PRESENTASI
PRESENTASI
Seksual
Kebanyakan Porifera adalah hewan hermafrodit (punya 2 kelamin dalam satu individu).
Siklus hidup
Spons di daerah iklim sedang hidup sampai beberapa tahun Beberapa spons memulai reproduksi
seksual ketika berumur beberapa minggu, dan ada yang menunggu sampai beberapa tahun.
FILUM PORIFERA
Ekologi
Habitat: Spons dapat ditemukan diseluruh dunia. Spons tinggal baik di
permukaan keras seperti bebatuan atau permukaan lembut seperti pasir.
Predasi: Serangga dalam kelompok Neuroptera dan Sisyridae.
Peran Porifera Dalam Kehidupan:
Kebanyaan spons memiliki kalsium karbonat atau spikula dari silika:
digunakan sebagai spons mandi; pelindung kepala, penyaring air, dan alat
pembersih, sebagai obat penyakit kanker. Contohnya zat plakoridin A yang
ditemukan pada spons plakortis di Jepang, dapat berguna sebagai sitotoksin
bagi sel limfoma (kanker limpa). Selain hal itu, ternyata porifera dapat
mengembalikan kualitas air.
FILUM PORIFERA
KLASIFIKASI:
KLAS :
ORDO :
FAMILIA :
GENUS :
SPESIES :
DESKRIPSI: HABITAT:
MANFAAT:
FILUM COELENTERATA
FILUM COELENTERATA
Coelenterata adalah filum dari kingdom hewan invertebrata (tanpa
tulang belakang) yang sering disebut dengan hewan berongga.
Kata Coelenterata berasal dari dua kata bahasa yunani, yaitu
Coelom yang artinya rongga tubuh, dan enteron yang berarti
usus, oleh karena itu hewan ini juga sering disebut usus berongga.
Kebanyakan dari Coelenterata hidup di laut, namun adapula yang
hidup di air tawar.
Berdasarkan sifatnya terdapat dua jenis Coelenterata, yaitu yang
hidup menempel dan terikat pada tempat disebut polip, dan yang
hidup bebas, tidak terikat pada suatu tempat disebut medusa.
Coelenterata yang telah teridentifikasi sekitar 10.000 spesies.
Coelenterata ada yang hidup berkoloni adapula yang hidup
terpisah.
FILUM COELENTERATA
STRUKTUR TUBUH COELENTERATA
Coelenterata memiliki bentuk tubuh simetri radial.
Hewan ini tidak memiliki kepala dan segmen tubuh.
Pada bagian atas tubuhnya terdapat tulang mulut (ostium) yang dikelilingi oleh tentakel.
Pada permukaan tentakel terdapat kapsul knidoblas yang beracun.
Tentakel memiliki fungsi untuk :
Alat penangkap mangsa
Pertahanan Tubuh
Alat gerak
Tubuh Colenterata Polip (terikat pada tempat) memiliki bagian kaki untuk menempel pada
tempatnya, sedangkan yang bersifat medusa (tidak terikat) tidak memiliki kaki.
Pada Tubuh Coelenterata terdapat dua lapisan, yaitu lapisan luar (Ektoderm) dan Lapisan
dalam (endoderm), lapisan luar disebut epidermis, dan lapisan dalam disebut Gastrodermis.
Diantara kedua lapisan ini terdapat rongga yang disebut Mesoglea.
FILUM COELENTERATA
Lapisan luar (Ektoderm) atau epidermis berfungsi untuk melindungi
tubuh dari bahaya lingkungan, sedangkan lapisan dalam berperan
dalam proses pencernaan.
Sel-sel pada lapisan dalam (endoderm) atau Gastroendermis
berbatasan sistem pencernaan berbentuk seperti kantong yang
disebut Gastrosol.
Pencernaan yang berlangsung di Gastrosol disebut Pencernaan
Ekstraseluler.
Pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi melalui proses
difusi.
Lapisan mesogeal disusun oleh bahan gelatin, dan memegang
peran penting dalam persarafan Coelenterata untuk merasakan
rangsangan dan mengendalikan gerakan.
FILUM COELENTERATA
FILUM COELENTERATA
SISTEM ORGAN COELENTERATA
Sistem Pencernaan: sistem pencernaan berawal dari tentakel yang menangkap mangsa,
kemudian akan memasukannya ke dalam gastrosol, proses pencernaan dalam gastrosol
disebut pencernaan ekstraseluler, selanjutnya makanan diserap oleh sel Gastrodermis dan
sari makanan akan didistribusikan ke seluruh tubuh dengan cara difusi.
Sistem Pernapasan (Respirasi), pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi melalui proses
difusi (perpindahan zat dari tempat yang berkonsentrasi tinggi ke tempat yang berkonsentrasi
rendah). Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan bagian kulit luar yang bersentuhan
langsung dengan air yang mengandung oksigen, pada lapisan gastroendermis juga terdapat
struktur yang berfungsi membantu terlaksananya proses respirasi coelenterata, struktur ini
disebut sifinoglia.
Sistem Reproduksi, Coelenterata dapat berkembangbiak dengan cara seksual dan aseksual.
Reproduksi seksual terjadi melalui pertemuan ovum dan sperma, reproduksi seksual
dilakukan oleh seluruh Coelenterata dengan sifat medusa (bebas), dan beberapa coelenterata
yang bersifat polip (tidak berpindah tempat). Sedangkan Reproduksi aseksual terjadi dengan
pembentukan tunas yang menempel pada bagian kaki, dan hanya dilakukan oleh coelenterata
yang bersifat polip (tidak berpindah tempat).
Sistem Persarafan, sistem persarafan sederhana berbentuk jala yang berfungsi untuk
menanggapi rangsangan dan mengatur gerakan. Sistem saraf diatur pada bagian mesoglea.
FILUM COELENTERATA
Kelas
Hydrozoa (Hydrozoa)
Scyphozoa (Scyphozoa) ubur-ubur
Cubozoa (Cubozoa) ubur-ubur kotak
Staurozoa (Staurozoa) ubur-ubur berjalan
Anthozoa (Anthozoa) koral dan anemon
FILUM COELENTERATA
Ekologi dan Hubungan dengan Manusia
Tersebar di perairan di seluruh dunia, baik di perairan tawar maupun laut.
Tetapi, banyak dari mereka yang bergantung pada alga fotosintetik yang
membutuhkan cahaya matahari untuk membuat nutrisi dan energi, sehingga
mereka tinggal di perairan yang dangkal.
Mangsa cnidaria beragam, dari plankton sampai hewan yang lebih besar dari
mereka seperti ikan dan arthropoda.
Beberapa bersifat parasit. Beberapa bersimbiosis dengan alga fotosintetik
atau menyerap nutrisi yang larut di air. Predator dari cnidaria antara lain:
siput laut yang dapat memasang nematosista ke tubuh mereka sebagai
pertahanan diri, bintang laut dan ikan kepe-kepe yang dapat merusak koral,
serta kura-kura yang memakan ubur-ubur. Beberapa juga melakukan
hubungan simbiosis seperti anemon laut dan ikan badut.
FILUM COELENTERATA
Terumbu karang adalah salah satu ekosistem terpenting di dunia. penyusun
terumbu karang berasal dari kelas Anthozoa dan Hydrozoa.
Ubur-ubur juga dapat digunakan sebagai sumber makanan, industri makanan
dari ubur-ubur dapat ditemukan di China dan Asia tenggara, ubur-ubur untuk
dimakan juga diimpor ke Jepang. Ubur-ubur yang dapat dimakan adalah dari
ordo Rhizostomae, misalnya ubur-ubur meriam (Stomolophus meleagris) dan
ubur-ubur api (Rhopilema esculentum). Ubur-ubur biasanya dikeringkan
sebelum dimasak.
Ubur-ubur juga berbahaya bagi manusia terutama dari kelas Cubozoa,
anggotanya seperti Chironex fleckeri, Carukia barnesi dan Malo kingi terkenal
akan bisanya dan terkenal sebagai salah satu hewan laut paling berbahaya di
dunia, sengatan hewan tersebut mampu menyebabkan kematian bagi
manusia.
Schypozoa; Cubozoa; Hydrozoa; Anthozoa; Staurozoa; Myxozoa dan Polypodiozoa
Surai singa; Malo kingi; Stomolophus meleagris
FILUM CTENOPHORA
Klasifikasi ilmiah
Domain : Eukaryota
Kingdom : Animalia
Subkingdom : Eumetazoa
(tidak termasuk): Radiata
Filum : Ctenophora Eschscholtz, 1829
FILUM CTENOPHORA
Kelas
Tentaculata
Nuda (Atentaculata)
FILUM CTENOPHORA
FILUM CTENOPHORA
Ctenophora atau Ubur-Ubur sisir adalah filum hewan tak bertulang
belakang yang hidup di perairan laut di seluruh dunia.
Fitur khas mereka adalah sisir yang berjumlah delapan baris, sisir
ini adalah kumpulan silia yang mereka gunakan untuk berenang,
dan mereka adalah hewan terbesar yang berenang dengan
menggunakan silia.
Ctenophora ukurannya berkisar dari beberapa milimeter sampai 1,5
m.
ctenophora memiliki sedikit spesies, hanya sekitar 100-150 spesies
dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata dan Nuda.
Hampir semua Ctenophora adalah predator, makanannya terdiri
dari larva mikroskopis sampai krustasea kecil, bahkan ctenophora
lain, sisanya adalah parasit.
FILUM CTENOPHORA
Deskripsi
Ctenophora adalah filum dengan sedikit spesies tetapi beraneka ragam bentuk.
Lapisan tubuh
Seperti cnidaria, tubuh ctenophora terdiri dari mesoglea tebal mirip jeli yang diapit
dua epitel, lapisan sel yang terhubung satu sama lain.
Lapisan luar dari epidermis terdiri dari sel indera; sel yang mensekresikan mukus
untuk melindungi tubuh; dan sel interstisial yang dapat berubah menjadi sel lain, di
tentakelnya juga terdapat sel koloblas yang lengket untuk menangkap mangsa, juga
ada sel yang mempunyai banyak silia berukuran besar untuk berenang.
Lapisan dalam epidermis terdapat jaring saraf (neuron atau sel saraf yang saling
berhubungan tetapi tidak ada saraf pusat seperti otak), jaring saraf ini berguna
untuk mendeteksi lingkungan mereka, di lapisan ini juga terdapat sel mioepitelial
yang berfungsi sebagai otot (pada hewan yang lebih kompleks otot kebanyakan
terdiri dari sel miosit)
FILUM CTENOPHORA
Pergerakan
Lapisan luarnya biasanya terdiri dari delapan baris "sisir" untuk
berenang. Tidak seperti ubur-ubur, ctenophora biasanya
berenang ke arah mulutnya, tetapi beberapa spesies
ctenophora dapat berbalik arah untuk kabur dari pemangsa.
Sistem saraf dan indera
Ctenophora tidak punya otak atau sistem saraf pusat, tetapi
mempunyai jaring saraf yang membentuk cincin di daerah
mulut, indera terbesar dari ctenophora adalah organ aboral
(sisi lain dari oral atau mulut, dalam hal ini lubang
pengeluaran).
FILUM CTENOPHORA
Reproduksi dan Perkembangan
Kebanyakan spesies yang sudah dewasa dapat meregenerasi
jaringan yang hilang atau rusak, tetapi hanya Platyctenida yang
dapat bereproduksi dengan kloning.
Hampir semua spesies adalah hermafrodit (dua kelamin dalam satu
individu). Gonad atau organ reproduksi berada di kanal internal di
bawah baris sisir, sel telur dan sperma dilepas lewat pori-pori di
epidermis.
Ctenophora menggunakan fertilisasi eksternal, kecuali Platyctenida
yang menggunakan fertilisasi internal dan menjaga telur di tubuh
induk sampai menetas.
Mnemiopsis juga diamati melakukan fertilisasi sendiri, dimana sel
sperma dan sel telur adalah miliknya sendiri.
FILUM CTENOPHORA
Ekologi
Ctenophora dapat ditemukan di berbagai lingkungan
perairan laut, dari laut kutub sampai ke tropis, dari
laut dekat pantai sampai laut lepas. Ctenophora
seperti Pleurobrachia, Beroe dan Mnemiopsis
terkenal karena tinggal di dekat pantai dan mudah
ditangkap. Belum ada ctenophora yang ditemukan di
air tawar.
FILUM CTENOPHORA
Keanekaragaman
Ctenophora memiliki 100-150 spesies dan dibagi dalam dua kelas: Tentaculata (memiliki
tentakel) dan Nuda (tidak memiliki tentakel).