Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN PENGELOLAAN

SISTEM INFORMASI H3

HERU PURNOMO
Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DIY
POKOK-POKOK PIKIR
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI H3
Informasi SDA meliputi informasi
mengenai kondisi:

KEWENANGAN Dinas PUPera-ESDM


DIY (bidang SDA) sebagai pengelola
sistem informasi SDA di DIY
KEBIJAKAN PENGELOLAAN SIH3
pengembangan kelembagaan

peningkatan tatalaksana
Prog/keg
JAK Pengeloaan pemanfaatan iptek pelaksanaan
SIH3 Nasional pembiayaan
JAK SIH3

peran masyrakat & dunia usaha


melihat untuk
meneliti

penjabaran dari
unsur

pengembangan kelembagaan

peningkatan tatalaksana

JAK Pengeloaan Prog/keg


pemanfaatan iptek pelaksanaan
SIH3 DIY pembiayaan JAK SIH3

peran masyrakat & dunia usaha

dirumuskan dalam matrik


INSTANSI PENGELOLAAN SIH3
1. instansi yang menetapkan kebijakan pengelolaan informasi
kondisi hidrologis yang ada di DIY yaitu:
a. Bidang SDA pada Dinas PUP-ESDM;
b. Balai PSDA WS Progo, Opak, Oyo (POO);
c. Balai PSDA Sermo; dan
d. BBWS SO

2. instansi yang menetapkan kebijakan pengelolaan informasi


kondisi hidrometeorologis yang ada di DIY yaitu BMKG

3. instansi yang menetapkan kebijakan pengelolaan informasi


kondisi hidrogeologis yang ada di DIY yaitu Bidang ESDM pada
Dinas PUP-ESDM
Ps. 2 Perpres 88/2012 - Jak Pengelolaan SIH3 Nasional
TINJAUAN LEGAL DRAFTING
RAPERGUB TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI H3

dari segi
TEKNIK PENYUSUNAN PUU
KONSIDERAN
18 - 19

Penetapan Kebijakan Pengelolaan SIH3 di DIY untuk menyelenggarakan


kekuasaan Gubernur sebagai kepala daerah dan wakil pemerintah
pusat di daerah (kekuasaan eksekutif) oleh karenanya pokok pikiran
yang menjadi pertimbangan dan alasan pembentukan Peraturan
Gubernur tentang Kebijakan Pengelolaan SIH3
seharusnya memuat unsur filosofis, sosiologis, dan yuridis
Unsur filosofis menggambarkan bahwa PERGUB yang dibentuk mempertimbangkan pandangan
hidup, kesadaran, dan cita hukum yang meliputi suasana kebatinan serta falsafah bangsa
Indonesia yang bersumber dari Pancasila dan Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945

Unsur sosiologis menggambarkan bahwa PERGUB yang dibentuk untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam berbagai aspek

Unsur yuridis menggambarkan bahwa PERGUB yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan
hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan mempertimbangkan aturan yang telah ada, yang
akan diubah, atau yang akan dicabut guna menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan
masyarakat
DIKTUM
Jenis dan nama yang tercantum dalam
judul Peraturan Perundang-undangan
dicantumkan lagi setelah kata
Menetapkan, serta ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik
KETENTUAN UMUM
101

ketentuan umum memuat batasan pengertian atau


definisi, singkatan atau akronim lebih dari satu, maka
masing-masing uraiannya diberi nomor urut dengan
angka Arab dan diawali dengan huruf kapital serta
diakhiri dengan tanda baca titik

102

Kata atau istilah yang dimuat dalam ketentuan umum hanyalah


kata atau istilah yang digunakan berulang ulang di dalam pasal
atau beberapa pasal selanjutnya
284

Naskah Peraturan Perundang-undangan


diketik dengan jenis huruf Bookman Old Style,
dengan huruf 12, di atas kertas F4
SEKRETARIS DAERAH
MENGUNDANGKAN PERGUB
Dalam hal sekretaris daerah berhalangan
sementara atau berhalangan tetap pengundangan
PERGUB dilakukan oleh pelaksana tugas atau
pelaksana harian sekretaris daerah

Ps. 124 Permendagri 80/2015 - Pembentukan PHD


TINJAUAN LEGAL DRAFTING
RAPERGUB TENTANG
KEBIJAKAN PENGELOLAAN
SISTEM INFORMASI H3

terhadap
MATERI MUATAN RAPERGUB
BAB III
ARAH DAN KEBIJAKAN
Pasal 4 s/d Pasal 6
Jo.
BAB V
PELAKSANAAN
Pasal 8
1. secara umum telah memuat substansi Kebijakan Pengelolaan SIH3
Nasional yang dijadikan acuan Rapergub ini
2. unsur-unsur dari Kebijakan Pengelolaan SIH3 ini seharusnya
dirumuskan dalam batang tubuh (dalam PERGUB dirumuskan dalam
Lampiran)

3. rumusan mengenai pelaksanaan dari Kebijakan Pengelolaan SIH3


belum dirumuskan secara jelas, oleh karenanya sangat diperlukan
rumusan secara rinci mengenai pelaksanaan dari Kebijakan
Pengelolaan SIH3 yang dapat berupa program/kegiatan sebagai
perwujudan dari kebijakan
BAB IV
KOORDINASI DAN KERJASAMA
Pasal 7

1. belum memberikan kejelasan rumusan, misal:


dalam Pasal 7 ayat (1)
a. istilah (norma) Unit Kerja Pemerintah;
b. istilah (norma) Pemerintah Daerah;
c. istilah (norma) Lembaga Non Pemerintah.

2. kejelasan rumusan Pasal 7 ayat (3), yang berbunyi ....


diatur/ditetapkan ...
makna hukum diatur dengan ditetapkan
memiliki konsekuensi hukum yang berbeda
KONKLUSI
PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KEISTIMEWAAN YANG DISELENGGARAKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIY BERDASARKAN PADA

PERDAIS
SEBAGAI SATU-SATUNYA JENIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN UNTUK
MENJABARKAN KEWENANGAN KEISTIMEWAAN

MATERI MUATAN DALAM

PERDAIS
DAPAT BERISI NORMA-NORMA PENGATURAN MENGENAI PEMBAGIAN PERAN
DAN/ATAU PENUGASAN KEPADA KABUPATEN/KOTA DAN DESA DALAM
RANGKA MEREFLEKSIKAN FILOSOFIS KASULTANAN NGAYOGYAKARTA
HADININGRAT DAN KADIPATEN PAKUALAMAN YANG TELAH MEMPUNYAI
WILAYAH, PEMERINTAHAN, DAN PENDUDUK SEBELUM LAHIRNYA NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PADA TANGGAL 17 AGUSTUS 1945

DENGAN TETAP HARMONISASI


DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERKAITAN
LANGSUNG DENGAN PENYELENGGARAAN KEWENANGAN KEISTIMEWAAN
Lihat BAB IV - Ps. 26 s/d Ps. 28 PERDAIS 1/2017 - Pengelolaan dan Pemanfaatan Tanah Kasultanan dan Tanah Kadipaten
SARAN
KEPASTIAN HUKUM TERHADAP PENUGASAN KEWENANGAN
KEISTIMEWAAN KEPADA PEMERINTAHAN DESA HARUS DIATUR DALAM
PERDAIS, yang berisikan norma mengenai:
1. PELAKSANAAN KEWENANGAN ISTIMEWA DAPAT DILAKUKAN OLEH KELEMBAGAAN
YANG ADA DI DESA, BAIK OLEH KELEMBAGAAN YANG MELAKSANAKAN FUNGSI
PEMERINTAHAN DAN/ATAU KELEMBAGAAN KEMASYARAKATAN DESA
Permendagri 8/2017 - Kelembagaan Pemda DIY

2. PENDANAAN PENUGASAN KEWENANGAN ISTIMEWA BERSUMBER DARI DANA


KEISTIMEWAAN YANG DIALOKASIKAN UNTUK KEGIATAN BERSIFAT FISIK yang
SEBAGIAN KECIL DANA PENUGASAN KEWENANGAN ISTIMEWA DAPAT DIALOKASIKAN
SEBAGAI DANA PENUNJANG UNTUK PELAKSANAAN TUGAS ADMINISTRATIF DAN/ATAU
PENGADAAN INPUT BERUPA BARANG HABIS PAKAI DAN/ATAU ASET TETAP
KONKORDASI Ps. 3 ayat (4) PMK 156/2008 - Pedom Pengloan Dana Dekons-TP

3. MEKANISME PENGANGGARAN DAN PELAKSANAAN, PENYUSUNAN PROGRAM DAN


KEGIATAN, SERTA PENCAIRAN DAN PENYALURAN DANA PENUGASAN KEWENANGAN
ISTIMEWA DAPAT DILEGASIKAN PENGATURANNYA KEPADA GUBERNUR MELALUI
PERATURAN GUBERNUR
KONKORDASI Ps. 4 s/d 42 PMK 156/2008 - Pedom Pengloan Dana Dekons-TP
Jo.
PMK 103/2013 - Ttcr Alokasi & Penyaluran DANAIS
URUSAN KEISTIMEWAAN 5
18

PELAKSANAAN KEWENANGAN DALAM


URUSAN KEISTIMEWAAN DIBIDANG
KEBUDAYAAN, PERTANAHAN DAN TATA RUANG
SAAT INI TELAH DILAKSANAKAN OLEH
PEMERINTAH DAERAH DIY
DAN
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI WILAYAH DIY
Pelaksanaan kewenangan dalam urusan Keistimewaan oleh Pemkab/Kota sesuai prinsip-prinsip TP yang diatur dalam UU 23/2014

Anda mungkin juga menyukai