Anda di halaman 1dari 76

Selamat Datang

Peserta Pelatihan Penerapan Kebijakan


(Calon Training of Facilitator)
Pelatihan Dasar CPNS, 2017

(Subtansi Bahan Pelatihan)

Oleh: Widyaiswara Madya, PKP2A I LAN RI

Ir. BAMBANG SUBAGIO, M.Si.


NIP. 19580214 198603 1 010;
Pembina Utama Muda, IV/c
Materi Pemaparan/Presentasi
I. Sistem penyelenggaraan Diklat:
1. Kompetensi yg mau dibangun.
2. Desain kurikulum.
3. Sistem evaluasi peserta.

II. Pembelajaran Mata Diklat:


1. Variasi bahan ajar yg dipergunakan.
2. Desain pembelajaran.
3. Metode pembelajaran yg dipergunakan.
4. Evaluasi pembelajaran.
II. PEMBELAJARAN MATA
DIKLAT:
MANAJEMEN ASN"

KOMITMEN MUTU
MATERI
MANAJEMEN ASN
(KB-2)
2. Konsep Sistem Merit
Dlm Pengelolaan ASN

4
KOMITMEN MUTU
Modul 1: Manajemen ASN (KB-2)

Konsep Sistem Merit Dalam


Pengelolaan ASN: Perencanaan;
Monitoring, Penilaian & Pengemb.;
Kelemb. & Jaminan Sistem Merit
dlm Pengelolaan ASN (KB-2).
KB-2
Konsep Sistem Merit Dlm Pengelolaan ASN

a. Pengantar:
1) Pengelolaan SDM/ASN hrs berkait dgn tujuan & sa-
saran organisasi (strategic alignment), aktivitasnya hrs
mendukung misi organisasi. Dilakukan utk memo-
tivasi & meningkatkan produktivitas peg. dlm me-
laks. tugas shg mampu berkontribusi pd pencapaian
tujuan & sasaran organisasi. Organisasi membu-
tuhkan peg. Yg: jujur, kompeten & berdedikasi.

(M-1 M-ASN Keg. Belajar 1)


(Lanjutan):
2) Utk mendapat profil peg. yg produktif, efek-
tif & efisien, perlu sistem pengelolaan SDM
yg mampu memberi jaminan keaman-
an & kenyamanan bagi individu di-
dalamnya. Sistem yg efisien, efektif, adil,
terbuka/transparan, & bebas kepentingan
politik/individu/kelompok tertentu. Kondisi
ini memberi lingk. yg kondusif bagi peg.
utk bekerja & berkinerja karena merasa
dihargai & diperhatikan oleh organisasi.
(M-1 M-ASN Keg. Belajar 1)
(Lanjutan):
3) Sistem merit berdasarkan obyektivitas dlm
pengelolaan SDM/ASN sbg pilihan utk ber-
bagai Organisasi dlm mengelola SDM.
Kualifikasi, kemampuan, pengetahuan &
keterampilan peg. sbg acuan dlm penge-
lolaan ASN berdasar sistem merit menjadi
fondasi utk memiliki peg. yg kompeten &
bahagia dlm organisasi, mereka memi-
liki kepercayaan diterapkannya keadilan
dlm Organisasinya.
(M-1 M-ASN Keg. Belajar 1)
3. Rangkuman KB-2:
1) Penerapan sistem merit dlm pengelolaan ASN
mendukung pencapaianii tujuan & sasaran Or-
ganisasi & memberi ruang bagi: tranparansi,
akuntabilitas, obyektivitas & keadilan. Bbrp lang-
kah nyata dpt dilakukan utk menerapkan sistem
merit, baik dari sisi perenc. kebutuhan yg berupa
transparansi & jangkauan peng-informasian kpd
masy. maupun jaminan obyektifitas-nya dlm
pelaks. seleksi. Shg instansi pemerintah menda-
patkan peg. yg tepat & ber-integritas utk menca-
pai visi & misi-nya.
(M-1 M-ASN Keg. Belajar 2)
3. Rangkuman KB-2(Lanjutan)
2) Pasca recruitment, dlm organisasi berbagai sistem
pengelolaan peg. hrs mencerminkan prinsip merit
yg sesungguhnya, semua prosesnya didasarkan
pd prinsip-2 yg obyektif & adil bagi peg.
3) Jaminan sistem merit pd semua aspek pengelo-
laan peg. akan menciptakan lingk. yg kondusif
utk pembelajaran & kinerja. Peg. diberikan peng-
hargaan & pengakuan atas kinerjanya yg tinggi,
disisi lain bad performers mengetahui dimana kele-
mahan & diberikan bantuan dari Organisasi utk
meningkatkan kinerja.
(M-1 M-ASN Keg. Belajar 2)
MATERI
MANAJEMEN ASN
(KB-3). Mekanisme
Pengelolaan ASN.

11
KOMITMEN MUTU
Modul 1: Manajemen ASN (KB-3)

Mekanisme Pengelolaan ASN:


Manaj. PNS; Manaj. P3K; Pengisian
Jabatan Pimp. Tinggi Utama &
Madya (KB-3).
2. Rangkuman (KB-3):

1) Manajemen ASN terdiri: Manaj. PNS & Manaj.


PPPK.
2) Manaj. PNS: a). penyusunan & penetapan kebu-
tuhan, b). pengadaan, c). pangkat & jabatan, d).
pengemb. karier, e). pola karier, f). promosi, g).
mutasi, h). penilaian kinerja, i). penggajian &
tunjangan, j). penghargaan, k). disiplin, l). pem-
berhentian, m). jaminan pensisun & hari tua, &
n). perlindungan.
(M-1 M-ASN Keg. Belajar 3)
2. Rangkuman (KB-3, Lanjutan):
3) Manaj. PPPK: a). penetapan kebutuhan; b). penga-
daan; c). penilaian kinerja; d). penggajian & tun-
jangan; e). pengemb. kompetensi; f). pemberian
penghargaan; g). disiplin; h). pemutusan hubungan
perjanjian kerja; & i). perlindungan.
4) Pengisian JPT utama & madya pd: kementerian, ke-

sekretariatan lembaga negara, lembaga nonstruk-


tural, & Instansi Daerah, scr: terbuka & kompetitif di
kalangan PNS, syarat: a). kompetensi, b). kualifika-
si, c). kepangkatan, d). diklat, e). rekam jejak jabat-
an, & f). integritas serta syarat lain yg dibutuhkan
sesuai Ketentuan Per-PU.
(M-1 M-ASN Keg. Belajar 3)
2. Rangkuman (KB-3, Lanjutan):
5) Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti
Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) selama 2 thn terhi-
tung sejak pelantikan, kecuali PPT tsb melanggar
Ketentuan PerPu & tdk lagi memenuhi syarat jabat-
an yg ditentukan. Penggantian PPT utama & madya
sebelum 2 thn dpt dilakukan setelah mendpt perse-
tujuan Presiden. JPT hanya dpt diduduki paling la-
ma 5 thn
6) Dlm pengisian JPT, Pejabat Pembina Kepeg. (PPK)

memberi laporan proses pelaks. kpd KASN. KASN


melakukan pengawasan pengisian JPT, baik berda-
sarkan lap. yg disampaikan oleh PPK maupun atas
inisiatif sendiri. (M-1 M-ASN Keg. Belajar 3)
2. Rangkuman (KB-3, Lanjutan):
7) Peg. ASN dpt jadi Pejabat Negara (PN), dari PNS yg di-
angkat menjadi PN diberhentikan smntara dari jabatan-
nya & tdk kehilangan status sbg PNS.
8) Peg. ASN berhimpun dlm wadah korps profesi Peg. ASN
RI, memiliki tujuan: menjaga kode etik profesi & standar
pelayanan profesi ASN; & mewujudkan jiwa korps ASN
sbg pemersatu bangsa.
9) Utk menjamin efisiensi, efektivitas, & akurasi pengam-

bilan kptsan dlm Manaj. ASN diperlukan Sistem Infor-


masi ASN, diselenggarakan scr nasional & terintegrasi
antar-Instansi Pemerintah.
10)Sengketa Peg. ASN diselesaikan melalui upaya admi-

nistratif, terdiri: keberatan & banding administrative.


(M-1 M-ASN Keg. Belajar 3)
PEMBINAAN & MANAJEMEN ASN 17

1.Presiden selaku pemegang kekuasaan pemerintahan


merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dlm
kebijakan, pembinaan profesi, & Manajemen ASN.

2.Utk menyelenggarakan kekuasaan sebagaimana


dimaksud pd ayat (1), Presiden mendelegasikan
sebagian kekuasaannya kpd.:
Menteri/Kementerian PANRB;
KASN;
LAN; dan
BKN.
Pasal 23 UU ASN
KEWENANGAN & HUB OTORITAS LEMBAGA
Menteri/Kementerian
PANRB BKN
1. Perumusan & penetapan 1. Penyelenggaraan manajemen
kebijakan, ASN
2. Koordinasi & sinkronisasi 2. Pengawasan & pengendalian
kebijakan, pelaksanaan NSPK manajemen
3. Pengawasan atas pelaksanaan ASN (Mengelola Pegawai ASN)
kebijakan ASN;

LAN KASN
Penelitian, pengkajian kebijakan Monitoring, evaluasi kebijakan, &
manajemen ASN, rekomendasi yg mengikat utk
menjamin perwujudan sistem merit
Pembinaan & penyelenggaraan & pengawasan penerapan asas,
Diklat ASN kode etik, & kode perilaku ASN.
STRUKTUR KELEMBAGAAN KASN

PRESIDEN
Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan
dan manajemen ASN

KEMENTERIAN LNS

KEMEN PANRB KASN


Merumuskan kebijakan

1. Menjaga merit system


2. Monev Seleksi JPT
LPNK 3. Laporan ke Presiden
LAN BKN
Melaksanakan Mengelola
Kajian dan diklat pegawai ASN
KOMISI APARATUR SIPIL NEGARA 20

1. Sifat dan Kedudukan: (Pasal 27)


a. Lembaga Non Struktural
b. Mandiri, bebas dari intervensi politik

2. Tujuan : (Pasal 28)


menjamin terwujudnya Sistem Merit dalam kebijakan dan Manajemen ASN;
mewujudkan ASN yang profesional, berkinerja tinggi, sejahtera, dan berfungsi
sebagai perekat NKRI;
mendukung penyelenggaraan pemerintahan negara yang efektif, efisien,
terbuka, dan bebas KKN;
mewujudkan Pegawai ASN yang netral dan tidak diskriminatif dalam pelayanan;
menjamin terbentuknya profesi ASN yang dihormati; dan
mewujudkan ASN yang dinamis dan berbudaya pencapaian kinerja.
FUNGSI & TUGAS KASN 21

Fungsi
mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik/perilaku, penerapan Sistem Merit.
Tugas
a. menjaga netralitas Pegawai ASN;
b. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; dan
c. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Presiden.
Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:
a. melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;
b. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN;
c. menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN;
d. melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan
pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; dan
e. melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN.
WEWENANG KASN 22

Wewenang (Pasal 32)


a. mengawasi setiap tahapan proses pengisian JPT;
b. mengawasi & mengevaluasi penerapan asas, nilai dasar, kode etik/perilaku;
c. meminta informasi dari pegawai ASN dan masyarakat;
d. memeriksa dokumen terkait pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode
perilaku Pegawai ASN; dan
e. meminta klarifikasi dan/atau dokumen yang diperlukan.
Tindak lanjut hasil pengawasan (Pasal 33)
Dalam melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada huruf b, KASN
berwenang untuk memutuskan adanya pelanggaran kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN.
Tindak Lanjut Keputusan KASN 23

Keputusan KASN:
Ada PPK dan PyB wajib
pelanggaran pelanggaran kode etik dan Ditindaklanjuti
kode perilaku Pegawai ASN menindaklanjuti

Tidak
Hasil Ditindaklanjuti
pengawasan
KASN
KASN merekomendasikan kepada Presiden
untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK
dan PyB yang melanggar prinsip Sistem
Tidak ada Merit dan ketentuan peraturan perundang-
pelangaran
undangan.

Sanksi sebagaimana dimaksud berupa:


a. peringatan;
b. teguran;
c. perbaikan, pencabutan, pembatalan, penerbitan keputusan, dan/atau pengembalian pembayaran;
d. hukuman disiplin untuk PyB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. sanksi untuk PPK, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewenangan Menjatuhkan Sanksi 24

Penjatuhan Sanksi atas pelanggaran Sistem Merit:


Presiden selaku pemegang kekuasan tertinggi
pembinaan ASN, terhadap keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian; dan
Menteri PANRB terhadap keputusan yang ditetapkan
oleh Pejabat yang Berwenang, dan terhadap Pejabat
Pembina Kepegawaian di tingkat provinsi dan
kabupaten/kota.
SUSUNAN & KEANGGOTAAN KASN 25

1. KASN, terdiri atas: (Pasal 35)


a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota.
b. 1 (satu) orang Wakil Ketua merangkap anggota
c. 5 (lima) orang anggota.
2. Unsur keanggotaan:
terdiri dari unsur pemerintah dan/atau non-pemerintah
3. Syarat menjadi Anggota KASN
WNI;
setia dan taat kepada Pancasila dan UUDNRI 1945;
berusia paling rendah 50 (lima puluh) tahun pada saat mendaftarkan diri;
tidak sedang menjadi anggota parpol dan/atau tidak sedang menduduki jab.politik;
mampu secara jasmani dan rohani untuk melaksanakan tugas;
memiliki kemampuan, pengalaman, dan/atau pengetahuan di bidang manajemen SDM;
berpendidikan paling rendah strata dua (S2) di bidang AN, manajemen SDM, kebijakan
publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan, dan/atau S2 di bidang lain;
tidak merangkap jabatan pemerintahan dan/atau badan hukum lainnya; dan
tidak pernah dipidana penjara.
ASISTEN KASN 26

KASN dibantu oleh:


Asisten
Pejabat Fungsional keahlian yg dibutuhkan.
Syarat sebagai asisten KASN:
- diangkat & diberhentikan oleh ketua KASN berdasarkan persetujuan
rapat KASN;
- dpt berasal dari PNS maupun non-PNS yg memiliki kualifikasi akade-
mik paling rendah S2 di bidang AN, manajemen publik, manajemen
SDM, psikologi, kebijakan publik, ilmu hukum, ilmu pemerintahan,
dan/atau S2 di bidang lain yg berkaitan dgn manajemen SDM.
- tidak sdg menjadi anggota dan/ pengurus parpol, tdk merangkap
jabatan, serta diseleksi scr terbuka & kompetitif.
- memiliki & melaksanakan nilai dasar, kode etik & kode perilaku serta
diawasi oleh anggota KASN.
PENGANGKATAN & PEMBERHENTIAN 27
ANGGOTA KASN
1. Penetapan (Pasal 37 ayat (1))
Presiden menetapkan Ketua, Wakil Ketua, & Anggota KASN dari
anggota KASN terpilih yg diusulkan oleh tim seleksi.
2. Masa Jabatan (Pasal 37 ayat (2))
Ketua, Wakil Ketua, & anggota KASN ditetapkan untuk masa jabatan
5 thn & hanya dpt diperpanjang utk 1 kali masa jabatan.
3. Pemberhentian: (Pasal 37 ayat (3))
meninggal dunia; mengundurkan diri; tdk mampu jasmani/rohani
shg tdk dpt menjalankan kewajiban sbg anggota KASN;
dihukum penjara berdasarkan keputusan pengadilan yg sdh mem-
peroleh kekuatan hukum yg tetap karena melakukan tindak
pidana kejahatan jabatan; atau
menjadi anggota partai politik dan/atau menduduki jabatan
negara.
28
Seleksi Anggota KASN 29
Menjamin Netralitas Anggota KASN:
Anggota KASN yg berasal dari PNS diberhentikan sementara dari jabatan
ASN.
Anggota KASN yg berasal dari PPPK diberhentikan statusnya dari PPPK.
Anggota KASN yg berasal dari non-pegawai ASN hrs mengundurkan diri
sementara dari jabatan & profesinya.
Tim Seleksi Anggota KASN:
Beranggotakan 5 (lima) org yg dibentuk oleh Menteri.
Tim seleksi dipimpin oleh Menteri & melakukan tugas selama 3 (tiga) bln.
Anggota tim seleksi hrs memiliki pengetahuan & pengalaman di bidang
ASN, rekam jejak yg baik, integritas moral, & netralitas.
Melakukan proses seleksi anggota KASN dgn mengumumkan scr terbuka
lowongan tsb kpd masy. scr luas, melakukan penilaian pengetahuan,
kompe-tensi, integritas moral, rekam jejak calon, & uji publik.
Tim seleksi menyampaikan 2 (dua) kali jumlah anggota KASN utk dipilih &
ditetapkan oleh Presiden.
Majelis Kehormatan KASN 30

KASN memiliki & melaksanakan kode etik & kode peri-


laku.
Dlm hal terjadi pelangggaran kode etik & kode perilaku
sbgmana dimaksud, Presiden membentuk Majelis
kehormatan kode etik & kode perilaku.
Majelis kehormatan kode etik & kode perilaku terdiri
atas:
- 5 (lima) orang yg berasal dari luar KASN &
- memiliki pengetahuan, pengalaman, & kompetensi di
bidang ASN, rekam jejak yg baik, integritas moral, &
netralitas, serta
- berusia paling rendah 55 (lima puluh lima) thn.
Lembaga Administrasi Negara 31

LAN memiliki fungsi:


pengembangan standar kualitas pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN;
pembinaan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN;
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kompetensi manajerial Pegawai ASN baik secara
sendiri maupun bersama-sama lembaga pendidikan dan pelatihan lainnya;
pengkajian terkait dengan kebijakan dan Manajemen ASN; dan
melakukan akreditasi lembaga pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN, baik sendiri maupun
bersama lembaga pemerintah lainnya.
LAN bertugas:
meneliti, mengkaji, dan melakukan inovasi Manajemen ASN sesuai kebutuhan kebijakan;
membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN berbasis kompetensi;
merencanakan dan mengawasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan Pegawai ASN secara
nasional;
menyusun standar dan pedoman penyelenggaraan dan pelaksanaan diklat, serta pemberian
akreditasi dan sertifikasi di bidangnya dengan melibatkan K/L terkait;
memberikan sertifikasi kelulusan peserta pendidikan dan pelatihan penjenjangan;
membina dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan analis kebijakan publik; dan
membina jabatan fungsional di bidang pendidikan dan pelatihan
Kewenangan LAN 32

LAN berwenang:
a. mencabut izin penyelenggaraan pendidikan
dan latihan Pegawai ASN yang melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan rekomendasi kepada Menteri
dalam bidang kebijakan dan Manajemen
ASN; dan
c. mencabut akreditasi lembaga pendidikan
dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak
memenuhi standar akreditasi.
BKN 33

BKN memiliki fungsi:


pembinaan penyelenggaraan Manajemen ASN;
Manajemen ASN dalam bidang pertimbangan teknis formasi, pengadaan,
perpindahan antarinstansi, persetujuan kenaikan pangkat, pensiun; dan
penyimpan informasi Pegawai ASN dan pengembangan Sistem Informasi ASN.
BKN bertugas:
mengendalikan seleksi calon Pegawai ASN;
membina dan menyelenggarakan penilaian kompetensi serta mengevaluasi
pelaksanaan penilaian kinerja Pegawai ASN oleh Instansi Pemerintah;
membina jabatan fungsional di bidang kepegawaian;
mengelola dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian ASN;
menyusun NSPK kebijakan Manajemen ASN;
menyelenggarakan administrasi kepegawaian ASN; dan
mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan NSPK manajemen kepegawaian
ASN
Pejabat Pembina Kepegawaian 34

Presiden selaku pemegang kekuasaan tertinggi pembinaan ASN dpt mendele-


gasikan kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, & pemberhen-
tian pejabat selain pejabat pimpinan tinggi utama & madya, & pejabat fung-
sional keahlian utama kpd.:
Menteri di kementerian;
Pimpinan lembaga di LPNK;
sekretaris jenderal di sekretariat lembaga negara & LNS;
gubernur, di prov.; dan
bupati/walikota, di kab./kota.

Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yg


mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan,
pemindahan, & pemberhentian Pegawai ASN & pembinaan
Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dgn
Ketentuan Per-PU.
Pejabat yang Berwenang 35

Presiden dpt mendelegasikan kewenangan pembinaan Manaje-


men ASN kpd Pejabat yg Berwenang di kementerian, sekjen/
sekretariat LN, sekretariat LNS, Sekda provinsi & kab./kota.
Pejabat yg Berwenang dlm menjalankan fungsi Manajemen ASN
di Instansi Pemerintah berdasarkan Sistem Merit & berkonsultasi
dgn Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-2.
Pejabat yg Berwenang memberikan rekomendasi usulan kpd
Pejabat Pembina Kepegawaian di instansi masing-2.
Pejabat yg Berwenang mengusulkan pengangkatan, pemindahan,
& pemberhentian Pejabat Administrasi & Pejabat Fungsional.
kepada yg
Pejabat Pejabat Pembina
Berwenang Kepegawaian
adalah pejabat ygdimempunyai
instansi masing-masing.
kewenangan
melaksanakan proses pengangkatan, pemindahan, & pember-
hentian Pegawai ASN sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Manajemen PNS 36

Manajemen PNS meliputi:


a.penyusunan dan penetapan kebutuhan;
b.pengadaan;
c.pangkat dan jabatan; i. penggajian dan
d.pengembangan karier; tunjangan;
j. penghargaan;
e.pola karier;
k.disiplin;
f. promosi; l. pemberhentian;
g.mutasi; m.pensiun dan
h.Penilaian kinerja tabungan hari tua;
dan
n.perlindungan.
PENETAPAN KEBUTUHAN & 37
PENGENDALIAN JUMLAH
1. Dasar penetapan kebutuhan :
a. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan berdasarkan
analisis jabatan dan analisis beban kerja.
b. Perencanaan kebutuhan SDM 5 tahun dengan rincian per tahun
berdasarkan prioritas kebutuhan
c. Ditetapkan oleh Menteri secara nasional.

2. Metode: analisis jabatan dan analisis beban kerja

(Pasal 56 UU ASN)
PENGADAAN PNS 38

1. Dasar pengadaan:
- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong
- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri

2. Tahapan :
a. Perencanaan
b. Pengumuman lowongan
c. Pelamaran
d. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang)
e. Pengumuman hasil seleksi
f. Masa percobaan
g. Pengangkatan menjadi PNS
(Pasal 58)
Pangkat & Jabatan 39

PNS diangkat dalam pangkat dan jabatan tertentu.


Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatan PNS yang
menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme, dan pola kerja.
PNS dapat berpindah antar dan antara JPT, Jabatan Administrasi,
dan Jabatan Fungsional di Instansi Pusat dan Daerah berdasarkan
kualifikasi, kompetensi, dan penilaian kinerja.
PNS dapat diangkat dalam jabatan tertentu pada lingkungan
instansi TNI dan Polri yang pangkat/jabatannya disesuaikan dengan
pangkat dan jabatan di lingkungan instansi TNI dan Polri.
Pengembangan Karier 40

dilakukan berdasarkan:
- kualifikasi;
- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);
- penilaian kinerja, dan
- kebutuhan Instansi Pemerintah.
Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan
moralitas.
Pengembangan Kompetensi
Setiap Pegawai ASN memiliki hak & kesempatan utk
mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan &
pelatihan, seminar, kursus, & penataran.
Hrs dievaluasi oleh PyB dan digunakan sbg salah satu dasar dlm
pengangkatan jabatan & pengembangan karier.
Wajib disusun dlm rencana pengembangan kompetensi tahunan
dlm rencana kerja anggaran tahunan instansi.

PNS diberikan kesempatan utk melakukan praktik kerja di


instansi lain di pusat/daerah yg dilakukan melalui pertukaran
antara PNS dgn pegawai swasta dlm waktu paling lama 1 (satu)
thn & pelaksanaannya dikoordinasikan oleh LAN & BKN.

41
PROMOSI PNS 42

Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi
yang dibentuk oleh PyB.
MUTASI PNS
Setiap PNS dpt dimutasi tugas &/ lokasi dlm satu Instansi Pusat, antar-
Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi
Pusat & Instansi Daerah, & ke perwakilan NKRI di luar negeri.
Dilakukan oleh PPK dlm wilayah kewenangannya.
Perpindahan PNS antar kab./kota dlm satu prov. ditetapkan oleh Gubernur
setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh MenDagri setelah memperoleh
pertimbangan Kepala BKN.
Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat/sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat
yg Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala
BKN.
Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.

Mutasi PNS dilakukan dgn memperhatikan prinsip larangan konflik


kepentingan.
Pembiayaan sbg dampak mutasi dibebankan pd APBN & APBD.

43
PENILAIAN KINERJA PNS
Dilakukan berdasarkan:
perencanaan kinerja pd tingkat individu & tingkat unit/organisasi;
Memperhatikan
target, sasaran, hasil, & manfaat yg dicapai, serta perilaku PNS.
Metode
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, & transparan.
Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan scr berjenjang kpd atasan
langsung dari PNS, & dpt mempertimbangkan pendapat rekan kerja
setingkat & bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kpd Tim Penilai Kinerja PNS.

PNS yg penilaian kinerjanya tdk mencapai target kinerja


dikenakan sanksi administrasi sampai dgn pemberhentian
sesuai dgn ketentuan peraturan perundang-undangan.

44
Pemerintah wajib membayar gaji yg adil & layak kpd
PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.
Dibayarkan sesuai dgn beban kerja, tanggungjawab,
& resiko pekerjaan.
Pelaksanaannya dilakukan scr bertahap.
PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah
dibebankan APBD.
Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan & fasilitas
yg meliputi:
tunjangan kinerja & (dibayar sesuai pencapaian
kinerja)
tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat
kemahalan: indeks harga di daerah)
Tunjangan PNS dibebankan pd APBN &
APBD.
PNS yg telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, & prestasi kerja dlm
melaksanakan tugasnya dpt diberikan
penghargaan.
Penghargaan sbgmana dimaksud dpt beru-
pa pemberian:
tanda kehormatan;
kenaikan pangkat istimewa;
kesempatan prioritas utk pengembangan
kompetensi; &/atau
kesempatan menghadiri acr resmi &/atau acr
kenegaraan.
PNS diberhentikan dgn hormat karena:
meninggal dunia;
atas permintaan sendiri;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yg mengakibat-
kan pensiun dini; atau
tdk cakap jasmani &/atau rohani shg tdk dpt menjalankan tugas
& kewajiban.
PNS dpt diberhentikan dgn hormat/tdk diberhentikan karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yg telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dgn hukuman pidana penjara singkat 2 (dua)
thn dgn tdk berencana.
PNS diberhentikan dgn hormat tdk atas permintaan sendiri
karena:
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
PNS diberhentikan tdk dgn hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila &
UUDNRI 1945;
b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yg telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan/tindak pidana kejahatan yg ada hubung-
annya dgn jabatan &/atau pidana umum;
c. menjadi anggota &/atau pengurus partai politik;
atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan penga-
dilan yg telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dgn pidana
penjara paling singkat 2 (dua) thn & pidana yg
dilakukan dgn berencana.
Pemberhentian Sementara PNS
PNS diberhentikan sementara, apabila:
diangkat menjadi pejabat negara;
diangkat menjadi komisioner/ang-
gota lembaga non-struktural; atau
ditahan karena menjadi tersangka
tindak pidana.
Pengaktifan kembali PNS yg diberhen-
tikan sementara dilakukan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian.

49
Batas usia pensiun PNS yaitu:
58 (lima puluh delapan) thn
bagi Pejabat Administrasi;
60 (enam puluh) thn bagi Peja-
bat Pimpinan Tinggi; &
sesuai dgn ketentuan peratur-
an perundang-undangan bagi
Pejabat Fungsional.
Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua
Hak bagi PNS yg berhenti bekerja.
PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
meninggal dunia;
atas permintaan sendiri dgn usia & masa kerja
tertentu;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yg
mengakibatkan pensiun dini; atau
tdk cakap jasmani &/atau rohani shg tdk dpt
menjalankan tugas & kewajiban.
Jaminan pensiun & jaminan hari tua mencakup
jaminan pensiun & jaminan hari tua yg diberikan
dlm program jaminan sosial nasional.
Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah
selaku pemberi kerja & iuran PNS ybs.

51
Perlindungan

Pemerintah wajib memberikan perlindungan


berupa: Mencakup
jaminan kesehatan; jaminan sosial yg
jaminan kecelakaan kerja; diberikan dlm
jaminan kematian; dan program jaminan
bantuan hukum. sosial nasional

-> berupa pemberian bantuan hukum dlm


perkara yg dihadapi di pengadilan terkait
pelaksanaan tugasnya.

52
MANAJEMEN PPPK
Manajemen PPPK meliputi:
a.penetapan kebutuhan;
b.pengadaan;
c.penilaian kinerja;
d.gaji & tunjangan;
e.pengembangan kompetensi;
f. pemberian penghargaan;
g.disiplin;
h.pemutusan hubungan perjanjian kerja;
&
i. perlindungan.

53
PENETAPAN KEBUTUHAN
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
kebutuhan jumlah & jenis jabatan PPPK
berdasarkan analisis jabatan & analisis
beban kerja.
Jenis jabatan yg dpt diisi oleh PPPK diatur
dgn Per-Pres.
Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK
dilakukan utk jangka waktu 5 (lima) thn yg
diperinci per 1 (satu) thn berdasarkan
prioritas kebutuhan.
Kebutuhan jumlah & jenis jabatan PPPK
sebagaimana dimaksud ditetapkan dgn
Keputusan Menteri.
54
PENGADAAN PPPK
Pengadaan PPPK merupakan kegiatan utk memenuhi kebutuhan pd Instansi.
Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:
perencanaan,
pengumuman lowongan,
pelamaran,
seleksi,
pengumuman hasil seleksi, dan
pengangkatan menjadi PPPK.
Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian
secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi
Pemerintah, & persyaratan lain yg dibutuhkan dlm jabatan.
Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK utk masa perjanjian kerja minimal
1 thn & dpt diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian kinerja.
PPPK tdk dpt diangkat scr otomatis menjadi calon PNS. Utk diangkat
menjadi calon PNS, PPPK hrs mengikuti semua proses seleksi yg
dilaksanakan bagi calon PNS & sesuai dgn ketentuan peraturan
perundang-undangan.

55
PENILAIAN KINERJA PPPK
Tujuan:
menjamin objektivitas prestasi kerja yg sdh disepakati berdasarkan perjanjian
kerja.
Metode:
dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu & tingkat unit/organi-
sasi dgn memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yg dicapai, & perilaku
pegawai.
dilakukan scr objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, & transparan.
berada di bawah kewenangan PyB Instansi Pemerintah masing-2, didelegasikan
scr berjenjang kpd atasan langsung dari PPPK.
dpt mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat & bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kpd Tim Penilai Kinerja PPPK.
Hasilnya untuk:
dimanfaatkan utk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja,
pemberian tunjangan, & pengembangan kompetensi.
PPPK yg dinilai oleh atasan & Tim Penilai Kinerja PPPK tdk mencapai target
kinerja yg telah disepakati dlm perjanjian kerja diberhentikan dari PPPK.

56
Gaji & Tunjangan PPPK
Pemerintah wajib membayar gaji yg
adil & layak kpd PPPK.
Gaji sbgmana dimaksud diberikan
berdasarkan beban kerja,
tanggungjawab jabatan, & resiko
pekerjaan.
Gaji dibebankan pd APBN utk PPPK di
Instansi Pusat & APBD utk PPPK di
Instansi Daerah.
Selain gaji, PPPK dpt menerima
tunjangan sesuai dgn Ketentuan Per-
PU.
57
Pengembangan Kompetensi PPPK
PPPK diberikan kesempatan utk
pengembangan kompetensi.
Kesempatan utk pengembangan
kompetensi sbgmana dimaksud
direncanakan setiap tahun oleh
Instansi Pemerintah.
Pengembangan kompetensi
sbgmana dimaksud hrs dievaluasi
oleh PyB & dipergunakan sbg salah
satu dasar utk perjanjian kerja
selanjutnya.
58
Penghargaan PPPK
PPPK yg telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, & prestasi kerja dlm
melaksanakan tugasnya dpt diberikan penghargaan.
Penghargaan sbgmana dimaksud dpt berupa pemberian:
tanda kehormatan;
kesempatan prioritas utk pengembangan kompetensi;
&/atau
kesempatan menghadiri acr resmi &/atau acr
kenegaraan.
PPPK yg dijatuhi sanksi administratif tingkat berat
berupa pemutusan hubungan perjanjian kerja tdk dgn
hormat dicabut haknya utk memakai tanda kehormatan
berdasarkan Undang-Undang ini.
59
Disiplin PPPK
Utk menjamin terpeliharanya tata
tertib dlm kelancaran pelaksanaan
tugas, PPPK wajib mematuhi
disiplin PPPK.
Instansi Pemerintah wajib melaksa-
nakan penegakkan disiplin terhadap
PPPK serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin.
PPPK yg melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin.

60
Pemutusan Hubungan Kerja PPPK
Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dgn hormat:
jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
meninggal dunia;
atas permintaan sendiri;
perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yg mengakibatkan pengurangan
PPPK; atau
tdk cakap jasmani &/atau rohani shg tdk dpt menjalankan tugas & kewajiban
sesuai perjanjian kerja yg disepakati.
Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dgn hormat tdk atas permintaan
sendiri:
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yg telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dgn pidana penjara
paling singkat 2 thn & tindak pidana tsb. dilakukan dgn tdk berencana;
melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
tdk memenuhi target kinerja yg telah disepakati.

61
Pemutusan Hubungan Perkanjian Kerja
Tdk dgn Hormat
melakukan penyelewengan terhadap Pancasila & UUDNRI
1945;
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yg telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan/
tindak pidana kejahatan yg ada hubungannya dgn
jabatan &/atau pidana umum;
menjadi anggota &/atau pengurus partai politik; atau
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yg
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yg diancam dgn pidana penjara paling
singkat 2 (dua) thn/lebih & tindak pidana tsb. dilakukan
dgn berencana.

62
Perlindungan PPPK
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
jaminan hari tua;
jaminan kesehatan;
jaminan kecelakaan kerja;
jaminan kematian; dan
bantuan hukum.
Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, & jaminan
kematian sbgmana dimaksud dlm huruf a, huruf b,
huruf c, & huruf d dilaksanakan sesuai dengan
sistem jaminan sosial nasional.
Bantuan hukum sbgmana dimaksud pd ayat (1) huruf
e, berupa pemberian bantuan hukum dlm perkara yg
dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.

63
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI 64

(M-1 M-ASN Keg. Belajar 1)


Pengisian JPT dari Non-PNS 65

JPT utama & madya tertentu dpt berasal dari non-PNS


dgn persetujuan Presiden yg pengisiannya dilakukan scr
terbuka & kompetitif serta ditetapkan dlm KEPRES.
JPT dpt diisi oleh prajurit TNI & anggota Polri setelah
mengundurkan diri dari dinas aktif apabila dibutuhkan &
sesuai dgn kompetensi yg ditetapkan melalui proses scr
terbuka & kompetitif.
JPT di lingk. Instansi Pemerintah tertentu dpt diisi oleh
prajurit TNI & anggota Polri sesuai dgn kompetensi ber-
dasarkan Ketentuan Per-PU.

(M-1 M-ASN Keg. Belajar 1)


PENGISIAN JPT UTAMA DAN MADYA K/L PUSAT 66

8 Laporan PRESIDEN 7

KEPUTUSAN PRESIDEN
6 JPT TERPILIH
MEMASTIKAN KASN
SISTEM MERIT MENYAMPAIKAN 3 CALON

PENGAWASAN PEMBENTUKAN PIMP K/L /PPK


2 PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
1
KOORDINASI MENYAMPAIKAN
MEMBENTUK 5 3 CALON JPT

PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSAT 67

7 Laporan PRESIDEN 8

Pembatalan, Peringatan
dan Teguran
KASN
6
MEMASTIKAN
SISTEM MERIT
PPK MEMILIH &
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN MENETAPKAN
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 5
1 MEMBENTUK
KOORDINASI PyB MENYAMPAIKAN
3 CALON JPT

4 PENGAWASAN PELAKSANAAN
PANSEL
SELEKSI DAN KEPUTUSAN 3
MENGIKAT MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT MADYA DI DAERAH 68

9 Laporan
PRESIDEN 6
MENYAMPAIKAN
KEPUTUSAN PRESIDEN 8 3 CALON
KASN JPT TERPILIH

PENGAWASAN DAN KEPUTUSAN


MENDAGRI
MEMASTIKAN 7
MENGIKAT
SISTEM MERIT
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN GUBERNUR/ PPK
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
MEMBENTUK MENYAMPAIKAN
1 5 3 CALON JPT
KOORDINASI

PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH 69

8
7 LAPORAN PRESIDEN
Pembatalan,
Peringatan dan
KASN Teguran

MEMASTIKAN
SISTEM MERIT 6
GUBERNUR/PPK MENETAPKAN JPT
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
5
KOORINASI 1 MEMBENTUK PyB MENYAMPAIKAN
3 CALON JPT

PENGAWASAN PELAKSANAAN PANSEL


4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
POLA KARIR JPT 70

Diduduki maksimal selama 5 (lima) tahun.


Pejabat yg habis masa jabatannya hrs mengikuti seleksi/uji
kompetensi kembali utk menduduki jabatan yg sama pd periode
berikutnya.
Pejabat ybs hrs memenuhi target kinerja yg diperjanjikan dgn
atasan.
Pejabat yg tdk memenuhi kinerja yg diperjanjikan dlm waktu 1
(satu) thn pd suatu jabatan, diberikan kesempatan selama 6 (enam)
bln utk memperbaiki kinerjanya.
Dalam hal Pejabat sebagaimana dimaksud tdk menunjukan
perbaikan kinerja, maka Pejabat ybs hrs mengikuti seleksi ulang uji
kompetensi kembali. Dari hasil seleksi ulang tsb Pejabat ybs dpt
dipindahkan pd jabatan lain sesuai dgn kompetensi yg dimiliki/
ditempatkan pd jabatan yg lebih rendah.
ORGANISASI ASN 71

1. Kedudukan: Wadah Korps Profesi Pegawai ASN RI utk menyalurkan


aspirasinya.
2. Tujuan :
a. Menjaga kode etik profesi & standar pelayanan profesi ASN: dan
b. Mewujudkan jiwa korps ASN sbg pemersatu bangsa.
3. Fungsi :
a. Pembinaan & pengembangan profesi ASN
b. Memberikan perlindungan hukum & advokasi terhadap dugaan
pelanggaran sistem merit & masalah hukum dlm melaks. tugas
c. Memberikan rekomendasi kpd majelis kode etik instansi terhadap
pelanggaran kode etik profesi & kode perilaku profesi
d. Menyelenggarakan usaha-2 utk peningkatan kesejahteraan anggota
korps profesi ASN RI sesuai dgn peraturan perudang-undangan
Pasal 109 RUU ASN
SISTEM INFORMASI ASN 72

1. Tujuan: Efisiensi, Efektivitas, Akurasi Pengambilan Keputusan


dlm manajemen ASN.
2. Sifat: Nasional & terintegrasi antar instansi.
3. Pembangunan & pemutakhiran Data scr berkala.
4. Berbasis TI yg mudah diaplikasikan, mudah diakses &
memiliki sistem keamanan terpercaya.
5. Pengelola: BKN & dpt digunakan/diakses oleh instansi terkait
baik utk keperluan update data maupun utk pengambilan
keputusan.
PENYETARAAN 73

Pd saat Undang-2 ini mulai berlaku, terhadap jabatan PNS


dilakukan penyetaraan:
jabatan eselon Ia kepala LPNK setara dgn JPT utama;
jabatan eselon Ia dan eselon Ib setara dgn JPT madya;
jabatan eselon II setara dgn JPT pratama;
jabatan eselon III setara dgn jabatan administrator;
jabatan eselon IV setara dgn jabatan pengawas; dan
jabatan eselon V & fungsional umum setara dgn jabatan
pelaksana,
sampai dgn berlakunya peraturan pelaksanaan mengenai
Jabatan ASN dlm Undang-2 ini.
KETENTUAN TRANSISI 74

Peraturan pelaksanaan Undang-2 ini hrs sdh ditetapkan paling


lambat 2 (dua) thn sejak Undang-2 ini diundangkan.
ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai kode
etik & penyelesaian pelanggaran terhadap kode etik bagi
jabatan fungsional tertentu dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tdk bertentangan dgn Undang-Undang ini.
Pegawai Negeri Sipil Pusat & Pegawai Negeri Sipil Daerah
disebut sbg Pegawai ASN.
KETENTUAN AFIRMATIF 75

Kebijakan & Manajemen ASN yg diatur dalam Undang-2 ini


dilaksanakan dgn memperhatikan:
a. kekhususan daerah-daerah tertentu; dan/atau
b. Warganegara berkebutuhan khusus.

Penjelasan Pasal: Yg dimaksud dgn daerah-daerah tertentu


misalnya daerah yang memiliki otonomi khusus, daerah
tertinggal, daerah konflik, daerah terpencil, daerah istimewa
dan lain-lain.
SEKIAN DAN

Selamat mengikuti TOF,


Semoga Bermanfaat, Amin yra.

Anda mungkin juga menyukai