Anda di halaman 1dari 144

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

makassar, Mei 2017

Penyusun
DAFTAR ISI :
PEKAN 1 : PENGANTAR HUKUM DAGANG
PEKAN 2 : PEKERJAAN DAN PERUSAHAAN
PEKAN 3 : BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS
PEKAN 4 : MERJER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI
PEKAN 5 : PEMBUKUAN
PEKAN 6 : WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
PEKAN 7 : KEPAILITAN
PEKAN 8 : UJIAN TENGAH SEMESTER
PEKAN 9 : SURAT BERHARGA
PEKAN 10 : E COMMERCE
PEKAN 11 : GOOD CORPORATE GOVERNMENT
PEKAN 12 : ASURANSI
PEKAN 13 : ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
PEKAN 14-15 : HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
PEKAN 1

PENGANTAR HUKUM DAGANG


Pengantar Hukum Dagang

Perdagangan atau Perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau
pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud
memperoleh keuntungan.

Pada zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan antara produsen dan konsumen
untuk membelikan dan menjualkan barang-barang yang memudahkan dan memajukan pembelian dan
penjualan.
Ada beberapa macam pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen :

1. Pekerjaan orang-orang perantara sebagai makelar, komisioner, pedagang keliling dan sebagainya.

2. Pembentukan badan-badan usaha (asosiasi), seperti perseroan terbatas (PT), perseroan firma
(VOF=Fa) Perseroan Komanditer, dsb yang tujuannya guna memajukan perdagangan.

3. Pengangkutan untuk kepentingan lalu lintas niaga baik didarat, laut maupun udara.

4. Pertanggungan (asuransi)yang berhubungan dengan pengangkutan, supaya si pedagang dapat


menutup resiko pengangkutan dengan asuransi.

5. Perantaraan Bankir untuk membelanjakan perdagangan.

6. Mempergunakan surat perniagaan (Wesel/ Cek) untuk melakukan pembayaran dengan cara yang
mudah dan untuk memperoleh kredit.
Pada pokoknya Perdagangan mempunyai tugas untuk :

1. Membawa/ memindahkan barang-barang dari tempat yang berlebihan (surplus) ke tempat yang
berkekurangan (minus).

2. Memindahkan barang-barang dari produsen ke konsumen.

3. Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berkelebihan sampai mengancam
bahaya kekurangan.
Pembagian jenis perdagangan, yaitu :

1. Menurut pekerjaan yang dilakukan pedagang.

a. Perdagangan mengumpulkan (Produsen tengkulak pedagang besar eksportir)

b. Perdagangan menyebutkan (Importir pedagang besar pedagang menengah konsumen)

2. Menurut jenis barang yang diperdagangkan

a. Perdagangan barang, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia (hasil

pertanian, pertambangan, pabrik)

b. Perdagangan buku, musik dan kesenian.

c. Perdagangan uang dan kertas-kertas berharga (bursa efek)


3. Menurut daerah, tempat perdagangan dilakukan

a. Perdagangan dalam negeri.

b. Perdagangan luar negeri (perdagangan internasional), meliputi :

Perdagangan Ekspor

Perdagangan Impor

c. Perdagangan meneruskan (perdagangan transito)

Usaha Perniagaan adalah usaha kegiatan baik yang aktif maupun pasif, termasuk juga segala
sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang kesemuanya dimaksudkan untuk
mencapai tujuan memperoleh keuntungan.

Usaha perniagaan itu meliputi :


1. Benda-benda yang dapat diraba, dilihat serta hak-hak seperti :

a. Gedung/ kantor perusahaan.

b. Perlengkapan kantor : mesin hitung/ ATK dan alat-alat lainnya.

c. Gudang beserta barang-barang yang disimpan didalamnya.

d. Penagihan-penagihan

e. Hutang-hutang

2. Para pelanggan

3. Rahasia-rahasia perusahaan.
Sumber Hukum Dagang

Hukum Dagang di Indonesia bersumber pada :

1. Hukum tertulis yang dikodifikasikan

a. KUHD

b. KUHS

2. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan yaitu peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur
tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan.

KUHD mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Mei 1848 berdasarkan asas konkordansi.

Menurut Prof. Subekti SH, adanya KUHD disamping KUHS sekrang ini tidak pada tempatnya, karena KUHD
tidak lain adalah KUHPerdata. Dan perkataan dagang bukan suatu pengertian hukum melainkan suatu
pengertian perekonomian.

Dinegeri Belnda sudah ada aliran yang bertujuan menghapuskan pemisahan antara hukum perdata dengan
hukum dagang.
Asas-Asas Hukum Dagang

Pengertian Dagang (dalam arti ekonomi), yaitu segala perbuatan perantara antara produsen dan konsumen.

Pengertian Perusahaan, yaitu seorang yang bertindak keluar untuk mencari keuntungan dengan suatu cara dimana yang bersangkutan
menurut imbangannya lebih banyak menggunakan modal dari pada menggunakan tenaganya sendiri.

Pentingnya pengertian perusahaan :

1. Kewajiban memegang buku tentang perusahaan yang bersangkutan.

2. Perseroan Firma selalu melakukan Perusahaan.

3. Pada umumnya suatu akte dibawah tangan yang berisi pengakuan dari suatu pihak, hanya mempunyai kekuatan pembuktian jika ditulis
sendiri oleh si berhutang atau dibubuhi tanda persetujuan yang menyebutkan jumlah uang pinjaman, tapi peraturan ini tidak berlaku
terhadap hutang-hutang perusahaan.

4. Barang siapa melakukan suatu Perusahaan adalah seorang pedagang dalam pengertian KUHD

5. Siapa saja yang melakukan suatu Perusahaan diwajibkan, apabila diminta, memperlihatkan buku-bukunya kepada pegawai jawatan pajak.

6. Suatu putusan hakim dapat dijalankan dengan paksaan badan terhadap tiap orang yang telah menanda tangani surat wesel/ cek, tapi
terhadap seorang yang menandatangani surat order atau surat dagang lainnya, paksaan badan hanya diperbolehkan jika suart-surat itu
mengenai perusahaannya.
Sumber Hukum Dagang

1. Pokok : KUHS, Buku III tentang Perikatan.

2. Kebiasaan

a. Ps 1339 KUHS : Suatu perjanjian tidak saja mengikat untuk apa yang semata-mata telah

diperjanjikan tetapi untuk apa yang sudah menjadi kebiasaan

b. Ps 1347 KUHS : hal-hal yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu perjanjian, meskipun tidak

secara tegas diperjanjikan harus dianggap juga tercantum dalam setiap perjanjian semacam itu.

3. Yurisprudensi

4. Traktat

5. Doktrin
PEKAN 2
Pekerjaan dan perusahaan
Pekerjaan dan Perusahaan

1. Pengertian pekerjaan

Pekerjaaan (beroep) adalah istilah yang mempunyai pengertian lebih luas

daripada pengertian perusahaan (bedrijf). Tidak semua orang yang menjalankan

pekerjaan, menjalankan pula perusahaan. Sebaliknya, setiap orang yang

menjalankan perusahaan, menjalankan pekerjaan juga. KUHD sendiri tidak

memberikan rumusan resmi mengenai pekerjaan. Terserah kepada para ahli

hokum dan hakim untuk merumuskan pengertian pekerjaan.


Unsur-Unsur Pekerjaan

Untuk menyatakan bahwa suatu perbuatan termasuk pengertian pekerjaan (profesi) dalam arti

hokum, perlu dipenuhi unsur-unsur berikut.

a. Perbuatan atau kegiatan

Unsur ini meliputi perbuatan atau kegiatan dalam bidang apa saja, misalnya, bidang ekonomi, social,

politik pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan. Perbuatan atau kegiatan yang dilakukan telah

ditetapkan berdasarkan penunjukan/pengangkatan menurut hokum administrasi yang berlaku.

Perbuatan atau kegiatan itu tidak boleh dilalaikan atau melanggar batas wewenang yang telah

ditentukan dengan ancaman sanksi hokum karena pelangaran atau indisipliner.


B. Terus-menerus

Perbuatan atau kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus artinya, tidak diselingi oleh
kegiatan lain, tidak incidental, merupakan mata pencaharian yang bersifat tetap, dan untuk
jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam surat pengangkatan atau kontrak
kerja. Legalitas melakukan pekerjaan adalah surat pengangkatan/kontrak kerja selama jangka
waktu itu.

c. Terang-terangan

Terang-terangan artinya mendapat pengakuan atau izin dari pejabat pemerintah yang berwenang
atau diangkat oleh pemerintah/lembaga/badan tempat dia melakukan kegiatan berdasarkan surat
pengangkatan sehingga diketahuidan diakui oleh semua pihak (masyarakat).
d. Kualitas tertentu

Kualitas tertentu adalah keahlian khusus yang menunjukan keahlian tertentu yang diakui oleh
pemerintah atau lembaga atau badan yang berkepentingan. Keahlian khusus itu diperoleh melalui
jenjang pendidikan dan pelatihan tertentu atau karena pengalaman yang mendalam.

e. Penghasilan

Penghasilan adalah imbalan sejumlah uang yang dibayar secara berkala berdasarkan peraturan yang
berlaku atas pelayanan keahlian atau keterampilan yang diberikan. Penhasilan tersebut biasanya
dibayar bulanan. Disamping sejumlah uang imbalan tersebut dapat berupa fasilitas atau jaminan
kesejahteraan. Penghasilan adalah tujuan yang akan diperoleh setiap orang yang melakukan
pekerjaan.
2. Pekerja

Orang yang melakukan pekerjaan disebut pekerja. Apabila pekerja itu diangkat oelh pemerintah untuk

menjalankan pekerjaan di lingkungan pemerintahan Negara, dia disebut pegawai negeri sipil. Pegawai

negeri sipil yang memangku jabatan structural tertentu disebut pejabat. Penghasilan yang diterima

oleh pegawai negeri sipil disebut gaji. Apabila pekerja itu menjalankan pekerjaan di lingkungan

perusahaan atau lembaga swasta, dia disebut karyawan. Penghasilan yang diterimanya disebut upah.

Pekerja yang menjalankan pekerjaan menurut keahlian khusus bidang ilmu yang dikuasainya biasanya

disebut menurut keahlian khususnya itu. Misalnnya, dokter, notaris, pengacara, dosen, arsitek,

apoteker, bidan, juru rawat, nakhkoda, pilot, dan masinis.


1. Pengertian Perusahaan

Perusahaan adalah istilah ekonomi yang digunakan dalam KUHD dan perundang-undangan di luar
KUHD. Namun, dalam KUHD sendiri tidak dijelaskan pengertian resmi istilah perusahaan itu. Definisi
perusahaan secara resmi dirumuskkaan dalam pasal 1 undang-undang nomor 3 tahun 1982 tentang
wajib daftar perusahaan. Oleh karena itu, para penulis hokum berusaha merumuskan definisi
perusahaan berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh secara empiris.
. Unsur-Unsur Perusahaan

Berdasarkan definisi perusahaan yang telahdikemukakan oleh Molegraaff, Polak, dan pembentuk

undang-undang, maka dapat diinventarisasi dandibahas unsur-unsur perusahaan seperti berikut ini:

a. Badan usaha

Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perkonomian mempunyai bentuk hukm

tertentu, seperti perusahaan dagang (PD), firma (Fa), persekutuan Komoditer (CV), perseroan

Terbatas (PT), Perusahaan Umum (Perum), perusahaan perseroan (persero), dan koperasi hal ini dapat

diketahui melalui akta pendirian perusahaan yang dibuat dimuka notaris, termasuk juga koperasi.
b. Kegiatan dalam bidang perkonomian

Kegiatan ini meliputi perindustrian, perdagangan, perjasaan, dan pembiayaan yang dapat dirinci

sebagai berikut:

1) Perindustrian

Perindustrian meliputi kegiatan, antara lain eksplorasi dan pengeboran minyak, penangkapan ikan,

usaha perkayuan, barang kerajinan, makanan dalam kaleng, obat-obatan, kendaraan bermotor,

rekaman, dan perfileman, percetakan, dan penerbitan.

2) Perdagangan

Perdagangan meliputi kegiatan, antara lain jual beli, ekspor impor,bursa efek, restoran, took

swalayan, valuta asing, dan sewa menyewa.


3) Perjasaan

Perjasaan meliputi kegiatan, antara lain transportasi, perbankan, perbengkelan, jahit busana,

konsultan, dan kecantikan.

c. Terus menerus

Baik Molengraaff, Polak, maupun pembentuk undang-undang menentukan bahwa kegiatan dalam

bidang perekonomian itu dilakukan secara teru meneru, artinya kegiatan tersebut sebagai mata

pencaharian, tidak incidental, dan bukan pekerjaan sambilan.


d. Bersifat tetap

Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi untuk

jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam akta pendirian perusahaan atau surat

izin usaha, misalnya 5 tahun, 10 tahun, 20 tahun.

e. Terang-terangan

Terang-terangan ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan dengan pihak lain,

serta diakui dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang. Bentuk terang-terangan ini

dapat diketahui dari ketentuan akta pendirian perusahaan, nama dan merek perusahaan, surat izin

usaha, surat izin tempat usaha dan akta pendaftaran perusahaan. Jika unsur ini tidak ada, perusahaan

itu dikatakan liar dan melanggar undang-undang.


f. Keuntungan dan atau laba

Molengraaff menggunaan istilah penghasilan, Polak menggunakan istilah laba, sedangkan pembentuk undang-udang
menggunakan istilah keuntungan dan atau laba. Ketiga macam istilah ini adalah istilah ekonomi yang menunjukan nilai
lebih (hasil) yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gian). Setiap kegiatan menjalankan perusahaan tertentu
menggunakan sejumlah modal. Dengan modal perusahaan, keuntungan dan atau laba dapat diperoleh ini adalah tujuan
utama setiap perusahaan.

g. Pembukuan

Dalam definisi Molengraaff tidak terdapat unsur pembukuan. Akan tetapi Polak menambahkan unsur ini dalam definisi
perusahaan. Pembukuan merupakan catatan mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu
perusahaan. Menurut ketentuan pasal 8 ayat (1) undag-undang nomor 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan, setiap
perusahaan wajib membuat catatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
PEKAN 3

BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS


BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS

Terdapat 3 bentuk utama dalam organisasi bisnis yaitu :

1. Perusahan Perseorangan (sole proprietorship)

2. Perusahaan Patungan atau firma (partnership)

3. Perseroan Terbatas (PT)

Perusahaan Perseorangan

Usaha Pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang dan mengambil
segala keputusan dan bertanggungjawab secara pribadi atas segala hal yang dilakukan oleh perusahaan.
Kelebihan perusahaan Perseorangan

Mudah dibentuk, murah biaya pembentukannya dan di banyak negara tidak memerlukan izin

pembentukan dari pemerintah

Keuntungan hanya dinikmati oleh satu orang yaitu pendiri usaha tersebut.

Pembuatan keputusan dan pengendalian hanya dilakukan oleh satu orang sehingga orang tersebut

benar-benar mengetahui bisnis yang dijalankannya.

Fleksibel dalam arti manajemen dapat dengan mudah beraksi terhadap keputusan harian dengan

mudah.

Relatif tidak ada kontrol dari pemerintah sehingga pajak yang harus dibayarkan adalah pajak pribadi

bukan pajak usaha.


Kekurangan Perusahaan Perseorangan

tanggungjawab utang tidak terbatas, artinya apabila terjadi kewajiban pembayaran maka kewajiban

itu harus dipenuhi dengan menyerahkan seluruh harta perusahaan dan harta pribadi miliknya.

Jarang ada yang bertahan lama, dimana hal ini dapat saja disebabkan oleh meninggalnya pendiri atau

pemilik dari perusahaan tersebut.

Relatif sulit untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan bunga yang rendah.

Relatif bergantung hanya pada pola pikir satu orang saja apabila orang ini tidak berpengalaman dalam

bisnis maka resiko kegagalan akan sangat besar.


Perusahaan Persekutuan

Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis di mana dua orang atau lebih

bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggungjawab dan hak yang ada akan ditanggung

oleh mereka. Firam adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan sutau perusahaan di bawah

satu nama bersama dimana peserta-pesertanya langsung dan sendiri-sendiri bertanggungjawab

sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan Komanditer (CV) adalah perseroan yang

didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak

yang bertanggungjawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang

mempercayakan uangnya (Lupiyoadi R dan Wacik,1998)


Kelebihan-kelebihan Perusahaan Persekutuan

a. Modal tersedia banyak

b. Meningkatkan kepercayaan kreditor

c. Keahlian dan ketrampilan bertambah

d. Adanya kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang

Kekurangan-kekurangan Persekutuan

tanggung jawab tidak terbatas

Umur yang terbatas

Lemahnya penegendalian
III. Perseroan Terbatas

Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu-individu

yang memilikinya. PT didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar

yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang

serta peraturan pelaksanaannya. Perusahaan mengumpulkan dana yang diperlukannya denganjalan

menjual saham kepada masyarakat dan para pemegang saham tersebut menjadi pemilik perusahaan

itu. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan membayarkannya atas saham

yang dibelinya (deviden). Namun keuntyungan yang tidak dibagikan juga merupakan kepunyaan para

pemilik, tetapi biasanya keuntungan tersebut ditanamkan kembali kedalam kegiatan perusahaan,

sebaliknya jika perusahaan dibubarkan maka para pemegang saham membagi-bagi setiap aktiva yang

tersisa setelah semua hutang dibayar.


Kebaikan bentuk PT

Adanya tanggunjawab atas utang yang terbatas, dimana tanggungjawab utang yang harus dibayar
hanya sebatas jumlah saham yang dimilikinya.

Adanya kemungkinan untuk memperjualbelikan saham yang dimilikinya.

Umumnya memiliki jangkawaktu operasi yang tidak terbatas

Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nilai nominal yang besar untuk jangka waktu
panjang dan tingkat bunga rendah.

Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu dimana pemegang saham dapat dengan mudah
menyewa tenaga manajemen profesional untuk menjalanakan perusahaan yang ada.
Kekurangan bentuk PT

Keterbatasan dalam jenis bidang usaha yang akan dijalankan karena bidang usaha ditentukan oleh ijin

yang dikeluarkan serta peraturan-peraturan yang berlaku

Adanya perbedaaan kepentingan di dalam menjalankan PT, pemilik saham minoritas dikalahkan

dengan mayoritas

Adanya kewajiban membuat laporan kepada berbagai pihak

Biaya pendirian yang tidak sedikit

Afanya sisitem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham membayar pajak ganda yaitu

pajak atas PT itu sendiri, deviden yang diterima serta pajak individu.
PEKAN 4

MERJER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI


Merjer, konsolidasi, dan akuisisi

Ciri-ciri MERGER perusahaan :

Ada perusahaan yang menggabungkan diri dan ada perusahaan yang menerima penggabungan.

Perusahaan yang menerima penggabungan tetap eksis, sedangkan perusahaan yang menggabungkan diri bubar demi
hukum tanpa likuidasi.

Rancangan merger dan konsep akta merger harus disetujui RUPS.

Konsep akta merger yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger yang dibuat di hadapan notaris dalam
bahasa Indonesia.

Merger ada yang diikuti dengan perubahan AD (Anggaran Dasar) dan ada yang tidak diikuti perubahan AD.

Merger yang diikuti perubahan AD ada yang perlu persetujuan Menhukham, dan ada pula yang cukup diberitahukan
kepada Menhukham.
Merger yang diikuti perubahan AD dan butuh persetujuan Menhukham, dianggap mulai berlaku

sejak tanggal persetujuan oleh Menhukham. Pada tanggal tersebut perusahaan yang

menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa proses likuidasi.

Merger yang diikuti perubahan AD yang cukup diberitahukan kepada Menhukham, dianggap mulai

berlaku sejak tanggal pendaftaran akta merger dan akta perubahan AD dalam daftar perusahaan.

Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa

proses likuidasi.

Merger yang tidak diikuti perubahan AD, dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan

akta merger di hadapan notaris. Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri

dianggap bubar demi hukum tanpa likuidasi. Salinan akta merger disampaikan kepada menhukham

untuk dicatat dalam daftar perusahaan.


Tata Cara MERGER :

1. Direksi PT yang akan menggabungkan diri dan direksi PT yang menerima penggabungan masing-masing

menyusun usulan rencana merger. Usulan rencana merger wajib disetujui komisaris masing-masing PT.

2. Usulan rencana merger dijadikan bahan menyusun rancangan merger yang disusun bersama oleh direksi

PT yang akan melakukan penggabungan.

3. Ringkasan atas rancangan merger wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian dan

diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan penggabungan paling lambat 14 hari

sebelum pemanggilan RUPS.

4. Rancangan merger dan konsep akta merger wajib disetujui RUPS masing-masing. Konsep akta merger

yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa

Indonesia. Salinan akta merger selanjutnya digunakan mengurus izin atau pemberitahuan ke Menkumham.
5. Apabila merger PT disertai perubahan AD yang membutuhkan persetujuan Menkumham, merger

dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan AD oleh Menkumham. Apabila merger PT

disertai perubahan AD yang tidak perlu persetujuan Menkumham, maka merger dianggap mulai berlaku

sejak tanggal pendaftaran Akta merger dan Akta perubahan Anggaran Dasar dalam daftar perusahaan.

6. Apabila merger PT tanpa disertai perubahan AD, maka merger dianggap mulai berlaku sejak tanggal

penandatangan akta merger di hadapan notaris. PT yang menggabungkan diri bubar demi hokum tanpa

melalui proses likuidasi. Salinan akta merger selanjutnya diberitahukan kepada Menkumham untuk

dimasukkan dalam daftar perusahaan.

Ciri-ciri KONSOLIDASI perusahaan (peleburan) :

Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk membentuk perusahaan baru.

Perusahaan yang meleburkan diri, bubar demi hukum tanpa likuidasi.


Perusahaan baru hasil peleburan harus mendapatkan status badan hokum yang baru dari menhukham.

Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS di masing-masing perseroan.

Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat di

hadapan notaris dalam bahasa Indonesia.

Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk mendapatkan keputusan

Menhukham mengenai pengesahan badan hokum perseroan hasil peleburan.

Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hokum pada tanggal diterbitkannya keputusan

Menhukham mengenai perusahaan yang meleburkan diri bubar demi hokum tanpa proses likuidasi.

Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi hokum akan beralih ke dalam perusahaan baru

hasil konsolidasi berdasarkan titel umum.


Tata Cara KONSOLIDASI :

1. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan rencana
konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.

2. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang disusun bersama
oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.

3. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian dan
diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan peleburan paling lambat 14 hari
sebelum pemanggilan RUPS.

4. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-masing. Konsep akta
konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris
dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT hasil peleburan.
5. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian PT hasil
peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal keputusan RUPS.

6. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan diterima. PT yang
meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh
Menkumham.

7. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib dimasukkan
dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara RI.

Ciri-ciri AKUISISI perusahaan (Pengambilalihan) :

Ada perusahaan yang mengambil alih (perusahaan pengakuisisian da nada perusahaan yang diambilalih
(perusahaan yang diakuisisi perusahaan target).

Akuisisi bisa dilakukan terhadap saham atau asset milik perusahaan target.
Akuisisi saham hanya dapat dilakukan terhadap perusahaan target berbentuk PT sebab kepemilikannya
diwujudkan dalam bentuk saham.

Akuisisi asset dapat dilakukan terhadap perusahaan perseorangan (UD dan PD), persekutuan (CV dan firma),
badan hokum (PT dan Koperasi).

Pihak pengakuisisi berbentuk perseroan terbatas sebelum melakukan akuisisi harus lebih dahulu mendapat
persetujuan dari RUPS perusahaan pengakuisisi.

Akuisisi saham berbeda dengan pembelian saham biasa karena dalam akuisisi saham jumlah saham yang dibeli
relative banyak sehingga dapat mengubah posisi pemegang saham moyoritas atau pemegang saham pengendali.

Perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi sama-sama tetap hidup. Namun, ada pula akuisisi yang
diikuti dengan merger sehingga perusahaan yang diakuisisi digabungkan dan kemudian bubar demi hokum tanpa
likuidasi.

Akuisisi terhadap saham perusahaan perbankan harus mendapat persetujuan Bank Indonesia, sedangkan
akuisisi terhadap saham perusahaan terbuka harus mendapat persetujuan Bapepam-LK.
Tata Cara AKUISISI :

1. Pihak yang akan mengakuisisi PT menyampaikan maksud dan tujuannya kepada direksi PT yang akan diakuisisi. Pihak
pengakuisi dapat berbentuk PT, koperasi yayasan, CV, Firma, atau Perorangan.

2. Direksi PT yang akan diakuisisi dan pihak pengakuisisi masing-masing menyusun usulan rencana akuisisi. Usulan rencana
akuisisi wajib mendapat persetujuan komisaris PT yang akan diakuisisi atau lembaga serupa dari pihak pengakuisisi.

3. Usulan rencana akuisisi digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan akuisisi yang disusun secara bersama-sama antara
direksi PT yang akan diakuisisi dengan pihak pengakuisisi. Ringkasan rancangan akuisisi wajib diumumkan direksi PT
pengakuisisi dalam dua surat kabar harian serta diberitahukan secara tertulis kepada karyawan PT pengakuisisi paling lambat
14 hari sebelum pemanggilan RUPS.

4. Rancangan akuisisi wajib disetujui RUPS dari PT yang akan diakuisisi. Rancangan akuisisi juga harus disetujui oleh
pemegang kekuasaan dari pihak pengakuisisi. Apabila pihak pengakuisisi berbentuk PT, rancangan akuisisi harus disetujui
RUPS. Pada pihak pengakuisisi berbentuk koperasi, rancangan akuisisi harus disetujui rapat anggota koperasi. Jika pihak
pengakuisisi berbentuk yayasan maka rancangan akuisisi harus disetujui rapat dewan Pembina yayasan. Untuk pihak
pengakuisisi berbentuk CV dan Firma, rancangan akuisisi harus disetujui oleh para sekutu atau pemilik CV dan Firma.
5. Rancangan akuisisi yang telah disetujui selanjutnya dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat di
hadapan notaris dan ditulis dalam Bahasa Indonesia. Akta akuisisi yang sudah disahkan notaris selanjutnya
didaftarkan kepada Menkumham .

6. Apabila akuisisi PT diikuti perubahan AD yang membutuhkan persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap
mulai berlaku sejak tanggal persetujuan AD oleh Menkumham. Apabila akuisisi PT disertai perubahan AD
yang tidak memerlukan persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran
akta akuisisi dalam daftar perusahaan. Di sisi lain, apabila akuisisi PT tidak mengakibatkan perubahan AD,
akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan akta akuisisi di hadapan notaris.
PEKAN 5
PEMBUKUAN
PEMBUKUAN

Mengapa Perusahaan diwajibkan melakukan pembukuan/akuntansi? Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap
perusahaan didasarkan pada Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 6.

Tujuan yang akan dicapai adalah untuk mendapatkan informasi informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang agar
dapat ditentukan dengan tepat kebijaksanaan selanjutnya. Selain KUHD pasal 6, juga UU Pajak tahun 2000 pasal 28 ayat 1 - 12 yang
mewajibkan perusahaan menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui hak dan kewajibannya.

Pembukuan yang baik memudahkan pengusaha menghitung laba rugi dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Begitu
pula pembukuan yang diselenggarakan dengan baik akan memungkinkan investor melakukan penilaian keadaan perusahaan apakah
sehat atau tidak.
Pasal 6 ayat (1) KUHD

Pengusaha wajib membuat catatan, sehingga dapat diketahui hak dan kewajibannya setiap saat.

Pasal 6 ayat (2) KUHD

Pengusaha diwajibkan pula untuk membuat dan menandatangani neraca.

Dari neraca ini, dapat diketahui modal yang didapat dari selisih harta dan modal serta keseimbangan
antara debet dan kredit. Pasal ini berkaitan dengan pasal 1131 dan 1132 BW tentang sita jaminan.

Pasal 6 ayat (3) KUHD

Pengusaha diharuskan menyimpan buku-buku, surat-surat, dan neraca yang dibuatnya selama tiga
puluh tahun serta menyimpan selama sepuluh tahun surat-surat kawat dan tembusannya baik yang
telah dikirim atau diterimanya.
Yang dapat melihat pembukuan

Berdasarkan pasal 12 KUHD, mereka yang dapat melihat pembukuan adalah:

1. Orang yang berkepentingan langsung

2. Ahli waris

3. Sekutu

4. Persero atau pemegang saham

5. Kreditur dalam hal kepailitan


Berdasarkan Pasal 12 KUH Dagang, tiada seorang pun dapat dipaksa akan memperlihatkan buku-bukunya. Akan tetapi
kerahasiaan yang dimaksud tidaklah mutlak, artinya dapat dilakukan terobosan dengan beberapa cara, misalnya
representation dan communication.

- Representation

Representation artinya melihat pembukuan pengusaha dengan perantara hakim.

- Communication

Communication artinya pihak-pihak yang disebutkan dibawah ini dapat melihat pembukuan pengusaha secara langsung tanpa
perantara hakim, hal ini disebabkan yang bersangkutan mempunyai hubungan kepentingan langsung perusahaan, yakni:

a. Para ahli waris

b. Para pendiri perseroan/persero

c. Kreditur dalam kepailitan

d. Buruh yang upahnya ditentukan pada maju mundurnya perusahaan


Latar belakang Undang-undang Nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan, yaitu:

a. Penyelenggaraan perusahaan yang efektif dan efisien.

b. Peraturan lama (KUHD) tidak lagi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan di bidang ekonomi dan
perdagangan.

c. Beban ekonomis dan administrative dalam penyimpanan dokumen.

d. Meskipun demikian, tetap diperlukan penyimpanan dokumen untuk menjamin kepastian hukum untuk
melindungi para pihak.

e. Kewajiban membuat dan menyimpan dokumen perusahaan harus tetap dijalankan

f. Perlu pembaharuan mengenai media yang membuat dokumen dan pengurangan jangka waktu
penyimpanannya.

g. Kemajuan teknologi telah memungkinkan catatan dan dokumen di atas kertas dialihkan dalam media
elektronik atau dibuat secara langsung dalam media elektronik.
Pembukuan bagi pengusaha merupakan suatu yang bersifat rahasia. Artinya pengusaha mempunyai hak
untuk melarang orang lain mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan urusan intern dalam
perushaannya.

Meskipun pembukuan bersifat rahasia, tetapi dapat diterobos dengan pembukaan (openlegging,
representation) dan pemberitaan (overlegging, commication), bila terjadi perselisihan antar
pengusaha.Pembukuan yaitu perintah dari hakim atas permintaan pihak yang berkepentingan kepada
pihak lawannya untuk membuka pembukuan atau neraca perushaannya. Dalam hal ini pengusaha yang
diminta membuka pembukuannya tersebut dapat menerima atau menolak permintaan hakim.
Bila dia menolak maka hakim bebas untuk menarik kesimpulan atau keputusan mengenai hal itu.
Sedangkan peberitaan yaitu suatu permintaan dari salah satu pihak yang bersenketa terhadap pihak
lawannya untuk membuka catatan pembukuannya. Pembritaan ini bisa dilakukan oleh :

A. orang yang berwenang mengangkat pengurus, yaitu pengusaha atau pemilik perushaan

B. sekutu atau persero

C. ahli waris pengusaha, dan lain-lain.

Berbeda dengan pembukuan yang dilakukan oleh hakim, pemberitaan ini terjadi diluar hakim. Tetapi bila
pihak yang diminta untuk membuka pembukuannya itu (direksi) menolak, maka pemberitaan tersebut
dapat diminta untuk dilakukan di muka hakim
Pasal 6

Setiap orang yang menjalankan perusahaan diwajibkan untuk menyelenggarakan catatan-catatan


menurut syarat-syarat perusahaannya tentang keadaan hartanya dan tentang apa yang
berhubungan dengan perusahaannya, dengan cara yang sedemikian sehingga dari catatan-catatan
yang diselenggarakan itu sewaktu-waktu dapat diketahui semua hak dan kewajibannya. (KUHD 35, 66,
86, 96, 348; KUHP 396 dst.)

Ia diwajibkan dalam enam bulan pertama dari tiap-tiap tahun untuk membuat neraca yang diatur
menurut syarat-syarat perusahaannya dan menandatanganinya sendiri. (KUHPerd.1881.)

Ia diwajibkan menyimpan selama tiga puluh tahun, buku-buku dan surat-surat di mana ia
menyelenggarakan catatan-catatan dimaksud dalam alinea pertama beserta neracanya, dan
selama sepuluh tahun, surat-surat dan telegram-telegram yang diterima dan salinan-salinan surat-
surat dan telegram-telegram yang dikeluarkan. (KUHD 35.)
PEKAN 6
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
Wajib daftar perusahaan

Pengertian Wajib Daftar Perusahaan

Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut aturan atau berdasarkan
ketentuan undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor
pendaftaran perusahaan. Daftar catatan resmi ini terdiri dari formulir-formulir yang memuat catatan
lengkap mengenai hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan.
Pengaturan Wajib Daftar Perusahaan

Menurut H M N. Purwosutjipto, SH, dalam bukunya Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, selama ini

Indonesia belum pernah memiliki suatu undang-undang yang mengatur tentang Daftar Perusahaan sebagai

suatu sumber informasi resmi mengenai identitas , status, solvabilitas, bonafiditas, dan lain-lain faktor penting

suatu perusahaan tertentu. Informasi semacam ini adalah sangat penting bagi setiap perusahaan yang

mengadakan suatu transaksi dengan perusahaan lain, agar tidak terperosok dalam perangkap perusahaan yang

kurang bonafide dan termasuk dalam jurang kerugian yang tidak mudah diperbaiki. Akhirnya timbullah undang-

undang yang sangat diharap-harapkan itu, yaitu Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar

Perusahaan (LN 1982-7, TLN No. 3214). Undang-undang ini diikuti dengan peraturan pelaksanaannya, yaitu:

Instruksi Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 05/INS/M/82, tentang Persiapan Pelaksanaan Undang-Undang

Wajib Daftar Perusahaan,

Keputusan Menteri Perdagangan No. 285/Kp/II/85 tentang Pejabat Penyelenggara Wajib Daftar Perusahaan,
Keputusan Menteri Perdagangan No. 286/Kp/II/85 tentang Penetapan Tarif Biaya Administrasi Wajib

Daftar Perusahaan,

Keputusan Menteri Perdagangan No. 288/Kp/II/85 tentang Hal-hal Yang Wajib Didaftarkan Khusus Bagi

Perseroan Terbatas Yang menjual Sahamnya Dengan Perantaraan Pasar Modal

Tujuan Wajib Daftar Perusahaan

Maksud diadakannya usaha pendaftaran perusahaan ialah tidak hanya untuk mencegah agar supaya
khalayak ramai terhadap suatu nama perusahaan mendapatkan suatu gambaran yang keliru mengenai
perusahaan yang bersangkutan, tetapi terutama untuk mencegah timbulnya gambaran sedemikian rupa
sehingga pada umumnya gambaran itu mempengaruhi terjadinya perbuatan-perbuatan ekonomis pihak-
pihaik yang berminat mengadakan perjanjian.
Sifat Wajib Daftar Perusahaan

Wajib Daftar Perusahaan bersifat terbuka. Maksudnya ialah bahwa Daftar Perusahaan itu dapat
dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber informasi. Setiap orang yang berkepentingan dapat
memperoleh salinan atau petikan resmi dari keterangan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan
tertentu, setelah membayar biaya administrasi yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan.
Manfaat Wajib Daftar Perusahaan

Manfaat pendaftaran perusahaan bagi dunia usaha adalah sebagai berikut:

Merupakan ajang promosi sehingga memudahkan pemasaran produknya.

Untuk memperoleh kepastian usaha sehingga memudahkan perluasan usaha dengan adanya penanaman modal

dari pihak lain yang berminat.

Membuat manajemen perusahaan lebih sehat karena masyarakat diajak berperan serta secara tidak langsung

untuk mengawasi perusahaan.

Mendapatkan pembinaan dan dukungan pemerintah mengenai permodalan dengan kredit prioritas, pameran

produk, serta manajemen usaha.

Memberikan kemudahan dalam kemitraan dan kerja sama usaha merger dan akuisisi, serta penyertaan modal.

Terlindungi dari praktik usaha yang tidakjujur.


Manfaat pendaftaran perusahaan bagi pemerintah adalah sebagai berikut.

Memudahkan pemerintah untuk mengikuti perkembangan dunia usaha secara menyeluruh.

Memudahkan penetapan kebijaksanaan dan pengembangan usaha dalam rangka:

Bimbingan, pembinaan dan pengawasan kegiatan perusahaan.

Penciptaan iklim usaha yang sehat dan tertib.

Pengembangan usaha dalam rangka perkembangan ekonomi nasional.

Sebagai bahan untuk menyusun kebijakan dibidang investasi, pasar modal, perbankan/perkreditan dan
hutang luar negeri pihak swasta di masa mendatang.
Perusahaan yang Wajib Didaftarkan dan Tidak Wajib Didaftarkan

Adapun yang didaftar ialah segala macam perusahaan yang ada di Negara Republik Indonesia, baik yang nasional maupun
perusahaan asing.

a. Perusahaan yang berkewajiban mendaftarkan diri ini dapat berbentuk:

Koperasi

Badan Hukum

Persekutuan

Perusahaan Perseorangan

Perusahaan selain tersebut di atas.

b. Perusahaan yang tidak wajib didaftarkan

Tidak semua perusahaan harus mendaftarkan pada kantor pendaftaran perusahaan. Adapun perusahaan yang tidak wajib
mendaftarkan ialah :
a. Perusahaan jawatan (Perjan) seperti yang diatur dalam UU No. 9 Tahun 1969 (LN Tahun 1969-40) bsd.

Indische Bedrijivenwet (S. 1927-419). Perusahaan bentuk ini dibebaskan dari kewajiban pendaftaran karena

tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba (Penjeladan paal 6 ayat (1).

b. Perusahan kecil perseorangan yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan yang memperoleh keuntungan

dan laba yang benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nafkah sehari-hari. Perusahaan kecil

perseorangan ini dijalankan oleh pengusahanya sendiri atau dengan bantuan anggota keluarganya sendiri yang

terdekat, tidak memerlukan izin usaha dan tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan.

CARA ,TEMPAT DAN WAKTU PENDAFTARAN PERUSAHAAN

Menurut Pasal 9 :

A. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapkan oleh Menteri pada kantor
tempat pendaftaran perusahaan.
B. Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan, yaitu :

di tempat kedudukan kantor perusahaan;

di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan atau kantor anak
perusahaan;

di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai wewenang untuk
mengadakan perjanjian.
PEKAN 7

KEPAILITAN
KEPAILITAN

Arti kepailitan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa pailit.
Pailit adalah keadaan berhenti membayar (utang-utangnya) yang telah jatuh
tempo. Suatu perusahaan bisa dikatakan pailit (bangkrut) jika perusahaan
tersebut tidak sanggup atau tidak mampu membayar hutang-hutangnya. Dengan
dimikian, yang dimaksud dengan kepailitan adalah sitaan yang dijatuhkan
(dibebankan) oleh pengadilan khusus, dengan permohonan khusus, atas seluruh
aset debitur yang mempunyai lebih dari 1 hutang, yang dalam hal ini debitur
berhenti untuk membayar hutang-hutangnya, sehingga debitur segera membayar
hutang-hutangnya.
Syarat-syarat Pernyataan Pailit

Debitur hanya bisa dikatakan pailit apabila telah diputuskan oleh pengadilan khusus yang dalam hal ini adalah Pengadilan Niaga,
adapun syarat-syarat yuridis yang harus dipenuhi sebagai berikut :

a. Keadaan berhenti membayar, yakni bila seorang debitor tidak mampu atau tidak mau membayar utangnya.

b. Harus ada lebih dari seorang kreditor, dimana salah seorang dari mereka piutangnya sudah dapat ditagih atau jatuh tempo.

c. Siapa yang mengajukan kepailitan seorang. Yang dapat mengajukan kepailitan seseorang ialah :

1) Debitor sendiri , karena merasa sudah tidak mampu membayar utang-utangnya

2) Seorang atau beberapa orang kreditor

3) Jaksa atas dasar kepentingan umum, misalnya kewajiban-kewajibannya terlebih dahulu.

4) Bank Indonesia, jika debiturnya adalah bank.

5) Bapepam, jika debiturnya adalah perusahaan efek, bursa efek lembaga kriling dan penjaminan, dan lembaga penjaminan dan
penyelesaian.

6) Menteri Keuangan, jika debiturnya adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pension, atau badan usaha milik
Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik
Siapa yang Dinyatakan Pailit

Pihak yang tergolong dalam debitur atau yang dinyatakan pailit, sebagai berikut:

a. Tiap orang, apakah ia menjalankan perusahaan atau tidak.

b. Badan-badan hukum misalnya PT, PN, PD, Koperasi, firma dan yang berstatus badan-badan hukum

lainnya.

c. Harta warisan dari seseorang yang meninggal dunia dapat dinyatakan pailit apabila orang yang

meninggal dunia tersebut semasa hidupnya berada dalam keadaan berhenti membayar utangnya, atau

pada saat meninggal dunia, harta warisannya tidak mencukupi untuk membayar hutangnya.

d. Setiap wanita bersuami (isteri) yang dengan tenaga sendiri melakukan pekerjaan tetap atau

perusahaan, atau mempunyai kekayaan sendiri


Prosedur Kepailitan

Prosedur beracara untuk kepailitan adalah di pengadilan khusus, yaitu di Pengadilan Niaga dengan tata

cara dan prosedur yang khusus pula.

Kekhususan dari hukum acara kepailitan adalah sebagai berikut :

a. Di tingkat pertama, hanya pengadilan khusus yang berwenang, yaitu pengadilan Niaga.

b. Adanya hakim-hakim khusus di Pengadilan Niaga.

c. Jangka waktu berperkara yang singkat dan jelas.

d. Prosedur berperkara yang simple dan jelas.

e. Tidak mengenal upaya banding, tetapi langsung kasasi dan peninjaunan kembali ke Mahkamah

Agung.
f. Adanya badan-badan khusus yang hanya berhak mengajukan permohonan pailit untuk

perusahaan tertentu.

g. Adanya lembaga hakim pengawas, panitia kreditur (optional) dan curator.

h. Prinsip Presumsi mengetahui (presumption of knowledge) dan asas pembuktian terbalik

terhadap pengalihan debitur dalam hal-hal tertentu (dalam hal terjadinya action pauliana).

i. Penangguhan hak eksekusi (stay) dari pemegang hak jaminan.

j. Prinsip verplichte procurer stelling (para pihak wajib diwakili oleh advokat).
Akibat Pernyataan Kepailitan

Kepailitan seseorang harus ditetapkan melalui putusan hakim (Pasal 1 ayat (1) dan pasal 4 ayat (3) PK).

Pada saat putusan hakim diucapkan maka:

a. Seluruh harta kekayaan si pailit jatuh dalam keadaan penyitaan umum yang bersifat konservator.

b. Si pailit kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya sendiri.

c. Harta kekayaan si pailit diurus dan dikuasai oleh Balai Harta peninggalan (BHP) untuk kepentingan

para kreditor.

d. Dalam putusan hakim tersebut ditunjukkan seorang hakim komisaris yang bertugas untuk

memimpin dan mengawasi pelaksanaan jalannya kepailitan itu.


Balai Harta Peninggalan

Yang bertindak sebagai penampung dalam kepailitan adalah Balai Harta Peninggalan (BHP). Tugas Balai Harta

Peninggalan ialah melakukan pengurusan dan pemberesan harta-harta pailit, dibawah pengawasan hakim

komisaris. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut:

a. Mengumumkan putusan hakim tentang pernyataan pailit dalam berita negara dan dalam surat-surat kabar

yang sudah disetujui hakim komisaris.

b. Menyita untuk disimpan barang-barang perhiasan, efek-efek, surat-surat berharga, serta uang dan

menyegel harta benda si pailit.

c. Menyusun inventaris harta pailit.

d. Menyusun daftar utang dan piutang harta pailit.

e. BHP berkuasa untuk meneruskan berjalannya perusahaan si pailit atas izin hakim komistaris.
f. BHP berwenang untuk membuka semua surat dan kawat yang dialamatkan kepada si pailit.

g. Semua gugatan kepada si pailit harus diajukan kepada Balai Harta Peninggalan.

h. Balai Harta Peninggalan berwenang menjual barang-barang bilamana dianggap perlu.

i. BHP berwenang untuk memberikan sejumlah uang nafkah bagi si pailit dan keluarganya dengan izin hakim komisaris.

j. Balai Harta Peninggalan berwenang untuk membuat suatu akor (accoord) atau penyelesaian perkara kepailitan sesudah
mendapat nasihat dari panitia kreditor dan persetujuan hakim komisaris.

Pemberesan Harta Pailit

a. Keadaan Insolvensi

Bila tidak ada akor atau ada akor tetapi ditolak, baik oleh rapat verifikasi hakim pemutus kepailitan, maupun oleh hakim
banding, maka harta pailit itu harus dijual lelang dimuka umum, dan hasilnya dibagi-bagikan kepada para kreditor konkuren
sesuai dengan maksud Pasal 1132 KUH per.Keadaan insolvensi itu datang dengan sendirinya, bilamana:

1) Tidak ada akor


2) Ada akor, tetapi tidak disetujui oleh rapat verifikasi, tetapi tidak mendapat homologasi dari hakim pemutus kepailitan

3) Ada akor yang sudah disetujui oleh rapat verifikasi, tetapi tidak mendapat homologis dari hakim pemutus kepailitan

4) Ada akor yang sudah dihomologis, tetapi ditolak oleh hakim banding (pasal 168 PK)

Tindakan-tindakan Balai Harta Peninggalan sesudah adanya keadaan insolvensi. Bila keadaan insovensi sudah ada, maka:

1) BHP mulai menjual lelang seluruh harta pailit dan menagih semua piutang si pailit (pasal 170 ayat (1) PK).

2) Penjualan harta pailit dapat dilaksanakan dibawah tangan, asal ada persetujuan dari hakim komisaris (Pasal 171 ayat (1)
PK).

3) Perusahaan si pailit dapat diteruskan atas persetujuan hakim komisaris.

4) BHP membuat daftar pembagian (Pasal 175 PK), yang berisi:

a. Jumlah uang yang diterima dan yang dikeluarkan

b. Nama-nama kreditor dan jumlah tagihannya yang telah disahkan

c. Pembayaran-pembayaran yang akan dilakukan terhadap tagihan-tagihan itu.


b. Cara Pembagian

Hasil pelanggaran harta pailit, ditambah dengan hasil penangihan piutang si pailit, dikurangi dengan
biaya kepailitan dan utang harta pailit, merupakan harta yang dapat dibagi-bagikan kepada kreditor-
kreditor yang berkepentingan. Pembagian harta pailit tersebut diatur dengan urutan sebagai berikut
(Pasal 175 ayat (2) PK).

1) Kreditor-kreditor yang mempunyai hak istimewa, yang harus dibayar lunas.

2) Kreditor-kreditor yang piutangnya dijamin dengan hipetok atau gadai, yang pembayaran
piutangnya belum lunas dan untuk sisanya kreditor-ktreditor tersebut mendaftarkandiri sebagai kreditor
konkuren (Pasal 58 ayat (2) PK).

3) Kreditor-kreditor konkuren yang pembagiannya sesuai dengan imbangan jumlah piutangnya.


PEKAN 9

SURAT BERHARGA
Surat Berharga

Pengertian Surat Berharga

Surat berharga adalah sebuah dokumen yang bernilai uang yang telah diakui dan
dilindungi hukum bagi keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan
atau sejenis lainnya. Surat tersebut memberikan hak kepada pemegang yang
bermanfaat bagi yang menerima atau memilikinya, maka dari itu surat berharga
begitu penting dan nilainya sama dengan mata uang tunai
Macam-Macam Surat Berharga

1. Wesel dan Promes

Wesel merupakan suatu perintah pembayaran yang diberikan oleh penarik kepada yang kena tarikyang

harus melakukan pembayaran itu kepada pemegangnya.

Syarat-syarat yang ditentukan dalam Pasal 100 KUHD antara lain :

a. Kata wesel harus jelas tertulis pada kertas tersebut.

b. Perintah yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.

c. Nama orang yang harus membayarnya.

d. Ketentuan tanggal pembayaran.

e. Ketentuan tempat dimana pembayaran harus dilakukan.


f. Nama orang yang harus menerima uangnya.

g. Tanggal dan tempat surat wesel tersebut ditariknya.

h. Tanda tangan yang mengeluarkan wesel (penarik).

Cek

Menurut ketentuan undang-undang, cek adalah surat berharga yang mempunyai sifat sebagai alat

pembayar. Antara cek dan wesel ada beberapa persamaan yaitu :

a. Masing-masing surat berharga mengandung perintah untuk membayar.

b. Masing-masing surat dapat diendosir atatu dipindahkan kepada orang lain.


Sedangkan perbedaan cek dan wesel yaitu cek merupakan alat pembayaran, dan wesel merupakan alat

penagihan dan alat kredit. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pembuat cek terdapat dalam pasal 187

KUHD, yaitu :

a. nama cek harus jelas tertulis.

b. harus ada perintah membayar sesuatu jumlah uang tertentu.

c. harus disebutkan nama badan hokum ataubank yang harus membayar.

d. harus ditetapkan tempat dan tanggal pembayaran dan tempat mengeluarkan.

e. harus ada tanda tangan atau ditanda tangani oleh yang mengeluarkan cek tersebut.

Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka surat berharga ini tidak merupakan cek yang sah. Cek itu

dapat dikeluarkan secara atas nama, atas tunjuk atau perintah, dan atas bawa.
Promes/Aksep

Berbeda dengan surat wesel yang mengandung perinrah, promes atau aksep menyebutkan janji atau
kesanggupan untuk membayar. Tipa promes berisikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

a. Keterangan tertunjuk yang menyebutkan kesanggupan untuk menanggung pembayaran (promes kepada
tertunjuk).

b. Kesanggupan yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang.

c. Penetapan hari bayarnya.

d. Penetapan tempat di mana pembayaran harus dilakukan.

e. Nama orang yang kepadanya yang ditunjuk.

f. Tanggal dan tempat surat kesanggupan itu ditandatangani.

g. Tanda tangan orang yang mengeluarkan surat.


Konosemen

Sesuai dengan bunyi undang-undang Pasal 504 KUHD maka konosemen adalah surat dimana pengangkut

(kapten kapal) menerangkan bahwa ia telah menerima sejumlah barang untuk mengangkutnya ke suatu

tempat dan menyerahkannya di sana kepada seseorang atau kepada wakil (kuasa order) nya, segala

sesuatu dengan syarat-syarat serta ongkos-ongkos terterntu. Dari definisi dapat dikatakan bahwa

konosemen mempunyai fungsi sebagai tanda penerimaan (sejumlah barang tertentu) dan sebagai surat

perjanjian pengangkutan.

Konosemen member hak kepada yang memilikinya atas sejumlah barang tertentu. Jadi selama barang-

barang dalam kapal sedang berada di tengah lautan, tanpa sepengetahuan kekuasaan atas dirinya telah

berpindah tangan yang satu ke tangan yang lain.


Celen

Celen adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh tempat tempat penyimpanan barang sebagai bukti

adanya penyimpanan.

Obligasi

Obligasi adalah surat-surat pengakuan hutang kepada badan-badan umum yang tersusun dalam suatu

seri dengan jumlah-jumlah yang besarnya sama dengan syarat-syarat yang sama pula
Sertifikat bank

Surat berharga ini disebut juga sertifikat deposito, pada hakekatnya sama dengan surat tanda bukti

menyimpan uang di bank dalam jangka waktu tertentu. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong

dari harga nominalnya. [3]

Tiap kali sertifikat itu dijual, dapat diserahkan dari tangan ke tangan dan tentunya dipotong bunga.

Makin lama jumlah potongan ini makin kecil. Kalau pemiliknya memerlukan uang, tetapi tidak ingin

menjual sertifikatnya dengan mudah dapat menggadaikan itu kepada bank.


Travellers cheque (cek perjalanan),

Orang bepergian jauh tidak perlu membawa uang tunai karena bisa membeli cek perjalanan dari bank

devisa. Cek ini bisa diuangkan pada bank-bank tempat yang didatangi. Oleh bank yang menjualnya tentu

diberi keterangan, pada bank-bank mana cek perjalanan itu bisa diuangkan. Sekembali dari perjalanan,

cek perjalanan yang tidak dipergunakan lagi dapat dikembalikan kepada bank penjualnya dengan

penerimaan kembali uangnya.

Surat Andil

Surat andil adalah surat tanda bukti turut serta memasukkan modal dalam perseroan terbatas.
Tiga Fungsi Surat Berharga

Sebagai alat pembayar (alat ukur uang)

Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih ( diperjual belikan dengan mudah dan sederhana)

Sebagai surat bukti hak tagih (surat legitimasi)


PEKAN 10

E COMMERCE
E-COMMERSE

E-COMMERCE merupakan prosedur berdagang atau mekanisme jual-beli di

internet dimana pembeli dan penjual dipertemukan di dunia maya. E-commerce

juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara

online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat

website yang dapat menyediakan layanan get and deliver.

E-commerce akan merubah semua kegiatan marketing dan juga sekaligus

memangkas biaya-biaya operasional untuk kegiatan trading (perdagangan).


Proses yang ada dalam E-commerce adalah sebagai berikut :

a. Presentasi electronis (Pembuatan Web site) untuk produk dan layanan.

b. Pemesanan secara langsung dan tersedianya tagihan.

c. Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit).

d. Pembayaran yang dilakukan secara Langsung (online) dan penanganan transaksi


HUKUM E-COMMERCE

Hukum E-commerce di Indonesia secara signifikan, tidak mencover aspek transaksi yang dilakukan

secara online (internet). Akan tetapi ada beberapa hukum yang bisa menjadi pegangan untuk melakukan

transaksi secara online atau kegiatan E-Commerce. Yaitu :

2.2.1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (UU Dokumen Perusahaan)

telah menjangkau ke arah pembuktian data elektronik. Dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 2

tentang dokumen perusahaan yg isinya

Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh

perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun

terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.
Pasal 1233 KUHP, yang isinya sebagai berikut :

Perikatan, lahir karena suatu persetujuan atau karena undang-undang.

Berarti dengan pasal ini perjanjian dalam bentuk apapun dperbolehkan dalam hukum perdata
Indonesia. Dapat sering kita jumpai ketika kita menggunakan fasilitas gratisan seperti email ada
Term of Use-nya terus ada Privacy Policy-nya dan lain sebagainya.
Pasal 1338 KUHP, yang isinya mengarah kepada hukum di Indonesia menganut asas kebebasan
berkontrak. Asas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu
perjanjuan untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. jadi pelaku kegiatan e-
commerce dapat menentukan sendiri hubungan hukum di antara mereka.

istem E-commerce Indonesia

Lembaga E--commerce Indonesia

Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) didirikan di Jakarta.

Baru baru ini Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) didirikan di Jakarta, Kamis (3/5/2012).
Indonesia memiliki 55 juta pengguna internet, dengan 57 persen memilih berbelanja secara online.
Namun, belum ada aturan hukum yang mengatur keamanan transaksi online. Dengan adanya asosiasi e-
commerce, diharapkan akan semakin banyak perusahaan e-commerce yang bias bertanggung jawab
secara hukum.

Hal ini disampaikan Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply.com yang dipercaya sebagai Ketua dewan
pengurus Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) yang diresmikan hari ini, Kamis (3/5/2012) di Jakarta.

"Selama ini transaksi e-commerce mengacu kepada Undang-undang ITE. Pemerintah sedang menggodok
aturan baru yang mengatur pelaksanaan UU tersebut. Gunanya asosiasi ini nantinya, untuk membantu
pemerintah menganalisis kebutuhan industri," jelas Daniel saat ditemui kompas.com usai jumpa pers.

Menurut Daniel, aturan hukum e-commerce di Indonesia belum jelas, karena e-commerce memiliki bisnis
model yang beragam. Masing-masing bisnis model tersebut harus memiliki aturan hukum yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhannya.
Empat bisnis model yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut :

1.Marketplace

Yakni tempat berkumpulnya penjual dan pembeli dalam satu website. Di dalam marketplace akan

ditemukan integrasi pembayaran dan pengiriman. Contohnya BliBli.com, Multiply.com, Plasa.com, dan

Tokpedia.com.

2.ClassifiedAds

Yakni transaksi yang terjadi karena adanya iklan baris di website. Model bisnis seperti ini yang paling

sulit dilacak karena transaksinya yang kebanyakan terjadi secara offline. Iklan baris secara online hanya

berfungsi sebagai informasi, bukan tempat transaksi. Contohnya Berniaga.com, Kaskus.us, dan

Tokobagus.com.
3.DailyDeals

Model bisnis seperti ini menguntungkan pelanggan karena selalu ada diskon dan penawaran menarik

setiap hari. Semakin banyak calon pembeli, maka diskonnya akan semakin besar. Contohnya

DealGoing.com.

4.OnlineRetail

Yakni perusahaan retail yang sudah sukses melakukan transaksi bisnis di ranah offline kemudian pindah

ke ranah online untuk memperluas pasar. Contohnya Bhinneka.com dan Gramedia.com.


Permasalahan Hukum E-Commerce

E-commerce merupakan model perjanjian jualbeli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda

dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi

juga bersifat global. Beberapa permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-

commerce, antara lain:

1. otentikasi subyek hukum yang membuat transaksi melalui internet;

2. saat perjanjian berlaku dan memiliki kekuatan mengikat secara hukum ;

3. obyek transaksi yang diperjualbelikan;


4. mekanisme peralihan hak;

5. hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi

6. legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti;

7. mekanisme penyelesaian sengketa;

8. pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.
PEKAN 11

GOOD CORPORATE GOVERNMENT


Good corporate government
Pengertian GCG

Pada awalnya, istilah Corporate Governance pertama kali dikenalkan oleh Cadbury Committee di Inggris tahun 1922 yang
menggunakan istilah dimaksud dalam laporannya yang dikenal dengan Cadbury Report (dalam sukrisno Agoes, 2006). Berikut
disajikan beberapa definisi Corporate Governance dari beberapa sumber, diantaranya:

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI-2006)

FCGI tidak membuat definisi sendiri, namun mengadopsi definisi Cadbury Committee of United Kingdom dan menerjemahkan
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, pada intinya konsep GCG mengandung pengertian yang berintikan 4 point, yaitu:

1. Wadah

Organisasi (perusahaan, sosial, pemerintahan).

2. Model

Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan, termasuk prinsip-prinsip, serta nilai-nilai yang meladasi praktik bisnis yang
sehat.

3. Tujuan

A. Meningkatkan kinerja organisasi,

b. Menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan,

c. Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang signifikan dalam pengelolaan organisasi,

d. Meningkatkan upaya agar para pemangku kepentingan tidak dirugikan.


4. Mekanisme

Mengatur dan mempertegas kembali hubungan, peran, wewenang,

dan tanggung jawab :

a. Dalam arti sempit

Antar pemilik atau pemegang saham, dewan komisaris dan direksi.

b. Dalam arti luas

Antar seluruh pemangku kepentingan.


Prinsip GCG

1. Good Corporate Governance merupakan gabungan prinsip-prinsip dasar dalam membangun suatu

tatanan etika kerja dan kerjasama agar tercapai rasa kebersamaan, keadilan, optimasi dan harmonisasi

hubungan sehingga dapat menuju kepada tingkat perkembangan yang penuh dalam suatu organisasi atau

badan usaha.

Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :

2. Vision

Pengembangan suatu organisasi atau badan usaha harus didasarkan pada adanya visi & strategi yang jelas

dan didukung oleh adanya partisipasi dari seluruh anggota dalam proses pengambilan keputusan,

pelaksanaan dan pengembangan supaya semua pihak akan merasa memiliki dan tanggungjawab dalam

kemajuan organisasi atau usahanya.


3. Participation

Dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan hasil keputusan suatu organisasi atau badan

usaha sedapat-dapatnya melibatkan pihak-pihak terkait dan relevan melalui sistem yang terbuka dan

dengan jaminan adanya hak berasosiasi dan penyampaian pendapat.

4. Equality

Suatu badan usaha atau organisasi yang baik selalu akan member dan menyediakan peluang yang sama

bagi semua anggota atau pihak terkait bagi peningkatan kesejahteraan melalui usaha bersama di dalam

etika usaha yang baik.


5. Professional

Dalam bahasa sehari-hari professional diartikan One who engaged in alearned vocation (Seseorang

yang terikat dalam suatu lapangan pekerjaan). Dalam konteks ini professional lebih dikaitkan dengan

peningkatan kapasitas kompetensi dan juga moral sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan mudah,

cepat dan akurat.

6. Supervision

Meningkatkan usaha-usaha supervisi terhadap semua aktivitas usaha atau organisasi sehingga tujuan

bersama dapat dicapai secara optimal, efektif dan efisien, serta untuk meminimalkan potensi

kesalahan atau penyimpangan yang mungkin timbul.


7. Effective & Efficient

Effective berarti do the things right, lebih berorientasi pada hasil, sedangkan efficient berarti do the

right things, lebih berorientasi pada proses. Apapun yang direncanakan dan dijalankan oleh suatu

organisasi atau badan usaha harus bersifat efektif dan efisien.

8. Transparent

Dalam konteks good governance, transparency lebih diartikan membangun kepercayaan yang saling

menguntungkan antara pemerintah atau pengelola dengan masyarakat atau anggotanya melalui

ketersediaan informasi yang mudah diakses, lengkap dan up to date.

9. Accountability/Accountable

Dalam konteks pembicaraan ini accountability lebih difokuskan dalam meningkatkan tanggungjawab dari

pembuat keputusan yang lebih diarahkan dalam menjawab kepentingan publik atau anggota.
10. Fairness

Dalam konteks good governance maka fairness lebih diartikan sebagai aturan hukum harus ditegakan secara adil dan tidak
memihak bagi apapun, untuk siapapun dan oleh pihak manapun.

Policy, strategi, program, aktivitas dan pelaporan suatu organisasi atau badan usaha harus dapat dijalankan secara jujur.
Segala jenis ketidak-jujuran pada akhirnya akan selalu terbongkar dan merusak tatanan usaha dan kemitraan yang telah dan
sedang dibangun. Tanpa kejujuran mustahil dapat dibangun trust dan long term partnership.

11. Responsibility & Social Responsibility

Institusi dan proses pelayanan bagi kepentingan semua pihak terkait harus dijalankan dalam kerangka waktu yang jelas dan
sistematis. Sebagai warga suatu organisasi, badan usaha dan/atau masyarakat, semua pihak terkait mempunyai
tanggungjawab masing-masing dalam menjalankan tugasnya dan juga harus memberi pertanggungjawaban kepada publik,
sehingga di dalam suatu tatanan atau komunitas dapat terjadi saling mempercayai, membantu, membangun dan
mengingatkan agar terjalin hubungan yang harmonis dan sinergis.
Manfaat GCG

Penerapan konsep GCG merupakan salah satu upaya untuk memulihkan kepercayaan terhadap investor dan
institusi terkait di pasar modal. Menurut Tjager dkk (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan
mengapa mengapa penerapan GCG itu bermanfaat, yaitu:

1. Berdasarka survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa para investor
institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.

2. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis financial dan krisis
berkepanjangan di Asia denngan lemahnya tata kelola perusahaan.

3. Internasionalisasi pasar termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar modal menuntut perusahaan untuk
menerapkan GCG.

4. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat menjadi dasar bagi
beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.
5. Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Menurut Mas Ahmad Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan Good

Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat

antara lain

6. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham akibat

pendelegasian wewenang kepada pihak manajemen.

7. Mengurangi biaya modal (Cost of Capital).

8. Meningkatkan nilai saham perusahaan di mata publik dalam jangka panjang.

9. Menciptakan dukungan para stakeholder dalam lingkungan perusahaan terhadap keberadaan

perusahaan dan berbagai strategi dan kebijakan yang ditempuh perusahaan.


GCG dan hukum perseroan di Indonesia

Kegiatan perusahaan (perseroan) di Indonesia didasarkan atas paying hokum Undang-Undang Nomor 1

tahun 1995 tentan perseroan terbatas. Namun Undang-Undang ini kemudian dicabut dan diganti dengan

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007. Sebagimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 40 Tahun 2007,

yang dimaksud dengan perseroan adalah badan hokum yang merupakan persekutuan modal, didirikan

berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam

saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan

pelaksanaannya.
Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, dikatakan alasan

pencabutan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 untuk diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun

2007. pertimbangan tersebut antar alain karena adanya perubahan dan perkembangan yang cepat

berkaitan dengan teknologi, ekonomi, harapan masyarakat tentang perlunya peningkatan pelayanan dan

kepastian hokum, kesadaran social dan lingkungan, serta tuntutan pengelolaan usaha yang sesuai

dengan prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik.


Organisasi khusus dalam penerapan GCG

Meskipun ketentuan mangenai organ perseroan telah diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 47 Tahun 2007 dan selanjutnya dituang kembali di dalanm Anggaran Dasar Perseroan, namun
dalam praktiknya organ ini belum mampu menjamin terselenggaranya tata kelola perusahaan yang
sehat.

Indara Surya dan Ivan Yustiavananda (2006) menyebutkan paling tidak diperlukan empat organ tambahan
untuk melengkapi penerapan GCG, yaitu:

1. Komisaris Independen

2. Direktur Independen

3. Komite Audit

4. Sekretaris Perusahaan
GCG dalam BUMN

Pada awalnya tujuan dibentuknya BUMN adalah merupakan penjabaran dan implementasi pasal 33 ayat
3 UUD 1945 yang berbunyi Bumi dan air kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Berdasarkan peraturan yang ada,
dapat dibedakan tiga jenis bentuk hukum BUMN yaitu Persero, Perusahaan Umum (Perum), dan
perusahaan jawatan (Perjan). Tjager dkk (2003) selanjutnya mengungkapkan bahwa rendahnya kinerja
BUMN ini ada kaitannya dengan belum efektifnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik di BUMN
tersebut. Contohnya pemberian remunerasi yang berlebihan kepada direksi.

Tujuan GCG diatur dalam pasal 4 adalah :

Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat
dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional.
Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan, dan efesien, serta memberdayakan

fungsi dan meningkatkan kemendirian organ.

Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang

tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan

adanya tanggung jawab social BUMN terhadap para pemangku kepentingan maupun kelestarian

lingkungan di sekitar BUMN.

Meningkatkan kontribusi BUMN dalam perekonomian nasional.

Menyukseskan program privatisasi.


PEKAN 12

ASURANSI
ASURANSI
Latar Belakang

Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung
apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan
tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan
risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun
perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga
keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari asuransi?

2. Apa saja manfaat asuransi?

3. Apa yang dimaksud dengan risiko dan ketidakpastian?


4. Apa saja prinsip dalam asuransi?

5. Apa yang dimaksud dengan polis dan premi asuransi?

6. Bagaimana penggolongan asuransi?

7. Bagaimana pengaturan perasuransian di Indonesia?

8. Bagaimana mengurus perizinan pendirian perusahaan asuransi?

9. Apa yang dimaksud dengan asuransi kredit?

10. Apa pengertian dari asuransi syariah?

11. Apa keuntungan/ kelebihan dalam mengikuti asuransi syariah?

12. Apa perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah?


C. Tujuan

Makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat :

1. Mengetahui pengertian dan manfaat asuransi.

2. Mengetahui tentang risiko dan ketidakpastian.

3. Mengetahui prinsip-prinsip asuransi.

4. Mengetahui tentang polis dan premi asuransi.

5. Mengetahui pengaturan perasuransian di Indonesia.

6. Mengetahui cara mengurus perizinan pendirian perusahaan asuransi.

7. Mengetahui tentang asuransi kredit.

8. Mengetahui tentang asuransi syariah beserta keuntungan/ kelebihannya.

9. Mengetahui perbedaan antara asuransi konvensional dan asuransi syariah.


Pengertian Asuransi

Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko
kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut adalah beberapa
definisi asuransi menurut beberapa sumber :

1. Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246

Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang penanggung
mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
Manfaat Asuransi

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:

1. Rasa aman dan perlindungan

Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang
mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured)
berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung
dan penanggung.

2. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil

Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan dan premi yang
harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-
faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.

3. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.


4. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan

Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak

penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan

perjanjian kedua belah pihak).

5. Alat penyebaran risiko

Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan

imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai pertanggungan.

6. Membantu meningkatkan kegiatan usaha

Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh

berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain-lain).


Risiko dan Ketidakpastian

Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari
kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:

1. Risiko murni

Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak
terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.

2. Risiko spekulatif

Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat kerugian.
Prinsip Asuransi

1. Insurable interest (kepentingan yang dipertanggungkan)

Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan
keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu
dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:

Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian.
Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya.

Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang memiliki nilai material baik bagi
tertanggung maupun bagi penanggung.

Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar,
yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.

Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus homogen,
yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.
Polis Asuransi

Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-
hal sebagai berikut:

1. Nomor polis

2. Nama dan alamat tertanggung

3. Uraian risiko

4. Jumlah pertanggungan

5. Jangka waktu pertanggungan

6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain

7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan

8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin
kendaraan.
PEKAN 13

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA


ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

Alternatif Penyelesaian Sengketa atau Alternative Dispute Resolution adalah sebuah istilah asing yang
memiliki berbagai arti dalam bahasa indonesia seperti pilihan penyelesaian sengketa (PPS),
Mekanisme alternatif penyelesaian sengketa (MAPS) ,pilihan penyelesaian sengketa diluar
pengadilan, dan mekanisme penyeselaian sengketa secara kooperatif.
umumnya dikenal sebagai kebijakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum yang memiliki
wewenang untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut: sebagai penentu keluaran akhir dari suatu
kasus sengketa, konflik, pertikaian atau pelanggaran, namun juga memiliki wewenang melakukan
diskresi/pengenyampingan perkara pidana yang dilakukan oleh pihak tertentu, sekaligus (tidak dalam
semua hal) dilanjutkan dengan permintaan kepada pelaku/pelanggar agar mengakomodasi kerugian
korban. Istilah umum yang populer adalah dilakukannya perdamaian dalam perkara pelanggaran
hukum pidana.
Keuntungan utama dari penggunaan ADR dalam menyelesaikan kasus-kasus pidana adalah bahwa
pilihan penyelesaian pada umumnya diserahkan kepada pihak pelaku dan korban. Keuntungan lain
yang juga amat menonjol adalah biaya yang murah. Sebagai suatu bentuk pengganti sanksi, pihak
pelaku dapat menawarkan kompensasi yang dirundingkan/disepakati dengan pihak korban. Dengan
demikian, keadilan menjadi buah dari kesepakatan bersama antar para pihak sendiri, yaitu pihak
korban dan pelaku, bukan berdasarkan kalkulasi jaksa dan putusan hakim.
Sebelumnya perlu dikemukakan beberapa alasan bagi dilakukannya penyelesaian perkara pidana di
luar pengadilan pidana sebagai berikut:
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori delik aduan, baik aduan yang bersifat
absolut maupun aduan yang bersifat relatif
Pelanggaran hukum pidana tersebut memiliki pidana denda sebagai ancaman pidana dan pelanggar
telah membayar denda tersebut (Pasal 80 KUHP)
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori pelanggaran, bukan kejahatan, yang
hanya diancam dengan pidana denda
pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk tindak pidana di bidang hukum administrasi yang
menempatkan sanksi pidana sebagai ultimum remedium
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori ringan/serba ringan dan aparat penegak
hukum menggunakan wewenangnya untuk melakukan diskresi
Pelanggaran hukum pidana biasa yang dihentikan atau tidak diproses ke pengadilan (deponir) oleh
Jaksa Agung sesuai dengan wewenang hukum yang dimilikinya
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori pelanggaran hukum pidana adat yang
diselesaikan melalui lembaga adat
Sedangkan kelemahan dari penggunaan sistem ini adalah, dapatnya menjadi sumber
penyalahgunaan wewenang dari para penegak hukum, khususnya apabila diskresi dibelokkan
menjadi komoditi. Ketidakmauan menghukum juga dapat dipersepsi sebagai melunaknya hukum
dimata para pelaku kejahatan atau pelanggar aturan. Terakhir, juga tidak semua kalangan setuju
bahwa ADR dalam konteks pidana pada dasarnya sederajat atau ekuivalen satu sama lain.
Posisi Dalam Sistem Hukum
Pemerintah, khususnya melalui Presiden Megawati Soekarnoputri, menurut Gayus Lumbuun,
sesungguhnya telah memperkenalkan ADR dalam sistem hukum pidana, yakni melalui Inpres No. 8
Tahun 2002 tentang pemberian Jaminan Kepastian Hukum kepada Debitur yang Telah Menyelesaikan
Kewajibannya atau Tindakan Hukum kepada Debitur yang Tidak Menyelesaikan
Kewajibannya Berdasarkan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham. Inpres ini ditujukan kepada
beberapa menteri/kepala lembaga pemerintahan, antara lain Menteri Kehakiman dan HAM, Jaksa
Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan
Perbankan Nasional
Adapun beberapa prinsip utama dari model berpikir ini sebagai berikut [11]:

Titik berat adalah pada kualitas kasus, bukan kuantitasnya. Sumber daya perlu dikerahkan guna
mengungkap kasus secara tuntas dan, olehkarenanya, tidak perlu mengejar jumlah

Amat memelihara hak-hak individual dan juga memperhatikan situasi individual tersangka.
Selanjutnya, model ini juga menekankan pentingnya memperhatikan hak-hak korban.

Jika hukum dianggap memperburuk situasi tersangka serta korban, demikian pula diprediksikan
tidak akan memperbaiki hubungan dengan korban, maka sebaiknya tidak atau jangan
dipergunakan
PEKAN 14-15

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


Hak kekayaan intelektual

A. Pengertian Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) atau Hak Milik Intelektual adalah padanan kata
yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa
Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya
pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta
ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam
pengertian isinya. HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.
Sifat dan Dasar Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

Hukum yang mengatur HaKI bersifat teritorial, pendaftaran ataupun penegakan HaKI harus dilakukan secara

terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI yang sudah

didaftarkan di Indonesia.

Dasar Hukum HaKI antara lain:

1) Perjanjian Internasional

a. Berne Convention 1883 Hak Cipta

b. Paris Convention 1886 Paten, Merek, Desain Industri

c. Perjanjian TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) WTO 1994

d. Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis antara lain: WCT, WPPT, Madrid Protokol, PCT.
2) Undang-Undang Nasional

a. UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

b. UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

c. UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

d. UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten

e. UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek

f. UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta


Pentingnya Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

Memperbincangkan masalah HaKI bukanlah masalah perlindungan hukum semata. HaKI juga erat
dengan alih teknologi, pembangunan ekonomi, dan martabat bangsa. Secara umum disepakati bahwa
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) memegang peranan penting dalam pertumbuhan
ekonomi saat ini. Dalam hasil kajian World Intellectual Property Organization (WIPO) dinyatakan
pula bahwa HaKI memperkaya kehidupan seseorang, masa depan suatu bangsa secara material,
budaya, dan sosial.
Sejarah Perkembangan Perlindungan HaKI di Indonesia

Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840. Pemerintah
kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama mengenai perlindungan HaKI pada tahun 1844. Selanjutnya,
pemerintah Belanda mengundangkan Undang-Undang Merek tahun 1885, Undang-Undang Paten tahun 1910, dan Undang-
Undang Hak Cipta tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah menjadi
angota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari
tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection of Literaty and Artistic Works sejak
tahun 1914. Pada zaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-
undangan di bidang HaKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-
undangan peninggalan kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. UU Hak Cipta dan
UU Merek tetap berlaku, namun tidak demikian halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan dengan pemerintah
Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor
Paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan Paten tersebut harus dilakukan
di Octrooiraad yang berada di Belanda
rinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual

Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual Prinsip-prinsip yang terdapat dalam hak kekayaan intelektual
adalah prinsip ekonomi, prinsip keadilan, prinsip kebudayaan, dan prinsip sosial :

1.Prinsip Ekonomi

Adalah hak intelektual berasal dari kegiatan kretif suatu kemauan daya piker manusia yang
diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memberikan keuntungan kepada pemilik

2.prinsip keadilan

menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan
intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapa tperlindungan dalam
pemilikannya.
3.prinsipkebudayaan

Perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni untuk meningkatkan kehidupan manusia.

4.Prinsipsosial

Hak yang diakui oleh hukumdan telah diberikan kepada individu merupakan satu kesatuan sehingga
perlindungan diberikan berdasarkan keseimbangan individu dan masyarakat
Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia

Hukum yang mengatur HaKI bersifat teritorial, pendaftaran ataupun penegakan HaKI harus dilakukan
secara terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI
yang sudah didaftarkan di Indonesia.

Dasar Hukum HaKI antara lain:

1. Perjanjian Internasional

2. Berne Convention 1883 Hak Cipta

3. Paris Convention 1886 Paten, Merek, Desain Industri

4. Perjanjian TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) WTO 1994

5. Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis antara lain: WCT, WPPT, Madrid Protokol, PCT.

6. Undang-Undang Nasional
7. UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang

8. UU No. 31 tahun 2000 tentang Desain Industri

9. UU No. 32 tahun 2000 tentang Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

10. UU No. 14 tahun 2001 tentang Paten

11. UU No. 15 tahun 2001 tentang Merek

12. UU no. 19 tahun 2002 tentang Hak Cipta

Klasifikasi Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI)

Berdasarkan WIPO hak atas kekayaan intelaktual dibagi menjadi dua bagian dimana dua golongan
besar hak atas kekayaan intelektual tersebut, yakni
Hak cipta ( copyright ), yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta suatu karya (misal
karya seni untuk mengumumkan, memperbanyak, atau memberikan izin bagi orang lain untuk
memperbanyak ciptaanya tanpa mengurangi hak pencipta sendiri)

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta : Hak Cipta adalah hak eksklusif
bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
TuJuan HAKI antaRa lain :

a. Meningkatkan pengetahuan dan )a)asan peserta pelatihan dalam peraturan-peraturan(

hukum yang berlaku serta sanksi-sanksi dalam penerapan HAKI.

b. Agar para peserta pelatihan mengetahui pr sedure penerapan HaKI dan masalah- masalah

yang dihadapi dalam pelaksanaan penerapan HAKI.

C. Agar para peserta teRMOTIVasi untuk menCiptakan hal-hal baru di bidang prOduk industri
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan
dimasukan ke dalam hati.

Dan saya juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan
mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang
sangat mendalam.

Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.

Anda mungkin juga menyukai