KOMITMEN MUTU
MATERI
MANAJEMEN ASN
(KB-2)
2. Konsep Sistem Merit
Dlm Pengelolaan ASN
4
KOMITMEN MUTU
Modul 1: Manajemen ASN (KB-2)
a. Pengantar:
1) Pengelolaan SDM/ASN hrs berkait dgn tujuan & sa-
saran organisasi (strategic alignment), aktivitasnya hrs
mendukung misi organisasi. Dilakukan utk memo-
tivasi & meningkatkan produktivitas peg. dlm me-
laks. tugas shg mampu berkontribusi pd pencapaian
tujuan & sasaran organisasi. Organisasi membu-
tuhkan peg. Yg: jujur, kompeten & berdedikasi.
11
KOMITMEN MUTU
Modul 1: Manajemen ASN (KB-3)
LAN KASN
Penelitian, pengkajian kebijakan Monitoring, evaluasi kebijakan, &
manajemen ASN, rekomendasi yg mengikat utk
menjamin perwujudan sistem merit
Pembinaan & penyelenggaraan & pengawasan penerapan asas,
Diklat ASN kode etik, & kode perilaku ASN.
STRUKTUR KELEMBAGAAN KASN
PRESIDEN
Memegang kekuasaan tertinggi pembinaan
dan manajemen ASN
KEMENTERIAN LNS
Fungsi
mengawasi pelaksanaan norma dasar, kode etik/perilaku, penerapan Sistem Merit.
Tugas
a. menjaga netralitas Pegawai ASN;
b. melakukan pengawasan atas pembinaan profesi ASN; dan
c. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Presiden.
Dalam melakukan tugasnya KASN dapat:
a. melakukan penelusuran data dan informasi pada Instansi Pemerintah;
b. melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan fungsi Pegawai ASN;
c. menerima laporan terhadap pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN;
d. melakukan penelusuran data dan informasi atas prakarsa sendiri terhadap dugaan
pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku Pegawai ASN; dan
e. melakukan upaya pencegahan pelanggaran norma dasar, kode etik dan kode perilaku
Pegawai ASN.
WEWENANG KASN 22
Keputusan KASN:
Ada PPK dan PyB wajib
pelanggaran pelanggaran kode etik dan Ditindaklanjuti
kode perilaku Pegawai ASN menindaklanjuti
Tidak
Hasil Ditindaklanjuti
pengawasan
KASN
KASN merekomendasikan kepada Presiden
untuk menjatuhkan sanksi terhadap PPK
dan PyB yang melanggar prinsip Sistem
Tidak ada Merit dan ketentuan peraturan perundang-
pelangaran
undangan.
LAN berwenang:
a. mencabut izin penyelenggaraan pendidikan
dan latihan Pegawai ASN yang melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. memberikan rekomendasi kepada Menteri
dalam bidang kebijakan dan Manajemen
ASN; dan
c. mencabut akreditasi lembaga pendidikan
dan pelatihan Pegawai ASN yang tidak
memenuhi standar akreditasi.
BKN 33
(Pasal 56 UU ASN)
PENGADAAN PNS 38
1. Dasar pengadaan:
- pengisian kebutuhan jabatan yang lowong
- sesuai kebutuhan pegawai yang ditetapkan Menteri
2. Tahapan :
a. Perencanaan
b. Pengumuman lowongan
c. Pelamaran
d. Seleksi (administrasi, kompetensi dasar, dan kompetensi bidang)
e. Pengumuman hasil seleksi
f. Masa percobaan
g. Pengangkatan menjadi PNS
(Pasal 58)
Pangkat & Jabatan 39
dilakukan berdasarkan:
- kualifikasi;
- Kompetensi (teknis, manajerial, sosial kultural);
- penilaian kinerja, dan
- kebutuhan Instansi Pemerintah.
Dilakukan dengan mempertimbangkan integritas dan
moralitas.
Pengembangan Kompetensi
Setiap Pegawai ASN memiliki hak & kesempatan utk
mengembangkan kompetensi antara lain melalui: pendidikan &
pelatihan, seminar, kursus, & penataran.
Hrs dievaluasi oleh PyB dan digunakan sbg salah satu dasar dlm
pengangkatan jabatan & pengembangan karier.
Wajib disusun dlm rencana pengembangan kompetensi tahunan
dlm rencana kerja anggaran tahunan instansi.
41
PROMOSI PNS 42
Setiap PNS yang memenuhi syarat mempunyai hak yang sama untuk
dipromosikan ke jenjang jabatan yang lebih tinggi.
Promosi PNS dilakukan berdasarkan perbandingan objektif antara:
- kompetensi;
- kualifikasi;
- persyaratan yang dibutuhkan oleh jabatan;
- penilaian atas prestasi kerja;
- kepemimpinan, kerja sama, kreativitas; dan
- pertimbangan dari Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi Pemerintah
tanpa membedakan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
Promosi Pejabat Administrasi dan Pejabat Fungsional PNS dilakukan oleh
PPK setelah mendapat pertimbangan Tim Penilai Kinerja PNS pada Instansi
yang dibentuk oleh PyB.
MUTASI PNS
Setiap PNS dpt dimutasi tugas &/ lokasi dlm satu Instansi Pusat, antar-
Instansi Pusat, satu Instansi Daerah, antar-Instansi Daerah, antar-Instansi
Pusat & Instansi Daerah, & ke perwakilan NKRI di luar negeri.
Dilakukan oleh PPK dlm wilayah kewenangannya.
Perpindahan PNS antar kab./kota dlm satu prov. ditetapkan oleh Gubernur
setelah memperoleh pertimbangan Kepala BKN.
Mutasi PNS antar provinsi ditetapkan oleh MenDagri setelah memperoleh
pertimbangan Kepala BKN.
Mutasi PNS daerah ke Instansi Pusat/sebaliknya, ditetapkan oleh Pejabat
yg Berwenang setelah mendapatkan pertimbangan teknis dari Kepala
BKN.
Mutasi PNS antar Instansi Pusat ditetapkan oleh Kepala BKN.
43
PENILAIAN KINERJA PNS
Dilakukan berdasarkan:
perencanaan kinerja pd tingkat individu & tingkat unit/organisasi;
Memperhatikan
target, sasaran, hasil, & manfaat yg dicapai, serta perilaku PNS.
Metode
objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, & transparan.
Berada di bawah kewenangan PyB, didelegasikan scr berjenjang kpd atasan
langsung dari PNS, & dpt mempertimbangkan pendapat rekan kerja
setingkat & bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PNS disampaikan kpd Tim Penilai Kinerja PNS.
44
Pemerintah wajib membayar gaji yg adil & layak kpd
PNS serta menjamin kesejahteraan PNS.
Dibayarkan sesuai dgn beban kerja, tanggungjawab,
& resiko pekerjaan.
Pelaksanaannya dilakukan scr bertahap.
PNS di pusat dibebankan pada APBN, PNS di daerah
dibebankan APBD.
Selain gaji, PNS juga menerima tunjangan & fasilitas
yg meliputi:
tunjangan kinerja & (dibayar sesuai pencapaian
kinerja)
tunjangan kemahalan (dibayar sesuai tingkat
kemahalan: indeks harga di daerah)
Tunjangan PNS dibebankan pd APBN &
APBD.
PNS yg telah menunjukkan kesetiaan,
pengabdian, kecakapan, kejujuran,
kedisiplinan, & prestasi kerja dlm
melaksanakan tugasnya dpt diberikan
penghargaan.
Penghargaan sbgmana dimaksud dpt beru-
pa pemberian:
tanda kehormatan;
kenaikan pangkat istimewa;
kesempatan prioritas utk pengembangan
kompetensi; &/atau
kesempatan menghadiri acr resmi &/atau acr
kenegaraan.
PNS diberhentikan dgn hormat karena:
meninggal dunia;
atas permintaan sendiri;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yg mengakibat-
kan pensiun dini; atau
tdk cakap jasmani &/atau rohani shg tdk dpt menjalankan tugas
& kewajiban.
PNS dpt diberhentikan dgn hormat/tdk diberhentikan karena:
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan pengadilan
yg telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana dgn hukuman pidana penjara singkat 2 (dua)
thn dgn tdk berencana.
PNS diberhentikan dgn hormat tdk atas permintaan sendiri
karena:
melakukan pelanggaran disiplin PNS tingkat berat.
PNS diberhentikan tdk dgn hormat karena:
a. melakukan penyelewengan terhadap Pancasila &
UUDNRI 1945;
b. dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yg telah memiliki kekuatan hukum
tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan
jabatan/tindak pidana kejahatan yg ada hubung-
annya dgn jabatan &/atau pidana umum;
c. menjadi anggota &/atau pengurus partai politik;
atau
d. dihukum penjara berdasarkan putusan penga-
dilan yg telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana dgn pidana
penjara paling singkat 2 (dua) thn & pidana yg
dilakukan dgn berencana.
Pemberhentian Sementara PNS
PNS diberhentikan sementara, apabila:
diangkat menjadi pejabat negara;
diangkat menjadi komisioner/ang-
gota lembaga non-struktural; atau
ditahan karena menjadi tersangka
tindak pidana.
Pengaktifan kembali PNS yg diberhen-
tikan sementara dilakukan oleh
Pejabat Pembina Kepegawaian.
49
Batas usia pensiun PNS yaitu:
58 (lima puluh delapan) thn
bagi Pejabat Administrasi;
60 (enam puluh) thn bagi Peja-
bat Pimpinan Tinggi; &
sesuai dgn ketentuan peratur-
an perundang-undangan bagi
Pejabat Fungsional.
Jaminan Pensiun & Jaminan Hari Tua
Hak bagi PNS yg berhenti bekerja.
PNS diberikan jaminan pensiun apabila:
meninggal dunia;
atas permintaan sendiri dgn usia & masa kerja
tertentu;
mencapai batas usia pensiun;
perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yg
mengakibatkan pensiun dini; atau
tdk cakap jasmani &/atau rohani shg tdk dpt
menjalankan tugas & kewajiban.
Jaminan pensiun & jaminan hari tua mencakup
jaminan pensiun & jaminan hari tua yg diberikan
dlm program jaminan sosial nasional.
Sumber pembiayaan berasal dari pemerintah
selaku pemberi kerja & iuran PNS ybs.
51
Perlindungan
52
MANAJEMEN PPPK
Manajemen PPPK meliputi:
a.penetapan kebutuhan;
b.pengadaan;
c.penilaian kinerja;
d.gaji & tunjangan;
e.pengembangan kompetensi;
f. pemberian penghargaan;
g.disiplin;
h.pemutusan hubungan perjanjian kerja;
&
i. perlindungan.
53
PENETAPAN KEBUTUHAN
Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun
kebutuhan jumlah & jenis jabatan PPPK
berdasarkan analisis jabatan & analisis
beban kerja.
Jenis jabatan yg dpt diisi oleh PPPK diatur
dgn Per-Pres.
Penyusunan kebutuhan jumlah PPPK
dilakukan utk jangka waktu 5 (lima) thn yg
diperinci per 1 (satu) thn berdasarkan
prioritas kebutuhan.
Kebutuhan jumlah & jenis jabatan PPPK
sebagaimana dimaksud ditetapkan dgn
Keputusan Menteri.
54
PENGADAAN PPPK
Pengadaan PPPK merupakan kegiatan utk memenuhi kebutuhan pd Instansi.
Pengadaan calon PPPK dilakukan melalui tahapan:
perencanaan,
pengumuman lowongan,
pelamaran,
seleksi,
pengumuman hasil seleksi, dan
pengangkatan menjadi PPPK.
Penerimaan calon PPPK dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah melalui penilaian
secara objektif berdasarkan kompetensi, kualifikasi, kebutuhan Instansi
Pemerintah, & persyaratan lain yg dibutuhkan dlm jabatan.
Pengangkatan calon PPPK ditetapkan oleh PPK utk masa perjanjian kerja minimal
1 thn & dpt diperpanjang sesuai kebutuhan & penilaian kinerja.
PPPK tdk dpt diangkat scr otomatis menjadi calon PNS. Utk diangkat
menjadi calon PNS, PPPK hrs mengikuti semua proses seleksi yg
dilaksanakan bagi calon PNS & sesuai dgn ketentuan peraturan
perundang-undangan.
55
PENILAIAN KINERJA PPPK
Tujuan:
menjamin objektivitas prestasi kerja yg sdh disepakati berdasarkan perjanjian
kerja.
Metode:
dilakukan berdasarkan perjanjian kerja di tingkat individu & tingkat unit/organi-
sasi dgn memperhatikan target, sasaran, hasil, manfaat yg dicapai, & perilaku
pegawai.
dilakukan scr objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, & transparan.
berada di bawah kewenangan PyB Instansi Pemerintah masing-2, didelegasikan
scr berjenjang kpd atasan langsung dari PPPK.
dpt mempertimbangkan pendapat rekan kerja setingkat & bawahannya.
Hasil penilaian kinerja PPPK disampaikan kpd Tim Penilai Kinerja PPPK.
Hasilnya untuk:
dimanfaatkan utk menjamin objektivitas perpanjangan perjanjian kerja,
pemberian tunjangan, & pengembangan kompetensi.
PPPK yg dinilai oleh atasan & Tim Penilai Kinerja PPPK tdk mencapai target
kinerja yg telah disepakati dlm perjanjian kerja diberhentikan dari PPPK.
56
Gaji & Tunjangan PPPK
Pemerintah wajib membayar gaji yg
adil & layak kpd PPPK.
Gaji sbgmana dimaksud diberikan
berdasarkan beban kerja,
tanggungjawab jabatan, & resiko
pekerjaan.
Gaji dibebankan pd APBN utk PPPK di
Instansi Pusat & APBD utk PPPK di
Instansi Daerah.
Selain gaji, PPPK dpt menerima
tunjangan sesuai dgn Ketentuan Per-
PU.
57
Pengembangan Kompetensi PPPK
PPPK diberikan kesempatan utk
pengembangan kompetensi.
Kesempatan utk pengembangan
kompetensi sbgmana dimaksud
direncanakan setiap tahun oleh
Instansi Pemerintah.
Pengembangan kompetensi
sbgmana dimaksud hrs dievaluasi
oleh PyB & dipergunakan sbg salah
satu dasar utk perjanjian kerja
selanjutnya.
58
Penghargaan PPPK
PPPK yg telah menunjukkan kesetiaan, pengabdian,
kecakapan, kejujuran, kedisiplinan, & prestasi kerja dlm
melaksanakan tugasnya dpt diberikan penghargaan.
Penghargaan sbgmana dimaksud dpt berupa pemberian:
tanda kehormatan;
kesempatan prioritas utk pengembangan kompetensi;
&/atau
kesempatan menghadiri acr resmi &/atau acr
kenegaraan.
PPPK yg dijatuhi sanksi administratif tingkat berat
berupa pemutusan hubungan perjanjian kerja tdk dgn
hormat dicabut haknya utk memakai tanda kehormatan
berdasarkan Undang-Undang ini.
59
Disiplin PPPK
Utk menjamin terpeliharanya tata
tertib dlm kelancaran pelaksanaan
tugas, PPPK wajib mematuhi
disiplin PPPK.
Instansi Pemerintah wajib melaksa-
nakan penegakkan disiplin terhadap
PPPK serta melaksanakan berbagai
upaya peningkatan disiplin.
PPPK yg melakukan pelanggaran
disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
60
Pemutusan Hubungan Kerja PPPK
Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dgn hormat:
jangka waktu perjanjian kerja berakhir;
meninggal dunia;
atas permintaan sendiri;
perampingan organisasi/kebijakan pemerintah yg mengakibatkan pengurangan
PPPK; atau
tdk cakap jasmani &/atau rohani shg tdk dpt menjalankan tugas & kewajiban
sesuai perjanjian kerja yg disepakati.
Pemutusan hubungan perjanjian kerja dilakukan dgn hormat tdk atas permintaan
sendiri:
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yg telah memperoleh
kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana dgn pidana penjara
paling singkat 2 thn & tindak pidana tsb. dilakukan dgn tdk berencana;
melakukan pelanggaran disiplin PPPK tingkat berat; atau
tdk memenuhi target kinerja yg telah disepakati.
61
Pemutusan Hubungan Perkanjian Kerja
Tdk dgn Hormat
melakukan penyelewengan terhadap Pancasila & UUDNRI
1945;
dihukum penjara/kurungan berdasarkan putusan
pengadilan yg telah memiliki kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana kejahatan jabatan/
tindak pidana kejahatan yg ada hubungannya dgn
jabatan &/atau pidana umum;
menjadi anggota &/atau pengurus partai politik; atau
dihukum penjara berdasarkan putusan pengadilan yg
telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana yg diancam dgn pidana penjara paling
singkat 2 (dua) thn/lebih & tindak pidana tsb. dilakukan
dgn berencana.
62
Perlindungan PPPK
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa:
jaminan hari tua;
jaminan kesehatan;
jaminan kecelakaan kerja;
jaminan kematian; dan
bantuan hukum.
Perlindungan berupa jaminan hari tua, jaminan
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, & jaminan
kematian sbgmana dimaksud dlm huruf a, huruf b,
huruf c, & huruf d dilaksanakan sesuai dengan
sistem jaminan sosial nasional.
Bantuan hukum sbgmana dimaksud pd ayat (1) huruf
e, berupa pemberian bantuan hukum dlm perkara yg
dihadapi di pengadilan terkait pelaksanaan tugasnya.
63
PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI 64
8 Laporan PRESIDEN 7
KEPUTUSAN PRESIDEN
6 JPT TERPILIH
MEMASTIKAN KASN
SISTEM MERIT MENYAMPAIKAN 3 CALON
PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA K/L PUSAT 67
7 Laporan PRESIDEN 8
Pembatalan, Peringatan
dan Teguran
KASN
6
MEMASTIKAN
SISTEM MERIT
PPK MEMILIH &
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN MENETAPKAN
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 5
1 MEMBENTUK
KOORDINASI PyB MENYAMPAIKAN
3 CALON JPT
4 PENGAWASAN PELAKSANAAN
PANSEL
SELEKSI DAN KEPUTUSAN 3
MENGIKAT MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT MADYA DI DAERAH 68
9 Laporan
PRESIDEN 6
MENYAMPAIKAN
KEPUTUSAN PRESIDEN 8 3 CALON
KASN JPT TERPILIH
PANSEL
PENGAWASAN PELAKSANAAN
4
SELEKSI DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT 3 MENYELEKSI JPT SECARA TERBUKA
MEKANISME SELEKSI JPT PRATAMA DI DAERAH 69
8
7 LAPORAN PRESIDEN
Pembatalan,
Peringatan dan
KASN Teguran
MEMASTIKAN
SISTEM MERIT 6
GUBERNUR/PPK MENETAPKAN JPT
2 PENGAWASAN PEMBENTUKAN
PANSEL DAN KEPUTUSAN
MENGIKAT
5
KOORINASI 1 MEMBENTUK PyB MENYAMPAIKAN
3 CALON JPT