Anda di halaman 1dari 40

Pembinaan dan pengawasan

Dasar hukum
K3 Mekanik
Menjamin keselamatan kerja
UU No. 1 / 1970 operator & orang lain
Permen No. 04/Men/1985 Menjamin penggunaan
perlatan mekanik aman
Permen No. 05/Men/1985 dioperasikan
Permen No. 09/Men/2010 Menjamin proses produksi
aman dan lancar
Obyek pembinaan
dan pengawasan

MEKANIK
Pesawat tenaga & Tujuan
produksi
Pesawat angkat &
Bagaimana
angkut
Operator cara membina
dan Konstruksi harus kuat
mengawasinya Safety device terpasang dan
berfungsi baik
Alat perlindungan
Layak operasi
Riksa uji
Perawatan dengan baik
Pengoperasian sesuai manual /
SOP dan oleh orang yang
berwenang
APD
SUMBER BAHAYA
PEMBINAAN DAN
PENGAWASAN

Pesawat Tenaga dan Produksi


Penggerak mula
Mesin perkakas
Mesin produksi
Dapur / Tanur Analisa
K3 MEKANIK Pesawat Angkat dan Angkut
Peralatan angkat
Kecelakaan
Pita transport
Pesawat angkutan di atas
landasan dan permukaan
Alat angkutan jalan ril Terjungkit/terguling
Operator Terjepit / terpotong
Peledakan /
kebakaran
Potensi Bahaya Tertimpa/ tertimbun
Roboh
Bagian bergerak PAK
Bagian yang mempunyai
peran
Bagian yang menanggung Penanggulangan
beban dan Pencegahan
Gas buang, suhu tinggi
Kebisingan, debu
Kemampuan/ ketrampilan
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Jenis Riksa dan Uji berdasarkan peraturan perundang-undangan


Pemeriksaan dan pengujian dalam pembuatan
Pemeriksaan dan pengujian pertama dalam pemakaian peralatan/
instalasi baru dan atau setelah selesai pemasangan
Pemeriksaan dan pengujian berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
Kreteria teknis jenis riksa dan uji (tahapan)
a. Pemeriksaan data/ verifikasi
Data umum
Data teknis
b. Pemeriksaan visual
Pemeriksaan visual dengan menggunakan checklist
Dimensi check
c. Pemeriksaan NDT
Seluruh komponen utama atau komponen yang menerima beban
atau komponen yang diragukan kekuatannya / kemampuannya
d. Pengujian
Dinamis (Running Test)
Statis
e. Pemeriksaan setelah pengujian
f. Laporan
a. Bentuk 51 (pesawat angkat dan angkut)
b. Bentuk 54B (penggerak mula)
c. Bentuk 55B (mesin berbahaya)
d. Bentuk 56B (dapur/ Tanur)
Formulir tersebut di lengkapi dengan formulir/ chesklist dari hasil
riksa uji /NDT

3. Pelaksanaan riksa uji


Ahli K3 Spesialis PJIT / Perusahaan
Peg. Pengawas K3 Spesialis daerah otonom setempat
4. Mekanisme pengesahan peralatan mekanik dan sertifikasi operator
dalam format Otoda
MEKANISME PENGESAHAN PERALATAN MEKANIK
DAN SERTIFIKASI OPERATOR DALAM FORMAT OTODA
Dasar hukum
Undang-undang No. 1 Tahun 1970
Permen No. 04/Men/1985
Permen No. 05/Men/1985

Permen No. 09/Men/2010


SKB Nomor PP 72/3/9-99
Peralatan Mekanik Kep. 507/BW/1999

Pesawat Tenaga dan Produksi


Penggerak mula
Mesin perkakas kerja
Mesin produksi
Dapur
Pesawat Angkat dan Angkut
Peralatan angkat
Pita transport
Pesawat angkutan di atas permukaan dan di atas landasan
Alat angkutan jalan rel
A. PENGAWASAN K3

Pusat
(DPNKK)

Koordinasi
Obyek Pengawasan Peg. Pengawas K3
K3 Lintas Propinsi Spesialis
Pengawasan langsung lintas propinsi
Dinas yang berwenang PJK3
di Propinsi
Obyek Pengawasan AK3 Spesialis
Peg. Pengawas K3

Koordinasi
K3 Lintas Kab/ Kota Spesialis
Pengawasan langsung lintas kab/kota

Dinas yang berwenang


di Kab/ Kota
Obyek Pengawasan Peg. Pengawas K3
K3 Spesialis
Pengawasan langsung

Pemberdayaan lembaga2 K3
B. OBYEK PENGAWASAN K3/ PERALATAN TEKNIK K3 YANG DIPASANG/
DIOPERASIKAN TETAP DI TEMPAT KERJA DALAM KABUPATEN/ KOTA

Pengesahan Pemakaian Laporan

Permohonan
Lapor
PJK3
Dinas yang berwenang
di Kab/ Kota AK3 Spesialis
Laporan
Peg. Pengawas K3
Spesialis
Perusahaan
Pengurus

Peralatan Riksa Uji


Teknik K3 Pengawasan

Riksa Uji

Laporan
C. OBYEK PENGAWASAN K3/ PERALATAN TEKNIK K3 YANG
DIOPERASIKAN DI TEMPAT KERJA LINTAS KABUPATEN/ KOTA

Pengesahan Pemakaian Laporan

Permohonan
Dinas yang berwenang
Laporan
di Propinsi
Riksa uji
Peg. Pengawas K3
Spesialis

pemberitahuan

Dinas yang berwenang


di Kab/ Kota Lapor PJK3
Peg. Pengawas K3 AK3 Spesialis
Perusahaan

Spesialis
Pengurus

Peralatan
Teknik K3
Pengawasan

Riksa Uji
Laporan
D. OBYEK PENGAWASAN K3/ PERALATAN TEKNIK K3 YANG DIOPERASIKAN
DI TEMPAT KERJA LINTAS PROPINSI, DI KAPAL DAN DI PELABUHAN
Pengesahan Pemakaian Laporan
Permohonan
Laporan Pusat
(DPNKK)
Peg. Pengawas K3
Spesialis
Lapor/ pemberitahuan
Riksa uji
Dinas yang berwenang PJK3
di Propinsi
AK3 Spesialis
Peg. Pengawas K3
Spesialis
Perusahaan

Dinas yang berwenang


Pengurus

Peralatan
di Kab/ Kota
Teknik K3
Peg. Pengawas K3
Spesialis
Riksa Uji
Laporan
D. Pengesahan Gambar Rencana

Pengesahan Gambar Rencana

Permohonan Pusat
(DPNKK)
Tembusan

Dinas yang berwenang


di Propinsi
Peg. Pengawas K3
Lapor Spesialis

Fabrikator/
Perusahaan

Dinas yang berwenang


Pengurus

Instalatir Peralatan di Kab/ Kota


Mekanik Peg. Pengawas K3
Spesialis
Proses pembuatan/
perakitan

Pengawasan
E. Sertifikasi Operator
Pemerintah

Dirjen Binawas

Direktur PNKK

Kasubdit Mek & PU BT

Kasi Mekanik
LULUS

Dinas yang berwenang


di Propinsi
Pembinaan &
pengujian lisensi
K3 Dinas yang berwenang
di Kab/ Kota

Perusahaan / Tempat Kerja


PJK3 (peralatan mekanik)

Pengurus OPERATOR
OPERATOR
perpanjangan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja
No. 01/Men/1989
Tentang
Kualifikasi dan syarat-syarat operator keran angkat

DASAR HUKUM

UU No. 1 tahun 1970


tentang Keselamatan Kerja
Permen No. 05/Men/1985
tentang Pesawat Angkat dan Angkut
RUANG LINGKUP

Penggolongan Operator
Syarat-syarat operator untuk masing-
masing kelas
Kewenangan operator
Sertifikasi operator
Kewajiban operator
sanksi
PERMEN NO. 01/MEN/1989

BAB I - KETENTUAN UMUM


Pasal 1 (ayat a e )

BAB II - RUANG LINGKUP


Pasal 2 Kualifikasi, wewenang, syarat-syarat dan
kewajiban melapor

BAB III - KUALIFIKASI & SYARAT-SYARAT OKA

Pasal 3 Kualifikasi Operator


1. Operator Klas I 50 ton
2. Operator Klas II 25 50 ton
3. Operator Klas III 25 ton
Pasal 4 Syarat-syarat OKA
operator Klas I, II dan III
PERMEN NO. 01/MEN/1989
Pasal 5
(1) Pelaksanaan kursus
Depnaker in House
Lembaga ditunjuk
(2) Kurikulum, di sesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan teknologi
(3) Menteri atau pejabat, dapat sewaktu-waktu merubah

Pasal 6
(1) Sertifikat diterbitkan oleh Menteri / Pejabat yg ditunjuk
(2) Lisensi operator sesuai kelas / tingkat keahliannya (masa
berlaku 5 tahun)
(3) Sertifikat / lisensi dapat dicabut, bila operator dinilai tidak
berkemampuan lagi
Pasal 7 Peningkatan kelas
Syarat : a. berpengalaman 2 th sesuai tingkatnya
b. mengikuti kursus & lulus ujian
PERMEN NO. 01/MEN/1989

BAB IV - KEWENANGAN OPERATOR

Pasal 8 (1) Operator Kelas I


1. Mengoperasikan keran angkat 50 ton (sesuai
jenisnya)
2. Mengawasi & membimbing operator kelas II dan III
(2) Operator Kelas II
1. Mengoperasikan keran angkat 25 50 ton
2. Mengawasi & membimbing operator kelas III
(3) Operator Kelas III
1. Mengoperasikan keran angkat 25 ton

Pasal 9 (1) Jumlah operator yg diperlukan (lampiran)


(2) Operator dimaksud (1) harus dibantu beberapa tenaga
bantu (operator/ rigger)
PERMEN NO. 01/MEN/1989
BAB V - KEWAJIBAN OPERATOR
Pasal 10

(1) DILARANG meninggalkan tempat pelayanan selama operasi


(2) Melakukan pengecekan, merawat kondisi keran angkat dan seluruh
perlengkapannya
(3) Mengisi buku kerja (laporan harian)
(4) Melaporkan atasan bila terdapat kerusakan / tidak berfungsi pada
peralatan pengaman/ komponen
(5) Operator Kelas I disamping berkewajiban ayat 1, 2, 3 dan 4 juga wajib
mengawasi dan mengkoordinir operator kelas II dan III
(6) Operator kelas I bertanggung jawab seluruh kegiatan
pengoperasiannya
(7) Operator kelas I tidak diperlukan, operator Kelas II dapat ditunjuk oleh
pengurus atas seluruh pengoperasian keran angkat
(8) Terjadi kerusakan/ gangguan pada alat perlengkapannya, operator
segera melapor ke atasannya
(9) Laporan kegiatan bulanan pada P2K3 atas pengoperasian keran angkat
(10) Mematuhi peraturan dan syarat-syarat K3
PERMEN NO. 01/MEN/1989
BAB VI - KETENTUAN HUKUM
Pasal 11

Melanggar pasal 10 (1) dikenakan SANKSI

BAB VII - ATURAN PERALIHAN


Pasal 12

(1) Menentukan kualifikasi operator sebelum Permen ini diberlakukan, ikut


pelatihan
(2) Peninjauan kembali sertifikat operator, sebelum Permen ini
diberlakukan
(3) Pelaksanaan (2) sertifikat diserahkan ke Depnaker

BAB VIII - PENUTUP


Pasal 13
DITETAPKAN DAN BERLAKU TANGGAL 21 PEBRUARI 1989
Permen No. 05/Men/1985
(Pesawat Angkat & Angkut)

Mengapa
diawasi Untuk
apa
TUJUAN

Pengawasan K3
Pesawat Angkat dan
Obyek mekanik Dimana
yg mana dan pengawasannya
Angkut

Siapa yang Bagaimana cara


mengawasi mengawasinya

Dasar hukumnya
apa
UU No. 1 tahun 1970
Permen No. Per.03/Men/1978
SK Men No. Kep. 79/Men/1977

Bagian integral dalam pelaksanaan proses produksi


Yang memerlukan pedoman Mengandung bahaya potensial
diatur oleh Direktur (Psl. 145) Perlindungan K3 terhadap tenaga kerja

Mengatur perencanaan, Peralatan angkat (Psl. 6 s.d 74)


Permen No. Per. 05/Men/1985 pembuatan, pemasangan, Pita transport (Psl. 7s.d 97)
12 Bab peredaran, pemakaian, Pesawat angkutan di atas
146 Pasal perubahan atau perbaikan landasan & permukaan (Psl. 98
ditetapkan 2 Agustus 1985 teknis dan pemeliharaan s.d 115)
(Psl. 146) pesawat angkat dan angkut Alat angkutan jalan rel (Psl. 116
(Psl. 5) s.d 133)

Pengurus / pengusaha bertanggung


jawab terhadap ditaatinya semua Dengan ketentuan umum sebagaimana
ketentuan (Psl. 142) ditetapkan pada pasal 1 s.d 4

Untuk mendapatkan Diperiksa dan diuji oleh


pengesahan (Psl. 134 s.d pegawai pengawas dan atau
PELANGGARAN
136) Ahli K3 (Psl. 138 s.d 139)
sangsi (Psl. 143)

Melalui permohonan
Pengawasan dilaksanakan Pembuatan dan pemasangan harus Kewenangan Direktur untuk
oleh pegawai pengawas dilaksanakan oleh perusahaan yang mengadakan perubahan
dan ahli K3 (Psl. 144) ditunjuk (Psl. 137) teknis (Psl. 136)

Dasar Permen No. Per. 04/Men/1985


UU No. 4 tahun 1969
UU No. 1 tahun 1970 Mencegah & mengurangi kecelakaan kerja
Upaya K3
Sebagai pelaksanaan UU No. 1 tahun 1970
Yang memerlukan pedoman
diatur oleh Direktur (Psl. 146)

Penggerak mula (Psl. 49 s.d 53)


Mengatur K3 di tempat Perlengkapan (Psl. 54 s.d 64)
Permen No. Per. 04/Men/1985 Mesin pekakas (Psl. 65 s.d 108)
12 Bab kerja, pesawat tenaga &
produksi dibuat, dipasang, Mesin Produksi (Psl. 109 s.d
147 Pasal 115)
ditetapkan 26 Juli 1985 dipakai (Psl. 33 & 34)
Dapur (Psl. 116 s.d 134)
(Psl. 147)

Dengan ketentuan umum sebagaimana


ditetapkan pada pasal 1 s.d 32

Yang menimbulkan gerakan dan panas


Pengurus/ pengusaha bertanggung yg membahayakan harus dipasang alat
jawab terhadap ditaatinya semua pelindung (Psl. 35 s.d 48)
ketentuan (Psl. 144)

Untuk mendapatkan Diperiksa dan diuji oleh


pengesahan (Psl. 138 s.d pegawai pengawas dan atau
PELANGGARAN
137) Ahli K3 (Psl. 135 s.d 137)
sangsi (Psl. 142)

Melalui permohonan
Pengawasan dilaksanakan Pembuatan dan pemasangan harus Kewenangan Direktur untuk
oleh pegawai pengawas dilaksanakan oleh perusahaan yang mengadakan perubahan
dan ahli K3 (Psl. 145) ditunjuk (Psl. 141) teknis (Psl. 140)

Dasar Permen No. Per. 04/Men/1995


Mengapa diawasi Potensi Bahaya
Sumber Bahaya Bagian yg bergerak
Pesawat Bagian yg menanggung beban
Operator Gas buang
Kemampuan / ketrampilan

Pasal 2 ayat (2) Pesawat


huruf a, b, f & g
Pasal 3 ayat (1) Angkat &
huruf a, c, n & p Angkut
Pasal 4

Jenis Kecelakaan
Terjungkit/terguling
Kecelakaan Terjepit
Dasar hukum Peledakan
Termasuk PAK
pengawasannya

Pengendalian
Ruang lingkup
Siapa yang mengawasi
Bagaimana caranya
Konstruksi harus kuat
Safety device terpasang dan
Menjamin keselamatan dan
berfungsi baik
kesehatan TK dan orang lain
Layak pakai
Menjamin penggunaan
Riksa uji
pesawat angkat dan angkut
APD
aman dipakai
Perawatan dengan baik
Menjamin proses produksi
Pengoperasian sesuai
aman dan lancar
manual/SOP dan oleh orang yg
berwenang
LATAR BELAKANG
FAKTA LAPANGAN

Alat Angkat & Angkut dan Pesawat Tenaga & Produksi serta sarana
penunjangnya, merupakan :
Peran penting dalam jasa konstruksi
Mengandung sumber bahaya yang berpotensi dapat
menimbulkan kecelakaan kerja
Peralatan yang spesifik, butuh penanganan dgn kualitas
yang baik (teknik maupun SDM)

Dalam operasi peralatan tsb perlu dijamin K3 & lingkungan proyek


agar kontinuitas pekerjaan tdk terganggu
MACAM KECELAKAAN KERJA

TERKAIT DENGAN PERALATAN MEKANIK

1. Terjungkit/terguling
2. Terjepit/terpotong
3. Pencemaran lingkungan
4. Peledakan
5. Roboh
6. Tertimpa/tertimbun
7. Sentuhan listrik
8. dll
PENYEBAB KECELAKAAN

FAKTOR TEKNIK INSTALASI / PERALATAN

Konstruksi pesawat / instalasi tidak memenuhi syarat


Material / proses pembuatan / pemasangan / pemeriksaan /
pengujian
Adanya kemunduran kualitas / perubahan dimensi pesawat /
instalasi, dll. akibat pemakaian / kondisi operasi yang abnormal
Alat pengaman / perlindungan / perlengkapan tidak memenuhi
syarat atau tidak berfungsi dengan baik
Kondisi operasi tidak sesuai disain
Beban melebihi batas maksimal
Proses operasi tidak sesuai prosedur
Faktor Manusia / Pekerja
FAKTOR MANUSIA / PEKERJA

Sikap kurang baik (sembrono/arogansi)


Kesehatan tak memenuhi syarat
Tidak pakai APD
Pengetahuan teknis/keterampilan kerja kurang, termasuk cara kerja
yang aman
Berbuat menyimpang/keterpaksaan
Lain-lain (keluarga/kecewa)

FAKTOR MANAJEMEN

Tidak melaksanakan syarat-syarat K3


Tidak mengikuti petunjuk pembuat peralatan teknik
Prosedur kerja tidak ada
Administrasi / pengawasan intern kurang baik
UPAYA K3
DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN

PENGENDALIAN SUMBER BAHAYA

SUMBER NORMA K3
BAHAYA

KONDISI
TEMPAT KERJA
+
SUMBER PRODUKSI
AMAN & EFISIEN
PENGENDALIAN SUMBER BAHAYA

Segala upaya pengendalian yang mendasari sifat preventif


yang dilakukan secara sistimatis dan menyeluruh atas
segala hal yang terkait dengan Keberadaan peralatan
mekanik, yaitu mulai dari perencanaan hingga purna pakai.
TUJUAN

Kondisi Tempat Kerja dan Sumber Produksi :

Aman :
Pesawat / instalasi / peralatan
Tenaga kerja / manusia / lingkungan

Effisien :
Fungsi teknis instalasi / peralatan
Biaya operasi perusahaan
DASAR HUKUM
1. UU No. 1 Tahun 1970
2. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja :
a). No. Per.04/Men/1985
b). No. Per.05/Men/1985

4. SKB Dirjen Hubla dan Binawas No. PP.72/3/9-99


KEP.507/BW/1999
Keputusan / Instruksi Menteri
Keputusan / Edaran Dirjen / Pedoman Pengawasan
Lain-lain (Standard Nasional Atau Standard Internasional /
Negara Lain Yang Dapat Diterima Pemerintah Indonesia)
RUANG LINGKUP PENGAWASAN

Obyek Pengawasan
Tahapan Penanganan Pengawasan

OBJEK PENGAWASAN

Instalasi / Peralatan Teknik


Badan Usaha Bidang Tertentu
Tenaga Profesi Khusus
TAHAPAN PENANGANAN PENGAWASAN

Perencanaan
Pembuatan
Perakitan/pemasangan/peredaran
Pemakaian
Reparasi/modifikasi
INSTALASI / PERALATAN TEKNIK
PERALATAN / PESAWAT ANGKAT & ANGKUT Dan
PESAWAT TENAGA & PRODUKSI

1. Pesawat Tenaga dan Produksi


Penggerak mula
- Perlengkapan transmisi tenaga mekanik
Mesin produksi
Mesin perkakas kerja
Dapur

2. Pesawat Angkat dan Angkut


Peralatan Angkat
Pita transport
Pesawat angkutan diatas landasan dan diatas
permukaan
Alat angkutan jalan ril
Kegiatan pengawasan pada periode
pembuatan / perakitan / pemasangan
1. Penilaian / pengesahan gambar rencana pembuatan / perakitan /
pemasangan
Pengecekan dokumen teknik perencanaan/ pengesahan
Penilaian konstruksi instalasi / peralatan yang akan dibuat /
dirakit / dipasang
2. Penilaian / penunjukan perusahaan jasa terkait
Macam jasa
Konstruksi
Inspeksi teknik
Pemenuhan syarat administrasi
Pemenuhan syarat teknis
3. Pengawasan pelaksanaan kegiatan pembuatan / perakitan /
pemasangan
Kelengkapan dokumen teknik
Kondisi / mutu bahan baku komponen
Status welder / fabrikator
Pemeriksaan / pengujian ( sebelum, saat & akhir kegiatan)
Administrasi pengawasan
PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN

Persiapan yang harus dilakukan oleh Pemilik


/ Pemakai
1. Penyediaan dokumen teknis terkait
2. Penyiapan pesawat / instalasi aman diperiksa
3. Penyiapan peralatan / tenaga kerja
4. Pemasangan rambu bila perlu / koordinasi dengan pihak
lain yang terkait
5. Penyiapan sarana yang diperlukan untuk pelaksanaan
pemeriksaan dan pengujian
KEWAJIBAN PEMAKAI DAN OPERATOR
I. Pemakai
1. Menjaga / memelihara kondisi pesawat / peralatan dan perlengkapannya
2. Melaksanakan syarat-syarat yang tertera pada akte ijin pemakaian /
pengesahan atau perintah pegawai pengawas
3. Menugasi operator
4. Melapor kepada Disnaker setempat apabila menemukan cacat
(konstruktif) pada pesawat / perlengkapannya
5. Menjaga / memperhatikan dokumen teknik / perijinan
Keberadaan
Melapor bila terjadi kehilangan/perubahan
6. Melaporkan ke Disnaker setempat bila terjadi peledakan / kecelakaan
atas pesawat / sarana penunjang

II. Operator
Mengoperasikan pesawat, perlengkapan dan sarana penunjangnya
sesuai dengan peraturan keselamatan kerja/standard operasi.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai