Tugas Reza
Tugas Reza
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji
syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI :
PEKAN 1 : PENGANTAR HUKUM DAGANG
PEKAN 2 : PEKERJAAN DAN PERUSAHAAN
PEKAN 3 : BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS
PEKAN 4 : MERJER, KONSOLIDASI, DAN AKUISISI
PEKAN 5 : PEMBUKUAN
PEKAN 6 : WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
PEKAN 7 : KEPAILITAN
PEKAN 8 : UJIAN TENGAH SEMESTER
PEKAN 9 : SURAT BERHARGA
PEKAN 10 : E COMMERCE
PEKAN 11 : GOOD CORPORATE GOVERNMENT
PEKAN 12 : ASURANSI
PEKAN 13 : ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA
PEKAN 14-15 : HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
PEKAN 1
Perdagangan atau Perniagaan pada umumnya adalah pekerjaan membeli barang dari suatu tempat atau
pada suatu waktu dan menjual barang itu di tempat lain atau pada waktu yang berikut dengan maksud
memperoleh keuntungan.
Pada zaman yang modern ini perdagangan adalah pemberian perantaraan antara produsen dan konsumen
untuk membelikan dan menjualkan barang-barang yang memudahkan dan memajukan pembelian dan
penjualan.
Ada beberapa macam pemberian perantaraan kepada produsen dan konsumen :
1. Pekerjaan orang-orang perantara sebagai makelar, komisioner, pedagang keliling dan sebagainya.
2. Pembentukan badan-badan usaha (asosiasi), seperti perseroan terbatas (PT), perseroan firma
(VOF=Fa) Perseroan Komanditer, dsb yang tujuannya guna memajukan perdagangan.
3. Pengangkutan untuk kepentingan lalu lintas niaga baik didarat, laut maupun udara.
6. Mempergunakan surat perniagaan (Wesel/ Cek) untuk melakukan pembayaran dengan cara yang
mudah dan untuk memperoleh kredit.
Pada pokoknya Perdagangan mempunyai tugas untuk :
1. Membawa/ memindahkan barang-barang dari tempat yang berlebihan (surplus) ke tempat yang
berkekurangan (minus).
3. Menimbun dan menyimpan barang-barang itu dalam masa yang berkelebihan sampai mengancam
bahaya kekurangan.
Pembagian jenis perdagangan, yaitu :
a. Perdagangan barang, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan jasmani manusia (hasil
Perdagangan Ekspor
Perdagangan Impor
Usaha Perniagaan adalah usaha kegiatan baik yang aktif maupun pasif, termasuk juga segala
sesuatu yang menjadi perlengkapan perusahaan tertentu, yang kesemuanya dimaksudkan untuk
mencapai tujuan memperoleh keuntungan.
d. Penagihan-penagihan
e. Hutang-hutang
2. Para pelanggan
3. Rahasia-rahasia perusahaan.
Sumber Hukum Dagang
a. KUHD
b. KUHS
2. Hukum tertulis yang belum dikodifikasikan yaitu peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur
tentang hal-hal yang berhubungan dengan perdagangan.
KUHD mulai berlaku di Indonesia pada tanggal 1 Mei 1848 berdasarkan asas konkordansi.
Menurut Prof. Subekti SH, adanya KUHD disamping KUHS sekrang ini tidak pada tempatnya, karena KUHD
tidak lain adalah KUHPerdata. Dan perkataan dagang bukan suatu pengertian hukum melainkan suatu
pengertian perekonomian.
Dinegeri Belnda sudah ada aliran yang bertujuan menghapuskan pemisahan antara hukum perdata dengan
hukum dagang.
Asas-Asas Hukum Dagang
Pengertian Dagang (dalam arti ekonomi), yaitu segala perbuatan perantara antara produsen dan konsumen.
Pengertian Perusahaan, yaitu seorang yang bertindak keluar untuk mencari keuntungan dengan suatu cara dimana yang bersangkutan
menurut imbangannya lebih banyak menggunakan modal dari pada menggunakan tenaganya sendiri.
3. Pada umumnya suatu akte dibawah tangan yang berisi pengakuan dari suatu pihak, hanya mempunyai kekuatan pembuktian jika ditulis
sendiri oleh si berhutang atau dibubuhi tanda persetujuan yang menyebutkan jumlah uang pinjaman, tapi peraturan ini tidak berlaku
terhadap hutang-hutang perusahaan.
4. Barang siapa melakukan suatu Perusahaan adalah seorang pedagang dalam pengertian KUHD
5. Siapa saja yang melakukan suatu Perusahaan diwajibkan, apabila diminta, memperlihatkan buku-bukunya kepada pegawai jawatan pajak.
6. Suatu putusan hakim dapat dijalankan dengan paksaan badan terhadap tiap orang yang telah menanda tangani surat wesel/ cek, tapi
terhadap seorang yang menandatangani surat order atau surat dagang lainnya, paksaan badan hanya diperbolehkan jika suart-surat itu
mengenai perusahaannya.
Sumber Hukum Dagang
2. Kebiasaan
a. Ps 1339 KUHS : Suatu perjanjian tidak saja mengikat untuk apa yang semata-mata telah
b. Ps 1347 KUHS : hal-hal yang sudah lazim diperjanjikan dalam suatu perjanjian, meskipun tidak
secara tegas diperjanjikan harus dianggap juga tercantum dalam setiap perjanjian semacam itu.
3. Yurisprudensi
4. Traktat
5. Doktrin
PEKAN 2
Pekerjaan dan perusahaan
Pekerjaan dan Perusahaan
1. Pengertian pekerjaan
Untuk menyatakan bahwa suatu perbuatan termasuk pengertian pekerjaan (profesi) dalam arti
Unsur ini meliputi perbuatan atau kegiatan dalam bidang apa saja, misalnya, bidang ekonomi, social,
politik pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan. Perbuatan atau kegiatan yang dilakukan telah
Perbuatan atau kegiatan itu tidak boleh dilalaikan atau melanggar batas wewenang yang telah
Perbuatan atau kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus artinya, tidak diselingi oleh
kegiatan lain, tidak incidental, merupakan mata pencaharian yang bersifat tetap, dan untuk
jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam surat pengangkatan atau kontrak
kerja. Legalitas melakukan pekerjaan adalah surat pengangkatan/kontrak kerja selama jangka
waktu itu.
c. Terang-terangan
Terang-terangan artinya mendapat pengakuan atau izin dari pejabat pemerintah yang berwenang
atau diangkat oleh pemerintah/lembaga/badan tempat dia melakukan kegiatan berdasarkan surat
pengangkatan sehingga diketahuidan diakui oleh semua pihak (masyarakat).
d. Kualitas tertentu
Kualitas tertentu adalah keahlian khusus yang menunjukan keahlian tertentu yang diakui oleh
pemerintah atau lembaga atau badan yang berkepentingan. Keahlian khusus itu diperoleh melalui
jenjang pendidikan dan pelatihan tertentu atau karena pengalaman yang mendalam.
e. Penghasilan
Penghasilan adalah imbalan sejumlah uang yang dibayar secara berkala berdasarkan peraturan yang
berlaku atas pelayanan keahlian atau keterampilan yang diberikan. Penhasilan tersebut biasanya
dibayar bulanan. Disamping sejumlah uang imbalan tersebut dapat berupa fasilitas atau jaminan
kesejahteraan. Penghasilan adalah tujuan yang akan diperoleh setiap orang yang melakukan
pekerjaan.
2. Pekerja
Orang yang melakukan pekerjaan disebut pekerja. Apabila pekerja itu diangkat oelh pemerintah untuk
menjalankan pekerjaan di lingkungan pemerintahan Negara, dia disebut pegawai negeri sipil. Pegawai
negeri sipil yang memangku jabatan structural tertentu disebut pejabat. Penghasilan yang diterima
oleh pegawai negeri sipil disebut gaji. Apabila pekerja itu menjalankan pekerjaan di lingkungan
perusahaan atau lembaga swasta, dia disebut karyawan. Penghasilan yang diterimanya disebut upah.
Pekerja yang menjalankan pekerjaan menurut keahlian khusus bidang ilmu yang dikuasainya biasanya
disebut menurut keahlian khususnya itu. Misalnnya, dokter, notaris, pengacara, dosen, arsitek,
Perusahaan adalah istilah ekonomi yang digunakan dalam KUHD dan perundang-undangan di luar
KUHD. Namun, dalam KUHD sendiri tidak dijelaskan pengertian resmi istilah perusahaan itu. Definisi
perusahaan secara resmi dirumuskkaan dalam pasal 1 undang-undang nomor 3 tahun 1982 tentang
wajib daftar perusahaan. Oleh karena itu, para penulis hokum berusaha merumuskan definisi
perusahaan berdasarkan pengetahuan yang mereka peroleh secara empiris.
. Unsur-Unsur Perusahaan
Berdasarkan definisi perusahaan yang telahdikemukakan oleh Molegraaff, Polak, dan pembentuk
undang-undang, maka dapat diinventarisasi dandibahas unsur-unsur perusahaan seperti berikut ini:
a. Badan usaha
Badan usaha yang menjalankan kegiatan dalam bidang perkonomian mempunyai bentuk hukm
tertentu, seperti perusahaan dagang (PD), firma (Fa), persekutuan Komoditer (CV), perseroan
Terbatas (PT), Perusahaan Umum (Perum), perusahaan perseroan (persero), dan koperasi hal ini dapat
diketahui melalui akta pendirian perusahaan yang dibuat dimuka notaris, termasuk juga koperasi.
b. Kegiatan dalam bidang perkonomian
Kegiatan ini meliputi perindustrian, perdagangan, perjasaan, dan pembiayaan yang dapat dirinci
sebagai berikut:
1) Perindustrian
Perindustrian meliputi kegiatan, antara lain eksplorasi dan pengeboran minyak, penangkapan ikan,
usaha perkayuan, barang kerajinan, makanan dalam kaleng, obat-obatan, kendaraan bermotor,
2) Perdagangan
Perdagangan meliputi kegiatan, antara lain jual beli, ekspor impor,bursa efek, restoran, took
Perjasaan meliputi kegiatan, antara lain transportasi, perbankan, perbengkelan, jahit busana,
c. Terus menerus
Baik Molengraaff, Polak, maupun pembentuk undang-undang menentukan bahwa kegiatan dalam
bidang perekonomian itu dilakukan secara teru meneru, artinya kegiatan tersebut sebagai mata
Bersifat tetap artinya kegiatan itu tidak berubah atau berganti dalam waktu singkat, tetapi untuk
jangka waktu lama. Jangka waktu tersebut ditentukan dalam akta pendirian perusahaan atau surat
e. Terang-terangan
Terang-terangan ditujukan kepada dan diketahui oleh umum, bebas berhubungan dengan pihak lain,
serta diakui dan dibenarkan oleh pemerintah berdasarkan undang-undang. Bentuk terang-terangan ini
dapat diketahui dari ketentuan akta pendirian perusahaan, nama dan merek perusahaan, surat izin
usaha, surat izin tempat usaha dan akta pendaftaran perusahaan. Jika unsur ini tidak ada, perusahaan
Molengraaff menggunaan istilah penghasilan, Polak menggunakan istilah laba, sedangkan pembentuk undang-udang
menggunakan istilah keuntungan dan atau laba. Ketiga macam istilah ini adalah istilah ekonomi yang menunjukan nilai
lebih (hasil) yang diperoleh dari modal yang diusahakan (capital gian). Setiap kegiatan menjalankan perusahaan tertentu
menggunakan sejumlah modal. Dengan modal perusahaan, keuntungan dan atau laba dapat diperoleh ini adalah tujuan
utama setiap perusahaan.
g. Pembukuan
Dalam definisi Molengraaff tidak terdapat unsur pembukuan. Akan tetapi Polak menambahkan unsur ini dalam definisi
perusahaan. Pembukuan merupakan catatan mengenai hak dan kewajiban yang berkaitan dengan kegiatan usaha suatu
perusahaan. Menurut ketentuan pasal 8 ayat (1) undag-undang nomor 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan, setiap
perusahaan wajib membuat catatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
PEKAN 3
Perusahaan Perseorangan
Usaha Pribadi adalah bentuk bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh hanya satu orang dan mengambil
segala keputusan dan bertanggungjawab secara pribadi atas segala hal yang dilakukan oleh perusahaan.
Kelebihan perusahaan Perseorangan
Mudah dibentuk, murah biaya pembentukannya dan di banyak negara tidak memerlukan izin
Keuntungan hanya dinikmati oleh satu orang yaitu pendiri usaha tersebut.
Pembuatan keputusan dan pengendalian hanya dilakukan oleh satu orang sehingga orang tersebut
Fleksibel dalam arti manajemen dapat dengan mudah beraksi terhadap keputusan harian dengan
mudah.
Relatif tidak ada kontrol dari pemerintah sehingga pajak yang harus dibayarkan adalah pajak pribadi
tanggungjawab utang tidak terbatas, artinya apabila terjadi kewajiban pembayaran maka kewajiban
itu harus dipenuhi dengan menyerahkan seluruh harta perusahaan dan harta pribadi miliknya.
Jarang ada yang bertahan lama, dimana hal ini dapat saja disebabkan oleh meninggalnya pendiri atau
Relatif sulit untuk memperoleh pinjaman jangka panjang dengan bunga yang rendah.
Relatif bergantung hanya pada pola pikir satu orang saja apabila orang ini tidak berpengalaman dalam
Persekutuan (firma dan komanditer) merupakan bentuk organisasi bisnis di mana dua orang atau lebih
bertindak sebagai pemilik dari perusahaan sehingga tanggungjawab dan hak yang ada akan ditanggung
oleh mereka. Firam adalah perseroan yang didirikan untuk menjalankan sutau perusahaan di bawah
sepenuhnya kepada pihak ketiga. Sedangkan persekutuan Komanditer (CV) adalah perseroan yang
didirikan untuk menjalankan suatu perusahaan yang dibentuk oleh satu orang atau lebih sebagai pihak
yang bertanggungjawab renteng (solider) dan satu orang atau lebih sebagai pihak lain yang
Kekurangan-kekurangan Persekutuan
Lemahnya penegendalian
III. Perseroan Terbatas
Perseroan Terbatas secara hukum dianggap sebagai suatu badan hukum, terpisah dari individu-individu
yang memilikinya. PT didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi atas saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang
menjual saham kepada masyarakat dan para pemegang saham tersebut menjadi pemilik perusahaan
itu. Jika perusahaan mendapatkan keuntungan maka perusahaan akan membayarkannya atas saham
yang dibelinya (deviden). Namun keuntyungan yang tidak dibagikan juga merupakan kepunyaan para
pemilik, tetapi biasanya keuntungan tersebut ditanamkan kembali kedalam kegiatan perusahaan,
sebaliknya jika perusahaan dibubarkan maka para pemegang saham membagi-bagi setiap aktiva yang
Adanya tanggunjawab atas utang yang terbatas, dimana tanggungjawab utang yang harus dibayar
hanya sebatas jumlah saham yang dimilikinya.
Relatif lebih mudah untuk memperoleh pinjaman dengan nilai nominal yang besar untuk jangka waktu
panjang dan tingkat bunga rendah.
Adanya kemungkinan untuk alih teknologi dan ilmu dimana pemegang saham dapat dengan mudah
menyewa tenaga manajemen profesional untuk menjalanakan perusahaan yang ada.
Kekurangan bentuk PT
Keterbatasan dalam jenis bidang usaha yang akan dijalankan karena bidang usaha ditentukan oleh ijin
Adanya perbedaaan kepentingan di dalam menjalankan PT, pemilik saham minoritas dikalahkan
dengan mayoritas
Afanya sisitem pajak yang menyebabkan seorang pemegang saham membayar pajak ganda yaitu
pajak atas PT itu sendiri, deviden yang diterima serta pajak individu.
PEKAN 4
Ada perusahaan yang menggabungkan diri dan ada perusahaan yang menerima penggabungan.
Perusahaan yang menerima penggabungan tetap eksis, sedangkan perusahaan yang menggabungkan diri bubar demi
hukum tanpa likuidasi.
Konsep akta merger yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger yang dibuat di hadapan notaris dalam
bahasa Indonesia.
Merger ada yang diikuti dengan perubahan AD (Anggaran Dasar) dan ada yang tidak diikuti perubahan AD.
Merger yang diikuti perubahan AD ada yang perlu persetujuan Menhukham, dan ada pula yang cukup diberitahukan
kepada Menhukham.
Merger yang diikuti perubahan AD dan butuh persetujuan Menhukham, dianggap mulai berlaku
sejak tanggal persetujuan oleh Menhukham. Pada tanggal tersebut perusahaan yang
Merger yang diikuti perubahan AD yang cukup diberitahukan kepada Menhukham, dianggap mulai
berlaku sejak tanggal pendaftaran akta merger dan akta perubahan AD dalam daftar perusahaan.
Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri dianggap bubar demi hukum tanpa
proses likuidasi.
Merger yang tidak diikuti perubahan AD, dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan
akta merger di hadapan notaris. Pada tanggal tersebut perusahaan yang menggabungkan diri
dianggap bubar demi hukum tanpa likuidasi. Salinan akta merger disampaikan kepada menhukham
1. Direksi PT yang akan menggabungkan diri dan direksi PT yang menerima penggabungan masing-masing
menyusun usulan rencana merger. Usulan rencana merger wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
2. Usulan rencana merger dijadikan bahan menyusun rancangan merger yang disusun bersama oleh direksi
3. Ringkasan atas rancangan merger wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian dan
diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan penggabungan paling lambat 14 hari
4. Rancangan merger dan konsep akta merger wajib disetujui RUPS masing-masing. Konsep akta merger
yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta merger yang dibuat dihadapan notaris dalam bahasa
Indonesia. Salinan akta merger selanjutnya digunakan mengurus izin atau pemberitahuan ke Menkumham.
5. Apabila merger PT disertai perubahan AD yang membutuhkan persetujuan Menkumham, merger
dianggap mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan AD oleh Menkumham. Apabila merger PT
disertai perubahan AD yang tidak perlu persetujuan Menkumham, maka merger dianggap mulai berlaku
sejak tanggal pendaftaran Akta merger dan Akta perubahan Anggaran Dasar dalam daftar perusahaan.
6. Apabila merger PT tanpa disertai perubahan AD, maka merger dianggap mulai berlaku sejak tanggal
penandatangan akta merger di hadapan notaris. PT yang menggabungkan diri bubar demi hokum tanpa
melalui proses likuidasi. Salinan akta merger selanjutnya diberitahukan kepada Menkumham untuk
Ada dua atau lebih perusahaan yang meleburkan diri untuk membentuk perusahaan baru.
Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS di masing-masing perseroan.
Konsep akta konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat di
Salinan akta konsolidasi dilampirkan pada pengajuan permohonan untuk mendapatkan keputusan
Perseroan hasil konsolidasi memperoleh status badan hokum pada tanggal diterbitkannya keputusan
Menhukham mengenai perusahaan yang meleburkan diri bubar demi hokum tanpa proses likuidasi.
Aktiva dan pasiva perusahaan yang meleburkan diri demi hokum akan beralih ke dalam perusahaan baru
1. Direksi PT yang akan meleburkan diri menyusun usulan rencana Konsolidasi. Usulan rencana
konsolidasi wajib disetujui komisaris masing-masing PT.
2. Usulan rencana konsolidasi dijadikan bahan menyusun rancangan konsolidasi yang disusun bersama
oleh direksi PT yang akan melakukan peleburan.
3. Ringkasan atas rancangan konsolidasi wajib diumumkan direksi dalam dua surat kabar harian dan
diumumkan secara tertulis kepada karyawan PT yang akan melakukan peleburan paling lambat 14 hari
sebelum pemanggilan RUPS.
4. Rancangan konsolidasi dan konsep akta konsolidasi wajib disetujui RUPS masing-masing. Konsep akta
konsolidasi yang telah disetujui RUPS dituangkan dalam akta konsolidasi yang dibuat dihadapan notaris
dalam bahasa Indonesia. Akta konsolidasi yang sudah disahkan notaris selanjutnya dapat digunakan
sebagai dasar pembuatan akta pendirian PT hasil peleburan.
5. Direksi PT yang meleburkan diri wajib mengajukan permohonan pengesahan akta pendirian PT hasil
peleburan kepada Menkumham paling lambat 14 hari sejak tanggal keputusan RUPS.
6. Menkumham memberikan pengesahan paling lama 60 hari setelah permohonan diterima. PT yang
meleburkan diri dianggap bubar terhitung sejak tanggal akta pendirian PT hasil peleburan disahkan oleh
Menkumham.
7. Setelah mendapat pengesahan Menkumham, akta pendirian PT hasil peleburan wajib dimasukkan
dalam daftar perusahaan serta diumumkan dalam tambahan berita Negara RI.
Ada perusahaan yang mengambil alih (perusahaan pengakuisisian da nada perusahaan yang diambilalih
(perusahaan yang diakuisisi perusahaan target).
Akuisisi bisa dilakukan terhadap saham atau asset milik perusahaan target.
Akuisisi saham hanya dapat dilakukan terhadap perusahaan target berbentuk PT sebab kepemilikannya
diwujudkan dalam bentuk saham.
Akuisisi asset dapat dilakukan terhadap perusahaan perseorangan (UD dan PD), persekutuan (CV dan firma),
badan hokum (PT dan Koperasi).
Pihak pengakuisisi berbentuk perseroan terbatas sebelum melakukan akuisisi harus lebih dahulu mendapat
persetujuan dari RUPS perusahaan pengakuisisi.
Akuisisi saham berbeda dengan pembelian saham biasa karena dalam akuisisi saham jumlah saham yang dibeli
relative banyak sehingga dapat mengubah posisi pemegang saham moyoritas atau pemegang saham pengendali.
Perusahaan pengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi sama-sama tetap hidup. Namun, ada pula akuisisi yang
diikuti dengan merger sehingga perusahaan yang diakuisisi digabungkan dan kemudian bubar demi hokum tanpa
likuidasi.
Akuisisi terhadap saham perusahaan perbankan harus mendapat persetujuan Bank Indonesia, sedangkan
akuisisi terhadap saham perusahaan terbuka harus mendapat persetujuan Bapepam-LK.
Tata Cara AKUISISI :
1. Pihak yang akan mengakuisisi PT menyampaikan maksud dan tujuannya kepada direksi PT yang akan diakuisisi. Pihak
pengakuisi dapat berbentuk PT, koperasi yayasan, CV, Firma, atau Perorangan.
2. Direksi PT yang akan diakuisisi dan pihak pengakuisisi masing-masing menyusun usulan rencana akuisisi. Usulan rencana
akuisisi wajib mendapat persetujuan komisaris PT yang akan diakuisisi atau lembaga serupa dari pihak pengakuisisi.
3. Usulan rencana akuisisi digunakan sebagai bahan penyusunan rancangan akuisisi yang disusun secara bersama-sama antara
direksi PT yang akan diakuisisi dengan pihak pengakuisisi. Ringkasan rancangan akuisisi wajib diumumkan direksi PT
pengakuisisi dalam dua surat kabar harian serta diberitahukan secara tertulis kepada karyawan PT pengakuisisi paling lambat
14 hari sebelum pemanggilan RUPS.
4. Rancangan akuisisi wajib disetujui RUPS dari PT yang akan diakuisisi. Rancangan akuisisi juga harus disetujui oleh
pemegang kekuasaan dari pihak pengakuisisi. Apabila pihak pengakuisisi berbentuk PT, rancangan akuisisi harus disetujui
RUPS. Pada pihak pengakuisisi berbentuk koperasi, rancangan akuisisi harus disetujui rapat anggota koperasi. Jika pihak
pengakuisisi berbentuk yayasan maka rancangan akuisisi harus disetujui rapat dewan Pembina yayasan. Untuk pihak
pengakuisisi berbentuk CV dan Firma, rancangan akuisisi harus disetujui oleh para sekutu atau pemilik CV dan Firma.
5. Rancangan akuisisi yang telah disetujui selanjutnya dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat di
hadapan notaris dan ditulis dalam Bahasa Indonesia. Akta akuisisi yang sudah disahkan notaris selanjutnya
didaftarkan kepada Menkumham .
6. Apabila akuisisi PT diikuti perubahan AD yang membutuhkan persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap
mulai berlaku sejak tanggal persetujuan AD oleh Menkumham. Apabila akuisisi PT disertai perubahan AD
yang tidak memerlukan persetujuan Menkumham, akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal pendaftaran
akta akuisisi dalam daftar perusahaan. Di sisi lain, apabila akuisisi PT tidak mengakibatkan perubahan AD,
akuisisi dianggap mulai berlaku sejak tanggal penandatanganan akta akuisisi di hadapan notaris.
PEKAN 5
PEMBUKUAN
PEMBUKUAN
Mengapa Perusahaan diwajibkan melakukan pembukuan/akuntansi? Di Indonesia kewajiban melakukan pembukuan setiap
perusahaan didasarkan pada Kitab Undang Undang Hukum Dagang (KUHD) pasal 6.
Tujuan yang akan dicapai adalah untuk mendapatkan informasi informasi tentang transaksi keuangan dan transaksi barang agar
dapat ditentukan dengan tepat kebijaksanaan selanjutnya. Selain KUHD pasal 6, juga UU Pajak tahun 2000 pasal 28 ayat 1 - 12 yang
mewajibkan perusahaan menyelenggarakan pembukuan perusahaan, sehingga diketahui hak dan kewajibannya.
Pembukuan yang baik memudahkan pengusaha menghitung laba rugi dan menentukan besarnya pajak yang harus dibayar. Begitu
pula pembukuan yang diselenggarakan dengan baik akan memungkinkan investor melakukan penilaian keadaan perusahaan apakah
sehat atau tidak.
Pasal 6 ayat (1) KUHD
Pengusaha wajib membuat catatan, sehingga dapat diketahui hak dan kewajibannya setiap saat.
Dari neraca ini, dapat diketahui modal yang didapat dari selisih harta dan modal serta keseimbangan
antara debet dan kredit. Pasal ini berkaitan dengan pasal 1131 dan 1132 BW tentang sita jaminan.
Pengusaha diharuskan menyimpan buku-buku, surat-surat, dan neraca yang dibuatnya selama tiga
puluh tahun serta menyimpan selama sepuluh tahun surat-surat kawat dan tembusannya baik yang
telah dikirim atau diterimanya.
Yang dapat melihat pembukuan
2. Ahli waris
3. Sekutu
- Representation
- Communication
Communication artinya pihak-pihak yang disebutkan dibawah ini dapat melihat pembukuan pengusaha secara langsung tanpa
perantara hakim, hal ini disebabkan yang bersangkutan mempunyai hubungan kepentingan langsung perusahaan, yakni:
b. Peraturan lama (KUHD) tidak lagi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan di bidang ekonomi dan
perdagangan.
d. Meskipun demikian, tetap diperlukan penyimpanan dokumen untuk menjamin kepastian hukum untuk
melindungi para pihak.
f. Perlu pembaharuan mengenai media yang membuat dokumen dan pengurangan jangka waktu
penyimpanannya.
g. Kemajuan teknologi telah memungkinkan catatan dan dokumen di atas kertas dialihkan dalam media
elektronik atau dibuat secara langsung dalam media elektronik.
Pembukuan bagi pengusaha merupakan suatu yang bersifat rahasia. Artinya pengusaha mempunyai hak
untuk melarang orang lain mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan urusan intern dalam
perushaannya.
Meskipun pembukuan bersifat rahasia, tetapi dapat diterobos dengan pembukaan (openlegging,
representation) dan pemberitaan (overlegging, commication), bila terjadi perselisihan antar
pengusaha.Pembukuan yaitu perintah dari hakim atas permintaan pihak yang berkepentingan kepada
pihak lawannya untuk membuka pembukuan atau neraca perushaannya. Dalam hal ini pengusaha yang
diminta membuka pembukuannya tersebut dapat menerima atau menolak permintaan hakim.
Bila dia menolak maka hakim bebas untuk menarik kesimpulan atau keputusan mengenai hal itu.
Sedangkan peberitaan yaitu suatu permintaan dari salah satu pihak yang bersenketa terhadap pihak
lawannya untuk membuka catatan pembukuannya. Pembritaan ini bisa dilakukan oleh :
A. orang yang berwenang mengangkat pengurus, yaitu pengusaha atau pemilik perushaan
Berbeda dengan pembukuan yang dilakukan oleh hakim, pemberitaan ini terjadi diluar hakim. Tetapi bila
pihak yang diminta untuk membuka pembukuannya itu (direksi) menolak, maka pemberitaan tersebut
dapat diminta untuk dilakukan di muka hakim
Pasal 6
Ia diwajibkan dalam enam bulan pertama dari tiap-tiap tahun untuk membuat neraca yang diatur
menurut syarat-syarat perusahaannya dan menandatanganinya sendiri. (KUHPerd.1881.)
Ia diwajibkan menyimpan selama tiga puluh tahun, buku-buku dan surat-surat di mana ia
menyelenggarakan catatan-catatan dimaksud dalam alinea pertama beserta neracanya, dan
selama sepuluh tahun, surat-surat dan telegram-telegram yang diterima dan salinan-salinan surat-
surat dan telegram-telegram yang dikeluarkan. (KUHD 35.)
PEKAN 6
WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN
Wajib daftar perusahaan
Daftar Perusahaan adalah daftar catatan resmi yang diadakan menurut aturan atau berdasarkan
ketentuan undang-undang ini dan atau peraturan pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang wajib
didaftarkan oleh setiap perusahaan serta disahkan oleh pejabat yang berwenang dari kantor
pendaftaran perusahaan. Daftar catatan resmi ini terdiri dari formulir-formulir yang memuat catatan
lengkap mengenai hal-hal yang wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan.
Pengaturan Wajib Daftar Perusahaan
Menurut H M N. Purwosutjipto, SH, dalam bukunya Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, selama ini
Indonesia belum pernah memiliki suatu undang-undang yang mengatur tentang Daftar Perusahaan sebagai
suatu sumber informasi resmi mengenai identitas , status, solvabilitas, bonafiditas, dan lain-lain faktor penting
suatu perusahaan tertentu. Informasi semacam ini adalah sangat penting bagi setiap perusahaan yang
mengadakan suatu transaksi dengan perusahaan lain, agar tidak terperosok dalam perangkap perusahaan yang
kurang bonafide dan termasuk dalam jurang kerugian yang tidak mudah diperbaiki. Akhirnya timbullah undang-
undang yang sangat diharap-harapkan itu, yaitu Undang-Undang No. 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (LN 1982-7, TLN No. 3214). Undang-undang ini diikuti dengan peraturan pelaksanaannya, yaitu:
Instruksi Menteri Perdagangan dan Koperasi No. 05/INS/M/82, tentang Persiapan Pelaksanaan Undang-Undang
Keputusan Menteri Perdagangan No. 285/Kp/II/85 tentang Pejabat Penyelenggara Wajib Daftar Perusahaan,
Keputusan Menteri Perdagangan No. 286/Kp/II/85 tentang Penetapan Tarif Biaya Administrasi Wajib
Daftar Perusahaan,
Keputusan Menteri Perdagangan No. 288/Kp/II/85 tentang Hal-hal Yang Wajib Didaftarkan Khusus Bagi
Maksud diadakannya usaha pendaftaran perusahaan ialah tidak hanya untuk mencegah agar supaya
khalayak ramai terhadap suatu nama perusahaan mendapatkan suatu gambaran yang keliru mengenai
perusahaan yang bersangkutan, tetapi terutama untuk mencegah timbulnya gambaran sedemikian rupa
sehingga pada umumnya gambaran itu mempengaruhi terjadinya perbuatan-perbuatan ekonomis pihak-
pihaik yang berminat mengadakan perjanjian.
Sifat Wajib Daftar Perusahaan
Wajib Daftar Perusahaan bersifat terbuka. Maksudnya ialah bahwa Daftar Perusahaan itu dapat
dipergunakan oleh pihak ketiga sebagai sumber informasi. Setiap orang yang berkepentingan dapat
memperoleh salinan atau petikan resmi dari keterangan yang tercantum dalam Daftar Perusahaan
tertentu, setelah membayar biaya administrasi yang ditetapkan oleh Menteri Perdagangan.
Manfaat Wajib Daftar Perusahaan
Untuk memperoleh kepastian usaha sehingga memudahkan perluasan usaha dengan adanya penanaman modal
Membuat manajemen perusahaan lebih sehat karena masyarakat diajak berperan serta secara tidak langsung
Mendapatkan pembinaan dan dukungan pemerintah mengenai permodalan dengan kredit prioritas, pameran
Memberikan kemudahan dalam kemitraan dan kerja sama usaha merger dan akuisisi, serta penyertaan modal.
Sebagai bahan untuk menyusun kebijakan dibidang investasi, pasar modal, perbankan/perkreditan dan
hutang luar negeri pihak swasta di masa mendatang.
Perusahaan yang Wajib Didaftarkan dan Tidak Wajib Didaftarkan
Adapun yang didaftar ialah segala macam perusahaan yang ada di Negara Republik Indonesia, baik yang nasional maupun
perusahaan asing.
Koperasi
Badan Hukum
Persekutuan
Perusahaan Perseorangan
Tidak semua perusahaan harus mendaftarkan pada kantor pendaftaran perusahaan. Adapun perusahaan yang tidak wajib
mendaftarkan ialah :
a. Perusahaan jawatan (Perjan) seperti yang diatur dalam UU No. 9 Tahun 1969 (LN Tahun 1969-40) bsd.
Indische Bedrijivenwet (S. 1927-419). Perusahaan bentuk ini dibebaskan dari kewajiban pendaftaran karena
tidak bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba (Penjeladan paal 6 ayat (1).
b. Perusahan kecil perseorangan yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan yang memperoleh keuntungan
dan laba yang benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nafkah sehari-hari. Perusahaan kecil
perseorangan ini dijalankan oleh pengusahanya sendiri atau dengan bantuan anggota keluarganya sendiri yang
terdekat, tidak memerlukan izin usaha dan tidak berbentuk badan hukum atau persekutuan.
Menurut Pasal 9 :
A. Pendaftaran dilakukan dengan cara mengisi formulir pendaftaran yang ditetapkan oleh Menteri pada kantor
tempat pendaftaran perusahaan.
B. Penyerahan formulir pendaftaran dilakukan pada kantor pendaftaran perusahaan, yaitu :
di tempat kedudukan setiap kantor cabang, kantor pembantu perusahaan atau kantor anak
perusahaan;
di tempat kedudukan setiap kantor agen dan perwakilan perusahaan yang mempunyai wewenang untuk
mengadakan perjanjian.
PEKAN 7
KEPAILITAN
KEPAILITAN
Arti kepailitan ialah segala sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa pailit.
Pailit adalah keadaan berhenti membayar (utang-utangnya) yang telah jatuh
tempo. Suatu perusahaan bisa dikatakan pailit (bangkrut) jika perusahaan
tersebut tidak sanggup atau tidak mampu membayar hutang-hutangnya. Dengan
dimikian, yang dimaksud dengan kepailitan adalah sitaan yang dijatuhkan
(dibebankan) oleh pengadilan khusus, dengan permohonan khusus, atas seluruh
aset debitur yang mempunyai lebih dari 1 hutang, yang dalam hal ini debitur
berhenti untuk membayar hutang-hutangnya, sehingga debitur segera membayar
hutang-hutangnya.
Syarat-syarat Pernyataan Pailit
Debitur hanya bisa dikatakan pailit apabila telah diputuskan oleh pengadilan khusus yang dalam hal ini adalah Pengadilan Niaga,
adapun syarat-syarat yuridis yang harus dipenuhi sebagai berikut :
a. Keadaan berhenti membayar, yakni bila seorang debitor tidak mampu atau tidak mau membayar utangnya.
b. Harus ada lebih dari seorang kreditor, dimana salah seorang dari mereka piutangnya sudah dapat ditagih atau jatuh tempo.
c. Siapa yang mengajukan kepailitan seorang. Yang dapat mengajukan kepailitan seseorang ialah :
5) Bapepam, jika debiturnya adalah perusahaan efek, bursa efek lembaga kriling dan penjaminan, dan lembaga penjaminan dan
penyelesaian.
6) Menteri Keuangan, jika debiturnya adalah perusahaan asuransi, perusahaan reasuransi, dana pension, atau badan usaha milik
Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik
Siapa yang Dinyatakan Pailit
Pihak yang tergolong dalam debitur atau yang dinyatakan pailit, sebagai berikut:
b. Badan-badan hukum misalnya PT, PN, PD, Koperasi, firma dan yang berstatus badan-badan hukum
lainnya.
c. Harta warisan dari seseorang yang meninggal dunia dapat dinyatakan pailit apabila orang yang
meninggal dunia tersebut semasa hidupnya berada dalam keadaan berhenti membayar utangnya, atau
pada saat meninggal dunia, harta warisannya tidak mencukupi untuk membayar hutangnya.
d. Setiap wanita bersuami (isteri) yang dengan tenaga sendiri melakukan pekerjaan tetap atau
Prosedur beracara untuk kepailitan adalah di pengadilan khusus, yaitu di Pengadilan Niaga dengan tata
a. Di tingkat pertama, hanya pengadilan khusus yang berwenang, yaitu pengadilan Niaga.
e. Tidak mengenal upaya banding, tetapi langsung kasasi dan peninjaunan kembali ke Mahkamah
Agung.
f. Adanya badan-badan khusus yang hanya berhak mengajukan permohonan pailit untuk
perusahaan tertentu.
terhadap pengalihan debitur dalam hal-hal tertentu (dalam hal terjadinya action pauliana).
j. Prinsip verplichte procurer stelling (para pihak wajib diwakili oleh advokat).
Akibat Pernyataan Kepailitan
Kepailitan seseorang harus ditetapkan melalui putusan hakim (Pasal 1 ayat (1) dan pasal 4 ayat (3) PK).
a. Seluruh harta kekayaan si pailit jatuh dalam keadaan penyitaan umum yang bersifat konservator.
b. Si pailit kehilangan hak untuk mengurus dan menguasai harta kekayaannya sendiri.
c. Harta kekayaan si pailit diurus dan dikuasai oleh Balai Harta peninggalan (BHP) untuk kepentingan
para kreditor.
d. Dalam putusan hakim tersebut ditunjukkan seorang hakim komisaris yang bertugas untuk
Yang bertindak sebagai penampung dalam kepailitan adalah Balai Harta Peninggalan (BHP). Tugas Balai Harta
Peninggalan ialah melakukan pengurusan dan pemberesan harta-harta pailit, dibawah pengawasan hakim
a. Mengumumkan putusan hakim tentang pernyataan pailit dalam berita negara dan dalam surat-surat kabar
b. Menyita untuk disimpan barang-barang perhiasan, efek-efek, surat-surat berharga, serta uang dan
e. BHP berkuasa untuk meneruskan berjalannya perusahaan si pailit atas izin hakim komistaris.
f. BHP berwenang untuk membuka semua surat dan kawat yang dialamatkan kepada si pailit.
g. Semua gugatan kepada si pailit harus diajukan kepada Balai Harta Peninggalan.
i. BHP berwenang untuk memberikan sejumlah uang nafkah bagi si pailit dan keluarganya dengan izin hakim komisaris.
j. Balai Harta Peninggalan berwenang untuk membuat suatu akor (accoord) atau penyelesaian perkara kepailitan sesudah
mendapat nasihat dari panitia kreditor dan persetujuan hakim komisaris.
a. Keadaan Insolvensi
Bila tidak ada akor atau ada akor tetapi ditolak, baik oleh rapat verifikasi hakim pemutus kepailitan, maupun oleh hakim
banding, maka harta pailit itu harus dijual lelang dimuka umum, dan hasilnya dibagi-bagikan kepada para kreditor konkuren
sesuai dengan maksud Pasal 1132 KUH per.Keadaan insolvensi itu datang dengan sendirinya, bilamana:
3) Ada akor yang sudah disetujui oleh rapat verifikasi, tetapi tidak mendapat homologis dari hakim pemutus kepailitan
4) Ada akor yang sudah dihomologis, tetapi ditolak oleh hakim banding (pasal 168 PK)
Tindakan-tindakan Balai Harta Peninggalan sesudah adanya keadaan insolvensi. Bila keadaan insovensi sudah ada, maka:
1) BHP mulai menjual lelang seluruh harta pailit dan menagih semua piutang si pailit (pasal 170 ayat (1) PK).
2) Penjualan harta pailit dapat dilaksanakan dibawah tangan, asal ada persetujuan dari hakim komisaris (Pasal 171 ayat (1)
PK).
Hasil pelanggaran harta pailit, ditambah dengan hasil penangihan piutang si pailit, dikurangi dengan
biaya kepailitan dan utang harta pailit, merupakan harta yang dapat dibagi-bagikan kepada kreditor-
kreditor yang berkepentingan. Pembagian harta pailit tersebut diatur dengan urutan sebagai berikut
(Pasal 175 ayat (2) PK).
2) Kreditor-kreditor yang piutangnya dijamin dengan hipetok atau gadai, yang pembayaran
piutangnya belum lunas dan untuk sisanya kreditor-ktreditor tersebut mendaftarkandiri sebagai kreditor
konkuren (Pasal 58 ayat (2) PK).
SURAT BERHARGA
Surat Berharga
Surat berharga adalah sebuah dokumen yang bernilai uang yang telah diakui dan
dilindungi hukum bagi keperluan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan
atau sejenis lainnya. Surat tersebut memberikan hak kepada pemegang yang
bermanfaat bagi yang menerima atau memilikinya, maka dari itu surat berharga
begitu penting dan nilainya sama dengan mata uang tunai
Macam-Macam Surat Berharga
Wesel merupakan suatu perintah pembayaran yang diberikan oleh penarik kepada yang kena tarikyang
b. Perintah yang tidak bersyarat untuk membayar sejumlah uang yang telah ditentukan.
Cek
Menurut ketentuan undang-undang, cek adalah surat berharga yang mempunyai sifat sebagai alat
penagihan dan alat kredit. Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pembuat cek terdapat dalam pasal 187
KUHD, yaitu :
e. harus ada tanda tangan atau ditanda tangani oleh yang mengeluarkan cek tersebut.
Jika salah satu syarat tidak dipenuhi, maka surat berharga ini tidak merupakan cek yang sah. Cek itu
dapat dikeluarkan secara atas nama, atas tunjuk atau perintah, dan atas bawa.
Promes/Aksep
Berbeda dengan surat wesel yang mengandung perinrah, promes atau aksep menyebutkan janji atau
kesanggupan untuk membayar. Tipa promes berisikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Keterangan tertunjuk yang menyebutkan kesanggupan untuk menanggung pembayaran (promes kepada
tertunjuk).
Sesuai dengan bunyi undang-undang Pasal 504 KUHD maka konosemen adalah surat dimana pengangkut
(kapten kapal) menerangkan bahwa ia telah menerima sejumlah barang untuk mengangkutnya ke suatu
tempat dan menyerahkannya di sana kepada seseorang atau kepada wakil (kuasa order) nya, segala
sesuatu dengan syarat-syarat serta ongkos-ongkos terterntu. Dari definisi dapat dikatakan bahwa
konosemen mempunyai fungsi sebagai tanda penerimaan (sejumlah barang tertentu) dan sebagai surat
perjanjian pengangkutan.
Konosemen member hak kepada yang memilikinya atas sejumlah barang tertentu. Jadi selama barang-
barang dalam kapal sedang berada di tengah lautan, tanpa sepengetahuan kekuasaan atas dirinya telah
Celen adalah surat-surat yang dikeluarkan oleh tempat tempat penyimpanan barang sebagai bukti
adanya penyimpanan.
Obligasi
Obligasi adalah surat-surat pengakuan hutang kepada badan-badan umum yang tersusun dalam suatu
seri dengan jumlah-jumlah yang besarnya sama dengan syarat-syarat yang sama pula
Sertifikat bank
Surat berharga ini disebut juga sertifikat deposito, pada hakekatnya sama dengan surat tanda bukti
menyimpan uang di bank dalam jangka waktu tertentu. Bunganya dibayar di muka dalam arti dipotong
Tiap kali sertifikat itu dijual, dapat diserahkan dari tangan ke tangan dan tentunya dipotong bunga.
Makin lama jumlah potongan ini makin kecil. Kalau pemiliknya memerlukan uang, tetapi tidak ingin
Orang bepergian jauh tidak perlu membawa uang tunai karena bisa membeli cek perjalanan dari bank
devisa. Cek ini bisa diuangkan pada bank-bank tempat yang didatangi. Oleh bank yang menjualnya tentu
diberi keterangan, pada bank-bank mana cek perjalanan itu bisa diuangkan. Sekembali dari perjalanan,
cek perjalanan yang tidak dipergunakan lagi dapat dikembalikan kepada bank penjualnya dengan
Surat Andil
Surat andil adalah surat tanda bukti turut serta memasukkan modal dalam perseroan terbatas.
Tiga Fungsi Surat Berharga
Sebagai alat untuk memindahkan hak tagih ( diperjual belikan dengan mudah dan sederhana)
E COMMERCE
E-COMMERSE
juga dapat didefinisikan sebagai suatu cara berbelanja atau berdagang secara
online atau direct selling yang memanfaatkan fasilitas Internet dimana terdapat
c. Otomasi account Pelanggan secara aman (baik nomor rekening maupun nomor Kartu Kredit).
Hukum E-commerce di Indonesia secara signifikan, tidak mencover aspek transaksi yang dilakukan
secara online (internet). Akan tetapi ada beberapa hukum yang bisa menjadi pegangan untuk melakukan
2.2.1. Undang-Undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan (UU Dokumen Perusahaan)
telah menjangkau ke arah pembuktian data elektronik. Dalam Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 ayat 2
Dokumen perusahaan adalah data, catatan, dan atau keterangan yang dibuat dan atau diterima oleh
perusahaan dalam rangka pelaksanaan kegiatannya, baik tertulis di atas kertas atau sarana lain maupun
terekam dalam bentuk corak apapun yang dapat dilihat, dibaca, atau didengar.
Pasal 1233 KUHP, yang isinya sebagai berikut :
Berarti dengan pasal ini perjanjian dalam bentuk apapun dperbolehkan dalam hukum perdata
Indonesia. Dapat sering kita jumpai ketika kita menggunakan fasilitas gratisan seperti email ada
Term of Use-nya terus ada Privacy Policy-nya dan lain sebagainya.
Pasal 1338 KUHP, yang isinya mengarah kepada hukum di Indonesia menganut asas kebebasan
berkontrak. Asas ini memberikan kebebasan kepada para pihak yang sepakat untuk membentuk suatu
perjanjuan untuk menentukan sendiri bentuk serta isi suatu perjanjian. jadi pelaku kegiatan e-
commerce dapat menentukan sendiri hubungan hukum di antara mereka.
Baru baru ini Asosiasi E-commerce Indonesia (idEA) didirikan di Jakarta, Kamis (3/5/2012).
Indonesia memiliki 55 juta pengguna internet, dengan 57 persen memilih berbelanja secara online.
Namun, belum ada aturan hukum yang mengatur keamanan transaksi online. Dengan adanya asosiasi e-
commerce, diharapkan akan semakin banyak perusahaan e-commerce yang bias bertanggung jawab
secara hukum.
Hal ini disampaikan Daniel Tumiwa, Country Manager Multiply.com yang dipercaya sebagai Ketua dewan
pengurus Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) yang diresmikan hari ini, Kamis (3/5/2012) di Jakarta.
"Selama ini transaksi e-commerce mengacu kepada Undang-undang ITE. Pemerintah sedang menggodok
aturan baru yang mengatur pelaksanaan UU tersebut. Gunanya asosiasi ini nantinya, untuk membantu
pemerintah menganalisis kebutuhan industri," jelas Daniel saat ditemui kompas.com usai jumpa pers.
Menurut Daniel, aturan hukum e-commerce di Indonesia belum jelas, karena e-commerce memiliki bisnis
model yang beragam. Masing-masing bisnis model tersebut harus memiliki aturan hukum yang berbeda
disesuaikan dengan kebutuhannya.
Empat bisnis model yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah sebagai berikut :
1.Marketplace
Yakni tempat berkumpulnya penjual dan pembeli dalam satu website. Di dalam marketplace akan
ditemukan integrasi pembayaran dan pengiriman. Contohnya BliBli.com, Multiply.com, Plasa.com, dan
Tokpedia.com.
2.ClassifiedAds
Yakni transaksi yang terjadi karena adanya iklan baris di website. Model bisnis seperti ini yang paling
sulit dilacak karena transaksinya yang kebanyakan terjadi secara offline. Iklan baris secara online hanya
berfungsi sebagai informasi, bukan tempat transaksi. Contohnya Berniaga.com, Kaskus.us, dan
Tokobagus.com.
3.DailyDeals
Model bisnis seperti ini menguntungkan pelanggan karena selalu ada diskon dan penawaran menarik
setiap hari. Semakin banyak calon pembeli, maka diskonnya akan semakin besar. Contohnya
DealGoing.com.
4.OnlineRetail
Yakni perusahaan retail yang sudah sukses melakukan transaksi bisnis di ranah offline kemudian pindah
E-commerce merupakan model perjanjian jualbeli dengan karakteristik dan aksentuasi yang berbeda
dengan model transaksi jual-beli konvensional, apalagi dengan daya jangkau yang tidak hanya lokal tapi
juga bersifat global. Beberapa permasalahan hukum yang muncul dalam bidang hukum dalam aktivitas e-
5. hubungan hukum dan pertanggungjawaban para pihak yang terlibat dalam transaksi
6. legalitas dokumen catatan elektronik serta tanda tangan digital sebagai alat bukti;
8. pilihan hukum dan forum peradilan yang berwenang dalam penyelesaian sengketa.
PEKAN 11
Pada awalnya, istilah Corporate Governance pertama kali dikenalkan oleh Cadbury Committee di Inggris tahun 1922 yang
menggunakan istilah dimaksud dalam laporannya yang dikenal dengan Cadbury Report (dalam sukrisno Agoes, 2006). Berikut
disajikan beberapa definisi Corporate Governance dari beberapa sumber, diantaranya:
FCGI tidak membuat definisi sendiri, namun mengadopsi definisi Cadbury Committee of United Kingdom dan menerjemahkan
Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antar pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, kreditur,
pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan
kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, pada intinya konsep GCG mengandung pengertian yang berintikan 4 point, yaitu:
1. Wadah
2. Model
Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan, termasuk prinsip-prinsip, serta nilai-nilai yang meladasi praktik bisnis yang
sehat.
3. Tujuan
c. Mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang signifikan dalam pengelolaan organisasi,
1. Good Corporate Governance merupakan gabungan prinsip-prinsip dasar dalam membangun suatu
tatanan etika kerja dan kerjasama agar tercapai rasa kebersamaan, keadilan, optimasi dan harmonisasi
hubungan sehingga dapat menuju kepada tingkat perkembangan yang penuh dalam suatu organisasi atau
badan usaha.
2. Vision
Pengembangan suatu organisasi atau badan usaha harus didasarkan pada adanya visi & strategi yang jelas
dan didukung oleh adanya partisipasi dari seluruh anggota dalam proses pengambilan keputusan,
pelaksanaan dan pengembangan supaya semua pihak akan merasa memiliki dan tanggungjawab dalam
Dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan hasil keputusan suatu organisasi atau badan
usaha sedapat-dapatnya melibatkan pihak-pihak terkait dan relevan melalui sistem yang terbuka dan
4. Equality
Suatu badan usaha atau organisasi yang baik selalu akan member dan menyediakan peluang yang sama
bagi semua anggota atau pihak terkait bagi peningkatan kesejahteraan melalui usaha bersama di dalam
Dalam bahasa sehari-hari professional diartikan One who engaged in alearned vocation (Seseorang
yang terikat dalam suatu lapangan pekerjaan). Dalam konteks ini professional lebih dikaitkan dengan
peningkatan kapasitas kompetensi dan juga moral sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan mudah,
6. Supervision
Meningkatkan usaha-usaha supervisi terhadap semua aktivitas usaha atau organisasi sehingga tujuan
bersama dapat dicapai secara optimal, efektif dan efisien, serta untuk meminimalkan potensi
Effective berarti do the things right, lebih berorientasi pada hasil, sedangkan efficient berarti do the
right things, lebih berorientasi pada proses. Apapun yang direncanakan dan dijalankan oleh suatu
8. Transparent
Dalam konteks good governance, transparency lebih diartikan membangun kepercayaan yang saling
menguntungkan antara pemerintah atau pengelola dengan masyarakat atau anggotanya melalui
9. Accountability/Accountable
Dalam konteks pembicaraan ini accountability lebih difokuskan dalam meningkatkan tanggungjawab dari
pembuat keputusan yang lebih diarahkan dalam menjawab kepentingan publik atau anggota.
10. Fairness
Dalam konteks good governance maka fairness lebih diartikan sebagai aturan hukum harus ditegakan secara adil dan tidak
memihak bagi apapun, untuk siapapun dan oleh pihak manapun.
Policy, strategi, program, aktivitas dan pelaporan suatu organisasi atau badan usaha harus dapat dijalankan secara jujur.
Segala jenis ketidak-jujuran pada akhirnya akan selalu terbongkar dan merusak tatanan usaha dan kemitraan yang telah dan
sedang dibangun. Tanpa kejujuran mustahil dapat dibangun trust dan long term partnership.
Institusi dan proses pelayanan bagi kepentingan semua pihak terkait harus dijalankan dalam kerangka waktu yang jelas dan
sistematis. Sebagai warga suatu organisasi, badan usaha dan/atau masyarakat, semua pihak terkait mempunyai
tanggungjawab masing-masing dalam menjalankan tugasnya dan juga harus memberi pertanggungjawaban kepada publik,
sehingga di dalam suatu tatanan atau komunitas dapat terjadi saling mempercayai, membantu, membangun dan
mengingatkan agar terjalin hubungan yang harmonis dan sinergis.
Manfaat GCG
Penerapan konsep GCG merupakan salah satu upaya untuk memulihkan kepercayaan terhadap investor dan
institusi terkait di pasar modal. Menurut Tjager dkk (2003) mengatakan bahwa paling tidak ada lima alasan
mengapa mengapa penerapan GCG itu bermanfaat, yaitu:
1. Berdasarka survey yang telah dilakukan oleh McKinsey & Company menunjukkan bahwa para investor
institusional lebih menaruh kepercayaan terhadap perusahaan-perusahaan di Asia yang telah menerapkan GCG.
2. Berdasarkan berbagai analisis ternyata ada indikasi keterkaitan antara terjadinya krisis financial dan krisis
berkepanjangan di Asia denngan lemahnya tata kelola perusahaan.
3. Internasionalisasi pasar termasuk liberalisasi pasar financial dan pasar modal menuntut perusahaan untuk
menerapkan GCG.
4. Kalau GCG bukan obat mujarab untuk keluar dari krisis system ini dapat menjadi dasar bagi
beberkembangnya system nilai baru yang lebih sesuai dengan lanskap bisnis yang kini telah banyak berubah.
5. Secara teoris, praktik GCG dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Mas Ahmad Daniri (2005;14) jika perusahaan menerapkan mekanisme penerapan Good
Corporate Governance (GCG) secara konsisten dan efektif maka akan dapat memberikan manfaat
antara lain
6. Mengurangi agency cost, yaitu suatu biaya yang harus ditanggung oleh pemegang saham akibat
Kegiatan perusahaan (perseroan) di Indonesia didasarkan atas paying hokum Undang-Undang Nomor 1
tahun 1995 tentan perseroan terbatas. Namun Undang-Undang ini kemudian dicabut dan diganti dengan
Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007. Sebagimana diatur dalam Pasal 1 ayat 1 UU Nomor 40 Tahun 2007,
yang dimaksud dengan perseroan adalah badan hokum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam
saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.
Dalam penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007, dikatakan alasan
pencabutan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 untuk diganti dengan Undang-Undang Nomor 40 tahun
2007. pertimbangan tersebut antar alain karena adanya perubahan dan perkembangan yang cepat
berkaitan dengan teknologi, ekonomi, harapan masyarakat tentang perlunya peningkatan pelayanan dan
kepastian hokum, kesadaran social dan lingkungan, serta tuntutan pengelolaan usaha yang sesuai
Meskipun ketentuan mangenai organ perseroan telah diatur dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas
Nomor 47 Tahun 2007 dan selanjutnya dituang kembali di dalanm Anggaran Dasar Perseroan, namun
dalam praktiknya organ ini belum mampu menjamin terselenggaranya tata kelola perusahaan yang
sehat.
Indara Surya dan Ivan Yustiavananda (2006) menyebutkan paling tidak diperlukan empat organ tambahan
untuk melengkapi penerapan GCG, yaitu:
1. Komisaris Independen
2. Direktur Independen
3. Komite Audit
4. Sekretaris Perusahaan
GCG dalam BUMN
Pada awalnya tujuan dibentuknya BUMN adalah merupakan penjabaran dan implementasi pasal 33 ayat
3 UUD 1945 yang berbunyi Bumi dan air kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Berdasarkan peraturan yang ada,
dapat dibedakan tiga jenis bentuk hukum BUMN yaitu Persero, Perusahaan Umum (Perum), dan
perusahaan jawatan (Perjan). Tjager dkk (2003) selanjutnya mengungkapkan bahwa rendahnya kinerja
BUMN ini ada kaitannya dengan belum efektifnya penerapan tata kelola perusahaan yang baik di BUMN
tersebut. Contohnya pemberian remunerasi yang berlebihan kepada direksi.
Memaksimalkan nilai BUMN dengan cara meningkatkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, dapat
dipercaya, bertanggung jawab, dan adil agar perusahaan memiliki daya saing yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional.
Mendorong pengelolaan BUMN secara professional, transparan, dan efesien, serta memberdayakan
Mendorong agar organ dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakan dilandasi nilai moral yang
tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta kesadaran akan
adanya tanggung jawab social BUMN terhadap para pemangku kepentingan maupun kelestarian
ASURANSI
ASURANSI
Latar Belakang
Usaha asuransi merupakan suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada tertanggung
apabila terjadi resiko di masa mendatang. Apabila risiko tersebut benar-benar terjadi, pihak
tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan
tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan
risiko. Secara rasional, para pelaku bisnis akan mempertimbangkan untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga dibutuhkan untuk
mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila ada salah satu anggota keluarga yang
menghadapi risiko cacat atau meninggal dunia.
Perkembangan asuransi di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Berbagai
perusahaan asuransi berlomba-lomba menawarkan program asuransi baik bagi masyarakat maupun
perusahaan. Seiring dengan perkembangan berbagai program syariah yang telah diusung oleh lembaga
keuangan lain, banyak perusahaan asuransi yang saat ini juga menawarkan program asuransi syariah.
B. Rumusan Masalah
Pada prinsipnya, asuransi kerugian adalah mekanisme proteksi atau perlindungan dari risiko
kerugian keuangan dengan cara mengalihkan risiko kepada pihak lain. Berikut adalah beberapa
definisi asuransi menurut beberapa sumber :
Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana sesorang penanggung
mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan
penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tak tentu.
Manfaat Asuransi
Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:
Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang
mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured)
berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung
dan penanggung.
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukannilai pertanggungan dan premi yang
harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-
faktor yang berpengaruh besar dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar nilai
pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak
penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada penanggung dengan
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang bisa diakibatkan oleh
Secara umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian dari
kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis risiko:
1. Risiko murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan apabila tidak
terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan keuntungan.
2. Risiko spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu kemungkinan untuk
mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat kerugian.
Prinsip Asuransi
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan
keuangan, yang diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Syarat yang perlu
dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:
Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya kerugian.
Kemungkian tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya.
Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta yang memiliki nilai material baik bagi
tertanggung maupun bagi penanggung.
Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar,
yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang akan dipertanggungkan harus homogen,
yang berarti banyak barang yang serupa atau sejenis.
Polis Asuransi
Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan perjanjian asuransi. Dengan
adanya polis asuransi perjanjian antara edua belah pihak mendapatkan kekuatan secara hukum. Polis asuransi memuat hal-
hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor polisi, nomor rangka, dan nomor mesin
kendaraan.
PEKAN 13
Alternatif Penyelesaian Sengketa atau Alternative Dispute Resolution adalah sebuah istilah asing yang
memiliki berbagai arti dalam bahasa indonesia seperti pilihan penyelesaian sengketa (PPS),
Mekanisme alternatif penyelesaian sengketa (MAPS) ,pilihan penyelesaian sengketa diluar
pengadilan, dan mekanisme penyeselaian sengketa secara kooperatif.
umumnya dikenal sebagai kebijakan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum yang memiliki
wewenang untuk melakukan beberapa hal sebagai berikut: sebagai penentu keluaran akhir dari suatu
kasus sengketa, konflik, pertikaian atau pelanggaran, namun juga memiliki wewenang melakukan
diskresi/pengenyampingan perkara pidana yang dilakukan oleh pihak tertentu, sekaligus (tidak dalam
semua hal) dilanjutkan dengan permintaan kepada pelaku/pelanggar agar mengakomodasi kerugian
korban. Istilah umum yang populer adalah dilakukannya perdamaian dalam perkara pelanggaran
hukum pidana.
Keuntungan utama dari penggunaan ADR dalam menyelesaikan kasus-kasus pidana adalah bahwa
pilihan penyelesaian pada umumnya diserahkan kepada pihak pelaku dan korban. Keuntungan lain
yang juga amat menonjol adalah biaya yang murah. Sebagai suatu bentuk pengganti sanksi, pihak
pelaku dapat menawarkan kompensasi yang dirundingkan/disepakati dengan pihak korban. Dengan
demikian, keadilan menjadi buah dari kesepakatan bersama antar para pihak sendiri, yaitu pihak
korban dan pelaku, bukan berdasarkan kalkulasi jaksa dan putusan hakim.
Sebelumnya perlu dikemukakan beberapa alasan bagi dilakukannya penyelesaian perkara pidana di
luar pengadilan pidana sebagai berikut:
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori delik aduan, baik aduan yang bersifat
absolut maupun aduan yang bersifat relatif
Pelanggaran hukum pidana tersebut memiliki pidana denda sebagai ancaman pidana dan pelanggar
telah membayar denda tersebut (Pasal 80 KUHP)
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori pelanggaran, bukan kejahatan, yang
hanya diancam dengan pidana denda
pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk tindak pidana di bidang hukum administrasi yang
menempatkan sanksi pidana sebagai ultimum remedium
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori ringan/serba ringan dan aparat penegak
hukum menggunakan wewenangnya untuk melakukan diskresi
Pelanggaran hukum pidana biasa yang dihentikan atau tidak diproses ke pengadilan (deponir) oleh
Jaksa Agung sesuai dengan wewenang hukum yang dimilikinya
Pelanggaran hukum pidana tersebut termasuk kategori pelanggaran hukum pidana adat yang
diselesaikan melalui lembaga adat
Sedangkan kelemahan dari penggunaan sistem ini adalah, dapatnya menjadi sumber
penyalahgunaan wewenang dari para penegak hukum, khususnya apabila diskresi dibelokkan
menjadi komoditi. Ketidakmauan menghukum juga dapat dipersepsi sebagai melunaknya hukum
dimata para pelaku kejahatan atau pelanggar aturan. Terakhir, juga tidak semua kalangan setuju
bahwa ADR dalam konteks pidana pada dasarnya sederajat atau ekuivalen satu sama lain.
Posisi Dalam Sistem Hukum
Pemerintah, khususnya melalui Presiden Megawati Soekarnoputri, menurut Gayus Lumbuun,
sesungguhnya telah memperkenalkan ADR dalam sistem hukum pidana, yakni melalui Inpres No. 8
Tahun 2002 tentang pemberian Jaminan Kepastian Hukum kepada Debitur yang Telah Menyelesaikan
Kewajibannya atau Tindakan Hukum kepada Debitur yang Tidak Menyelesaikan
Kewajibannya Berdasarkan Penyelesaian Kewajiban Pemegang Saham. Inpres ini ditujukan kepada
beberapa menteri/kepala lembaga pemerintahan, antara lain Menteri Kehakiman dan HAM, Jaksa
Agung Republik Indonesia, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Ketua Badan Penyehatan
Perbankan Nasional
Adapun beberapa prinsip utama dari model berpikir ini sebagai berikut [11]:
Titik berat adalah pada kualitas kasus, bukan kuantitasnya. Sumber daya perlu dikerahkan guna
mengungkap kasus secara tuntas dan, olehkarenanya, tidak perlu mengejar jumlah
Amat memelihara hak-hak individual dan juga memperhatikan situasi individual tersangka.
Selanjutnya, model ini juga menekankan pentingnya memperhatikan hak-hak korban.
Jika hukum dianggap memperburuk situasi tersangka serta korban, demikian pula diprediksikan
tidak akan memperbaiki hubungan dengan korban, maka sebaiknya tidak atau jangan
dipergunakan
PEKAN 14-15
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) atau Hak Milik Intelektual adalah padanan kata
yang biasa digunakan untuk Intellectual Property Rights (IPR) atau Geistiges Eigentum, dalam bahasa
Jermannya. Istilah atau terminologi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) digunakan untuk pertama kalinya
pada tahun 1790. Adalah Fichte yang pada tahun 1793 mengatakan tentang hak milik dari si pencipta
ada pada bukunya. Yang dimaksud dengan hak milik disini bukan buku sebagai benda, tetapi buku dalam
pengertian isinya. HKI terdiri dari tiga kata kunci, yaitu Hak, Kekayaan, dan Intelektual.
Sifat dan Dasar Hukum Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI)
Hukum yang mengatur HaKI bersifat teritorial, pendaftaran ataupun penegakan HaKI harus dilakukan secara
terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI yang sudah
didaftarkan di Indonesia.
1) Perjanjian Internasional
c. Perjanjian TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) WTO 1994
d. Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis antara lain: WCT, WPPT, Madrid Protokol, PCT.
2) Undang-Undang Nasional
Memperbincangkan masalah HaKI bukanlah masalah perlindungan hukum semata. HaKI juga erat
dengan alih teknologi, pembangunan ekonomi, dan martabat bangsa. Secara umum disepakati bahwa
Hak Kekayaan Intelektual (selanjutnya disebut HaKI) memegang peranan penting dalam pertumbuhan
ekonomi saat ini. Dalam hasil kajian World Intellectual Property Organization (WIPO) dinyatakan
pula bahwa HaKI memperkaya kehidupan seseorang, masa depan suatu bangsa secara material,
budaya, dan sosial.
Sejarah Perkembangan Perlindungan HaKI di Indonesia
Secara historis, peraturan perundang-undangan di bidang HKI di Indonesia telah ada sejak tahun 1840. Pemerintah
kolonial Belanda memperkenalkan undang-undang pertama mengenai perlindungan HaKI pada tahun 1844. Selanjutnya,
pemerintah Belanda mengundangkan Undang-Undang Merek tahun 1885, Undang-Undang Paten tahun 1910, dan Undang-
Undang Hak Cipta tahun 1912. Indonesia yang pada waktu itu masih bernama Netherlands East-Indies telah menjadi
angota Paris Convention for the Protection of Industrial Property sejak tahun 1888, anggota Madrid Convention dari
tahun 1893 sampai dengan 1936, dan anggota Berne Convention for the Protection of Literaty and Artistic Works sejak
tahun 1914. Pada zaman pendudukan Jepang yaitu tahun 1942 sampai dengan 1945, semua peraturan perundang-
undangan di bidang HaKI tersebut tetap berlaku. Pada tanggal 17 Agustus 1945 bangsa Indonesia memproklamirkan
kemerdekaannya. Sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peralihan UUD 1945, seluruh peraturan perundang-
undangan peninggalan kolonial Belanda tetap berlaku selama tidak bertentangan dengan UUD 1945. UU Hak Cipta dan
UU Merek tetap berlaku, namun tidak demikian halnya dengan UU Paten yang dianggap bertentangan dengan pemerintah
Indonesia. Sebagaimana ditetapkan dalam UU Paten peninggalan Belanda, permohonan Paten dapat diajukan di Kantor
Paten yang berada di Batavia (sekarang Jakarta), namun pemeriksaan atas permohonan Paten tersebut harus dilakukan
di Octrooiraad yang berada di Belanda
rinsip-prinsip Hak Kekayaan Intelektual
Prinsip-prinsip hak kekayaan intelektual Prinsip-prinsip yang terdapat dalam hak kekayaan intelektual
adalah prinsip ekonomi, prinsip keadilan, prinsip kebudayaan, dan prinsip sosial :
1.Prinsip Ekonomi
Adalah hak intelektual berasal dari kegiatan kretif suatu kemauan daya piker manusia yang
diekspresikan dalam berbagai bentuk yang akan memberikan keuntungan kepada pemilik
2.prinsip keadilan
menciptakan sebuah karya atau orang yang bekerja membuahkan suatu hasil dari kemampuan
intelektual dalam ilmu pengetahuan, seni, dan sastra yang akan mendapa tperlindungan dalam
pemilikannya.
3.prinsipkebudayaan
Perkembangan ilmu pengetahuan, sastra dan seni untuk meningkatkan kehidupan manusia.
4.Prinsipsosial
Hak yang diakui oleh hukumdan telah diberikan kepada individu merupakan satu kesatuan sehingga
perlindungan diberikan berdasarkan keseimbangan individu dan masyarakat
Dasar Hukum Hak Kekayaan Intelektual di Indonesia
Hukum yang mengatur HaKI bersifat teritorial, pendaftaran ataupun penegakan HaKI harus dilakukan
secara terpisah di masing-masing yurisdiksi bersangkutan. HaKI yang dilindungi di Indonesia adalah HaKI
yang sudah didaftarkan di Indonesia.
1. Perjanjian Internasional
4. Perjanjian TRIPs (agreement on Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights) WTO 1994
5. Dan Konvensi lainnya yang berkaitan dengan Teknis antara lain: WCT, WPPT, Madrid Protokol, PCT.
6. Undang-Undang Nasional
7. UU No. 30 tahun 2000 tentang Rahasia Dagang
Berdasarkan WIPO hak atas kekayaan intelaktual dibagi menjadi dua bagian dimana dua golongan
besar hak atas kekayaan intelektual tersebut, yakni
Hak cipta ( copyright ), yakni hak eksklusif yang diberikan negara bagi pencipta suatu karya (misal
karya seni untuk mengumumkan, memperbanyak, atau memberikan izin bagi orang lain untuk
memperbanyak ciptaanya tanpa mengurangi hak pencipta sendiri)
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta : Hak Cipta adalah hak eksklusif
bagi Pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau
memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.(Pasal 1 ayat 1)
TuJuan HAKI antaRa lain :
b. Agar para peserta pelatihan mengetahui pr sedure penerapan HaKI dan masalah- masalah
C. Agar para peserta teRMOTIVasi untuk menCiptakan hal-hal baru di bidang prOduk industri
PENUTUP
Demikianlah makalah yang saya buat semoga bermanfaat bagi orang yang membacanya dan
menambah wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dan penulis mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan kata dan kalimat yang tidak jelas, mengerti, dan lugas mohon jangan
dimasukan ke dalam hati.
Dan saya juga sangat mengharapkan yang membaca makalah ini akan bertambah motivasinya dan
mengapai cita-cita yang di inginkan, karena saya membuat makalah ini mempunyai arti penting yang
sangat mendalam.
Sekian penutup dari saya semoga berkenan di hati dan saya ucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya.