Gangguan Sistem Saraf Pusat Gangguan Susunan Saraf Perifer
Gangguan Sistem Saraf Pusat Gangguan Susunan Saraf Perifer
GANGGUAN
SISTEM SARAF PUSAT
Disusun oleh
dr Mayang Anggraini Naga
U-EU (Revisi-2014)
1
DESKRIPSI
2
KOMPETENSI
MAMPU:
Memahami bentuk gangguan-gangguan
sistem saraf sentral, kesadaran, koma.
language dan speech, sensoris,
otak kecil dan motoris, berserta teknik
pemeriksaannya, pengenalan ke-12 saraf
cranial dan autonomik
3
TOPIK PEMBAHASAN
Menjelaskan:
- Sistem saraf
- Gangguan sistem saraf sentral
- Tanda-tanda gangguan kesadaran,
koma
- Gangguan lobar dan cerebellum
- Gangguan sensoris dan motoris
- Teknik mengukur gangguan
- 12 saraf cranial dan saraf
automomik 4
GANGGUAN SISTEM SARAF
SISTEM SARAF
Adalah sistem yang mengumpulkan,
menyimpan dan mengkontrol informasi.
FUNGSI:
Respons otomatis terhadap berbagai
stimuli melalui alur reflex, walau ada
juga yang bisa melalui inisiasi akivitas
area kesadaran yang lebih tinggi di otak.
8
Gerak Reflek
9
GANGGUAN SISTEM SARAF (Lanjutan -2)
10
GANGGUAN SISTEM SARAF (Lanjutan -3)
GANGGUAN:
- Kerusakan sampai disfungsi bagian
komponennya:
Di antaranya:
- Gangguan di otak,
- Gangguan di spinal cord,
- Neuropathy,
- Cedera saraf.
11
GANGGUAN SISTEM SARAF (Lanjutan -4)
14
GANGGUAN SISTEM SARAF SENTRAL ... (Lanjutan-2)
15
GANGGUAN KESADARAN
batang otak.
Simtoma:
Kedalaman koma ada berbagai tingkat.
Yang ringan: bisa respons terhadap stimuli
ucapan beberapa kata atau menggerakan
lengan.
Yang berat: tidak dapat menjawab stimuli
keras yang diulang-ulang.
Walau demikian pada koma yang dalam
terkadang masih ada respons otomatic
(bernafas biasa, batuk menguap,
memandang, gerak mata) ini menunjukan
bahwa bagian bawah otak masih berfungsi.
20
Tanda & Gejala Koma (Lanjutan-1)
kematian.
Retrograde amnesia:
Kekuranganmampuan
mengkonsolidasi memori yang
baru/sudah lewat (Gangguan
ada pada traumatic brain injury)
29
MEMORI (Lanjutan-2)
31
HIPPOCAMPUS (Lanjutan)
35
Gangguan berbicara dan berbahasa (lanjutan -3)
36
GANGGUAN berbicara & berbahasa (Lanjutan-4)
43
Limbic System
Sindroma limbic lobe dan temporal
melibatkan
emosi, yakni yang terkait dengan rasa sakit,
senang, marah dan rasa takut.
Sistem limbic kadang disebut sebagai limbic
lobe, ada di bawah batang otak.
48
CELEBELLAR DISORDERS
49
CELEBELLAR DISORDERS (Lanjutan-1)
Cerebellar ataxia:
Inkoordinasi gerak adalah tanda cardinal
lesi cerebellar dan dapat menunjukkan
berbagai manifestasi.
Postural tremor:
Terjadi pada 10% kasus disfungsi
cerebellar. (timbul saat tungkai atau tubuh
diletakkan
dalam posisi tertentu) 52
Cerebellar Disorders (Lanjutan-3)
Dysmetria:
Kurang atau estimasi berlebih dari gerak
yang diperlukan menuju kearah target,
banyak dijumpai pada gangguan
cerebellar.
(nampak sebagai eror untuk menghasil-
kan kekuatan untuk menampilkan gerak
yang diinginkan).
Inisiasi gerak lambat dibanding normal,
namun gagal mengubah arah secara
cepat (ini menimbulkan tremor) 53
Cerebellar Disorders (4)
Dysdiadochokinesis:
Tidak mampu menampilkan pengubahan
gerak dengan cepat.
Gerak lambat tanpa ritme atau
konsistensi.
Scanning speech:
Pronunciation (lafal) kata sangat lambat,
datar tanpa melodi dan ritme. (pada ini
terjadi hipotonus dan inkoordinasi otot
larynx yang mengontrol suara).
54
Cerebellar Disorders (5)
58
GANGGUAN SENSORIS (Lanjutan-2)
62
GANGGUAN GERAK MOTORIS (Lanjutan-1)
63
GANGGUAN GERAK MOTORIS (Lanjutan-1)
66
GANGGUAN GERAK MOTORIS (Lanjutan 4)
1. EEG (elektroencephalography)
Elektrode di pasang di kulit kepala
menghasilkan gambar langsung aktivitas
otak, tidak mampu secara akurat megidenti-
fikasi daerah mana di otak yang
mengeluarkan
sinyal listrik, khususnya sewaktu daerah 68
yang
Teknik Mengukur Aktivitas & Evaluasi Struktur Otak (Lanjutan-1)
2. Positron-Emersion Tomography
Dengan bantuan suntikan zat radioaktif
diikuti
pemeriksaan X-ray berulang-ulang
meme-
takan secara anatomik pola aliran darah.
Diperiksa keadaan saat istirahat dan saat
mengadakan aktivitas
Kelemahan: sifat invasif inherens zat
radioaktif
dan neuron bereaksi lebih cepat dari
69
perubahan aliran darahnya, maka sebagian
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
71
4. CT-Scan
72
CRANIAL NERVES
(SARAF CRANIAL)
74
CRANIAL NERVES (SARAF CRANIAL) (Lanjutan)
76
Autonomik Nervous System (Lanjutan)
78
AUTONOMIC NERVUS SYSTEM (Lanjutan-2)
GANGGUAN
SUSUNAN SARAF PERIFER
Disusun oleh
Dr. Mayang Anggraini Naga
U-IEU (Revisi-2009)
80
DESKRIPSI
81
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
82
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
& POKOK BAHASAN
Menjelaskan:
- Sistem saraf tepi dan berbagai gangguannya
- Sistem saraf otonom, simpatis dan parasimpatis
- Klasifikasi cedera saraf tepi, neurometsis dan
klasifkasi neuropati,
- Teknik pengukuran aktivitas otak &
evaluasi struktur otak,
- Carpal tunnel syndrome, Bells palsy, sciatic dan
thoracic outlet syndrome
- Gangguan motor-neuron (Myasthenia gravis)
- Infeksi yang menyerang saraf
83
SUSUNAN SARAF PERIFER
Susunan saraf perifer (tepi) terdiri dari saraf-
saraf yang berjalan antara otak atau korda
spinalis dan bagian tubuh lainnya.
86
SISTEM SARAF OTONOM
Serat saraf otonom meninggalkan korda
spinalis dan mempersarafi otot jantung dan
polos, kulit, organ dalam, serta kelenjar
endokrin dan eksokrin.
89
SISTEM SARAF SIMPATIS (Lanjutan)
91
SISTEM SARAF PARASIMPATIS
Reseptor:
Reseptor asetilkolin praganglion untuk serat
simpatis dan parasimpatis = reseptor
nikotinik (dapat dirangsang oleh nikotin)
Reseptor asetilkolin pascaganglion = reseptor
muskarinik (bisa dirangsang oleh racun
jamur muskarin).
93
SISTEM SARAF SOMATIK
95
Tidak terdapat neuron motorik inhibitorik.
TEKNIK PENGUKURAN AKTIVITAS &
EVALUASI STRUKTUR OTAK
ELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG)
Mengukur aktivitas listrik otak melalui
elektrode-elektrode yang diletakkan di kulit
kepala.
96
ELEKTROENSEFLOGRAFI Lanjutan)
97
PET (POSITRON-EMISSION TOMOGRAPGY)
98
PET (Lanjutan-1)
99
PET (Lanjutan-2)
Keterbatasan PET:
100
MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING)
101
PRINSIP MRI
105
GANGGUAN SARAF TEPI
(PERIPHERAL NERVOUS DISORDERS)
2. Axonotmesis:
Ini timbul bila axon rusak namun jaringan
ikat pembungkus yang memproteksi saraf
tetap intact.
110
KLASIFIKASI CEDERA SARAF TEPI (Lanjutan-2)
3. Neurotmesis:
Ini terjadi akibat kerusakan komplit serabut
dan endoneuronnya, juga menghasilkan
kehilangan axon, berikut jaringan
ikat
perlindungannya yang juga rusak di
site
cedera.
Umum timbul akibat luka tembak, atau
tusuk atau cedera avulsion yang
merusak sarafnya.
111
Klasifikasi Cedera Saraf Tepi (Lanjutan-3)
112
Klasifikasi Cedera Saraf Tepi (Lanjutan-4)
remyelinisasi.
KLASIFIKASI NEUROPATHY
Gejala:
Adanya defisit distal daerah yang
terinervasi saraf panjang timbul bentuk
gangguan neuropathy dengan gejala:
- tingling,
- prickling,
- burning,
- bandlike dysesthesis dan
- paresthesis pada kaki.
116
GANGGUAN SARAF TEPI (Lanjutan-1)
118
GANGGUAN SARAF TEPI (Lanjutan-3)
Contoh:
Apabila seorang bisa bertahan terhadap
laserasi saraf median di regio tangan,
yang tidak memiliki inervasi autonomic,
maka kulitnya halus dan tidak berkeringat
atau keriput.
121
NEUROTMESIS
122
NEUROMETSIS (Lanjutan)
Gejala: - baal,
- kesemutan,
- tingling,
- sakit atau
- kelemahan otot
bergantung kepada saraf yang terkena
gangguan. 125
NEUROPATHY (Lanjutan-1)
- Gangguan autoimune:
- rheumatoid
- arthritis,
- SLE,
- perarteritis nodosa
- Sekunder akibat malignansi:
- Kanker paru,
- lymphoma,
- leukemia.
- Inhereted: Peroneal muscular
atrophy.
127
NEUROPATHY (Lanjutan-3)
Contoh:
- Distal Neurpathy (N) = kerusakan pada
ujung jauh dari otak/korda spinalis.
- Alcoholic neuropathy.
129
Neuropathy (Lanjutan-5)
NEURITIS:
Istilah yang sering digunakan
manggantikan
neuropathy.
Causa: DM
Hipovitaminose (Vit B, alkoholisme,
gangguan metabolisme)
Uremia,
Infeksi leprosy,
Keracunan lead,
Keracunan obat-obatan.
Radang saraf pada Guillan-Barre
Syndrome.
131
Neuropathy (Lanjutan-7)
Jarang terdeterminasi.
Charcot-Marie-Tooth Disease (CMT) atau
peroneal muscular atrophy, yang melibatkan
gangguan saraf motoris dan sensoris yang
diturunkan.
Ditemukan oleh 3 ahli: Jean Martin Charcot,
Pierre Marie, dan Howard Henry Tooth (1880-
an) Gangguan dimulai dengan saraf peroneal
dan menyerang otot kaki dan tungkai bawah.
Kemudian menjalar progresif ke otot tangan
dan lengan bawah.
Neuropathy CMT umum terjadi pada 1/2500
di USA. Timbul di masa kanak-2. 133
HEREDITER NEUROPATHY (Lanjutan)
134
METABOLIC NEUTOPATHY
DIABETIC NEUROPATHY
Ini merupakan komplikasi umum pada
diabetes mellitus, sebagai gangguan
progresif kerusakan serabut saraf dan atropi,
perubahan fungsi neuron, kehilangan
sensasi dan fungsi motoris yang semakin
parah.
Yang terkena biasanya adalah bagian distal,
simetris dan disebut diabetic polyneuropathy.
Walau timbul hanya unilateral, gangguan
sarafnya mudah nampak. DM dapat
melibatkan berbagai saraf maka
neuropathynya jarang tunggal ( 135
polyneuropathy)
DIABETIC NEUROPATHY (Lanjutan)
Diagnosis:
Berdasarkan riwayat
sakit/hidup/pekerjaan,
dan pemeriksaan klinis, berikut EMG bisa
mendeteksi fibrilasi potensial.
139
NEURALGIA
140
NEURALGIA (Lanjutan)
142
GANGGUAN LAIN-LAIN (Lanjutan-1):
Neurofibromatosis
(inhereted = von Recklinghausens
disease)
- Timbul di kulit, apabila timbul pada
saraf sentral
epilepsi,
gangguan pendengaran dan
pengelihatan.
143
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Gejala:
Baal, kesemutan dan rasa sakit di
daerah ibu jari (tangan), telunjuk dan
jari tengah yang akan semakin sakit
pada malam hari.
Causa:
Tekanan pada saraf median yang lewat
masuk carpal tunnel di bawah ligament
di daerah bagian depan pergelangan
tangan.
Saraf median mengangkut pesan
sensoris dari ibu jari sebagian, dan jari
lain berikut stimuli motoris ke otot tangan
kerusakannya akan menimbulkan rasa
kesemutan, kaku dan lemah. 145
CARPAL TUNNEL SYNDROME (Lanjutan-2)
Causa:
Terbanyak adalah hernia diskus
intervertebralis
yang menekan akar saraf spinal. 147
SCIATICA (Lanjutan)
148
BELLS PALSY
151
THORACIC OUTLET SYNDROME
Terapi:
- Exercise untuk memperbaiki posture
tubuh,
- NADS dan
- Muscle-relaxant.
Terapi: antitoxin
161