Anda di halaman 1dari 36

ANEMIA

KELOMPOK 4
SHUFAIRA
PUTRI DIAN
TRI AGUSTINA
NOVI ISNAINI
IKA DESSY
PEMBAHASAN
Definisi anemia
Kategori anemia
Klasifikasi Anemia
Patofisiologi (faktor resiko, gejala,
manifestasi, komplikasi)
Pencegahan (primer, sekunder tersier)
Definisi Anemia
Menurut Handayani dan Andi, (2008) anemia
merupakan keadaan dimana eritrosit atau
hemoglobin tidak dapat berfungsi untuk
menyediakan oksigen kepada jaringan tubuh,
secara laboratoris anemia dijelaskan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta eritrosit
dibawah normal.
Menurut Baughman dan Hackley, (2000) anemia
adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah
merak dan kadar hemoglobin (Hb) atau
Hematokrit (Ht) dibawah normal.
Kategori Anemia
Batasan umum yang sering digunakan
adalah kriteria WHO pada tahun 1968
Laki-laki dewasa Hb< 13 gr/dl
Perempuan dewasa tidak Hb< 12 gr/dl
hamil
Perempuan hamil Hb< 11 gr/dl

Anak usia 6-14 tahun Hb< 12 gr/dl

Anak usia 6 bulan 6 tahun Hb< 11 gr/dl


Jenis-Jenis Anemia
Menurut Handayani dan Andi, (2008) jenis
anemia sebagai berikut :
Anemia aplastik (Hipoproliferatif)
Anemia defisiensi besi
Anemia megaloblastik
Anemia hemolitik
1.Anemia aplastik
(Hipoproliferatif)

Kondisi yang disebabkan oleh


disfungsi sumsum tulang,
sehingga sel darah yang mati
tidak diganti
Etiologi Anemia aplastik
Faktor genetik
Obat-obatan dari bahan kimia.
jika dosis obat berlebihan
Infeksi
Iradiasi
Anemia aplastik pada keadaan atau
penyakit lain (misal leukimia akut)
Gejala Anemia aplastik
Sindrom anemia: berupa badan lemah,
lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang
serta telinga mendenging
Gejala pendarahan (pendarahan kulit
seperti petekie dan ekimosis)
Tanda-tanda infeksi dapat berupa ulserasi
mulut atau tenggorokan,febris, sepsis
Organomegali dapat berupa hepatomegali
dan splenomegali
Manifestasi Anemia aplastik
Ditandai dengan kelemahan dan pucat;
sesak nafas saat latihan
Perdarahan abnormal pada sepertiga
pasien
Adanya granulosit ditinjukkan dengan
demam, faringitis akut dan perdarahan
Komplikasi Anemia aplastik
Gagal jantung akibat anemia berat
Kematian akibat infeksi dan perdarahan
apabila sel-sel lain ikut terkena
Pencegahan Anemia aplastik
Pencegahan Primer : menghindari
paparan bahan kimia berlebih, menjauhi
radiasi sinar x atau radiasi lainnya

Pencegahan sekunder : cek darah rutin

Pencegahan tersier: Transfusi sel darah


merah dan trombosit, transplantasi
sumsum tulang,
2. Anemia Defisiensi Besi
kondisi yang terjadi akibat kosongnya
cadangan zat besi didalam tubh
sehingga penyediaan zat besi untuk
eritroposis berkurang yang pada
akhirnya pembentukan hemoglobin
berkurang
Etiologi Anemia Defisiensi Besi
Kehilangan zat besi akibat pendarahan
menahun
Faktor nutrisi
Kebutuhan zat besi meningkat
Gangguan absorbsi besi
Gejala Anemia Defisiensi Besi
Sindrom anemia berupa badan lemah,
lesu, cepat lelah, mata berkunang-kunang
serta telinga mendenging
Koilorikia
Atrofi papilla lidah
Stomatitis angularis
disfagia
Manifestasi Anemia Defisiensi
Besi
sel darah merah hipoklomatik dan
mikrositik
Letih dan sering kesemutan pada
ekstremitas
Hb secara normal rendah dibanding
dengan hematokrit dan jumlah sel darah
merah
Jumlah sel darah putih normal; jumlah
trombosit bervariasi
Komplikasi Defisiensi Besi
Pada Anak Kecil: perkembangan mereka
terhambat, turunnya pertahanan kekebalan
tubuh
Pada Wanita Hamil: angka kematian ibu,
sedangkan untuk janin yang dikandung dapat
mengakibatkan pertumbuhan bayi secara
prematur, berat badan rendah, rentan terserang
infeksi ketika lahir, hingga kematian bayi dalam
kandungan
Pada Orang Dewasa: kerusakan pada berbagai
organ seperti ginjal, jantung dan paru-paru
Pencegahan Defisiensi Besi
Pencegahan Primer : pendidikan kesehatan, penyuluhan
gizi, suplementasi zat besi, memakan makanan yang
mengandung zat besi

Pencegahan sekunder : cek darah rutin

Pencegahan tersier : terapi pengganti preparat besi


dengan oral atau parenteral, pengobatan lain dapat
dengan cara pemberian makan yang tinggi protein,
vitamin C 3 X 100 mg/hari dan dapat dengan transfusi
darah.
3. Anemia Megaloblastik
Kondisi yang disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 dan defisiensi
asam folat memperlihatkan
perubahan-perubahan sumsum
tulang dan darah perifer yang identik
Etiologi Anemia Megaloblastik
A. Defisiensi vitamin B12
Asupan kurang
Malabsobsi
Gangguan metabolism seluler
B. Defisiensi asam folat
Asupan kurang
Peningkatan kebutuhan
Gangguan metabolisme folat
Penurunan cadangan folat di hati
C. Gangguan metobolisme vitamin B12 dan asam
folat
D. Gangguan sintesis DNA
Gejala Anemia Megaloblastik
Anemia karena eritropoesis yang inefektif
Ikterus ringan akibat pemecahan globin
Glotitis dengan lidah berwarna merah
seperti daging
Purpura trombositopeni
Kerusakan kolumna posterior
Kerusakan kolumna lateralis
Manifestasi Anemia
Megaloblastik
Secara bertahap menjadi lemah, cepat
capai, dan pucat
Terjadi merah pada lidah, sert diare
ringean
Kerusakan medula spinalis
mengakibatkan kekacauan mental dan
kesulitan mempertahankan keseimbangan
Komplikasi Anemia
Megaloblastik
Komplikasi kehamilan: Wanita hamil yang
kekurangan folat berisiko melahirkan secara
prematur.
Gangguan sistem saraf : Vitamin B-12 berperan
penting dalam produksi sel darah merah dan
memelihara sistem saraf.
Penyakit kudis: Kekurangan vitaminCdapat
menyebabkanpenyakit kudis. Penyakit ini
ditandai dengan adanya pendarahandi bawah
kulitdandi sekitar gusi.
Pencegahan Anemia
Megaloblastik
Pencegahan Primer : Defisiensi vitamin B12 ditangani
dengan pemberian vitamin B12. Defisiensi asam folat
dengan pemberian asam folat, memakan makanan yang
banyak mengandung vit. B12 , asam folat

Pencegahan sekunder : cek darah rutin

Pencegahan tersier : Terapi suportif (Transfusi bila ada


hipoksia dan suspensi trombosit bila trombosotopenia
mengancam jiwa), terapi untuk defisiensi vitamin B12,
erapi untuk defisiensi asam folat, Terapi penyakit dasar.
Menghentikan obat-obatan penyebab anemia
megaloblastik
4. Anemia Hemolitik

Kondisi yang disebabkan oleh proses


hemolisis (pemecahan eritrosit dalam
pembuluh darah sebelum waktunya)
Etiologi Anemia Hemolitik
Anemia sel sabit
Malaria
Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir
Reaksi transfuse
Gejala Anemia Hemolitik
Gejala hemolisis terjadi secara tiba-tiba dan berat,
menyebabkan krisis hemolitik, yang ditandai
dengan:
Menggigil
Demam
perasaan melayang
penurunan tekanan darah
nyeri punggung dan nyeri lambung
Manifestasi Anemia Hemolitik

Manifestasi hemolitik: diantaranya berupa


ikterus akibat meningkatnya kadar bilirubin
indirek dlm darah, tapi tidak di urin
(acholuric jaundice); hepatomegali,
splenomegali, kholelitiasis (batu empedu),
ulkus dll.
Komplikasi Anemia Hemolitik
Akibat anemia yang berat dan lama, sering
terjadi gagal jantung. Transfusi darah yang
berulang-ulang dari proses hemolisis
menyebabkan kadar besi dalam darah tinggi,
sehingga tertimbun dalam berbagai jaringan
tubuh seperti hepar, limpa, kulit, jantung dan
lain-lain. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan
fungsi alat tersebut (hemokromotosis). Limpa
yang besar mudah ruptur akibat trauma yang
ringan, kematian terutama disebabkan oleh
infeksi dan gagal jantung.
Pencegahan Anemia Hemolitik

Pencegahan Primer :

Pencegahan sekunder

Pencegahan tersier : transfusi darah, obat-


obatan, operasi untuk mengangkat limpa,
transplantasi sistem sel darah dan
sumsum tulang belakang.
4. Anemia sel sabit/bulan sabit

Merupakan anemia berat yang


diakibatkan oleh defek molekul
hemoglobin (substansi asam amino
tunggal dalam rantai Hemoglobin)
Etiologi sel sabit/bulan sabit
Stress fisik
Demam
Trauma
Gejala sel sabit/bulan sabit
Anemia
Nyeri
Kaki dan tangan bengkak
Sering infeksi
Tertundanya pertumbuhan
Masalah penglihatan
Manifestasi anemia sel sabit/bulan
sabit
Sistem jantung : nafas pendek, dispnea sewaktu kerja
berat, gelisah
Sistem pernafasan : nyeri dada, batuk, sesak nafas,
demam, gelisah
Sistem saraf pusat : pusing, kejang, sakit kepala,
gangguan BAK dan BAB
Sistem genitourinaria : nyeri pinggang, hematuria
Sistem gastrointestinal : nyeri perut, hepatomegali,
demam
Sistem okular : nyeri, perubahan penglihatan, buta
Sistem skeletal : nyeri, mobilitas berkurang, nyeri dan
bengkak pada lengan dan kaki.
Komplikasi sel sabit/bulan sabit

Sering terjadi infeksi


menurunnya faal paru dan ginjal
infark tulang, nekrosis aseptik kaput
femoralis, serangan-serangan priapismus
dan dapat berakhir dengan impotensi
Pencegahan anemia sel
sabit/bulan sabit
Sampai saat ini belum diketahui ada
pengobatan yang dapat memperbaiki
pembentukan sabit, karena itu pengobatan
secara primer ditujukan untuk pencegahan dan
penunjang. Karena infeksi tampaknya
mencetuskan krisis sel sabit, pengobatan
ditekankan pada pencegahan infeksi, deteksi
dini dan pengobatan segera setiap ada infeksi
pengobatan akan mencakup pemberian
antibiotik dan hidrasi dengan cepat dan dengan
dosis yang besar.
Alhamdulillah, Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai