lebih menarik daripada ikan betina seperti bentuk tubuh, corak warna tubuh dan sirip. (Sarida et al., 2011) - Fertilisassi internal dan ovovivipar (Amano et al., 2007; Ganguly, 2013) - Jumlah anakan ikan guppy per induk berkisar antara 12 - 60 ekor. (Shahjahan et al., 2013) Jantan, Betina Ikan Guppy - Guppy jantan juga dapat diidentifikasi dengan adanya gonopodium (modifikasi sirip anal) sebagai tempat saluran sperma.
- Guppy betina ditandai dengan adanya bintik hitam
pada lubang urogenitalnya atau pada sirip analnya membulat (Soelistyowati et al., 2007) Diferensiasi Kelamin - Guppy memiliki waktu mulai diferensiasi kelamin pada saat embriogenesis dan larva (Arfah 1997; Piferrer 2001) - Sampai larva berumur 12 hari (Arfah 1997) - Diferensiasi testis pada ikan guppy terjadi sekitar 8 hari sebelum dilahirkan (Hunter & Donaldson, 1983) Betina -> Jantan ??? - Gonad akan berdiferensiasi menjadi jantan apabila terdapat hormon testosteron, sebaliknya gonad akan berdiferensiasi menjadi betina apabila terdapat hormone estradiol
(Hunter & Donaldson, 1983 dalam Piferrer, 2001)
Faktor Pendukung Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pengarahan jenis kelamin : - Jenis ikan - Jenis hormon - Dosis hormon - Lama perlakuan - Cara pembarian hormon - Waktu dimulainya perlakuan dan suhu air
(Hunter and Donaldson 1983; Piferrer 2001; Strussmann et al. 2005)
Teknologi hormonal sex reversal ..? Pemanfaatkan fase diferensiasi kelamin. Pada fase tersebut, gonad masih bipotensial, dan dapat diarahkan menjadi jantan atau betina (plastisitas kelamin). Plastisitas kelamin pada golongan teleostei dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan bahan kimia endokrin-aktif eksogen, selain dari faktor genetik.
(Blazquez et al. 1995; Kitano et al. 2000; Bertolla-
Afonso et al. 2001; Galbreath et al. 2003). Metiltestosteron Berbahaya ??? - Bahan kimia endokrin aktif eksogen berupa 17 alpha metiltestosteron (MT) adalah bahan yang paling banyak digunakan untuk memproduksi ikan populasi jantan (Sarida et al., 2011)
- hormon methyltestosteron pada induk guppy dapat
melahirkan anak jantan sebesar 100% (Takahashi 1975; Zairin et al., 2002) - penggunaan MT pada dosis tinggi dalam waktu yang singkat, dapat menyebabkan ikan steril
(Hunter & Donaldson 1983; Pandian &
Sheela 1995; Arslan & Phelps 2004)
- Pengunaan MT akhir akhir ini menimbulkan kritik
dikarenakan MT berpotensi mengganggu sistem endokrin, hypoksia pada manusia, ikan dan hewan lain yang terdedah baik secara langsung maupun tidak langsung
(Contreras-Sanchez 2000; Lagana et al. 2001;
Vick & Hayton 2001) Bahan Alami? Madu??? - Madu mengandung senyawa chrysin yang berfungsi sebagai aromatase inhibitor alami. (IJEACCM, 2006) - Inhibitor aromatase merupakan penghambat dari reaksi enzim aromatase sehingga tidak terjadi biosintesa estrogen, akibatnya hanya akan muncul efek maskulinisasi (Davis et al. 1990; Callard et al. 1990; Brodie et al. 1999; Sever et al. 1999; Dhawan et al. 2002; Young et al. 2005) Penyerapan Madu - ikan guppy akan melakukan penyerapan madu melalui proses difusi pada bagian tubuh dan insang. Sehingga, untuk mencapai embrio madu akan melalui proses metabolisme dalam tubuh yang akan mempengaruhi kuantitas madu pada embrio dalam mengarahkan perkembangan kelamin menjadi jantan pada ikan guppy.
(Sarida et al., 2010)
Perlakuan Jantanisasi
(Soelistyowati et al., 2007)
(Soelistyowati et al., 2007) Metode 1. Induk Jantan dan Betina 1:2 2. Pencampuran induk selama 4 hari 3. Hari ke-5 induk dipisahkan 4. Induk betina yang sudah dikawinkan dibagi secara acak sesuai dengan perlakuan. Ikan-ikan yang menunjukan gejala tingkat kematangan gonad lanjut ditandai dengan pembesaran pada bagian perut dan warna hitam pada sekitar daerah perutnya. 5. Hari ke-12 setelah pembuahan, induk betina direndam madu selama 10 jam dengan dosis 60 ml/l
(Soelistyowati et al., 2007)
- Keberhasilan pengarahan kelamin jantan pada ikan gapi terkait dengan kadar kalium dan mineral lainnya yang terdapat dalam madu. (Soelistyowati et al., 2007)
- Setiap 100 gram madu terkandung 2051676 ppm Kalium, 4951 ppm Kalsium, 1935 ppm Magnesium dan 18 ppm Natrium. (Marhiyanto 1999; Riyanto; 2001)
- Jenis kelamin (seks determinasi) ditentukan oleh gen dan faktor
perubahan lingkungan sekitarnya seperti temperatur dan lainnya (Shapiro dalam Redding dan Pation, 1993)
- Faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap diferensiasi kelamin
ikan adalah temperatur (Korpelainin dalam Strussman dan Patino 1995) - Ikan gapi yang merupakan jenis ikan air tawar mempunyai cairan tubuh yang bersifat hiperosmotik terhadap lingkungannya sehingga air cenderung masuk ke tubuhnya secara difusi melalui permukaan tubuh yang semipermeabel.
- Diduga masuknya madu pada saat perendaman induk ini
bersamaan dengan masuknya air secara difusi ke dalam tubuh, kemudian masuk ke peredaran darah dan mencapai organ target (embrio). (Soelistyowati et al., 2007) - Waktu dan lama perendaman juga mempengaruhi diferensiasi seks terutama jika diberi perlakuan tepat pada saat kritis sedang berlangsung
- Fase kritis yaitu pada saat terjadinya diferensiasi alami
atau periode labil perkembangan gonad anak ikan gapi.
- Proses perendaman yang efektif dilakukan pada saat
embrio mencapai fase bintik mata karena pada saat itu perkembangan otak masih sangat labil sehingga mudah untuk diarahkan
(Soelistyowati et al., 2007)
DAFTAR PUSTAKA Palupi, E. S., dan G. E. Wijayanti. Tth. Domestifikasi Ikan Guppy (Poecilia reticulatal) yang Terpapar Limbah Cair Batik Sarida, M., Tarsim, dan E. Barades. 2010. Penggunaan Madu dalam Produksi Ikan Guppy Jantan (Poecillia reiculata) Sarida, M. D. D. Putra, dan H. S. Y. Marsewi. 2011. Produksi Monoseks Guppy (Poecilia reticulata) Jantan dengan Perendaman Induk Bunting dan Larva dalam Propolis Berbagai Aras Dosis. Zoo Indonesia. 20 (2) : 1-10 Soelistyowati, D. T., E. Martati dan H. Arfah. 2007. Efektivitas Madu terhadap Pengarahan Kelamin Ikan Gapi (Poecilia reticulate Peters). Jurnal Akuakultur Indonesia. 6 (2) : 155 160 TERIMA KASIH