SINDROMA DISPEPSIA
Nama : IWB
Umur : 33 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Suku : Bali
Bangsa : Indonesia
Agama : Hindu
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kubu
ANAMNESIS KELUHAN UTAMA
Muntah
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Mual, Muntah
Pasien mengeluh muntah 4-5x memberat sejak siang
Mengeluh mual muntah berisi sisa makanan dan cairan dengan
volume gelas (50cc) tiap muntah.
Keluhan muncul setelah pasien kembali makan makanan pedas
(lawar pedas)
Awalnya pasien merasakan mual & muntah 2x, volume gelas
(50cc) tadi malam, muncul setelah pasien minum alkohol &
makan makanan pedas pada acara yang sedang diadakan di
rumahnya td malam.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Nyeri ulu hati, perasaan penuh, bersendawa
nyeri di ulu hati seperti tertusuk-tusuk, perasaan perih,
kadang seperti perasaan panas pada ulu hati
disertai perasaan penuh dan sering bersendawa
Keluhan hilang timbul sejak 3 bulan yang lalu
timbul bila pasien telat makan,makan makanan pedas
Keluhan nyeri dada maupun ulu hati seperti tertindih
benda berat, menjalar dan sesak -
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
muntah cairan berwarna merah, muntah kehitaman
BAB frekuensi 1x td pagi, konsistensi lunak tidak cair
maupun keras, berwarna cokelat kekuningan
BAB kehitaman -, disertai darah segar -, berwarna
pucat atau seperti dempul -
BAK N
mata tampak kuning, kulit tampak kuning
Demam, batuk, sesak nafas
Nyeri telan, panas/ nyeri pada tenggorokan sampai
dada
penurunan berat badan
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
muntah cairan berwarna merah, muntah kehitaman
BAB frekuensi 1x td pagi, konsistensi lunak tidak cair
maupun keras, berwarna cokelat kekuningan
BAB kehitaman -, disertai darah segar -, berwarna
pucat atau seperti dempul -
BAK N
mata tampak kuning, kulit tampak kuning
Demam, batuk, sesak nafas
Nyeri telan, panas/ nyeri pada tenggorokan sampai
dada
penurunan berat badan
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU &
PENGOBATAN
Keluhan mual & muntah sebelumnya pernah dirasakan
pasien sejak 3 bulan yang lalu
disertai nyeri di ulu hati seperti tertusuk-tusuk, perasaan
perih, kadang seperti perasaan panas pada ulu hati (sejak
3 bulan)
Keluhan perasaan penuh & sering bersendawa yang timbul
5 bulan ini
keluhan timbul bila pasien telat makan, ataupun makan
makanan pedas.
Riwayat minum obat-obatan penghilang rasa sakit maupun
pegal-pegal pada tubuh , Riwayat minum jamu-jamuan
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
SGOT : 20 UI/L
SGPT : 18 UI/L
Follow up Pasien
22/6/2016
SO A P
S: Mual (-) Muntah (-), nyeri ulu Sindroma dispepsia e.c - Diit Bubur Biasa
hati(-) BAB (+) 1x N, BAK (+) N susp. Gastritis Akut dd IVFD RL 20 tpm
O: St present: ulkus peptikum Pantoprazole 2 x 40 mg iv
TD: 110/80 mmHg N: 82 x/mnt Ondansetron 2 x 4 mg iv
RR: 18 x/mnt t: 365 0C Antasida syr 3 x 10 cc
St general: Sulcralfat syr 3 x 10 cc
Mata: anemis -/- ikterik -/- - BPL -> Kontrol Poliklinis
Thorax: Cor: S1S2 tunggal reguler
murmur (-) Pdx:
Po: ves N/N rh -/- wh -/- EGD
Abd: dist (-) BU (+) N Uji Serologi H. Pylori
Ext: hangat +/+ edema -/- Bil Tot, Bil direct
+/+ -/-
TINJAUAN
PUSTAKA
Dispepsia rasa tidak
enak atau sakit yang
Sindrom Dispepsia
berpusat di perut
kumpulan gejala
bagian atas/ulu hati
(epigastrium)
kembung
Nyeri ulu hati sendawa Mual muntah
Cepat kenyang
Etiologi dispepsia
Tabel 1. penyebab dispepsia
1. Fungsi motorik
: mencampur makanan serta pengosongan lambung .
2. Fungsi pencernaan
: meliputi pencernan , sintesis dan pelepasan gastrin, sekresi
faktor instrinsik, sekresi mukus serta sekresi bikarbonat.
4. Sekresi gaster
- Dikendalikan oleh mekanisme neural dan humoral.
Faktor-faktor yang berperan
Hipersekresi asam & pepsin
40
GEJALA
Anamnesis
Ulcer like dyspepsia
nyeri ulu hati yang dominan & disertai nyeri
sebelum makan/ pada malam hari. Mereda bila
makan / minum antasid. dikategorikan sebagai
dispepsia fungsional tipe seperti ulkus
Dispepsia non-spesifik
Bila tidak ada keluhan yang bersifat dominan
41
Dispepsia Fungsional menurut kriteria ROMA
III:
1/> gejala dibawah ini:
Rasa tidak nyaman setelah makan
Cepat merasa kenyang
Nyeri epigastrium
Rasa terbakar didaerah epigastrium
*Tidak ada bukti penyakit struktural
(berdasarkan endoskopi)
*selama 3 bulan, onset gejala sekurang-
kurangnya 6 bulan setelah terdiagnosis
GEJALA
Alarm symptoms :
Penurunan berat badan,
timbulnya anemia, melena,
muntah yang prominen
conjuctiva anemis
penurunan berat badan
Organomegali
massa pada abdomen
adanya darah pada feces
DISPEPSIA
Alarm symptoms
(anemia, BB, hematemesis, melena dsb)
- Terapi gagal
+
Terapi empirik Eksplorasi diagnostik : (endoskopik,
radiologi, USG dll)
48
Pemeriksaan penunjang
EGD
(esofagogastriduodenoskopi Amilase serum : meningkat
) : dilakukan untuk melihat dengan ulkus duodenal,
sisi perdarahan / derajat kadar rendah diduga
ulkus jaringan / cedera. gastritis.
Analisa gaster :dapat Ronsen saluran cerna
dilakukan untuk
bagian atas : Tes ini akan
menentukan adanya darah,
mengkaji aktivitas sekretori melihat adanya tanda-tanda
mukosa gaster. gastritis atau penyakit
Angiografi : vaskularisasi GI pencernaan lainnya.
dapat dilihat bila endoskopi Pemeriksaan darah : Tes ini
tidak dapat digunakan untuk memeriksa
disimpulkan/dilakukan. adanya antibodi H. pylori
dalam darah.
Endoskopi
50
TERAPI
Non
Medikamentosa
Medikamentosa
Antasida
Antasida
H2 blocker
Proton pump inhibitor
Obat golongan sitoproteksi :
sukralfat,misoprostol
Metoklopramid
Domperidon
Cisapride
Agonis motilin
1. Antasida
a) Omeprazole
Ulkus duodenum : 1 X 20 mg, 2 4 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 20 mg, 4 8 minggu
Refluks gastroesofagus : 1 X 20 mg, 4 8 minggu
b) Lansoprazol
- Tukak peptik : 1x30mg, 4 minggu
c) Pantoprazol
Ulkus duodenum : 1 X 40 80 mg, 2 minggu
Ulkus peptikum : 1 X 40 80 mg, 4 minggu
4. Golongan prokinetik
a) Metoklopramid
Kontra indikasi : ileus obstruktif, perforasi usus dan
hipersensitif
Dosis : mual dan muntah 8 X 10 mg, selama 3 hari
Kemoterapi : 1 mg/kg BB IV (selama 30 menit) 1 mg/kg
BB tiap 3 jam, 3 X
c) Cisaprid : 3 X 5 10 mg
5. Golongan sitoprotektor
Sukralfat
Sebagian besar (97 %) tidak diserap di saluran cerna dan
dikeluarkan melalui tinja dalam bentuk yang tidak berubah
Bekerja secara multifaktorial, berikatan dengan albumin,
fibrinogen serta protein lainnya yang terdapat di mukosa yang
rusak sehingga sukralfat terikat lebih kuat pada mukosa yang
rusak daripada mukosa yang normal
Memiliki efek antibakterial dan dapat memperkuat pertahanan
mukosa
Komposisi : sucrose octasulphate dan polyalumunium hydroxide
Indikasi : ulkus duodenum, ulkus lambung, tukak stress
(profilaksis)
Ulkus duodenum/peptikum : 2 X 2 gram, selama 6 minggu
Profilaksis ulkus : 2 X 1 gram, selama 2 tahun
Profilaksis tukak stress : 4 X 1 gram per NGT
Efek samping : konstipasi, mulut kering
Kemasan : tablet 500 dan 1000 mg
Sitoprotektor :
sukralfat, teprenon, rebamipid
Mucopromotor
me prostaglandin
me aliran darah mukosa
59
6. Antibiotika
Dosis masing-masing obat :
a) Amoksisilin : 2 X 1000 mg, selama 1 minggu
b) Klaritromisin : 2 X 500 mg, selama 1 minggu
c) Tetrasiklin : 4 X 250 mg, selama 2 minggu
d) Metronidazol : 3 X 500 mg, selama 1 - 2 minggu
e) Bismuth : 4 x 525mg, selama 1 minggu
MUDAH CERNA
CAIRAN CUKUP
RENDAH SERAT
64
PENCEGAHAN
Pasien mengeluh muntah 4-5x, mual Dispepsia :sekumpulan gejala terdiri dari
disertai muntah berisi sisa makanan dan nyeri atau rasa tidak nyaman di ulu hati,
cairan Mual,
dengan volume gelas atau 50cc setiap muntah,
muntah. kembung, rasa penuh, begah atau cepat
Keluhan muncul setelah pasien kembali kenyang,
makan makanan pedas (lawar pedas). sering bersendawa yang menetap atau
Awalnya pasien juga merasakan mual mengalami kekambuhan. berlangsung
dan muntah 2x dengan volume gelas lebih dari 3 bulan.
atau 50cc. Keluhan muncul disertai
nyeri di ulu hati seperti tertusuk-tusuk,
perasaan perih, kadang seperti perasaan
panas pada ulu hati. dirasakan hilang
timbul sejak 3 bulan yang lalu.
Perasaan penuh dan sering bersendawa Mengkonsumsi makanan pedas secara
yang timbul lebih dulu, sejak 5 bulan berlebihan akan merangsang sistem
terakhir. pencernaan, terutama lambung dan
Menurut pasien keluhan tersebut timbul usus untuk berkontraksi.
bila pasien telat makan, ataupun makan Hal ini akan mengakibatkan rasa panas
makanan pedas. dan nyeri di ulu hati yang disertai dengan
mual dan muntah.
Gejala tersebut membuat penderita
makin berkurang nafsu makannya.
Bila kebiasaan mengkonsumsi makanan
pedas lebih dari satu
kali dalam seminggu selama minimal 6
bulan dibiarkan terus-menerus dapat
menyebabkan iritasi pada lambung yang
disebut dengan gastritis.
Pasien menyangkal sering minum obat- Kopi terdiri dari berbagai jenis bahan
obatan penghilang rasa sakit maupun dan senyawa kimia; termasuk lemak,
pegal-pegal pada tubuh. karbohidrat, asam amino, asam nabati
Riwayat minum jamu-jamuan pun yang disebut dengan fenol, vitamin dan
disangkal. mineral.
Pasien saat ini bekerja sebagai karyawan Kopi diketahui merangsang lambung
swasta. Riwayat merokok disangkal oleh untuk memproduksi asam lambung
pasien. sehingga menciptakan lingkungan yang
Untuk kebiasaan minum kopi, pasien lebih asam dan dapat mengiritasi
mengatakan minum kopi 1-2x perhari. lambung.
Ada dua unsur yang bisa mempengaruhi
kesehatan perut dan lapisan lambung,
yaitu kafein dan asam chlorogenic.
Studi yang diterbitkan dalam
Gastroenterologi menemukan bahwa
berbagai faktor seperti keasaman, kafein
atau kandungan mineral lain dalam kopi
bisa memicu tingginya asam lambung.
Pasien mengaku 8 bulan ini semenjak Dalam jumlah sedikit, alkohol
pasien memutuskan tinggal di kampung merangsang produksi asam lambung
halamannya, tidak enak menolak ajakan berlebih, nafsu makan berkurang, dan
minum minuman alkohol bila ada acara mual, sedangkan dalam jumlah banyak,
yang diadakan di kampungnya. alkohol dapat mengiritasi mukosa
Sebelumnya pasien pernah minum lambung dan duodenum.
minuman beralkohol dulu namun hanya Konsumsi alkohol berlebihan dapat
sesekali saat pulang kampung menerima merusak mukosa lambung,
ajakan temannya bila ada acara. memperburuk gejala tukak peptik, dan
mengganggu penyembuhan tukak peptik.
Alkohol mengakibatkan menurunnya
kesanggupan mencerna dan menyerap
makanan karena ketidakcukupan enzim
pankreas dan perubahan morfologi serta
fisiologi mukosa gastrointestinal.
Pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri Pemeriksaan fisik
tekan epigastrium Pemeriksaan laboratorium
tidak ditemukan tanda penyakit hati Pemeriksaan USG, Endoskopi
kronis (ikterus, spider nevi, ascites,
splenomegali, eritema palmaris, edema
tungkai).
Pada pemeriksaan laboratorium darah
lengkap dan kimia klinik yang dilakukan
pada awal pasien dirawat tanggal 19 Juni
2016 dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium saat
pasien dirawat pada tanggal 21 Juni 2016
SGOT : 20 UI/L, SGPT : 18 UI/L,
menunjukkan faal hati pasien masih baik
sehingga dapat menyingkirkan
kemungkinan penyakit hati akut maupun
kronis.
Pemeriksaan Penunjang