Anda di halaman 1dari 32

KANKER SERVIKS

Oleh:
Rizki Wahyudi

Pembimbing:
Dr. Hanif M Noor, SpOG
PENDAHULUAN
Kanker serviks biasanya menyerang wanita
berusia 35 55 tahun. Penyakit ini berawal
dari infeksi virus yang merangsang perubahan
perilaku sel epitel serviks.
Risiko terinfeksi virus HPV dan beberapa
kondisi lain seperti perilaku seksual,
kontrasepsi, atau merokok merupakan faktor
resiko terjadinya kanker serviks
Insidensi kanker dalam kehamilan mendekati
1 dari 1000 kehamilan. Karsinoma serviks
merupakan kanker ginekologis terbanyak pada
wanita hamil.
DEFINISI
Kanker Leher Rahim adalah tumor ganas yang
mengenai lapisan permukaan (epitel) dari
leher rahim atau mulut rahim, dimana sel sel
permukaan (epitel) tersebut mengalami
penggandaan dan berubah sifat tidak seperti
sel yang normal.
Kanker serviks berkembang secara bertahap,
tetapi progresif.
EPIDEMIOLOGI

Diseluruh dunia diperkirakan terjadi sekitar


500.000 kanker serviks baru dan 250.000
kematian setiap tahunnya yang sekitar 80%
terjadi di negara-negara berkembang.
Di indonesia, insidens kanker serviks
diperkirakan sekitar 40.000 kasus pertahun
dan masih merupakan kanker wanita yang
tersering
KLASIFIKASI DAN STAGING
Cervical Intraepithelial Neoplasia
CIN 1
CIN 2
CIN 3
Federation Internationale de Gynecologie et
dObstetrique (FIGO)
Tingkat 0
Tingkat I IA, IB
Tingkat II IIA, IIB
Tingkat III IIIA, IIIB
Tingkat IV IVA, IVB
ETIOLOGI DAN FAKTOR PREDISPOSISI
Penyebab utama karsinoma serviks adalah
infeksi virus HPV (human papiloma virus).
>90%.
HPV dibagi menjadi 2 yaitu
1. virus tipe low-risk (resiko rendah) dan
2. high-risk (resiko tinggi)
Faktor predisposisi

Pola hubungan seksual


Paritas
Merokok
Defisiensi gizi
Sosial ekonomi
PATOFISIOLOGI

Infeksi dimulai dari virus yang masuk kedalam


sel melalui mikro abrasi jaringan permukaan
epitel, sehingga dimungkinkan virus masuk ke
dalam sel basal. Sel basal terutama sel stem
terus membelah, bermigrasi mengisi sel
bagian atas, berdiferensiasi dan mensintesis
keratin. Pada HPV yang menyebabkan
keganasan, protein yang berperan banyak
adalah E6 dan E7.
DIAGNOSIS

Gejala dan Tanda


Keputihan atau keluar cairan encer dari vagina
Perdarahan setelah senggama
Timbulnya perdarah setelah masa menopause
Timbul gejala-gejala anemia
Timbul nyeri pada daeah panggul (pelvic)
Pada stadium kanker lanjut, badan kurus,
iritasi kandung kemih.
Penegakan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Diagnosis definitif konfirmasi histopatologi
dari hasil biopsi
PENCEGAHAN
Primer
Menghindari faktor-faktor risiko
Vaksinasi
sekunder
deteksi dini dan skrining kanker serviks
(pap smear, IVA, HPV test)
Test Pap / Pap Smear
Menggunakan pengerik atau sikat untuk
mengambil sedikit sampel sel-sel serviks atau
leher rahim.
Pap smear dapat digunakan sebagai screening
tools karena memiliki sensitivitas: sedang (51-
88%) dan spesifisitas: tinggi (95-98%).
IVA (Inspeksi Visual dengan Asam
Asetat)
IVA adalah skrining yang dilakukan dengan
memulas serviks menggunakan asam asetat
35% dan kemudian diinspeksi secara kasat
mata oleh tenaga medis yang terlatih.
IVA negatif = menunjukkan leher rahim
normal.
IVA radang = servisitis, polip serviks.
IVA positif = ditemukan bercak putih
sasaran temuan skrining karena mengarah
pada diagnosis Serviks-pra kanker
IVA-Kanker serviks = masih akan bermanfaat
bagi penurunan kematian akibat kanker
serviks bila ditemukan masih pada stadium
invasif dini (stadium IB-IIA)
HPV TES
Metode Hybrid Capture II System digunakan
untuk mengetahui keberadaan HPV dengan
memperkirakan kuantitas / jumlah virus tanpa
mengetahui genotipe HPV-nya.
Pemeriksaan DNA HPV juga dimasukkan pada
skrining bersama-sama dengan Paps smear
untuk wanita dengan usia di atas 30 tahun
KOLPOSKOPI
Kolposkopi merupakan suatu prosedur
pemeriksaan vagina dan serviks dengan
menggunakan instrumen kaca pembesar
dengan pencahayaan. Pada awalnya
digunakan untuk mendeteksi kanker serviks
invasif dini asimptomatik tetapi sekarang
digunakan untuk mendeteksi kelainan pre
invasif dengan tujuan mencegah
perkembangan kanker serviks invasif
PENATALAKSANAAN

Terapi Lesi Prakanker Serviks


Penatalaksanaan lesi prakanker serviks yang
pada umumnya tergolong NIS (Neoplasia
Intraepital Serviks) dapat dilakukan dengan
observasi saja, medikamentosa, terapi destruksi
dan terapi eksisi
Krioterapi adalah suatu cara
penyembuhan penyakit dengan cara
mendinginkan bagian yang sakit sampai
dengan suhu 00 C. Pada suhu sekurang-
kurangnya 250Csel-sel jaringan termasuk
NIS akan mengalami nekrosis
Konisasi (cone biopsy) adalah pembuatan
sayatan berbentuk kerucut pada serviks dan
kanal serviks untuk diteliti oleh ahli patologi.
Digunakan untuk diagnosa ataupun
pengobatan pra-kanker serviks
Punch Biopsi yaitu menggunakan alat yang
tajam untuk menjumput sampel kecil jaringan
serviks.
Loop electrosurgical excision procedure
(LEEP): menggunakan arus listrik yang dilewati
pada kawat tipis untuk memotong jaringan
abnormal kanker serviks
Trakelektomi radikal (radical trachelectomy) :
Dokter bedah mengambil leher rahim, bagian
dari vagina, dan kelenjar getah bening di
panggul
Histerektomi adalah suatu tindakan
pembedahan yang bertujuan untuk
mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun
salah satunya (subtotal).
Biasanya dilakukan pada stadium klinik IA
sampai IIA (klasifikasi FIGO).
Terapi Kanker Serviks Invasif
Pembedahan
Radioterapi Terapi ini menggunakan sinar
ionisasi (sinar X) untuk merusak sel-sel kanker.
Kemoterapi penatalaksanaan kanker
dengan pemberian obat melalui infus, tablet,
atau intramuskuler. Obat kemoterapi
digunakan utamanya untuk membunuh sel
kanker dan menghambat perkembangannya
Penanganan Karsinoma Serviks Dalam
Kehamilan
perlu dipertimbangkan dari segi keadaan ibu
(stadium keganasan) dan juga keadaan janin
(umur kehamilan).
Pada Stadium 0 dan IA, tindakan terapi
ditunda sampai umur kehamilan mencapai
usia trimester II atau trimester III, atau bahkan
menunggu sampai bayi lahir.
Pada kehamilan kurang dari 20 minggu namun
dengan tingkat stadium yang sudah lanjut, maka
dilakukan histerektomi radikal dengan janin tetap
dalam kandungan.
Penanganan secara bedah didasarkan atas
tingkat klinik penyakit dan umur kehamilan.
Pada tingkat 0 kehamilan diteruskan sampai
partus berlangsung spontan dan bila 3 bulan
paska persalinan masih tetap ada, maka
ditangani seperti kondisi tidak hamil dengan
memperhatikan tingkatan klinik yang ada saat
itu. 3,4,6
Pada tingkat klinik I, II ke atas dengan kehamilan :
trimester I dan awal trimester II : histerektomi radikal
dengan limfadenektomi panggul dengan janin in
utero
trimester II lanjut : ditunggu sampai janin viable atau
dapat hidup di luar rahim ( kehamilan di atas 34
minggu ). Dikerjakan sectio caesaria klasik atau
korporal, diteruskan dengan histerektomi radikal dan
limfadenektomi panggul
trimester III : sectio sesaria klasik atau korporal
dilanjutkan dengan histerektomi radikal dan
Prognosis
Stadium Penyebaran kanker serviks % Harapan Hidup 5 Tahun

0 Karsinoma insitu 100

I Terbatas pada uterus 85

II Menyerang luar uterus tetapi meluas ke dinding 60


pelvis

III Meluas ke dinding pelvis dan atau sepertiga bawah 33


vagina atau hidronefrosis

IV Menyerang mukosa kandung kemih atau rektum atau 7


meluas keluar pelvis sebenarnya
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai