yang menggunakan fertilisasi internal dan menjaga telur di tubuh
induk sampai menetas.
Mnemiopsis juga diamati melakukan fertilisasi sendiri, dimana sel
sperma dan sel telur adalah miliknya sendiri.
FILUM CTENOPHORA
Ekologi
Ctenophora dapat ditemukan di berbagai lingkungan
perairan laut, dari laut kutub sampai ke tropis, dari
laut dekat pantai sampai laut lepas. Ctenophora
seperti Pleurobrachia, Beroe dan Mnemiopsis
terkenal karena tinggal di dekat pantai dan mudah
ditangkap. Belum ada ctenophora yang ditemukan di
air tawar.
FILUM CTENOPHORA
Keanekaragaman
Ctenophora memiliki 100-150 spesies dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata (memiliki
tentakel) dan Nuda (tidak memiliki tentakel).

Tentaculata terdiri dari delapan ordo:


Cydippida
Lobata
Platyctenida
Ganeshida
Cambojiida
Cryptolobiferida
Thalassocalycida
Cestida
Sedangkan Nuda terdiri dari satu ordo:
Beroida
FILUM CTENOPHORA
Mnemiopsis leidyi; Cternahobdus capulus
FILUM CTENOPHORA
Coeloplana astericola Beroe sp.
FILUM PROTOZOA
Entamoeba histolityca, Entamoeba coli, Euglena
viridis, Noctiluca milliaris, Volvox globator,
Trypanosoma gambiens, Paramaecium caudatum,
Stentor, Didinium, Vorticella, Balantidium coli,
Plasmodium falciparum, Plasmodium malariae,
Plasmodium vivax, Gregarina,
FILUM PORIFERA
Hyalonema, Monorhaphis, Pheronema, Aphrocallistes,
Caulophacus, Euplectella, Hexactinella,
Leptophragmella, Lophocalyx, Rosella, Sympagella,
Asteropus, Chondrilla, Chondrosia, Cliona, Cryptotethya,
Geodia, Polymastia, Rhabderemia, Stelletta, Suberites,
Tethya, Tetilla,Adocia, Agelas, Aplysilla, Aplysina,
Asbestopluma, Axinella, Axociella, Callyspongia,
Clathria, Coelosphaera, Halichondria, Haliclona,
Halisarca, Hymeniacidon, Ircinia, Spongilla, Tedania,
Mycale, Microciona, Astrosclera, Calcifibrospongia,
Ceratoporella, Stromatospongia, Hispidopetra,
Goreauiella, Vaceletia crypta.
FILUM COELENTERATA
Physalia, Obelia, Hydra, Perphylla Chrysaora,
Aurelia, Cyanea, Rhizostoma, Metridium, Edwardsia,
Acropora, Fungia, Astrangia, Antipathes, Cerianthus,
Corallium, Chironex fleckeri, Gonionemus,
Plumularia, Stylatula, Tubularia, Gorgonia,
Cerianthus, Astrangia, Epiactis, Haliclystus
FILUM CTENOPHORA

Anda mungkin juga menyukai