Anda di halaman 1dari 31

KASUS ICU : POST CRANIOTOMY

EXTENDED
Nama Pasien : Bp. M
Tanggal lahir : 10-03-1962 (55 tahun)
Jenis kelamin : laki-laki
No. RM : 02-05-13-80
Alamat : Keloran I RT 08 Bantul
Masuk ICU : 03 Mei 2017, 15.30.
Anamnesis
Keluhan Utama :
Kelemahan anggota gerak sebelah kiri

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien tiba-tiba tidak dapat menggerakkan tangan kiri dan
kaki kiri seperti biasanya
Pasien juga susah untuk berbicara
Pasien langsung dibawa ke IGD RSB (30-4-2017) Dirawat
Di PSA karena stroke perdarahan dokter yang saraf yang
merawat mengonsultasikan Os kepada dokter bedah saraf
(02-05-2017) rencana operasi tanggal 3 mei 2017
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu:
Hipertensi jarang kontrol
Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada keluarga yang memiliki penyakit menahun.
Alergi:
Tidak ada alergi yang dialami pasien.
Riwayat Pengobatan:
Obat-obatan hipertensi
Kebiasaan sehari-hari
Pasien dulu merokok ( berhenti sejak 1 tahun yang lalu)
Makanan : setelah terdiagnosa hipertensi anak pasien
membantasi diet garam untuk makanan yang di konsumsi
pasien.
Olahraga : pasien jarang berolahraga.
Riwayat perjalanan penyakit
Pasien terdiagnosa memiliki hipertensi sejak tahun 2015 (jarang
kontrol)
Ini merupakan serangan pertama dari stroke yang alami pasien
Berdasarkan hasil pemeriksaan neurologis dan CT-Scan pasien di
diagnosis CVA Hemoragic dengan perdarahan IVH 3
Dokter menyarankan untuk segera dilakukan operasi dan keluarga
pasien menyetujui.
Diagnosis : CVA Hemoragic IVH-3 dengan kelemahan anggota
gerak dan Disatria
ASA III (hipertensi, stroke )
Tensi awal sebelum dilakukan operasi : 150/90
Hasil pemeriksaan CT-Scan
Laboratorium Sebelum Operasi
Hemoglobin : 13,9 g/dL.
Leukosit : 12,7 ribu/mmk (>)
Eosinofil : 1 %.
Basofil : 0,7%.
Neutrofil segmen : 77,7% (>)
Limfosit : 14,9%.(<)
Monosit : 5,6%.
Hematokrit : 45,2%.
Eritrosit : 6,53 juta/mmk. (>)
Trombosit : 320 ribu/mmk.
Ureum : 13,4 mg/dL
Creatinin : 0,46 mg/dL
GDS :142 MG/dL
Prioritas : II Pasien memerlukan pemantauan intensif,
invasive dan non-invasive (pasien post operasi craniotomi)
Pemeriksaan
Kondisi umum: lemas
GCS : E3V3M5
Kesadaran : Somnolent
Vital Sign :
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90x/menit
Nafas : 24x/ menit
Suhu : 36,60C
Skala Nyeri :-
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocepali, CA(-/-), SI (-/-), refleks pupil (-), isokor, 2 mm.
Leher : JVP normal, tiroid tidak ada pembesaran.
Thorax :
Cor: ictus cordis teraba di SIC 5 linea midclavicularis sinistra, perkusi kontur
jantung tampak normal, auskultasi S1, S2, regular, Galop(-), bising jantung(-
)

Pulmo: gerak dada simetris, perkusi sonor(+/+). suara paru vesikuler(+/+),


wheezing (-/-), rhonki (-/-)
Abdomen :
Inspeksi : Distensi (-)
Auskultasi : Peristaltik (+) 8x/menit
Perkusi : Timpani
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Ekstrimitas : crt<2 detik, udem (-)
Pemeriksaan Status Neurologis
Meningeal Sign :
o Kaku kuduk (-)
o Brudzinski I (-)
o Brudzinki II (-)
Reflek Fisiologis :
Ekstremitas atas
o Biseps : (+/+)
o Triseps : (+/+)

Ekstremitas bawah
o Patella : (+/+)
o Achiles : (+/+)
Reflek Patologis :
Ekstremitas atas
o Hoffman (-/-)
o Trommer (-/-)

Ekstremitas bawah
o Babinsky (-/-)
o Oppenheim (-/-)
o Gordon (-/-)
o Rosolimo (-/-),
o Chaddock (-/-)
o Schaeffer (-/-)
o Gonda (-/-)
o Bing (-/-)
4 mei 2017 hari ke-1

120 120
110 110 110 110
100 100
99 100
90 90

60 60 60
50 50 50
36.2 36 36.2 36.1 36.2 36.4

07.00 08.00 09.00 10.00 11.00 12.00

Sistol Diastol Nadi Suhu


Somnolent Somnolent Somnolent Somnolent Somnolent Somnolent Somnolent

SR SR SR SR SR SR SR

97% 97% 96% 96% 97% 95% 94%

Nasal Nasal Nasal Nasal Nasal Nasal Nasal

23x/m 22 x/m 20 x/m 21 x/m 22 x/m 19 x/m 20 x/m

4 lpm 4 lpm 4 lpm 4 lpm 4 lpm 4 lpm 4 lpm


Manajemen Pasien (4/5/17)

Diet Obat IV :
sonde manitol 4x 12 cc (06,12,18,24)
Infus : RL 500 cc Pantoprazole 1 x 1 fl
Kalnex 3 x 1 amp
O2 nasal : 4 lpm
Novorapid 3x unit
Ceftazidim 2 x 1 Gram
5/5/2017
Pasien di pindahkan dari ICU ke Ruang Gardenia
Pasien tidak lagi membutuhkan pemantauan intensif.
Pembahasan
Perdarahan otak merupakan bentuk paling fatal stroke dan
memiliki morbiditas tertinggi dari setiap subtipe stroke.
Sekitar 70% perdarahan intraventrikel (IVH) terjadi akibat
perluasan dari perdarahan intraparenkim atau subaraknoid
yang masuk ke sistem ventrikel.
Pedarahan dapat berasal dari middle communicating artery
atau dari posterior communicating artery.
Perdarahan intraventrikuler dibagi menjadi 2, perdarahan
primer intraventrikel dan perdarahan sekunder
intraventrikel.
perdarahan primer intraventrikel : darah hanya dalam sistem
ventriuler, tanpa adanya rupture ataulaserasi dinding
ventrikel.
PIVH merupakan perdarahan intreserebral nontraumatik
yang terbatas pada sistem ventrikel.
Gejala Klinis
Sindrom klinis IVH menurut Caplan menyerupai gejala SAH
yang merupakan manifestasi dari gangguan pembuluh darah
otak (GDPO), berupa :
Sakit kepala mendadak
Kaku kuduk
Muntah
Letargi
Penurunan kesadaran
Faktor Resiko
Hipertensi + Aneurisma
Kebiasaan merokok
Alkoholisme
Anomali pembuluh darah Cerebral
Patofisiologi
Tatalaksana
1. Emergency:
Kontrol tekanan darah terapi bila tekanan sistol >180
mmHg.
Pertahankan tekanan darah sistolik 120-140 mmHg
mencukupi perfusi jaringan otak dan mencegah perdarahan
lebih lanjut.
Pemberian Anti koagulan dalam 24 jam pertama fresh
frozen plasma diikuti oleh vitamin K oral
Penanganan penikngkatan TIK
Elevasi kepala 300C Dimaksudkan untuk melakukan
drainage dari vena-vena besar di leher seperti vena jugularis
Trombolitik mencegah penyumbatan aliran LCS di sistem
ventrikel sehingga menimbulkan hidrosefalus
Pemasangan EVD ( Eksternal Ventrikular Drainage)
Teknik yang digunakan untuk memantau TIK ataupun digunakan
untuk melakukan drainase pada LCS dan darah yang ada di
ventrikel.
Langkah-langkah :
General anestesi
Pasien dibersihkan dan diberikan local anestesi infiltrasi
Dilakukan insisi pada os parietal atau pada titik kochers ( 1 cm
anterior dari sulkus coronarius ).
Dilakukan burr holes
Dura di insisi lalu digumpalkan bersama dengan piamater
Masukkan kateter melalui lubang dan hubungkan dengan eksternal
drain
Kemudian tutup insisi
Setelah pemasangan EVD dilakukan dilakukan tindakan
pemantauan
Dilakukan tindakan imaging kepala secara berkala serta
pengukuran tekanan intrakranial
Bila didapatkan adanya pertambahan volume dari perdarahan
serta adanya peningkatan tekanan intrakranial, maka dilakukan
tindakan pemasangan VP shunt.
Ventriculoperitoneal (VP) Shunt merupakan tehnik operasi yang
paling popular untuk tatalaksana hidrosefalus, yaitu LCS dialirkan
dari ventrikel otak ke rongga peritoneum.
INDIKASI MASUK ICU
Prioritas 1
kelompok ini merupakan pasien sakit kritis, tidak stabil yang memerlukan terapi
intensif dan tertitrasi, seperti:, dukungan/bantuan ventilasi, alat penunjang fungsi
organ/ sistem yang lain, infus obat-obat vasoaktif/ inotropik, obat anti aritmia,
serta pengobatan secara kontinyu dan tertitrasi. Sebagai contoh antara lain : pasien
pasca bedah kardiotorasik, sepsis berat, gangguan keseimbangan asam basa dan
elektrolit yang mengancam nyawa.
Prioritas 2

golongan pasien ini memerlukan pelayanan pemantauan canggih di lCU, sebab

sangat berisiko bila, tidak mendapatkan terapi intensif. Pemantauan intensif pada
pasien yang menderita penyakit dasar jantung-paru, gagal ginjal akut atau pasien
yang telah mengalami pembedahan mayor.
Prioritas 3
Pasien golongan ini adalah pasien sakit kritis, yang tidak stabil status kesehatan
sebelumnya, yang disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya atau penyakit lain,
yang sangat mengurangi kemungkinan sembuh dan atau mendapatkan manfaat
terapi di ICU.
Sebagai contoh antara lain pasien dengan keganasan metastatik disertai penyulit
infeksi, pericardial tamponade, sumbatan jalan napas, atau pasien penyakit jantung,
penyakit paru terminal disertai komplikasi penyakit akut berat.
DAFTAR PUSTAKA
Brust John C.M. current diagnosis & treatment neurology. 2nd edition. United
States: Mc Graw-Hill companies;2012. h.538-9.
Satyanegara. Anatomi susunan saraf. Dalam : Satyanegara, Hasan RY, Abubakar
S, Maulana AJ, Sufarnap E, Benhadi I, et al, penyunting. Ilmu Bedah Saraf. Edisi
4. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama; 2010.h.15-7.
Annibal J david. Periventrikuler hemorrage-intraventrikuler hemorrage.
Diunduh dari : http://emedicine.medscape.com/article/976654-overview, 15
november 2013.
Hinson E. Holly,Henly Daniel F, ZiaiWendy C. Management of Intraventricular
Hemorrage.Diunduhdari: http://search.proquest .com/ docview/
871549251/ 141CA7C3BEF235BCE02/ 9?accountid=50673, 15 november
2013.
Dey Mahua, Jaffe Jannifer,Stadnik Agniezka, Awad Issam A. External Ventricular
Drainage for Intraventricular Hemorrhage. http:// search.proquest.com/
docview/915051654/ 141C6865433B347F03/3?accountid=50673,15
november 2013.

Anda mungkin juga menyukai